PENDAHULUAN
faktor tersebut tidak hanya berasal dari sektor kesehatan melainkan juga
Serikat tahun 1990 adalah 300-500 kasus per tahun. Sedangkan pravalensi di
Asia jauh lebih banyak yaitu sekitar 900/10.000 penduduk per tahun.
Pada tahun 2004 kasus tertinggi demam tifoid terjadi di Asia Selatan
dan Asia Timur yaitu mencapai >100/100.000 kasus per tahun. Kemudian di
Afrika, Amerika Latin, Australia dan New Zeland kasus demam tifoid
mencapai 10-100/100.000 kasus per tahun. Di negara maju seperti Eropa dan
Amerika Utara kasus demam tifoid relatif rendah yaitu <10/100.000 kasus per
1
2
peringkat ke tiga dari sepuluh jenis penyakit pada pasien rawat inap di rumah
sakit seluruh Indonesia. Total kasus demam tifoid mencapai 80.850 penderita
yang terdiri dari 39.262 laki-laki, 41.588 perempuan, dan 1.013 penderita
telah meninggal dunia. Case fatality rate (CFR) demam tifoid pada tahun
1.259 penderita dengan persentase 3,15%. Dari 10 besar jenis penyakit yang
pasien. Sedangkan pasien dengan diagnosa demam tifoid sebanyak 139 pasien
dengan cara banyak minum air putih. Hal ini menunjukkan bahwa penderita
cara menjaga pola makan yang teratur. Berdasarkan data rekab puskesmas,
demam tifoid dan kembali menjalani perawatan dengan diagnosa yang sama.
tahun yang sama berjumlah 411 orang. Dari data tersebut dapat disimpulkan
satu tahun.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Jatiyoso.
4
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
demam tifoid.
2. Manfaat Praktis
b. Bagi Profesi
tifoid.
c. Bagi Peneliti
E. Keaslian Penelitian
95% CI = 2,172 - 133,09), kualitas sumber air bersih (OR = 3,986 ; 95%,
6
demam tifoid pada pasien rawat inap di RSUD Brebes design penelitian
yang digunakan adalah case control. Besar sampel 132 orang (66 kasus
bermakna antara kondisi sanitasi rumah dan kejadian demam tifoid pada