Anda di halaman 1dari 17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI STRADDLE INJURY

Straddle injury adalah cedera yg timbul akibat jatuh mengenai benda diantara

kedua kaki. Non-straddle blunt inury terjadi akibat tertabrak benda yang tidak

berhubungan dengan jatuh. Straddle injury merupakan etiologi trauma genitalia

terbanyak pada anak perempuan <14tahun. Hal tersebut dapat terjadi akibat terjatuh

mengenai kerangka sepeda, anak tangga, bak mandi, peralatan bermain, atau bagian

dari perabot rumah tangga seperti lengan kursi.2,4

B. EMBRIOLOGI VULVA

Traktus urogenital merupakan bagian tubuh wanita yang terbentuk dari 3 lapisan

embriologi (ektoderm, endoderm, dan mesoderm). 10

Tabel 1. Asal embriologi traktus urogenital wanita


Asal Embriologi Struktur
Ektoderm Kulit labia mayora dan sebagian labia mayora

Endoderm Vestibular vulva, Vesica Urinaria (kecuali trigonum)

Mesoderm Membran hymen, dinding posterior uretra, trigonum vesica

urinaria

Dikutip dari kepustakaan Miranda E. Varage, 2006

2
Pada minggu kelima periode embrional, kloaka terbagi oleh septum urorektal,

yang nantinya septum ini berkembang menjadi perineum. Lipatan jaringan anterior

pada kloaka berkembang menjadi traktus urogenital dan lipatan bagian posterior

berkembang menjadi anus. Lipatan anterior bertemu di medial membentuk tuberkel

genital dan nantinya akan berkembang menjadi klitoris. Sisi tuberkel genital, lipatan

urogenital akan menjadi labia minora. Rendahnya stimulasi androgen menjadikan sisi

lipatan urogenital berkembang membesar menjadi labia mayora. 10

C. ANATOMI GENITALIA EKSTERNA

Organ genitalia eksterna atau vulva yakni meliputi seluruh struktur eksternal yang

dapat dilihat mulai dari pubis sampai perineum, yaitu mons veneris, labia mayora dan

labia minora, klitoris, selaput dara (hymen), vestibulum, muara uretra, berbagai

kelenjar, dan bulbus vestibuler. 11

- Mons veneris

Disebut juga mons pubis, merupakan bagian yang menonjol di atas simfisis

dan pada perempuan setelah pubertas tertutup oleh rambut kemaluan. Pada

perempuan umumnya batas atas rambut melintang hingga pinggir atas simfisis

sedangkan ke bawah hingga sekitar anus dan paha. 11

- Labia mayora

Terdiri atas bagian kanan dan kiri, lonjong mengecil ke bawah, terisi oleh

jaringan lemak yang serupa dengan yang ada di mons veneris. Ke bawah dan ke

belakang, labia mayora bertemu dan membentuk kommisura posterior. Labia mayora

3
analog dengan scrotum pada pria. Ligamentum rotundum berakhir di batas atas labia

mayora. Struktur pada labia mayora di bawah kulit yakni terdapat massa lemak dan

mendapat pasokan pleksus vena yang bila cedera dapat menimbulkan hematoma. 11

Ukuran labia mayora tergantung kandungan lemaknya. Diperkirakan masing-

masing dapat berukuran panjang 7 – 8 cm dan lebar 2 – 3 cm pada wanita dewasa.

Setiap labium mayora memiliki 2 permukaan dengan permukaan terluar mengandung

pigmen, dapat ditumbuhi rambut pubis, memiliki glandula sebasea, glandula apokrin,

dan kelenjar ekrin. Sedangkan lapisan dalam mengandung kelenjar sebasea, apokrin,

ekrin, namun tidak terdapat folikel rambut.12

- Labia minora

Disebut juga nymphae yakni suatu lipatan tipis dari kulit bagian dalam labia

mayora. Ke depan labia minora akan bertemu di bawah klitoris membentuk frenulum

klitoridis. Ke belakang labia minora juga akan bersatu dan membentuk fossa

navikulare. Fossa navikulare pada wanita yang belum bersalin akan tetap utuh cekung

seperti perahu sedangkan pada wanita yang pernah melahirkan akan terlihat tebal dan

tidak rata. 11

Kulit pada labia minora mengandung banyak kelenjar (glandula sebasea) dan

juga ujung-ujung saraf yang menyebabkan struktur ini sangat sensitif. Jaringan ikat

mengandung banyak pembuluh darah dan beberapa otot polos yang menyebabkan

struktur ini dapat mengembang. Tidak terdapat jaringan adipose pada struktur ini 11,12

4
Gambar 6. Genitalia Eksterna (Vulva/pudendum) dan area perineum

Dikutip dari kepustakaan Miranda E. Varage dan Howard Maibach, 2006

Gambar 7. Regio anal dan regio urogenitalis

Dikutip dari kepustakaan Sultan Abdul H, Thakar Ranee, dan Fenner Dee, 2007

- Klitoris

Struktur yang pendek, silinder, dengan ukuran 2 – 3 cm yang berbentuk

seperti kacang, tertutup oleh preputium klitoridis dan terdiri atas glans klitoridis,

5
korpus klitoridis, dan dua krura yang menggantungkan klitoris ke os pubis. Struktur

ini merupakan homolog penis pada pria. Seperti pada penis, klitoris memiliki

ligamentum suspensorium dan 2 otot kecil yakni ischiocavernosus yang terinsersi

pada dua krura.11,12

Glans klitoridis pada wanita dewasa dapat memiliki lebar hingga 1 cm dengan

panjang rata-rata 1,5 hingga 2 cm.11

- Vestibulum

Berbentuk lonjong dengan ukuran panjang dari depan ke belakang dan

dibatasi oleh di anterior oleh klitoris, di lateral kanan dan kiri oleh labia minora, dan

di inferior oleh perineum (fourchette). Embriologik sesuai dengan sinus urogenitalis.

Sekitar 1 hingga 1,5 cm di bawah klitoris terdapat orifisium uretra eksterna (lubang

kemih) berbentuk membujur sekitar 4-5 mm dan tidak jarang sukar ditemukan karena

sering tertutup oleh lipatan-lipatan selaput vagina.11

Di sisi kanan dan kiri bawah ostium uretra eksterna terdapat ostia saluran

Skene (duktus parauretral). Duktus ini analog dengan kelenjar prostat pada laki-laki.12

Di kiri dan kanan bawah dekat fossa navikulare terdapat kelenjar Bartholin.

Kelenjar ini berukuran dengan diameter kurang lebih 1 cm, terletak di bawah otot

konstriktor kunni dan mempunyai saluran kecil sepanjang 1,5 – 2 cm yang bermuara

di vestibulum, tidak jauh dari fossa navikulare. Kelenjar bartholin homolog dengan

kelenjar bulbouretra (Glandula Cowper) pada lelaki. Secara histologik kelenjar ini

disusun oleh epitel kuboid sedangkan duktus nya tersusun oleh epitel transisional.

Duktus ini menghasilkan mukus untuk mempertahankan lubrikasi yang adekuat. 10,12

6
- Bulbus vestibuli sinistra dan dekstra

Merupakan pengumpulan vena yang terletak di bawah selaput lendir

vestibulum, dekat ramus ossis pubis. Panjangnya 3-4 cm dengan lebar 1 – 2 cm dan

tebalnya 0,5 – 1 cm. Bulbus vestibuli mengandung banyak pembuluh darah, sebagian

tertutup oleh muskulus iskio kavernosus dan muskulus konstriktor vagina. Secara

embriologik bulbus vestibuli ini sesuai dengan korpus kavernosum penis lelaki. Pada

waktu persalinan biasanya kedua bulbus tertarik ke arah atas, ke bawah arkus pubis,

akan tetapi bagian bawahnya yang melingkari vagina sering mengalami cedera dan

sekali-sekali timbul hematoma vulva atau perdarahan. 11

- Introitus vagina

Mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Pada seorang virgo

introitus vagina selalu dilindungi oleh labia minora, ditutupi oleh selaput dara

(hymen) yang merupakan membran mukosa. Hymen ini mempunyai bentuk berbeda-

beda dari yang semilunar (bulan sabit) hingga yang berlubang atau yang bersekat

(septum) seperti yang ditunjukkan oleh gambar. Konsistensi hymen berbeda-beda

mulai dari yang kaku hingga lunak. Secara histologik hymen ditutupi oleh epitel

skuamosa bertingkat pada seluruh sisinya dan mengandung jaringan fibrosa dengan

sedikit pembuluh darah kecil. Setelah persalinan hymen yang robek di beberapa

tempat sehingga yang dapat terlihat adalah sisa-sisanya (karunkula himenalis).12

7
Gambar 8. Hymen pada wanita dewasa.

Dikutip dari kepustakaan Miranda E. Varage, 2006

- Perineum

Terletak antara vulva dan anus, dengan panjang rata-rata 4 cm. jaringan yang

mendukung perineum terutama diafragma pelvis dan diafragma urogenitalis.

Diafragma pelvis terdiri dari muskulus levator ani dan otot koksigeus posterior serta

fascia yang menutupi kedua otot ini. Diafragma urogenitalis terletak eksternal dari

diafragma pelvis, yaitu di daerah segitiga antara tuber ischiadica dan simfisis pubis.

Diafragma ini memisahkan pelvis dengan perineum. Diafragma urogenitalis meliputi

muskulus transversus perinei profunda, otot konstriktor uretra dan fascia internal

maupun eksternal yang meliputinya. Pada fascia internal ini berlekatan muskulus

bulbospongiosus dan krura. Perineum mendapat pasokan darah terutama oleh arteria

pudenda interna dan cabang-cabangnya. 12

Fascia Colles’

Vulva terbagi menjadi kompartemen superfisial dan kompartemen bagian

dalam yang dipisahkan oleh lapisan jaringan ikat transversal bilateral, yang disebut

fascia colles (perineal superfisial) dimana lapisan jaringan ikat ini merupakan

kelanjutan dari fascia dalam dinding abdominal anterior. Kompartemen superfisial

8
terdiri dari kulit, jaringan fibromuskular atau lemak subkutaneus tergantung dari

letaknya. Kompartemen dalam merupakan ruangan perineal yang terdiri dari bagian

dalam klitoris, bagian dalam membran uretra, bulbus vestibule, kelenjar Bartholin, 3

pasang otot skeletal dan bagian dalam badan perinal.12

Sel-Sel epithelial dan reseptor-reseptor hormon

Kulit dan mukosa vulva, uretra, dan vagina memiliki mekanisme

pertahanan/imunitas yang disebut dengan MALT (mucosa-associated lymphoid

tissue) dan SALT (skin associated lymphoid tissue). Di seluruh epitel dan stroma

vulva terdapat limfosit intraepitelial. Terdapat pula sel-sel Langerhans yang

merupakan jenis histiosit bagian dari sistem SALT dan MALT yang berfungsi

sebagai pembawa antigen dengan bermigrasi dari epitel ke nodus limfatikus dan

memasuki sistem limfatik ke sirkulasi vena.12

Epitel, jaringan stroma dan jaringan lemak vulva dan vagina memiliki reseptor

hormon esterogen dan progesteron yang berrespon pada siklus hormon ovarium.

Reseptor ini secara perlahan menghilang pada area transisi kulit mukosa dan tidak

lagi ditemukan pada kulit yang mengandung keratin.10

Vaskularisasi dan drainase limfatik

Vaskularisasi vulva yakni utamanya berasal dari percabangan arteri iliaka dan

arteri femoralis secara bilateral. Arteri iliaka interna bercabang menjadi arteri

pudendal interna dan arteri pudendal eksterna. Arteri pudendal interna masuk ke

perineum melalui foramen skiatika minor yang menyuplai bagian medial, bagian

dalam vulva, jaringan erektil dan labia dengan memberikan percabangan sebagai

9
arteri rektal inferior, arteri perineal, arteri bulbus vestibuli yang menyuplai kelenjar

Bartholin dan bulbus vestibuli, arteri klitoris bagian dalam yang menyuplai krux

klitoris, dan arteri klitoris dorsalis. Percabangan ini menembus fascia inferior

diafragma urogenitalis dan memasuki ruang perineal superfisial. Arteri pudendal

eksterna berjalan bersama dengan ligamentum masuk menyuplai labia mayora dan

beranastomosis dengan percabangan arteri pudendal interna yang juga menyuplai

labia. Aliran darah vena melalui vena pudendal internal dan eksternal yang memasuki

vena saphena magna.12 Drainase limfatik secara primer yakni melalui nodus

limfatikus inguinal yang turun mengikuti vena dorsal klitoris dan langsung menuju

nodus limfatikus iliaka.10

Inervasi

Inervasi vulva berasal dari percabangan beberapa nervus. Suplai nervus

motorik dan sensoris berasal dri L1 hingga S4. Termasuk di dalamnya nervus

ilioinguinal, cabang genital nervus genitofemoral, cabang perineal nervus kutaneus

femoral lateral, dan cabang perineal nervus pudendus. Cabang perineal nervus

pudendus menyuplai motorik dan sensorik sebagian besar area vulva, distal vagina,

dan kanalis anal. Nervus ilioinguinal yang berasal dari pleksus lumbalis bercabang

menjadi nervus labialis anterior yang menginervasi labia mayora anterior. 12

D. PATOFISIOLOGI & ETIOLOGI

Cedera pembuluh darah superfisial ligamentum dapat menyebabkan hematoma

vulva. Jaringan vulva dan paravaginal merupakan jaringan ikat longgar sehingga

10
sejumlah besar kehilangan darah pada hematoma dapat terjadi meskipun belum

memberikan gejala. Jika cedera pembuluh darah terjadi lebih dalam hematoma

vaginal atau subperitoneal dapat terjadi. Pada hematoma subperitoneal dapat terlibat

cabang arteri uterina. Ekstravasasi subperitoneal (di bawah peritoneal) dapat masif

dan berakibat fatal. 5,6

Trauma benda tumpul seperti pada straddle injury menyebabkan peregangan yang

cepat pada jaringan yang terkait dalam derajat dan tingkatan tertentu dimana tingkat

elastisitas jaringan tidak mampu mengakomodasi peregangan jaringan sehingga

terjadi robekan jaringan. Tingkat kerusakan jaringan bergantung pada jenis trauma

yang dialami, lokasi trauma dan elastisitas jaringan terkait. Pada vulva utamanya pada

jaringan erektil labia mayora kaya akan anastomosis dari percabangan arteri eksternal

yakni arteri labialis posterior dan arteri pudendal eksternal serta vena-vena yang

memiliki banyak hubungan dengan sistem vena pelvis yang tidak memiliki katup.

Oleh karena itu pada cedera yang meskipun tidak menghasilkan laserasi pada epitel,

dapat menimbulkan kerusakan jaringan internal yang signifikan termasuk di

dalamnya pembentukan hematoma.4

E. PENEGAKAN DIAGNOSIS

Penegakan diagnosis dilakukan melalui anamnesis yang tepat, pemeriksaan fisis,

dan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis dapat diketahui riwayat yang

merupakan resiko terbentuknya hematoma vulva yakni resiko non-obstetri seperti

riwayat cedera saat melakukan aktivitas/olahraga, jatuh saat mengenakan sepeda

11
(seperti straddle injury), trauma benda asing pada wanita yang mengalami

penganiayaan seksual.

Pasien mengeluhkan nyeri dan bengkak pada perineum derajat ringan hingga

berat dan biasanya disertai pembesaran vulva dengan ukuran yang bervariasi, kulit

tegang, fluktuatif, dan perubahan warna. 5

Pemeriksaan tanda vital, derajat kesadaran dilakukan disertai pemeriksaan fisis.

Tekanan darah yang rendah disertai konjungtiva pucat merupakan tanda hipovolemia.

Pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam vagina dilakukan juga dilakukan dalam

menentukan perluasan hematoma hingga ke vaginal. Adanya fraktur dapat

disesuaikan dengan riwayat trauma yang telah dialami. Jika hematoma meluas ke atas

dapat dilakukan pemeriksaan vaginal dan palpasi abdominal untuk mencurigai adanya

hematoma subperitoneal. 13

Pemeriksaan darah rutin (kadar hemoglobin dan hematokrit) perlu dilakukan

utamanya bila berkaitan dengan perdarahan yang banyak (akibat robekan).

Kehilangan darah akut dapat dilihat dari penurunan kadar hemoglobin dan hematokrit

yang signifikan. 4

Pemeriksaan urin rutin dilakukan utamanya bila dicurigai pasien mengalami

cedera organ dalam saat trauma (hematuria) dan mengetahui produksi urin. 4

Pemeriksaan radiologi dapat dilakukan pada pasien dengan riwayat trauma untuk

memastikan adanya fraktur tulang dengan foto polos pelvis, CT Scan pelvis. Bila

dicurigai telah terjadi perluasan hematoma subperitoneal hingga intraperitoneal dapat

dilakukan pemeriksaan foto polos abdomen atau ultrasonografi transabdominal yang

12
akan memperlihatkan adanya cairan bebas di kavum peritoneum. Bila pasien dapat

mentoleransi nyeri yang dialaminya, pemeriksaan ultrasonografi transvaginal dapat

dilakukan dan cukup spesifik untuk menentukan adanya cairan bebas di pelvis dan

abnormalitas genitalia internal. 4

F. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan keadaan umum dilakukan dengan pemberian cairan intravena,

penatalaksanaan syok bila perdarahan akut dan masif hingga pemberian transfusi

darah, pemberian antibiotik utamanya bila terdapat juga robekan pada jalan lahir,

serta analgetik untuk meredakan nyeri yang dialami pasien.

Penatalaksanaan trauma pada alat kelamin permepuan dapat bervariasi mulai dari

konservatif hingga tindakan pembedahan tergantung derajat kerusakan jaringan yag

terkena. Indikasi tindakan pembedahan dilakukan untuk mengontrol perdarahan atau

untuk mengembalikan struktur dan fungsi lebih baik. Tujuan utama penatalaksanaan

pada truma kelamin perempuan adalah : 4

 Meminimalkan kehilangan darah

 Mendeteksi dan menangani cedera organ-organ di pelvis dan struktur

pendukung di sekitarnya

 Meredakan nyeri yang dirasakan pasien

Penatalaksanaan konservatif

Penatalaksanaan konservatif dilakukan pada hematoma yang ukurannya kecil atau

cedera ringan, tidak ada perdarahan yang signfikan, dan tidak meluas (diameter < 1 ½

13
inch) yakni dengan kompres eksternal menggunakan es selama 24 jam pada area

hematoma serta observasi hingga keadaan hemostasis membaik dengan pemeriksaan

serial.6,7

Terbentuknya hematoma dapat di fascia anterior (di bawah diafragma pelvis) atau

meluas pada posterior pelvis.3,5 Estimasi kehilangan darah cukup sulit untuk diketahui

secara pasti5 dikarenakan ruang anterior perineal berhubungan dengan ruang subfasial

abdomen dibawah ligamentum inguinal. 4

Intervensi pembedahan

Tanda-tanda syok dapat dikaitkan dengan penurunan kadar hemoglobin yang

cepat sehingga perlu dipertimbangkan telah terjadi perluasan ke ekstraperitoneal.

Perluasan kerusakan jaringan yang secara akut dengan ukuran lebih dari 10 cm harus

segera dilakukan (intervensi pembedahan) dan ligasi pembuluh darah yang cedera. 7

Indikasi lain dilakukannya intervensi pembedahan selain untuk

mengendalikan perdarahan juga untuk mengembalikan integritas struktur dan fungsi

traktus urogenital bagian bawah. 4 Bila sumber peradarahan adalah cedera pembuluh

darah vena, biasanya tidak selalu disertai dengan ligasi pembuluh darah, namun

penting untuk evakuasi bekuan darah segera agar melindungi dan mencegah

penekanan yang akan menyebabkan iskemik hingga nekrosis jaringan, serta

berkembangnya infeksi. 8

Dalam penatalaksanaan dengan pembedahan perlu disiapkan dengan baik

mulai dari persiapan sebelum operasi, intraoperasi, dan pemantauan lanjut setelah

operasi. 4

14
Persiapan sebelum operasi meliputi persiapan peralatan yang digunakan,

ruangan operasi, operator bedah dengan keterampilan yang mahir, pencahayaan yang

cukup, asisten teknis, anestesia yang adekuat, dan medikasi pre-operatif. Tindakan

anestesi dapat lokal, regional hingga umum. Medikasi pre-operatif seperti antibiotik

profilaksis utamanya pada pasien dengan trauma yang melibatkan cedera traktus

urinarius. 4

Perineorafi

Keutuhan perineum tidak hanya berperan atau menjadi bagian penting dari

proses persalinan, tetapi juga diperlukan untuk mengontrol proses buang air besar dan

buang air kecil, menjaga aktifitas peristaltik normal (dengan menjaga tekanan intra

abdomen) dan fungsi seksual yang sehat. Ruptur Perineum adalah robekan yang

terjadi pada saat bayi lahir baik secara spontan maupun dengan menggunakan alat

atau tindakan. Robekan perineum juga dapat terjadi akibat benturan trauma.

Perineorafi adalah sebuah teknik dimana dilakukan penjahitan atas periuneum

yang robek akibat benturan trauma ataupun terjadi saat proses persalinan.

Rekonstruksi otot dan jaringan pada pembukaan vagina dan telah berhasil

menurunkan "introitus" atau ukuran lubang vagina atau bedah perbaikan laserasi

perineum dan kelonggaran vagina. Ini adalah rekonstruksi otot dan jaringan pada

pembukaan vagina. Prosedur ini sangat baik pada penurunan ukuran lubang vagina

dan tidak mengurangi sensasi.

Penjahitan tersebut sama seperti luka jahitan lainnya akan membaik setelah

waktu kurang lebih 2 minggu jika tidak timbul komplikasi. Selama teknik dan

15
tindakan perineorafi tersebut dilakukan dengan baik dan sesuai juga masa

penyembuhan berlangsung dengan baik maka umumnya perineum akan sembuh

sempurna dalam waktu 2-4 minggu. Dan tentu tidak akan mengalami robekan

kembali jika tidak ada trauma berlebihan yang bisa saja merobek jaringan perineum

Jadi secara medis jika telah menyambung dengan baik dan sempurna maka

jaringan perineum tidak akan mengalami robekan kecuali ada trauma di tempat

tersebut oleh benda yang mampu merobek jaringan. Jika ternyata terdapat robekan

pada bagian perineum maka tentunya akan dilakukan penjahitan ulang pada lokasi

tersebut.

Hymeneorafi

Selaput dara merupakan selaput tipis yang ditemukan di ujung bawah dari

vagina. Dan bentuk selaput dara setiap wanita mungkin saja berbeda-beda, namun

yang paling umum adalah selaput dara dengan bentuk bulan sabit.

Operasi selaput dara dilakukan dengan menjahit kembali sisa-sisa selaput dara

yang telah robek atau rusak. Sebelum melakukan operasi, dokter akan memberikan

anestesi lokal kepada pasiennya. Biasanya, dokter akan menjahit lapisan dalam dan

lapisan luar dari selaput dara sedemikian rupa sehingga dibuat mirip seperti selaput

dara semula. Lalu setelah dioperasi, selaput dara akan dibersihkan dengan air hangat

dan pada garis jahitan akan diberikan salep Antibiotik. Umumnya, operasi selaput

dara tidak banyak menimbulkan rasa sakit. Namun jika pasien merasa sakit, maka

akan diberikan obat penghilang rasa sakit.

16
Seperti prosedur operasi yang lain, perlu diketahui bahwa operasi selaput dara

juga memiliki risiko. Risiko yang dapat muncul meliputi perdarahan, infeksi, nyeri

kronik, munculnya bekas luka, hingga gangguan persarafan di daerah operasi.

Diskusikan risiko jangka pendek maupun jangka panjang ini dengan dokter Anda

sebelum memutuskan melakukan operasi.

G. PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI

Cedera pada genitalia akibat benturan trauma ataupun setelah proses kelahiran

dapat dengan mudah dikenali namun dapat sulit untuk ditatalaksana. Bila hematoma

yang terbentuk tidak berukuran besar dapat sembuh dengan baik walau hanya dengan

penatalaksanaan konservatif. Kesulitan penatalaksanaan berkaitan bila perdarahan

pembuluh darah yang cedera terjadi secara akut, dan kesulitan mengenali bila telah

terjadi hematoma subperitoneal. 6

Jumlah kehilangan darah pada perdarahan/hematoma traktus genitalia biasanya

lebih banyak dari perhitungan klinis yang didapatkan. Oleh karena itu hipovolemia

dan anemia berat dapat terjadi sehingga harus dicegah dengan

pemantauan/pemeriksaan serial, persiapan penggantian darah (transfusi) yang

adekuat. Pada hematoma atupun robekan vulva yang membutuhkan tindakan operatif,

50% kasus membutuhkan dilakukannya transfusi. 5

Pada pasien yang menjalani terapi pembedahan perlu diwaspadai terhadap

resiko infeksi sehingga pemberian antibiotik profilaksis dapat menurunkan insiden

infeksi. Perlu diberikian edukasi yang baik pada pasien untuk menjaga higienitas area

17
vulva, dan pengenalan tanda-tanda awal infeksi bila terjadi agar segera dideteksi dan

ditangani.4

18

Anda mungkin juga menyukai

  • BAB I Bedah
    BAB I Bedah
    Dokumen2 halaman
    BAB I Bedah
    Ema Ir Sc
    Belum ada peringkat
  • Bab III Bedah
    Bab III Bedah
    Dokumen20 halaman
    Bab III Bedah
    Ema Ir Sc
    Belum ada peringkat
  • TINJAUAN PUSTAKA
    TINJAUAN PUSTAKA
    Dokumen16 halaman
    TINJAUAN PUSTAKA
    Ema Ir Sc
    Belum ada peringkat
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Dokumen2 halaman
    Bab I Pendahuluan
    Ema Ir Sc
    Belum ada peringkat
  • BAB I Deghrita
    BAB I Deghrita
    Dokumen2 halaman
    BAB I Deghrita
    Ema Ir Sc
    Belum ada peringkat
  • Fix PPT Rusmiati
    Fix PPT Rusmiati
    Dokumen23 halaman
    Fix PPT Rusmiati
    Ema Ir Sc
    Belum ada peringkat
  • BAB I Nadhila
    BAB I Nadhila
    Dokumen1 halaman
    BAB I Nadhila
    Ema Ir Sc
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen2 halaman
    Cover
    Ema Ir Sc
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Ema Ir Sc
    Belum ada peringkat
  • BAB I Gading
    BAB I Gading
    Dokumen2 halaman
    BAB I Gading
    Ema Ir Sc
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen2 halaman
    Cover
    Ema Ir Sc
    Belum ada peringkat
  • Bab III Farah - Revisi
    Bab III Farah - Revisi
    Dokumen16 halaman
    Bab III Farah - Revisi
    Ema Ir Sc
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen2 halaman
    Cover
    Ema Ir Sc
    Belum ada peringkat
  • BAB I Deghrita
    BAB I Deghrita
    Dokumen2 halaman
    BAB I Deghrita
    Ema Ir Sc
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Ema Ir Sc
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen1 halaman
    Bab Iii
    Ema Ir Sc
    Belum ada peringkat
  • BAB I Galena
    BAB I Galena
    Dokumen3 halaman
    BAB I Galena
    Ema Ir Sc
    Belum ada peringkat
  • Bab IV Farah
    Bab IV Farah
    Dokumen6 halaman
    Bab IV Farah
    Ema Ir Sc
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Ema Ir Sc
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Ema Ir Sc
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Ema Ir Sc
    Belum ada peringkat
  • BAB I Farah - Revisi
    BAB I Farah - Revisi
    Dokumen1 halaman
    BAB I Farah - Revisi
    Ema Ir Sc
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Ema Ir Sc
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen27 halaman
    Bab Ii
    Ema Ir Sc
    Belum ada peringkat
  • BAB II Farah - Revisi
    BAB II Farah - Revisi
    Dokumen20 halaman
    BAB II Farah - Revisi
    Ema Ir Sc
    Belum ada peringkat
  • Anak
    Anak
    Dokumen37 halaman
    Anak
    Ema Ir Sc
    Belum ada peringkat
  • BAB I Farah
    BAB I Farah
    Dokumen2 halaman
    BAB I Farah
    Ema Ir Sc
    Belum ada peringkat
  • Slide Affan Fix
    Slide Affan Fix
    Dokumen42 halaman
    Slide Affan Fix
    Ema Ir Sc
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Ema Ir Sc
    Belum ada peringkat
  • Bab II Farah
    Bab II Farah
    Dokumen32 halaman
    Bab II Farah
    Ema Ir Sc
    Belum ada peringkat