Tugas Elmes 1 Avanza Edit
Tugas Elmes 1 Avanza Edit
BAB I
PENDAHULUAN
Poros merupakan salah satu elemen mesin yang memegang peranan penting
sebagai penerus daya bersama-sama dengan putaran. Oleh karena itu poros harus
dirancang melalui suatu perhitungan sesuai dengan beban yang akan dialaminya.
Pemilihan bahan yang digunakan sebuah komponen akan menjadi pertimbangan yang
mendasar untuk menentukan dimensi sebuah poros yang akan menerima
pembebanan.
Dalam hal ini penulis mengambil judul Poros Propeller Toyota Avanza,
dikarenakan penulis telah mengetahui hal-hal yang apa saja yang dibutuhkan untuk
merancang ulang poros tersebut dan telah mengetahui peran penting dari poros
Propeller.
Sebenarnya alat ini tidak hanya digunakan pada Toyota Avanza saja, akan
tetapi alat ini digunakan disemua mobil bahkan kereta api pun menggunakan alat ini
sebagai penerus daya yang mengalami beban puntir murni.
Banyak faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan Poros Propeller ini,
diantaranya adalah penentuan bahan, dimensi yang sesusai, kegunaanya dan lain-lain.
Tetapi dalam makalah ini hanya memusatkan pembahasan pada penentuan material
untuk komponen-komponen dari poros ini.
1
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS
PRAKTIKUM ELEMEN MESIN I
Beban yang bekerja pada poros umumnya adalah beban berulang, jika poros
tersebut mempunyai roda gigi untuk meneruskan daya maka akan terjadi kejutan
pada saat mulai atau sedang berputar. Beban tersebut dapat dianalisa berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan teori yang tersirat dalam laporan
ini.
Pada Laporan ini akan dibahas penentuan dimensi utama poros propeller
belakang Toyota Avanza. Tujuan yang akan dicapai adalah untuk menghitung :
dimensi poros
Dimana perancangan dilakukan sesuai dengan jenis bahan dan pembebanan yang
dialami.
2
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS
PRAKTIKUM ELEMEN MESIN I
1.3 Metodologi
- dimensi poros
- defleksi Poros
3
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS
PRAKTIKUM ELEMEN MESIN I
BAB IV: Analisa, pada bab ini dilakukan analisis terhadap hasil perancangan.
4
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS
PRAKTIKUM ELEMEN MESIN I
BAB II
LANDASAN TEORI
Poros merupakan salah satu bagian terpenting dari setiap mesin. Hampir
semua mesin meneruskan tenaga bersama–sama dengan putaran. Peranan utama
dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros.
Poros Transmisi
Poros tersebut mendapat beban puntir murni atau puntir dan
lentur. Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling,
roda gigi, puli sabuk atau sproket rantai dan lain–lain. Contoh
pada mesin yang mengalami beban puntir murni yaitu gardan.
Poros Spindel
Poros spindel merupakan poros transmisi yang relatif pendek,
seperti poros utama mesin perkakas, dimana beban utamanya
berupa puntiran, disebut spindel.
5
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS
PRAKTIKUM ELEMEN MESIN I
Poros Gandar
Poros seperti yang dipasang diantara roda-roda kertas barang,
dimana tidak mendapat beban puntir, bahkan kadang-kadang
tidak boleh berputar, disebut gandar. Gandar ini hanya
mendapat beban lentur, kecuali digerakkan oleh penggerak
mula dimana mengalami beban puntir juga. Menurut
bentuknya, poros dapat digolongkan atas poros lurus umum,
poros engkol sebagai poros utama dari mesin torak, dan lain–
lain. Poros luwes untuk transmisi daya kecil agar terdapat
kebebasan dari perubahan arah, dan lain–lain.
Untuk tujuan ini universal joint dipasang pada setiap ujung, fungsinya
untuk menyerap perubahan sudut dari suspensi. Selain itu sleeve yoke bersatu
untuk menyerap perubahan antara transmisi dan diferential.
6
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS
PRAKTIKUM ELEMEN MESIN I
Pada umumnya propeller shaft dibuat dari tabung pipa baja yang
memiliki ketahanan terhadap gaya puntiran atau bengkok. selain itu dipilih
tabung pipa baja di karenakan luas penampang yang di perlukan lebih kecil
jika dibandingkan dengan poros pejal, selain itu biaya yang harus di
keluarkan lebih kecil jika digunakan poros yang pejal. Bandul pengimbang
balance weight dipasang dibagian luar pipa dengan tujuan untuk
keseimbangan pada waktu berputar.
Pada umumnya propeller shaft terdiri dari satu pipa yang mempunyai
dua penghubung yang terpasang pada kedua ujung berbentuk universal joint.
Tipe propeller shaft dua bagian dengan tiga joint kadang-kadang
menggunakan bearing tengah yang bertujuan untuk mengurangi getaran dan
bunyi.
7
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS
PRAKTIKUM ELEMEN MESIN I
sepasang engsel terletak berdekatan, berorientasi pada 90° untuk satu sama lain, dan
dihubungkan dengan poros salib.
Fungsi universal joint ialah untuk meredam bahan sudut dan untuk
melembutkan perpindhan tenaga dari transmisi ke differential. Universal joint
8
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS
PRAKTIKUM ELEMEN MESIN I
ada dua tipe : universal join solid bearing cup yang dapat dibongkar dan sal
joint tipe shell bearing cup yang tidak dibongkar.
9
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS
PRAKTIKUM ELEMEN MESIN I
10
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS
PRAKTIKUM ELEMEN MESIN I
11
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS
PRAKTIKUM ELEMEN MESIN I
12
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS
PRAKTIKUM ELEMEN MESIN I
13
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS
PRAKTIKUM ELEMEN MESIN I
panjangnya poros propeller shaft sesuai dengan jarak output transmisi dengan
differential. Konstruksinya dapat dilihat pada gambar disamping.
14
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS
PRAKTIKUM ELEMEN MESIN I
Toyota avanza
15
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS
PRAKTIKUM ELEMEN MESIN I
16
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS
PRAKTIKUM ELEMEN MESIN I
2.3.4 Korosi
Bahan–bahan tahan korosi (termasuk plastik) dipilih untuk poros
propeller dan pompa, bila terjadi kontak dengan fluida yang korosif.
Demikian juga poros–poros yang terancam kavitasi dan poros–poros mesin
yang berhenti lama, sampai baras–batas tertentu dapat pula dilakukan
perlindungan terhadap korosi.
17
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS
PRAKTIKUM ELEMEN MESIN I
Meskipun demikian kelurusan poros ini agak kurang tetap dan dapat
mengalami deformasi karena tegangan yang kurang seimbang misalnya diberi
alur pasak dan adanya tegangan sisa dalam terasnya. Penarikan dingin
membuat permukaan poros menjadi keras dan kekuatannya bertambah.
START
2. Faktor Koreksi fc
9. Bahan pasak
Penampang pasak b x h
Kedalaman alur pasak
t1(mm) & t2(mm)
Tegangan geser yang terjadi
11. Bahanporos
Kekuatan tarik σb (kg/mm2)
Faktor keamanan Sf1 Sf2
14. θ :
θ
STOP
END
19
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS
PRAKTIKUM ELEMEN MESIN I
20
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS
PRAKTIKUM ELEMEN MESIN I
21
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS
PRAKTIKUM ELEMEN MESIN I
22
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS
PRAKTIKUM ELEMEN MESIN I
yang dibentuk dari plat datar yang disambung dengan las sudut maupun las
tumpul.
23
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS
PRAKTIKUM ELEMEN MESIN I
Momen puntir yang dialami pada poros dapat dilihat dari penurunan
persamaan :
ker ja (W )
Daya ………………….(2.1)
Waktu ( s )
Dimana kerja dalam satu putaran = F 2r , jika dalam satu menit ada n
putaran, maka daya dalam satu putaran adalah
N 2r F n ………………….(2.2)
Dengan mengkonversikan satuan menit ke detik maka diperoleh persamaan :
2r F n
N ( kg m/s ) ………………….(2.3)
60
Dari definisi momen puntir adalah gaya yang terjadi dikalikan dengan jarak,
T F r …………………..(2.4)
maka :
(T / 1000) (2 n / 60)
N …………………(2.5)
102
sehingga
N
T 9,74 10 5 (kg mm) ……………….(2.6)
n
24
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS
PRAKTIKUM ELEMEN MESIN I
ditransmisikan (fc)
Maka :
T=k. …………………….(2.7)
dimana :
Pd = N x fc ………………….(2.8)
T = Momen puntir ( kg mm )
Pd = Daya hasil koreksi (hp)
n = Jumlah putaran per menit (rpm)
ta = …………………….(2.9)
25
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS
PRAKTIKUM ELEMEN MESIN I
Tegangan (s)
smaksimum/ultimatte
su
sf
syield
Patah
Regangan (e)
Gambar 2.19 Diagram tegangan-regangan tarik tipikal
= daerah tegangan geser yang diizinkan (ta )
ta = ..……………………..(2.10)
26
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS
PRAKTIKUM ELEMEN MESIN I
tmax = ……………………...(2.11)
ta = = =
asumsi, a = 0,8
di = a.do
di4 = (a.do)4
maka ; do min =(
=[
Do
Di
27
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS
PRAKTIKUM ELEMEN MESIN I
dimana :
Do = diameter luar
Di = diameter dalam
Dengan demikian maka :
p 16 p
Tegangan puntir t p p C …………………..(2.15)
D 3
dimana :
Mp = Momen puntir = T
Ip =Inersia polar
C =1/2 D
Poros Berongga, maka
.D0
tp
16
D04 Di4
…..……………..(2.16)
1
.D0 .16
4
Di D04 …………………
t p .
(2.17)
28
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS
PRAKTIKUM ELEMEN MESIN I
29
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS
PRAKTIKUM ELEMEN MESIN I
Dengan menggunakan cara trial and error, maka di peroleh harga dari diameter
dari universal joint.
30
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS
PRAKTIKUM ELEMEN MESIN I
tlas =
BAB III
PERHITUNGAN
31
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS
PRAKTIKUM ELEMEN MESIN I
T=k.
T = 71620.
T = 51245,8 kg.mm
3.1.3 Perhitungan Diameter Poros
Diketahui : cb = faktor lenturan
Kt = faktor koresi (jika terjadi kejutan atau tumbukan)
a = perbandingan diameter di terhadap do poros
T = 39065,454 Kg.mm
a = 0,8
cb = 1
kt = 1,5
32
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS
PRAKTIKUM ELEMEN MESIN I
B 37kg / mm 2
ta = = =
= =
33
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS
PRAKTIKUM ELEMEN MESIN I
asumsi, a= 0,8
di = a.do
di4 = (a.do)4
do min =(
=[
= 20,24 mm
di = a.do =0,8.(20,24)
di = 16,192 mm
di = a.do
di = o,8.(63)
= 50,4 mm
Pemeriksaan Tegangan geser yang terjadi, adalah :
t= = =
= = 1,768 kg/mm2
34
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS
PRAKTIKUM ELEMEN MESIN I
Y
F2y
F1x
F1x
F2y
F1x L= 59 mm
F1x= 51245,8 kg . mm
a b
M x
a b
x x
59 mm F1x
F1x
M
+ ∑ Fy = 0 ;
N -V+F1x=0
35
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS
PRAKTIKUM ELEMEN MESIN I
M + ∑M=0;
-M+F1x.(x)=0
N -M+F1x( =0
V M = 51245.8(
F1x = 1511751.1
kg.m
M
F1x(
(+)
0 X
(-)
F1x(
t= =
= = 48,18 kg.mm
σmax =
36
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS
PRAKTIKUM ELEMEN MESIN I
ta = = 20 kg/mm2
tmax =
20 kg/mm =
(20)2 =
d = 42,5 mm
37
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS
PRAKTIKUM ELEMEN MESIN I
Dengan menggunakan cara trial and error, maka di peroleh harga dari
diameter seperti pada tabel berikut :
Tabel 3.1 Hasil perhitungan dengan menggunakan cara trial and error
d (mm) t (kg/mm ) 2
Sumber: hasil perhitungan,
2013 35 1290
3.3 Perhitungan 40 579 Sambungan Las
42 432,31
42,5 402,68 6,3
42,4 408,41
t
` r
r = 31,5 mm.
J = 0,707.h.Ju
= 0,707.h (2π )
tlas =
= = 1,846 kg/mm2
ta = 6,16 kg/mm2
Dalam sambungan las yang akan didesain, kekuatan kawat yang akan diambil
memiliki kekuatan sama dengan bahan induk (poros).
38
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS
PRAKTIKUM ELEMEN MESIN I
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Satu hal yang perlu ditekankan bahwa dalam suatu perancangan ada faktor
yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan suatu proses perancangan yaitu
pengalaman dalam merancang. Dengan pengalaman yang cukup banyak, maka
seorang perancang dapat mengambil faktor-faktor berdasarkan beberapa asumsi yang
tepat sedemikian rupa sehingga rancangannya optimal. Namun demikian dalam
menilai suatu proses perancangan, secara umum kita tidak dapat membenarkan atau
menyalahkan suatu hasil perancangan karena tergantung oleh banyaknya variabel
serta dilakukannya beberapa pembulatan terhadap hasil perhitungan.
39
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS
PRAKTIKUM ELEMEN MESIN I
BAB V
KESIMPULAN
1. Poros Propeller
Bahan ST 37
2. Universal joint
40
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS
PRAKTIKUM ELEMEN MESIN I
Dalam sambungan las akan diambil kekuatan kawat sambungan las sama
dengan bahan induk (poros).
41
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS
PRAKTIKUM ELEMEN MESIN I
DAFTAR PUSTAKA
42
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS
PRAKTIKUM ELEMEN MESIN I
LAMPIRAN
43
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS
PRAKTIKUM ELEMEN MESIN I
44
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS
PRAKTIKUM ELEMEN MESIN I
Golongan Kadar C %
Baja lunak - 0,15
Baja liat 0,2 – 0,3
Baja agak keras 0,3 – 0,5
Baja keras 0,5 – 0,8
Baja sangat keras 0,8 – 1,2
45
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS
PRAKTIKUM ELEMEN MESIN I
Toyota
Dipasarkan oleh dealer resmi Toyota di Indonesia yaitu Auto2000, Tunas Toyota,
Nasmoco dan Astrido Toyota.
Lampiran 6 : Spesifikasi kendaraan mesin.
46
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS
PRAKTIKUM ELEMEN MESIN I
Diameter x langkah
72 x 79.7 72 x 91.8
(mm x mm)
Daya maksimum
92/6000 104/6000
(PS/rpm)
Torsi maksimum
12.2/4000 14.4/4000
(kgm/rpm)
47
JURUSAN TEKNIK MESIN ITENAS