Anda di halaman 1dari 5

G.

Pemeriksaan Penunjang
Menurut (Misnadiarly, 2008) pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan adalah :
1. Sinar X
Mengidenfikasi distribusi struktural (misal : lobar, bronchial), dapat juga
menyatakan abses luas/infiltrate, empiema (stapilococcus); infiltrasi menyebar
atau terlokalisasi (bacterial); atau penyebaran/perluasan infiltrate nodul (lebih
sering virus). Pada pneumonia mikoplasma sinar X dada mungkin lebih bersih.
2. GDA
Tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlibat dan
penyakit paru yang ada.
3. JDL Leukositosis
Biasanya ditemukan, meskipun sel darah putih rendah terjadi pada infeksi virus,
kondisi tekanan imun.
4. LED Meningkat
5. Fungsi paru hipoksia, volume menurun, tekanan jalan napas meningkat dan
komplain menurun
6. Elektrolit Na dan CI mungkin rendah
7. Bilirubin meningkat
8. Aspirasi / biopsi jaringan paru

H. Penatalaksanaan Keperawatan
Menurut (Misnadiarly, 2008), kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu
berat, bisa diberikan antibiotik per oral (lewat mulut) dan tetap tinggal di rumah.
Penderita anak yang lebih besar dan penderita dengan sesak nafas atau dengan
penyakit jantung dan paru-paru lainnya, harus dirawat dan antibiotik diberikan melalui
infus. Mungkin perlu di berikan oksigen tambahan, cairan intravena dan alat bantu
nafas mekanik.
Kebanyakan penderita akan memberikan respons terhadap pengobatan dan
keadaannya membaik dalam waktu 2 minggu.
Penatalaksanaan pada pneumonia bergantung pada penyebab, sesuai yang di
tentukan oleh pemeriksaan sputum mencakup :
1. Oksigen 1-2L/menit

9
2. IVFD dekstrose 10% :Nacl 0,9% = 3: 1,+ KCI10 mEq/500 ml cairan
3. Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi
4. Jika sesak tidak terlalu berat dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui
selang nasogastrik dengan feeding drip.
5. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberiikan inhalasi dengan salin normal dan
beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier.
6. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit
Anti biotik sesuai hasil biakan atau diberikan untuk kasus pneumonia
community base:
1. Ampisillin 100 mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian
2. Kloramfenikol 75 mg/kgBB/hari dalam 4 hari pemberian

Untuk kasus pneumonia hospital base:


a. Sefaktosin 100mg/kgBB/hari dalam 2 kali pemberian
b. Amikasin 10-15 mg/kgBB/hari dalam 2 kali pemberian

I. Komplikasi
Menurut (Misnadiarly, 2008) komplikasi pada pneumonia yaitu :
1. Abses paru
2. Edusi pleural
3. Empisema
4. Gagal napas
5. Perikarditis
6. Meningitis
7. Atelektasis
8. Hipotensi
9. Delirium
10. Asidosis metabolik
11. Dehidrasi

10
J. Diagnosa Keperawatan
Menurut (Nurarif & Kusuma, 2013) diagnosa yang mungkin muncul adalah :
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
2. Hipertemi
3. Ketidakefektifan pola nafas
4. Intoleransi aktivitas
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

G. Fokus Intervensi
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan
sekret (Wong, 2008)
Tujuan : Mempertahankan jalan nafas dan sekret dapat keluar
Kriteria hasil : Pernafasan normal 50-60 x/menit
Intervensi:
a. Monitor tanda-tanda vital
b. Berikan suction sesuai indikasi
c. Beri posisi yang nyaman
d. Anjurkan untuk minum yang banyak
e. Kolaborasi terapi Nebulizer sesuai dengan ketentuan
2. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit (Wilkinson, 2007)
NOC :
a. suhu tubuh dalam rentang normal
b. nadi dan RR dalam rentang normal
c. tidak ada perubahan warna kulit
NIC :
a. monitor temperatur suhu tubuh
b. observasi TTV
c. anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak
d. berikan kompres pada lipatan axila dan paha
e. berikan antipiretik sesuai program tim medis

11
3. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual, muntah (Nurarif & Kusuma, 2013)
Tujuan : Mempertahankan masukan nutrisi yang adekuat Kriteria
hasil : Menunjukan BB stabil
Intervensi :
a. Kaji adanya alergi makanan
b. Monitor asupan nutrisi
c. Monitor adanya penurunan BB
d. Monitor tugor kulit
e. Monitor mual muntah
f. Berikan informasi tentang kebutuhan tubuh
g. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi obat
h. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diit
4. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan (Nurarif & Kusuma,
2013)
NOC
a. Energi conversation
b. Activity tolerance
c. Self care : ADLs
Kriteria hasil:
a. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan
darah, nadi, dan RR
b. Mampu melakukan aktivitas sehari-hari (ADLs) secara mandiri

c. Tanda-tanda vital normal NIC


Activity Therapy
a. Kolaborasi dengan tenaga rehabilitasi medik dalam merencanakan
program terapi yang tepat.
b. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
c. Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuam
fisik, psikologi, dan sosial
d. Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang di perlukan

12
untuk aktivitas yang di inginkan
e. Bantu untuk mendapatkan alat bantu dan aktivitas yang disukai
f. Bantu untuk mengidentifikasi aktivitras yang di sukai
g. Bantu klien untuk membuat jadwal di waktu luang
5. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi (Nurarif &
Kusuma, 2013)
NOC
a. Respiratory status : Ventilation
b. Respiratory status : Airway patency
Kriteria hasil :
a. Mendemostrasikan batuk efektif
b. Menunjukan jalan nafas yang paten
c. Tanda-tanda vital dsalam rentang normal

NIC

a. Buka jalan nafas dengan teknik chin lift


b. Posisikan pasien memaksimalkan ventilasi
c. Lakukan fisioterapi data jika perlu
d. Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
e. Auskultrasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
f. Monitor respirasi dan status O2

13

Anda mungkin juga menyukai