Anda di halaman 1dari 39

BAB III

TATA CARA PENINJAUAN KEMBALI


RENCANA TATA RUANG WILAYAH

3.1. TATA CARA PENINJAUAN KEMBALI YANG DILAKUKAN 1 (SATU)


KALI DALAM 5 (LIMA) TAHUN
Tahap peninjauan kembali rencana tata ruang yang dilakukan 1 (satu) kali dalam 5 (lima)
tahun meliputi:

1. Penetapan pelaksanaan peninjauan kembali.

2. Pelaksanaan peninjauan kembali.

3. Perumusan rekomendasi tindak lanjut hasil pelaksanaan peninjauan kembali rencana


tata ruang.

3.1.1. Penetapan Pelaksanaan Peninjauan Kembali

Kegiatan yang dilakukan pada tahap penetapan ini adalah:

1. Pemahaman dasar hukum peninjauan kembali RTRWN, RTRWP, atau RTRWK/K.

2. Persiapan penyusunan surat keputusan Menteri, gubernur, atau bupati/walikota


tentang peninjauan kembali RTRWN, RTRWP, RTRWK/K.

3. Pembentukan tim pelaksana yang terdiri dari Pemerintah atau pemerintah daearah,
universitas, dan lembaga penelitian.

4. Penyusunan rencana kerja.

Hasil dari kegiatan tersebut, meliputi:

1. Keluarnya surat keputusan Menteri, gubernur, atau bupati/walikota tentang peninjauan


kembali RTRWN, RTRWP, atau RTRWK/K.

2. Terbentuknya tim pelaksana peninjauan kembali RTRWN, RTRWP, atau RTRWK/K


yang terdiri dari unsur Pemerintah atau pemerintah daearah, universitas, dan lembaga
penelitian melelui keputusan keputusan Menteri, gubernur, atau bupati/walikota

3. Rencana kerja tim pelaksana.

34
3.1.2. Pelaksanaan Peninjauan Kembali

Proses pelaksanaan peninjauan kembali terhadap RTRW meliputi kegiatan pengkajian,


evaluasi, serta penilaian terhadap rencana tata ruang dan penerapannya.

3.1.2.1. Pengkajian

Kegiatan pelaksanaan peninjauan kembali terhadap RTRW pada tahap pengkajian ini
meliputi:

1. Penyusunan format data dan informasi, meliputi:

a. Penyusunan format matrik dan indikator kesesuaian dokumen RTRW dengan


kebijakan yang berlaku.

b. Penyusunan format matrik dan indikator temuan dinamika pembangunan nasional


dan/atau daerah.

2. Pengumpulan dan identifikasi data dan informasi yang dibutuhkan, melalui:

a. Survey primer/ lapangan untuk mendapatkan:

1) Data dan informasi mengenai kebijakan yang berlaku.

2) Data dan informasi yang diamati di lapangan berupa kondisi aktual dari
struktur ruang dan pola ruang.

3) Data dan informasi mengenai dinamika pembangunan yang terjadi.

4) Selain menggunakan lembar tabulasi untuk mendapatkan nilai kuantitatif


rencana yang ada, pelaksanaan survei lapangan juga menggunakan peta-peta
dasar eksisting dan rencana yang telah ada untuk memantau kondisi
pemanfaatan ruang dan struktur ruang.

b. Survey sekunder berupa pengumpulan data, peta, dokumen, dan informasi lainnya
meliputi:

1) Dokumen RTRWN, RTRWP, atau RTRWK/K yang sudah berkekuatan hukum


termasuk data-data spasial.

2) Dokumen RPJMN atau RPJMD yang sudah berkekuatan hukum.

3) Data/ informasi dan peta mengenai kondisi eksisting.

4) Dasar-dasar hukum atau kebijakan penataan ruang yang menjadi acuan


normatif pada saat penyusunan RTRW.

5) Dasar-dasar hukum atau kebijakan penataan ruang baik internal maupun


eksternal yang berlaku saat ini.

6) Data, peta, dokumen, dan informasi lainnya mengenai dinamika pembangunan


nasional yang terjadi.

35
7) Data dan informasi spasial disajikan dalam format yang kompatibel dengan
sistem informasi georafis dengan skala disesuaikan dengan skala RTRWN
yang berlaku.

Hasil dari kegiatan pelaksanaan pada tahap ini, meliputi:

1. Terumuskannya format data dan informasi meliputi:

a. Matriks realisasi indikasi program RTRWN, RTRWP, atau RTRWK/K.

b. Matriks kesesuaian dokumen RTRW dengan kebijakan internal dan eksternal yang
berlaku saat ini.

c. Matriks temuan dinamika pembangunan nasional yang terjadi.

2. Terkumpulnya/ teridentifikasinya data dan informasi yang dibutuhkan, meliputi:

a. Data, peta, dokumen, dan informasi lainnya mengenai rencana pemanfaatan


ruang (RTRWN, RTRWP, atau RTRWK/K).

b. Kebijakan-kebijakan internal dan eksternal yang berlaku saat ini.

c. Data, peta, dokumen, dan informasi lainnya mengenai dinamika pembangunan


nasional yang terjadi.

3.1.2.2. Evaluasi

Kegiatan evaluasi dalam pelaksanaan peninjauan kembali dilakukan untuk mengukur


tingkat kualitas dan kesahihan RTRW. Kegiatan evaluasi ini meliputi:

1. Evaluasi terhadap kualitas RTRW

Kualitas RTRW ditunjukkan dari kelengkapan dan kedalaman pengaturan muatan


materi, kesesuaian muatan materi dengan karakteristik daerah, dan kesesuaian
dengan dinamika internal yang berkembang.

Evaluasi kelengkapan muatan dan kedalaman pengaturan muatan materi RTRW


didasarkan atas muatan RTRW sebagaimana yang diatur dalam UU 26/2007, PP
15/2010, PP 26/2008, Permen PU 15/009, Permen PU 16/2009, dan Permen PU
17/2009.

Evaluasi kesesuaian muatan materi dengan kebutuhan pembangunan dan


karakteristik daerah, dilakukan melalui penilaian kesesuaian muatan materi RTRW
dengan:

a. Kearifan lokal

b. Kebutuhan pembangunan

Evaluasi kesesuaian dengan dinamika internal yang berkembang dilakukan melalui


identifikasi dan penilaian terhadap kondisi yang terkait dengan perkembangan
paradigma pemikiran, kebijakan, perkembangan teknologi, penemuan sumberdaya

36
alam, perubahan perilaku sosial dan ekonomi yang mempengaruhi kinerja rencana
tata ruang.

Tabel 3.1.
Checklist Materi Muatan RTRWN
Kelengkapan Kedalaman materi
No. Muatan RTRWN *Keterangan
Ada Tidak Baik Buruk
1. TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG
1.1. Tujuan penataan ruang
1.2. Kebijakan penataan ruang
1.3. Strategi penataan ruang
2. RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH
2.1. Sistem pusat pelayanan
2.1.1. Sistem perkotaan nasional
a. PKN
b. PKW
c. PKL
d. PKSN
2.1.2. Sistem perdesaan
2.2. Sistem jaringan prasarana
1. Sistem jaringan transportasi nasional
a. Sistem jaringan transportasi darat
1) Jaringan jalan nasional
2) Jaringan jalur kereta api
3) Jaringan transportasi sungai,
danau, dan penyeberangan
b. Sistem jaringan transportasi laut
1) Tatanan kepelabuhan
2) Alur pelayaran
c. Sistem jaringan transportasi udara
1) Tatanan kebandarudaraan
2) Ruang udara untuk
penerbangan
2. Sistem jaringan energi nasional
a. Jaringan pipa minyak dan gas bumi
b. Pembangkit tenaga listrik
c. Jaringan transmisi tenaga listrik
3. Sistem jaringan telekomunikasi nasional
a. Jaringan terestrial
b. Jaringan satelit
4. Sistem jaringan sumber daya air
a. Wilayah sungai lintas negara
b. Wilayah sungai lintas provinsi
c. Wilayah sungai strategis nasional
3. RENCANA POLA RUANG
3.1. Kawasan Lindung
3.1.1. Kawasan hutan lindung

37
Kelengkapan Kedalaman materi
No. Muatan RTRWN *Keterangan
Ada Tidak Baik Buruk
3.1.2. Kawasan yang memberikan perlindungan
terhadap kawasan bawahannya
3.1.3. Kawasan perlindungan setempat
3.1.4. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan
cagar budaya
3.1.5 Kawasan rawan bencana alam
3.1.6. Kawasan lindung geologi
3.1.7. Kawasan lindung lainnya
3.2. Kawasan Budidaya
3.2.1. Kawasan peruntukkan hutan produksi
3.2.2. Kawasan hutan rakyat
3.2.3. Kawasan peruntukkan pertanian
3.2.4. Kawasan peruntukkan perkebunan
3.2.5. Kawasan peruntukkan perikanan
3.2.6. Kawasan peruntukkan pertambangan
3.2.7. Kawasan peruntukkan industri
3.2.8. Kawasan peruntukkan pariwisata
3.2.9. Kawasan peruntukkan permukiman
3.2.10. Kawasan budidaya lainnya
4. PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS NASIONAL
1. Bidang pertahanan keamanan
2. Bidang pertumbuhan ekonomi
3. Bidang sosial dan budaya
4. Bidang pendayagunaan sumber daya alam dan/atau
teknologi tinggi
5. Bidang fungsi dan daya dukung lingkungan hidup
5. ARAHAN PEMANFAATAN RUANG YANG BERISI INDIKASI
PROGRAM UTAMA JANGKA MENENGAH LIMA TAHUNAN
5.1. Struktur Ruang Nasional
5.1.1. Perwujudan sistem perkotaan
5.1.2. Perwujudan sistem pedesaan
5.1.3. Perwujudan sistem transportasi
5.1.4. Perwujudan sistem jaringan energi
5.1.5. Perwujudan sistem jaringan telekomunikasi
5.1.6. Perwujudan sistem jaringan sumber daya air
5.1.7. Perwujudan sistem prasarana pengelolaan
lingkungan
5.1.8. Perwujudan sistem jaringan/ prasarana
lainnya
5.2. Pola Ruang Nasional
5.2.1. Perwujudan kawasan lindung
5.2.2. Perwujudan kawasan budidaya
6. ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
6.1. Indikasi Arahan Peraturan Zonasi
6.2. Arahan Perizinan
6.3 Arahan Insentif dan Disinsentif
6.4. Arahan Sanksi Administratif
*keterangan: diisi dengan kebutuhan pembangunan nasional

38
Tabel 3.2.
Checklist Materi Muatan RTRWP
(kelengkapan antara muatan rencana tata ruang yang ada dalam rencana dengan muatan RTR 
yang sesungguhnya dibutuhkan) 

Kelengkapan Kedalaman materi


No. Muatan RTRW Provinsi *Keterangan
Ada Tidak Baik Buruk
1. TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN
RUANG
1.1. Tujuan penataan ruang
1.2. Kebijakan penataan ruang
1.3. Strategi penataan ruang
2. RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH
2.1. Sistem pusat pelayanan
2.1.1. Sistem perkotaan
a. PKN
b. PKW
c. PKL
d. PKSN
2.1.2. Sistem pedesaan
2.2. Sistem jaringan prasarana
2.2.1. Sistem jaringan transportasi
a. Sistem jaringan transportasi
darat
1) Jaringan jalan
2) Jaringan jalur kereta api
3) Jaringan transportasi
sungai, danau, dan
penyeberangan
b. Sistem jaringan transportasi
laut
1) Tatanan kepelabuhan
2) Alur pelayaran
c. Sistem jaringan transportasi
udara
1) Tatanan
kebandarudaraan
2) Ruang udara untuk
penerbangan
2.2.2. Sistem jaringan energi
a. Jaringan pipa minyak dan gas
bumi
b. Pembangkit tenaga listrik
c. Jaringan transmisi tenaga
listrik
2.2.3 Sistem jaringan telekomunikasi
a. Jaringan terestrial
b. Jaringan satelit
2.2.4 Sistem jaringan sumber daya air
a. Wilayah sungai lintas negara
b. Wilayah sungai lintas provinsi

39
Kelengkapan Kedalaman materi
No. Muatan RTRW Provinsi *Keterangan
Ada Tidak Baik Buruk
c. Wilayah sungai strategis
nasional
2.2.5. Sistem prasarana pengelolaan
lingkungan
2.2.6. Sistem jaringan prasarana lainnya
3. RENCANA POLA RUANG
3.1. Kawasan Lindung
3.1.1. Kawasan hutan lindung
3.1.2. Kawasan yang memberikan
perlindungan terhadap kawasan
bawahannya
3.1.3. Kawasan perlindungan setempat
3.1.4. Kawasan suaka alam, pelestarian
alam, dan cagar budaya
3.1.5 Kawasan rawan bencana alam
3.1.6. Kawasan lindung geologi
3.1.7. Kawasan lindung lainnya
3.2. Kawasan Budidaya
3.2.1. Kawasan peruntukkan hutan
produksi
3.2.2. Kawasan hutan rakyat
3.2.3. Kawasan peruntukkan pertanian
3.2.4. Kawasan peruntukkan perkebunan
3.2.5. Kawasan peruntukkan perikanan
3.2.6. Kawasan peruntukkan
pertambangan
3.2.7. Kawasan peruntukkan industri
3.2.8. Kawasan peruntukkan pariwisata
3.2.9. Kawasan peruntukkan permukiman
3.2.10. Kawasan budidaya lainnya
4. PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS
4.1. Bidang pertahanan keamanan
4.2. Bidang pertumbuhan ekonomi
4.3. Bidang sosial dan budaya
4.4. Bidang pendayagunaan sumber daya alam
dan/atau teknologi tinggi
4.5. Bidang fungsi dan daya dukung lingkungan hidup
5. ARAHAN PEMANFAATAN RUANG YANG BERISI
INDIKASI PROGRAM UTAMA JANGKA MENENGAH
LIMA TAHUNAN
5.1. Struktur Ruang Provinsi
5.1.1. Perwujudan sistem perkotaan
5.1.2. Perwujudan sistem pedesaan
5.1.3. Perwujudan sistem transportasi
5.1.4. Perwujudan sistem jaringan energi
5.1.5. Perwujudan sistem jaringan
telekomunikasi
5.1.6. Perwujudan sistem jaringan sumber
daya air
5.1.7. Perwujudan sistem prasarana
pengelolaan lingkungan

40
Kelengkapan Kedalaman materi
No. Muatan RTRW Provinsi *Keterangan
Ada Tidak Baik Buruk
5.1.8. Perwujudan sistem jaringan/
prasarana lainnya
5.2. Pola Ruang Provinsi
5.2.1. Perwujudan kawasan lindung
5.2.2. Perwujudan kawasan budidaya
6. ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
6.1. Indikasi Arahan Peraturan Zonasi
6.2. Arahan Perizinan
6.3 Arahan Insentif dan Disinsentif
6.4. Arahan Sanksi Administratif
Keterangan:
Pada kolom *keterangan diisi dengan kearifan lokal dan kebutuhan pembangunan yang disesuaikan dengan
karakteristik masing-masing daerah

41
Tabel 3.3.
Checklist Materi Muatan RTRW Kabupaten
Kelengkapan Kedalaman Materi
No. Muatan RTRW Kabupaten *Keterangan
Ada Tidak Baik Buruk
1. TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG
1.1. Tujuan penataan ruang
1.2. Kebijakan penataan ruang
1.3. Strategi penataan ruang
2. RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH
2.1. Sistem pusat pelayanan
2.1.1. Sistem perkotaan
a. PKN
b. PKW
c. PKL
d. PKSN
2.1.2. Sistem pedesaan
2.2. Sistem jaringan prasarana
2.2.1. Sistem jaringan transportasi
a. Sistem jaringan transportasi
darat
1) Jaringan jalan
2) Jaringan jalur kereta api
3) Jaringan transportasi
sungai, danau, dan
penyeberangan
b. Sistem jaringan transportasi laut
1) Tatanan kepelabuhan
2) Alur pelayaran
c. Sistem jaringan transportasi
udara
1) Tatanan kebandarudaraan
2) Ruang udara untuk
penerbangan
2.2.2. Sistem jaringan energi
a. Jaringan pipa minyak dan gas
bumi
b. Pembangkit tenaga listrik
c. Jaringan transmisi tenaga listrik
2.2.3. Sistem jaringan telekomunikasi
a. Jaringan terestrial
b. Jaringan satelit
2.2.4. Sistem jaringan sumber daya air
a. Wilayah sungai lintas negara
b. Wilayah sungai lintas provinsi
c. Wilayah sungai lintas kabupaten
d. Wilayah sungai strategis
nasional
2.2.5 Sistem prasarana pengelolaan
lingkungan

42
Kelengkapan Kedalaman Materi
No. Muatan RTRW Kabupaten *Keterangan
Ada Tidak Baik Buruk
2.2.6. Sistem jaringan prasarana lainnya

3. RENCANA POLA RUANG


3.1. Kawasan Lindung
3.1.1. Kawasan hutan lindung
3.1.2. Kawasan yang memberikan
perlindungan terhadap kawasan
bawahannya
3.1.3. Kawasan perlindungan setempat
3.1.4. Kawasan suaka alam, pelestarian
alam, dan cagar budaya
3.1.5 Kawasan rawan bencana alam
3.1.6. Kawasan lindung geologi
3.1.7. Kawasan lindung lainnya
3.2. Kawasan Budidaya
3.2.1. Kawasan peruntukkan hutan produksi
3.2.2. Kawasan hutan rakyat
3.2.3. Kawasan peruntukkan pertanian
3.2.4. Kawasan peruntukkan perkebunan
3.2.5. Kawasan peruntukkan perikanan
3.2.6. Kawasan peruntukkan pertambangan
3.2.7. Kawasan peruntukkan industri
3.2.8. Kawasan peruntukkan pariwisata
3.2.9. Kawasan peruntukkan permukiman
3.2.10. Kawasan budidaya lainnya
4. PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS
4.1. Bidang pertahanan keamanan
4.2. Bidang pertumbuhan ekonomi
4.3. Bidang sosial dan budaya
4.4. Bidang pendayagunaan sumber daya alam dan/atau
teknologi tinggi
4.5. Bidang fungsi dan daya dukung lingkungan hidup
5. ARAHAN PEMANFAATAN RUANG YANG BERISI INDIKASI
PROGRAM UTAMA JANGKA MENENGAH LIMA TAHUNAN
5.1. Struktur Ruang Kabupaten
5.1.1. Perwujudan sistem perkotaan
5.1.2. Perwujudan sistem pedesaan
5.1.3. Perwujudan sistem transportasi
5.1.4. Perwujudan sistem jaringan energi
5.1.5. Perwujudan sistem jaringan
telekomunikasi
5.1.6. Perwujudan sistem jaringan sumber
daya air
5.1.7. Perwujudan sistem prasarana
pengelolaan lingkungan
5.1.8. Perwujudan sistem jaringan/
prasarana lainnya
5.2. Pola Ruang Kabupaten
5.2.1. Perwujudan kawasan lindung
5.2.2. Perwujudan kawasan budidaya

43
Kelengkapan Kedalaman Materi
No. Muatan RTRW Kabupaten *Keterangan
Ada Tidak Baik Buruk
6. ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
6.1. Indikasi Arahan Peraturan Zonasi
6.2. Arahan Perizinan
6.3 Arahan Insentif dan Disinsentif
6.4. Arahan Sanksi Administratif
Keterangan:
Pada kolom *keterangan diisi dengan kearifan lokal dan kebutuhan pembangunan yang disesuaikan dengan
karakteristik masing-masing daerah

44
Tabel 3.4.
Checklist Materi Muatan RTRW Kota
Kelengkapan Kedalaman Materi
No. Muatan RTRW Kota *Keterangan
Ada Tidak Baik Buruk
1. TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN
RUANG
1.1. Tujuan penataan ruang
1.2. Kebijakan penataan ruang
1.3. Strategi penataan ruang
2. RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH
2.1. Hirarki Pusat Pelayanan Wilayah Kota
2.1.1. Pusat pelayanan kota
2.1.2. Sub pusat pelayanan kota
2.1.3. Pelayanan lingkungan
2.2. Sistem jaringan prasarana
2.2.1. Sistem jaringan transportasi
a. Sistem jaringan transportasi
darat
1) Jaringan jalan
2) Jaringan jalur kereta api
3) Jaringan transportasi
sungai, danau, dan
penyeberangan
b. Sistem jaringan transportasi
laut
c. Sistem jaringan transportasi
udara
2.2.2. Sistem jaringan energi
a. Jaringan pipa minyak dan gas
bumi
b. Pembangkit tenaga listrik
c. Jaringan transmisi tenaga
listrik
2.2.3. Sistem jaringan telekomunikasi
a. Jaringan terestrial
b. Jaringan satelit
2.2.4. Sistem jaringan sumber daya air
2.2.5. Sistem prasarana pengelolaan
lingkungan
a. Sistem drainase
b. Sistem persampahan
c. Sistem penyediaan air bersih
d. Sistem pengelolaan limbah
2.2.6. Sistem jaringan prasarana lainnya
3. RENCANA POLA RUANG
3.1. Kawasan Lindung
3.1.1. Kawasan hutan lindung
3.1.2. Kawasan yang memberikan
perlindungan terhadap kawasan
bawahannya
3.1.3. Kawasan perlindungan setempat
3.1.4. Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota

45
Kelengkapan Kedalaman Materi
No. Muatan RTRW Kota *Keterangan
Ada Tidak Baik Buruk
3.1.5 Kawasan suaka alam dan cagar
budaya
3.1.6. Kawasan rawan bencana alam
3.1.7. Kawasan lindung lainnya
3.2. Kawasan Budidaya
3.2.1. Kawasan perumahan
3.2.2. Kawasan perdagangan dan jasa
3.2.3. Kawasan perkantoran
3.2.4. Kawasan industri
3.2.5. Kawasan pariwisata
3.2.6. Kawasan ruang terbuka non hijau
3.2.7. Kawasan ruang evakuasi bencana
3.2.8. Kawasan peruntukkan ruang bagi
kegiatan sektor informal
3.2.9. Kawasan peruntukkan lainnya
4. PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS
4.1. Bidang pertahanan keamanan
4.2. Bidang pertumbuhan ekonomi
4.3. Bidang sosial dan budaya
4.4. Bidang pendayagunaan sumber daya alam
dan/atau teknologi tinggi
4.5. Bidang fungsi dan daya dukung lingkungan hidup
5. RENCANA PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN RUANG
TERBUKA, SERTA PRASARANA DAN SARANA UMUM
5.1. Ruang terbuka hijau kota
5.2. Ruang terbuka non hijau kota
5.3. Jaringan pejalan kaki
5.4. Jaringan angkutan umum
5.5. Ruang kegiatan sektor informal
5.6. Ruang evakuasi bencana
6. ARAHAN PEMANFAATAN RUANG YANG BERISI INDIKASI
PROGRAM UTAMA JANGKA MENENGAH LIMA TAHUNAN
6.1. Struktur Ruang Kota
6.1.1. Perwujudan pusat pelayanan wilayah
kota
6.1.2. Perwujudan sistem transportasi
6.1.3. Perwujudan sistem jaringan energi
6.1.4. Perwujudan sistem jaringan
telekomunikasi
6.1.5. Perwujudan sistem jaringan sumber
daya air
6.1.6. Perwujudan sistem prasarana
pengelolaan lingkungan
6.1.7. Perwujudan sistem jaringan/
prasarana lainnya
6.2. Pola Ruang Kota
6.2.1. Perwujudan kawasan lindung
6.2.2. Perwujudan kawasan budidaya
7. KETENTUAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
7.1. Ketentuan Umum Peraturan Zonasi

46
Kelengkapan Kedalaman Materi
No. Muatan RTRW Kota *Keterangan
Ada Tidak Baik Buruk
7.2. Ketentuan Perizinan
7.3 Ketentuan Insentif dan Disinsentif
7.4. Sanksi Administratif
Keterangan:
Pada kolom *keterangan diisi dengan kearifan lokal dan kebutuhan pembangunan yang disesuaikan dengan
karakteristik masing-masing daerah

2. Evaluasi terhadap kesahihan RTRW

Evaluasi terhadap kesahihan RTRW merupakan evaluasi kesesuaian antara RTRW


dengan perkembangan peraturan perundang-undangan yang terkait atau berpengaruh
terhadap pelaksanaan RTRW. Contoh evaluasi kesesuaian peraturan perundang-
undangan yang terkait atau berpengaruh terhadap pelaksanaan RTRW dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.5.
Kesesuaian Kebijakan
Peraturan Perundangan- Kesesuaian
No. undangan Yang Mempengaruhi Kajian Kesesuaian
Sesuai Tidak Sesuai
Pelaksanaan RTRW
1.
2.
3.
4.
5. Dst...

3. Evaluasi terhadap kesesuaian pemanfaatan ruang

Kegiatan evaluasi untuk menilai tingkat kesesuaian rencana tata ruang terhadap
pemanfaatan ruang ini memungkinkan ditemukannya simpangan-simpangan terhadap
rencana tata ruang. Dalam pemanfaatan RTRW, simpangan-simpangan yang terjadi
adalah apabila ada perbedaan antara program-program pembangunan yang dilakukan
tidak sesuai dengan arahan, tujuan dan sasaran penataan ruang, atau ada perbedaan
antara struktur dan pola ruang dalam RTRW dengan realisasi struktur dan pola ruang
wilayah. Penilaian simpangan dalam pemanfaatan ruang dilakukan melalui analisis
kualitatif dan kuantitatif.

Evaluasi terhadap kesesuaian pemanfaatan ruang dilakukan untuk melihat:

a. Sesuai/tidaknya rencana pemanfaatan ruang dengan kondisi di lapangan; dan

b. Realisasi pelaksanaan program pemanfaatan ruang (indikasi program yang


terdapat dalam RTRW.

Secara kualilatif komponen kriteria yang dapat dijadikan acuan, meliputi:

47
a. Sejauh mana RTRW dapat mewujudkan keharmonisan antara lingkungan alam
dan lingkungan buatan di lapangan.

b. Sejauh mana RTRW dapat mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumber


daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan ketersediaan sumber
daya manusia.

c. Sejauh mana RTRW dapat mewujudkan perlindungan terhadap lingkungan dari


akibat negatif pemanfaatan ruang.

d. Sejauh mana rencana program pembangunan dalam RTRW sudah dilakukan.

e. Sejauh mana rencana pemanfaatan ruang dalam RTRW sesuai dengan kondisi di
lapangan.

Sedangkan untuk analisis secara kuantitatif komponen kriterianya adalah untuk


mengetahui perbedaan wujud pemanfaatan ruang pada saat peninjauan kembali
dilakukan dengan rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang yang telah
direncanakan dalam RTRW.

Pengkajian, evaluasi dan penilaian terhadap kondisi eksisting pola ruang dan struktur
ruang, sehingga berdasarkan realitas dan bukti-bukti yang diamati dapat diambil
kesimpulan, sejauh mana RTRW dapat mewujudkan keharmonisan antara lingkungan
alam dan lingkungan buatan di lapangan, keterpaduan dalam penggunaan sumber
daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan ketersediaan: sumber
daya manusia dan perlindungan terhadap lingkungan dari akibat negatif pemanfaatan
ruang.

Dalam menganalisis kuantitatif terhadap simpangan penerapan/ implementasi RTRW,


langkah awal adalah melakukan overlay dari peta kondisi eksisting dengan peta
rencana pola dan struktur ruang dalam RTRW, sehingga akan diketahui seberapa
besar perubahan atau pelanggaran terhadap rencana tata ruang.

Evaluasi terhadap simpangan pemanfaatan ruang dilakukan untuk melihat:

a. Besaran simpangan pemanfaatan ruang

Ukuran simpangan kecil jika penyimpangan kurang dari 20% (dua puluh persen)
dari rencana kawasan yang ditetapkan pada lokasi yang bersangkutan, sedangkan
ukuran simpangan besar adalah penyimpangan lebih dari 20% (dua puluh persen)
dari rencana kawasan yang ditetapkan pada lokasi yang bersangkutan.

b. Jenis simpangan pemanfaatan ruang

Meliputi kegiatan pemanfaatan yang tidak sesuai dengan RTRW dan rencana
yang belum terlaksana.

c. Dampak simpangan pemanfaatan ruang

Meliputi dampak lingkungan dan dampak sosial-ekonomi. Dampak lingkungan dan


dampak sosial-ekonomi terdiri atas dampak menguntungkan dan merugikan

48
Untuk menghitung besaran penyimpangan dari peta yang dioverlay-kan dilakukan
dengan cara sebagai berikut:

a. Pemanfaatan ruang

Cara memulai adalah dengan menghitung persentase luas masing-masing jenis


penyimpangan terhadap kawasan yang direncanakan, misalnya wujud fisik saat ini
yang tidak sesuai dengan arahan pemanfaatan ruang menurut RTRW adalah A
hektar, luasan kawasan menurut RTRW adalah x hektar. Maka penyimpangan
yang terjadi sebesar:

A
x 100% = a%
x
Atau

Luas kawasan menurut RTRW adalah x hektar, sedangkan luas kawasan


berdasarkan kondisi eksisting pada saat peninjauan kembali dilaksanakan adalah
B hektar, maka penyimpangan yang terjadi sebesar:

x-B
x 100% = a%
x

b. Struktur utama tingkat pelayanan

Cara penilaian adalah dengan membuat matriks jumlah fasilitas dan utilitas pada
kawasan yang ditunjuk sebagai pusat pelayanan. Apabila temyata pada kawasan
yang ditunjuk tidak memenuhi kriteria, maka berarti telah terjadi penyimpangan.
Penyimpangan terjadi bila direncanakan ada 4 pusat pelayanan dan yang sesuai
hanya 3 pusat pelayanan, berarti 1 pusat pelayanan tidak sesuai.

Penyimpangan yang terjadi adalah:

¼ x 100% = 25%

c. Sistem utama transportasi

1) Dalam rencana ada sistem utama transportasi, dalam progam juga ada, tetapi
pelaksanaannya tidak melalui pusat-pusat yang telah ditentukan, maka
penyimpangannya dinilai sebesar 100%.

2) Dalam rencana tidak ada sistem utama transportasi tetapi dalam program ada,
maka penyimpangan dinilai sebesar 100%.

3) Dalam rencana ada sistem utama transportasi tetapi tidak ada, maka
penyimpangan dinilai sebesar 100%.

4) Membandingkan antara panjang dan luas jalan eksisting dengan panjang dan
luas jaringan jalan dalam rencana, misalnya:

d. Sistem jaringan utilitas

49
1) Bila ada jaringan bukan pada kawasan yang perlu pelayanan, berarti terjadi
penyimpangan sebesar 100%.

2) Membandingkan kebutuhan pelayanan eksisting dengan rencana pelayanan


dalam RTRW, misalnya:

Hasil analisis ini merupakan salah satu bahan masukan komponen penilaian
dalam matrik pengkajian evaluasi dan penilaian simpangan penerapan/
implementasi pemanfaatan ruang dan sebagai dasar untuk tim pelaksana dalam
memberikan rekomendasi penanganan untuk penertiban pelanggaran penataan
ruang maupun rekomendasi untuk mengimplentasikan rencana tata ruang.

Evaluasi terhadap simpangan pemanfaatan ruang yang dilakukan untuk melihat jenis
simpangan dilakukan dengan melihat realisasi pelaksanaan indikasi program yang
terdapat dalam RTRW. Jenis simpangan ini meliputi kegiatan pemanfaatan yang tidak
sesuai dengan RTRW dan rencana yang belum terlaksana. Contoh evaluasi terhadap
realisasi pelaksanaan indikasi program yang terdapat dalam RTRW dapat dilihat pada
tabel berikut ini.

Tabel 3.6.
Evaluasi terhadap Realisasi Pelaksanaan Indikasi Program yang Terdapat dalam
RTRWN, RTRWP, dan RTRW Kabupaten

Realisasi Pelaksanaan Indikasi Program Yang Terdapat Simpangan


No Keterangan
Dalam RTRWN, RTRWP, dan RTRW Kabupaten Ada TIdak
1 Struktur Ruang
a. Perwujudan sistem perkotaan
b. Perwujudan sistem pedesaan
c. Perwujudan sistem transportasi
d. Perwujudan sistem jaringan energi
e. Perwujudan sistem jaringan telekomunikasi
f. Perwujudan sistem jaringan sumber daya air
g. Perwujudan sistem prasarana pengelolaan
lingkungan
h. Perwujudan sistem jaringan/ prasarana lainnya
2 Pola Ruang
a. Perwujudan kawasan lindung
b. Perwujudan kawasan budidaya

Tabel 3.7.
Evaluasi terhadap Realisasi Pelaksanaan Indikasi Program yang Terdapat dalam
RTRW Kota

Realisasi Pelaksanaan Indikasi Program Yang Terdapat Simpangan


No Keterangan
Dalam RTRW Kota Ada Tidak
1 Struktur Ruang Kota
a. Perwujudan pusat pelayanan wilayah kota
b. Perwujudan sistem transportasi
c. Perwujudan sistem jaringan energi

50
Realisasi Pelaksanaan Indikasi Program Yang Terdapat Simpangan
No Keterangan
Dalam RTRW Kota Ada Tidak
d. Perwujudan sistem jaringan telekomunikasi
e. Perwujudan sistem jaringan sumber daya air
f. Perwujudan sistem prasarana pengelolaan
lingkungan
g. Perwujudan sistem jaringan/ prasarana lainnya
2 Pola Ruang Kota
a. Perwujudan kawasan lindung
b. Perwujudan kawasan budidaya

Evaluasi terhadap simpangan pemanfaatan ruang yang dilakukan untuk melihat


dampak simpangan pemanfaatan ruang dilihat berdasarkan dampak lingkungan dan
sosial ekonomi pada suatu daerah yang ditimbulkan dari simpangan pemanfaatan
ruang tersebut. Contoh evaluasi terhadap dampak simpangan yang ditimbulkan
adalah sebagai berikut.

Tabel 3.8.
Evaluasi terhadap Dampak Simpangan yang Ditimbulkan dalam RTRWN, RTRWP,
dan RTRW Kabupaten
Realisasi Pelaksanaan Indikasi Program Yang Dampak Dampak
No Keterangan
Terdapat Dalam RTRWN, RTRWP, dan RTRW Kab. Sosial Lingkungan
1 Struktur Ruang
a. Perwujudan sistem perkotaan
b. Perwujudan sistem pedesaan
c. Perwujudan sistem transportasi
d. Perwujudan sistem jaringan energi
e. Perwujudan sistem jaringan telekomunikasi
f. Perwujudan sistem jaringan sumber daya air
g. Perwujudan sistem prasarana pengelolaan
lingkungan
h. Perwujudan sistem jaringan/ prasarana lainnya
2 Pola Ruang
a. Perwujudan kawasan lindung
b. Perwujudan kawasan budidaya

Tabel 3.9.
Evaluasi terhadap Dampak Simpangan yang Ditimbulkan dalam RTRW Kota
Realisasi Pelaksanaan Indikasi Program Yang Dampak Dampak
No Keterangan
Terdapat Dalam RTRW Kota Sosial Lingkungan
1 Struktur Ruang
a. Perwujudan sistem perkotaan
b. Perwujudan sistem pedesaan
c. Perwujudan sistem transportasi
d. Perwujudan sistem jaringan energi
e. Perwujudan sistem jaringan telekomunikasi

51
Realisasi Pelaksanaan Indikasi Program Yang Dampak Dampak
No Keterangan
Terdapat Dalam RTRW Kota Sosial Lingkungan
f. Perwujudan sistem jaringan sumber daya air
g. Perwujudan sistem prasarana pengelolaan
lingkungan
h. Perwujudan sistem jaringan/ prasarana lainnya
2 Pola Ruang
a. Perwujudan kawasan lindung
b. Perwujudan kawasan budidaya

3.1.2.3. Penilaian

Penilaian terhadap RTRW merupakan suatu proses pengambilan keputusan yang


dilakukan oleh individu/ kelompok orang melalui pemberian suatu opini nilai yang
didasarkan pada data dan informasi yang obyektif dan relevan mengenai RTRW dengan
menggunakan metode/ teknik tertentu atas obyek tertentu pada saat tanggal penilaian.
Penilaian terhadap RTRW ini menghasilkan rekomendasi tindak lanjut terhadap RTRW.

Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan sebelumnya, penilaian terhadap RTRW


meliputi:

1. Terdapat perubahan kebijakan dalam RTRW atau tidak terdapat perubahan kebijakan
dalam RTRW;

2. Terdapat dinamika pembangunan atau tidak terdapat dinamika pembangunan;

3. Kualitas RTRW baik atau kualitas RTRW buruk;

4. RTRW sahih atau RTRW tidak sahih; dan/atau

5. Ditemukan adanya simpangan dalam pelaksanaan RTRW atau tidak ditemukannya


simpangan dalam pelaksanaan RTRW.

3.1.3. Perumusan Rekomendasi Tindak Lanjut

Perumusan rekomendasi tindak lanjut merupakan hasil peninjauan kembali yang


dikeluarkan oleh tim pelaksana yang menyatakan bahwa RTRW yang ditinjau kembali
tersebut tidak perlu dilakukan revisi atau perlu dilakukan revisi.

3.1.3.1. Rekomendasi Tidak Perlu Dilakukan Revisi terhadap RTRW

Surat rekomendasi tidak perlu dilakukan revisi terhadap RTRW dikeluarkan oleh tim
pelaksana sebagai hasil dari peninjauan kembali. Surat rekomendasi ini diberikan kepada
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota untuk kemudian ditetapkan bahwa RTRW yang
ada tetap berlaku sesuai dengan masa berlakunya dan dapat disertai dengan usulan
untuk dilakukannya penertiban terhadap pelanggaran rencana tata ruang. Berikut adalah
contoh perumusan rekomendasi yang menyatakan bahwa tidak perlu dilakukan revisi
terhadap RTRW.

52
Lampiran I. Contoh Surat Rekomendasi Tidak Perlu Dilakukan Revisi terhadap
RTRW

Kepada Yth,

Bp/Ibu ....................

Selaku Menteri PU/ Gubernur Provinsi ....../ Bupati Kabupaten ....../ Walikota Kota ......

Di tempat

Hal : Rekomendasi Tindak Lanjut sebagai Hasil Peninjauan Kembali RTRW

Lamp : 1 bendel

Dengan hormat.

Kami dari tim pelaksana peninjauan kembali RTRWN/ RTRWP/ RTRWK/K yang ditunjuk
oleh Menteri/ Gubernur/ Bupati/Wallikota telah selesai melaksanakan peninjauan kembali
terhadap RTRWN/ RTRWP/ RTRWK/K yang dilaksanakan dari tanggal ......... sampai
.......... Dari pelaksanaan peninjauan kembali tersebut, kami nilai bahwa:

1. Tidak terdapat perubahan kebijakan yang mempengaruhi RTRWN atau RTRWP atau
RTRWK/K;

2. Tidak terdapat dinamika pembangunan yang mempengaruhi RTRWN atau RTRWP


atau RTRWK/K;

3. Kualitas RTRWN atau RTRWP atau RTRWK/K baik;

4. RTRWN atau RTRWP atau RTRWK/K sahih; dan

5. Tidak ditemukan simpangan yang mempengaruhi RTRWN atau RTRWP atau


RTRWK/K.

Berdasarkan penilaian tersebut, maka kami rumuskan bahwa RTRWN atau RTRWP atau
RTRWK/K tidak perlu dilakukan revisi.

Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.

Dengan hormat,

Tim Pelaksana

53
3.1.3.2. Rekomendasi Perlunya Dilakukan Revisi terhadap RTRW

Surat rekomendasi perlunya dilakukan revisi terhadap RTRW dikeluarkan oleh tim
pelaksana sebagai hasil dari peninjauan kembali. Surat rekomendasi perlunya dilakukan
revisi terhadap RTRWN diberikan kepada Menteri, surat rekomendasi perlunya dilakukan
revisi terhadap RTRWP diberikan kepada gubernur, Surat rekomendasi perlunya
dilakukan revisi terhadap RTRWK/K diberikan kepada bupati/walikota untuk kemudian
ditetapkan bahwa RTRW perlu direvisi. Adapun jenis revisi dibagi menjadi perubahan
peraturan perundang-undangan tentang rencana tata ruang dan penggantian/
penyusunan ulang RTRW. Revisi RTRW berupa perubahan peraturan perundang-
undangan tentang rencana tata ruang dilakukan apabila:

1. materi perubahannya tidak lebih dari 20% (dua puluh persen);

2. sistematika peraturan perundang-undangan tidak berubah (atau terjadi perubahan


sistematika tetapi tidak merubah esensi peraturan perundang-undangan); atau

3. materi peraturan perundang-undangan yang berubah kurang dari 50% (lima puluh
persen). Perhitungan perubahan materi peraturan perundang-undangan dihitung
berdasarkan jumlah pasal yang berubah esensinya.

Sedangkan, revisi RTRW berupa penggantian/ penyusunan ulang RTRW dilakukan


apabila:

1. materi perubahannya lebih dari 20% (dua puluh persen);

2. sistematika peraturan perundang-undangan berubah dan mengakibatkan esensi


peraturan perundang-undangan ikut berubah; atau

3. materi peraturan perundang-undangan yang berubah lebih dari 50% (lima puluh
persen).

Berikut ini adalah contoh surat rekomendasi dari tim pelaksana peninjauan kembali yang
menyatakan bahwa RTRWN atau RTRWP atau RTRWK/K perlu dilakukan revisi.

54
Lampiran II. Contoh Surat Rekomendasi Perlu Dilakukan Revisi terhadap RTRW

Kepada Yth,

Bp/Ibu ....................

Selaku Menteri PU/ Gubernur Provinsi ....../ Bupati Kabupaten ....../ Walikota Kota ......

Di tempat

Hal : Rekomendasi Tindak Lanjut sebagai Hasil Peninjauan Kembali RTRW

Lamp : 1 bendel

Dengan hormat.

Kami dari tim pelaksana peninjauan kembali RTRWN/ RTRWP/ RTRWK/K yang ditunjuk
oleh Menteri/ Gubernur/ Bupati/Wallikota telah selesai melaksanakan peninjauan kembali
terhadap RTRWN/ RTRWP/ RTRWK/K yang dilaksanakan dari tanggal ......... sampai
.......... Dari pelaksanaan peninjauan kembali tersebut, kami nilai bahwa:

1. Terdapat perubahan kebijakan yang mempengaruhi RTRWN atau RTRWP atau


RTRWK/K;

2. Terdapat dinamika pembangunan yang mempengaruhi RTRWN atau RTRWP atau


RTRWK/K;

3. Kualitas RTRWN atau RTRWP atau RTRWK/K tidak baik;

4. RTRWN atau RTRWP atau RTRWK/K tidak sahih; dan

5. Ditemukan simpangan yang mempengaruhi RTRWN atau RTRWP atau RTRWK/K.

Berdasarkan penilaian tersebut, maka kami rumuskan bahwa RTRWN atau RTRWP atau
RTRWK/K perlu dilakukan revisi.

Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.

Dengan hormat,

Tim Pelaksana

55
setiap 5 tahun Penetapan pembentukan dan penetapan tim pelaksana PK (unsur
sekali selama masa pelaksanaan PK tim pelaksana PK pemerintah,akademisi,
berlakunya RTRW LSM pemerhati tata ruang
 
dan lingkungan
PENETAPAN SK Menteri, gubernur, SK Menteri, gubernur, atau
atau bupati/walikota bupati/walikota tentang
tentang pelaksanan PK   pembentukan tim pelaksana PK

setiap 5 tahun
sekali selama Penyusunan Pengumpulan data Pengkajian, evaluasi dan penilaian
masa format data dan dan informasi  
berlakunya informasi
RTRW
PELAKSANAAN

Matriks daftar data, informasi dan


Terdapat dinamika Tidak terdapat dinamika
inventarisasi data peta-peta kondisi
dan informasi dan kondisi eksisting pembangunan nasional pembangunan nasional dan
rencana   dan perubahan perubahan kebijakan
kebijakan nasional nasional

Simpangan RTRW < 20%

Sistematika peraturan tidak RTRW tidak perlu


RTRW direvisi melalui proses dan berubah direvisi
PERUMUSAN
prosedur perubahan Perda
REKOMENDASI
TINDAK LANJUT penataan ruang Materi peraturan yang
berubah < 50% RTRW tetap
RTRW perlu berlaku sesuai
direvisi masa berlakunya
Simpangan RTRW > 20%

RTRW direvisi melalui proses dan Sistematika peraturan


prosedur penyusunan RTRW baru berubah
Gambar 3.1. Tata Cara Peninjauan Kembali
Materi peraturan yang RTRW yang Dilakukan 1 (Satu) dalam 5
berubah > 50%
(Lima) Tahun

56
3.2. TATA CARA PENINJAUAN KEMBALI YANG DILAKUKAN LEBIH DARI
1 (SATU) KALI DALAM 5 (LIMA) TAHUN
Peninjauan kembali RTRW yang dilakukan lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun
meliputi:

1. Penetapan pelaksanaan peninjauan kembali rencana tata ruang;

2. Pelaksanaan peninjauan kembali rencana tata ruang; dan

3. Perumusan rekomendasi tindak lanjut hasil pelaksanaan peninjauan kembali rencana


tata ruang.

3.2.1. Penetapan Pelaksanaan Peninjauan Kembali

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, meliputi:

1. Pemahaman kebijakan mengenai penetapan bencana alam skala besar;

2. Pengamatan visual dampak bencana alam skala besar yang telah ditetapkan oleh
undang-undang;

3. Pemahaman kebijakan sebagai dasar hukum penetapan perubahan batas teritorial


negara;

4. Pemahaman perubahan batas-batas teritorial negara yang ditetapkan dengan


undang-undang;

5. Pemahaman kebijakan sebagai dasar hukum penetapan perubahan batas wilayah


daerah;

6. Pemahaman perubahan batas-batas wilayah daerah yang ditetapkan dengan undang-


undang;

7. Persiapan penyusunan surat keputusan Menteri, gubernur, atau bupati/walikota


mengenai peninjauan kembali RTRWN, RTRWP, atau RTRWK/K;

8. Pembentukan tim pelaksana yang terdiri dari unsur pemerintah pusat, pemerintah
daerah provinsi, atau pemerintah daerah kabupaten/kota, perguruan tinggi, dan
lembaga penelitian; dan

9. Penyusunan rencana kerja rinci.

Hasil dari kegiatan tersebut, meliputi:

1. Laporan data-data kerusakan/ dampak bencana alam skala besar yang telah
ditetapkan dengan undang-undang;

2. Data karakteristik dan peta-peta wilayah sesuai dengan batas wilayah baru perubahan
batas teritorial negara yang telah ditetapkan dengan undang-undang.

3. Data karakteristik dan peta-peta wilayah sesuai dengan batas wilayah baru perubahan
batas teritorial negara yang telah ditetapkan dengan undang-undang.

57
4. Keluarnya surat keputusan Menteri, gubernur, atau bupati/walikota tentang peninjauan
kembali RTRWN, RTRWP, atau RTRWK/K;

5. Terbentuknya tim pelaksana peninjauan kembali RTRW yang terdiri dari unsur
pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, atau pemerintah kabupaten/kota,
perguruan tinggi, dan lembaga penelitian; dan

6. Rencana kerja tim pelaksana.

3.2.2. Pelaksanaan Peninjauan Kembali

3.2.2.1. Pengkajian

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, meliputi:

1. Perumusan format data dan informasi

a. Penyusunan format matrik dan indikator dampak kerusakan akibat bencana alam
skala besar yang ditetapkan dengan undang-undang terhadap pemanfaatan ruang
di lapangan;

b. Penyusunan format matrik dan indikator perubahan batas-batas teritorial negara


yang ditetapkan dengan undang-undang terhadap pemanfaatan ruang terhadap
pemanfaatan ruang di lapangan;

c. Penyusunan format matrik dan indikator perubahan batas-batas wilayah daerah


yang ditetapkan dengan undang-undang terhadap pemanfaatan ruang di
lapangan;

d. Penyusunan format matrik dan indikator dampak kerusakan akibat bencana alam
skala besar yang ditetapkan dengan undang-undang terhadap rencana
pemanfaatan ruang dalam RTRWN, RTRWP, atau RTRWK/K;

e. Penyusunan format matrik dan indikator perubahan batas-batas teritorial negara


yang ditetapkan dengan undang-undang terhadap pemanfaatan ruang terhadap
rencana pemanfaatan ruang dalam RTRWN, RTRWP, atau RTRWK/K; dan

f. Penyusunan format matrik dan indikator perubahan batas-batas wilayah daerah


yang ditetapkan dengan undang-undang terhadap rencana pemanfaatan ruang
dalam RTRWN, RTRWP, atau RTRWK/K.

2. Pengumpulan/ identifikasi data dan informasi mengenai dampak kerusakan akibat


bencana alam skala besar yang ditetapkan dengan undang-undang

a. Survey primer untuk mendapatkan data, peta, dokumen, dan informasi lainnya
mengenai kondisi aktual dampak bencana;

b. Survey primer untuk mendapatkan data, peta, dokumen, dan informasi lainnya
mengenai perubahan batas-batas teritorial negara;

58
c. Survey primer untuk mendapatkan data, peta, dokumen, dan informasi lainnya
mengenai perubahan batas-batas wilayah daerah;

d. Survey sekunder pengumpulan data, peta, dokumen, dan informasi lainnya


mengenai dampak bencana;

e. Survey sekunder pengumpulan data, peta, dokumen, dan informasi lainnya


mengenai perubahan batas-batas teritorial negara; dan

f. Survey sekunder pengumpulan data, peta, dokumen, dan informasi lainnya


mengenai perubahan batas-batas wilayah daerah.

Hasil dari kegiatan ini meliputi:

1. Terumuskannya format data dan informasi

a. Terumuskannya matrik penilaian dampak kerusakan akibat bencana alam skala


besar terhadap pemanfaatan ruang di lapangan;

b. Terumuskannya matrik penilaian perubahan batas-batas teritorial negara terhadap


pemanfaatan ruang di lapangan;

c. Terumuskannya matrik penilaian perubahan batas-batas wilayah daerah terhadap


pemanfaatan ruang di lapangan;

d. Terumuskannya matrik penilaian dampak kerusakan akibat bencana alam skala


besar terhadap rencana pemanfaatan ruang RTRWN, RTRWP, RTRWK/K;

e. Terumuskannya matrik penilaian perubahan batas-batas teritorial negara terhadap


rencana pemanfaatan ruang RTRWN, RTRWP, RTRWK/K;

f. Terumuskannya matrik penilaian perubahan batas-batas wilayah daerah terhadap


rencana pemanfaatan ruang RTRWN, RTRWP, RTRWK/K;

2. Terkumpulnya data, peta, dokumen, dan informasi lainnya mengenai dampak


bencana;

3. Terkumpulnya data, peta, dokumen, dan informasi lainnya mengenai perubahan


batas-batas teritorial negara;

4. Terkumpulnya data, peta, dokumen, dan informasi lainnya mengenai perubahan


batas-batas wilayah daerah;

5. Teridentifikasinya dampak kerusakan akibat bencana alam skala besar yang


ditetapkan dengan undang-undang;

6. Teridentifikasinya batas-batas teritorial negara yang ditetapkan dengan undang-


undang;

7. Teridentifikasinya batas-batas wilayah daerah yang ditetapkan dengan undang-


undang;

59
3.2.2.2. Evaluasi

Kegiatan evaluasi pada tahap ini meliputi:

1. Evaluasi terhadap kualitas RTRW

Evaluasi ini dilakukan dengan melihat dampak yang ditimbulkan oleh bencana alam
skala besar terhadap rencana pemanfaatan ruang dalam RTRW dan/atau dampak
yang ditimbulkan oleh perubahan batas teritorial negara/ daerah. Dampak ini meliputi:

a) Luasan kerusakan lahan/ pemanfaatan ruang yang diakibatkan oleh bencana alam
skala besar dan/atau luasan wilayah akibat dari perubahan batas teritorial negara/
daerah.

b) Jenis pemanfaatan ruang yang rusak akibat dari bencana alam skala besar
dan/atau jenis pemanfaatan ruang yang bertambah/ berkurang akibat dari
perubahan batas teritorial negara/ daerah.

c) Perubahan kesesuaian peruntukkan kawasan akibat bencana alam skala besar;


dan

d) Perubahan rencana struktur ruang dan pola ruang bencana alam skala besar
dan/atau perubahan batas teritorial/daerah.

Contoh evaluasi terhadap bencana alam skala besar dan perubahan batas teritorial
negara/ wilayah daerah dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.10.
Evaluasi terhadap Dampak Bencana Alam Skala Besar dan Perubahan Batas
Teritorial Negara/ Wilayah Daerah
Dampak Bencana dan/atau Jenis Pemanfaatan Ruang
No. Luas Luas
Perubahan Batas yang Rusak/ Berubah
1. Kerusakan lahan akibat
bencana alam skala besar
2. Luas wilayah yang berubah
akibat perubahan batas

2. Evaluasi terhadap kesahihan RTRW

Kesahihan RTRW merupakan evaluasi kesesuaian antara RTRW yang masih berlaku
dengan peraturan perundang-undangan terkait.

Contoh perubahan kesesuaian peruntukkan kawasan akibat bencana alam skala


besar dan/atau perubahan batas teritorial daerah dapat dilihat pada tabel berikut ini.

60
Tabel 3.11.
Evaluasi terhadap Perubahan Kesesuaian Struktur dan Pola Ruang Akibat Bencana
Alam Skala Besar
Kesesuaian
No. Dampak Perubahan Keterangan
Ada Tidak
1. PERUBAHAN KESESUAIAN PERUNTUKKAN KAWASAN
2. RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH
2.1. Hirarki Pusat Pelayanan Wilayah Kota
2.1.1. Pusat pelayanan kota
2.1.2. Sub pusat pelayanan kota
2.1.3. Pelayanan lingkungan
2.2. Sistem jaringan prasarana
2.2.1. Sistem jaringan transportasi
a. Sistem jaringan transportasi darat
1) Jaringan jalan
2) Jaringan jalur kereta api
3) Jaringan transportasi sungai,
danau, dan penyeberangan
b. Sistem jaringan transportasi laut
c. Sistem jaringan transportasi udara
2.2.2. Sistem jaringan energi
a. Jaringan pipa minyak dan gas bumi
b. Pembangkit tenaga listrik
c. Jaringan transmisi tenaga listrik
2.2.3. Sistem jaringan telekomunikasi
a. Jaringan terestrial
b. Jaringan satelit
2.2.4. Sistem jaringan sumber daya air
2.2.5. Sistem prasarana pengelolaan
lingkungan
a. Sistem drainase
b. Sistem persampahan
c. Sistem penyediaan air bersih
d. Sistem pengelolaan limbah
2.2.6. Sistem jaringan prasarana lainnya
3. RENCANA POLA RUANG
3.1. Kawasan Lindung
3.1.1. Kawasan hutan lindung
3.1.2. Kawasan yang memberikan perlindungan
terhadap kawasan bawahannya
3.1.3. Kawasan perlindungan setempat
3.1.4. Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota
3.1.5 Kawasan suaka alam dan cagar budaya
3.1.6. Kawasan rawan bencana alam
3.1.7. Kawasan lindung lainnya
3.2. Kawasan Budidaya
3.2.1. Kawasan perumahan
3.2.2. Kawasan perdagangan dan jasa
3.2.3. Kawasan perkantoran

61
Kesesuaian
No. Dampak Perubahan Keterangan
Ada Tidak
3.2.4. Kawasan industri
3.2.5. Kawasan pariwisata
3.2.6. Kawasan ruang terbuka non hijau
3.2.7. Kawasan ruang evakuasi bencana
3.2.8. Kawasan peruntukkan ruang bagi
kegiatan sektor informal
3.2.9. Kawasan peruntukkan lainnya
4. PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS
4.1. Bidang pertahanan keamanan
4.2. Bidang pertumbuhan ekonomi
4.3. Bidang sosial dan budaya
4.4. Bidang pendayagunaan sumber daya alam dan/atau
teknologi tinggi
4.5. Bidang fungsi dan daya dukung lingkungan hidup
5. RENCANA PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN RUANG
TERBUKA, SERTA PRASARANA DAN SARANA UMUM
5.1. Ruang terbuka hijau kota
5.2. Ruang terbuka non hijau kota
5.3. Jaringan pejalan kaki
5.4. Jaringan angkutan umum
5.5. Ruang kegiatan sektor informal
5.6. Ruang evakuasi bencana

Tabel 3.12.
Evaluasi terhadap Perubahan Kesesuaian Struktur dan Pola Ruang Akibat
Perubahan Batas Teritorial Negara/ Wilayah Daerah
Kesesuaian
No. Dampak Perubahan Keterangan
Ada Tidak
1. PERUBAHAN KESESUAIAN PERUNTUKKAN KAWASAN
2. RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH
2.1. Hirarki Pusat Pelayanan Wilayah Kota
2.1.1. Pusat pelayanan kota
2.1.2. Sub pusat pelayanan kota
2.1.3. Pelayanan lingkungan
2.2. Sistem jaringan prasarana
2.2.1. Sistem jaringan transportasi
a. Sistem jaringan transportasi darat
1) Jaringan jalan
2) Jaringan jalur kereta api
3) Jaringan transportasi sungai,
danau, dan penyeberangan
b. Sistem jaringan transportasi laut
c. Sistem jaringan transportasi udara
2.2.2. Sistem jaringan energi
a. Jaringan pipa minyak dan gas bumi
b. Pembangkit tenaga listrik
c. Jaringan transmisi tenaga listrik

62
Kesesuaian
No. Dampak Perubahan Keterangan
Ada Tidak
2.2.3. Sistem jaringan telekomunikasi
a. Jaringan terestrial
b. Jaringan satelit
2.2.4. Sistem jaringan sumber daya air
2.2.5. Sistem prasarana pengelolaan
lingkungan
a. Sistem drainase
b. Sistem persampahan
c. Sistem penyediaan air bersih
d. Sistem pengelolaan limbah
2.2.6. Sistem jaringan prasarana lainnya
3. RENCANA POLA RUANG
3.1. Kawasan Lindung
3.1.1. Kawasan hutan lindung
3.1.2. Kawasan yang memberikan perlindungan
terhadap kawasan bawahannya
3.1.3. Kawasan perlindungan setempat
3.1.4. Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota
3.1.5 Kawasan suaka alam dan cagar budaya
3.1.6. Kawasan rawan bencana alam
3.1.7. Kawasan lindung lainnya
3.2. Kawasan Budidaya
3.2.1. Kawasan perumahan
3.2.2. Kawasan perdagangan dan jasa
3.2.3. Kawasan perkantoran
3.2.4. Kawasan industri
3.2.5. Kawasan pariwisata
3.2.6. Kawasan ruang terbuka non hijau
3.2.7. Kawasan ruang evakuasi bencana
3.2.8. Kawasan peruntukkan ruang bagi
kegiatan sektor informal
3.2.9. Kawasan peruntukkan lainnya
4. PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS
4.1. Bidang pertahanan keamanan
4.2. Bidang pertumbuhan ekonomi
4.3. Bidang sosial dan budaya
4.4. Bidang pendayagunaan sumber daya alam dan/atau
teknologi tinggi
4.5. Bidang fungsi dan daya dukung lingkungan hidup
5. RENCANA PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN RUANG
TERBUKA, SERTA PRASARANA DAN SARANA UMUM
5.1. Ruang terbuka hijau kota
5.2. Ruang terbuka non hijau kota
5.3. Jaringan pejalan kaki
5.4. Jaringan angkutan umum
5.5. Ruang kegiatan sektor informal
5.6. Ruang evakuasi bencana

63
3. Evaluasi terhadap pemanfaatan ruang

Evaluasi ini dilakukan dengan melihat kesesuaian rencana pemanfaatan ruang dalam
RTRW dengan kesesuaian rencana pemanfaatan ruang pasca bencana skala besar
dan/atau kesesuaian rencana pemanfaatan ruang pasca perubahan teritorial negara/
daerah.

Luas kawasan eksisting adalah A hektar, sedangkan luas kawasan yang rusak akibat
bencana alam skala besar adalah x hektar, maka penyimpangan yang terjadi sebesar

A
x 100% = a%
x
Atau

Luas kawasan menurut RTRW adalah x hektar, sedangkan luas kawasan


berdasarkan kondisi eksisting pada saat peninjauan kembali dilaksanakan adalah
B hektar, maka penyimpangan yang terjadi sebesar:

x-B
x 100% = a%
x

4. Struktur utama tingkat pelayanan

Cara penilaian adalah dengan membuat matriks jumlah fasilitas dan utilitas pada
kawasan yang ditunjuk sebagai pusat pelayanan. Apabila temyata pada kawasan
yang ditunjuk tidak memenuhi kriteria, maka berarti telah terjadi penyimpangan.
Penyimpangan terjadi bila direncanakan ada 4 pusat pelayanan dan yang sesuai
hanya 3 pusat pelayanan, berarti 1 pusat pelayanan tidak sesuai.

Penyimpangan yang terjadi adalah:

¼ x 100% = 25%

5. Sistem utama transportasi

1) Dalam rencana ada sistem utama transportasi, dalam progam juga ada, tetapi
pelaksanaannya tidak melalui pusat-pusat yang telah ditentukan, maka
penyimpangannya dinilai sebesar 100%.

2) Dalam rencana tidak ada sistem utama transportasi tetapi dalam program ada,
maka penyimpangan dinilai sebesar 100%.

3) Dalam rencana ada sistem utama transportasi tetapi tidak ada, maka
penyimpangan dinilai sebesar 100%.

4) Membandingkan antara panjang dan luas jalan eksisting dengan panjang dan luas
jaringan jalan dalam rencana

6. Sistem jaringan utilitas

1) Bila ada jaringan bukan pada kawasan yang perlu pelayanan, berarti terjadi
penyimpangan sebesar 100%.

64
2) Membandingkan kebutuhan pelayanan eksisting dengan rencana pelayanan
dalam RTRW.

Hasil analisis ini merupakan salah satu bahan masukan komponen penilaian dalam
matrik pengkajian evaluasi dan penilaian simpangan penerapan/ implementasi
pemanfaatan ruang dan sebagai dasar untuk tim pelaksana dalam memberikan
rekomendasi penanganan untuk penertiban pelanggaran penataan ruang maupun
rekomendasi untuk mengimplentasikan rencana tata ruang.

3.2.2.3. Penilaian

Penilaian terhadap RTRW merupakan suatu proses pengambilan keputusan yang


dilakukan oleh individu/ kelompok orang melalui pemberian suatu opini nilai yang
didasarkan pada data dan informasi yang obyektif dan relevan mengenai RTRW dengan
menggunakan metode/ teknik tertentu atas obyek tertentu pada saat tanggal penilaian.
Penilaian terhadap RTRW ini menghasilkan rekomendasi tindak lanjut terhadap RTRW.

3.2.3. Perumusan Rekomendasi Tindak Lanjut

Perumusan rekomendasi tindak lanjut merupakan hasil peninjauan kembali yang


dikeluarkan oleh tim pelaksana yang menyatakan bahwa rencana tata ruang yang ditinjau
kembali tersebut tidak perlu dilakukan revisi atau perlu dilakukan revisi.

3.2.3.1. Rekomendasi Tidak Perlu Dilakukan Revisi terhadap RTRW

Surat rekomendasi tidak perlu dilakukan revisi terhadap RTRW dikeluarkan oleh tim
pelaksana sebagai hasil dari peninjauan kembali. Surat rekomendasi ini diberikan kepada
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota untuk kemudian ditetapkan bahwa RTRW yang
ada tetap berlaku sesuai dengan masa berlakunya dan dapat disertai dengan usulan
untuk dilakukannya penertiban terhadap pelanggaran rencana tata ruang. Berikut adalah
contoh perumusan rekomendasi yang menyatakan bahwa tidak perlu dilakukan revisi
terhadap RTRW.

65
Lampiran III. Contoh Surat Rekomendasi Tidak Perlu Dilakukan Revisi terhadap
RTRW

Kepada Yth,

Bp/Ibu ....................

Selaku Menteri PU/ Gubernur Provinsi ....../ Bupati Kabupaten ....../ Walikota Kota ......

Di tempat

Hal : Rekomendasi Tindak Lanjut sebagai Hasil Peninjauan Kembali RTRW

Lamp : 1 bendel

Dengan hormat.

Kami dari tim pelaksana peninjauan kembali RTRWN/ RTRWP/ RTRWK/K yang ditunjuk
oleh Menteri/ Gubernur/ Bupati/Wallikota telah selesai melaksanakan peninjauan kembali
terhadap RTRWN/ RTRWP/ RTRWK/K yang dilaksanakan dari tanggal ......... sampai
.......... Dari pelaksanaan peninjauan kembali tersebut, kami nilai bahwa:

1. Bencana alam skala besar tidak menimbulkan pengaruh terhadap RTRW; dan/atau

2. Perubahan batas teritorial negara dan/atau batas daerah tidak menimbulkan pengaruh
terhadap RTRW.

Berdasarkan penilaian tersebut, maka kami rumuskan bahwa RTRWN atau RTRWP atau
RTRWK/K tidak perlu dilakukan revisi.

Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.

Dengan hormat,

Tim Pelaksana

66
3.2.3.2. Rekomendasi Perlunya Dilakukan Revisi terhadap RTRW

Surat rekomendasi perlunya dilakukan revisi terhadap RTRW dikeluarkan oleh tim
pelaksana sebagai hasil dari peninjauan kembali. Surat rekomendasi ini diberikan kepada
Menteri, gubernur, bupati/walikota untuk kemudian ditetapkan bahwa RTRW perlu
direvisi. Adapun jenis revisi dibagi menjadi perubahan peraturan perundang-undangan
tentang rencana tata ruang dan penggantian/ penyusunan ulang RTRW. Revisi RTRW
berupa perubahan peraturan perundang-undangan tentang rencana tata ruang terjadi
dilakukan apabila:

Revisi RTRW berupa perubahan peraturan perundang-undangan tentang rencana tata


ruang dilakukan apabila:

1. materi perubahannya tidak lebih dari 20% (dua puluh persen);

2. sistematika peraturan perundang-undangan tidak berubah (atau terjadi perubahan


sistematika tetapi tidak merubah esensi peraturan perundang-undangan); atau

3. materi peraturan perundang-undangan yang berubah kurang dari 50% (lima puluh
persen). Perhitungan perubahan materi peraturan perundang-undangan dihitung
berdasarkan jumlah pasal yang berubah esensinya.

Sedangkan, revisi RTRW berupa penggantian/ penyusunan ulang RTRW dilakukan


apabila:

1. materi perubahannya lebih dari 20% (dua puluh persen);

2. sistematika peraturan perundang-undangan berubah dan mengakibatkan esensi


peraturan perundang-undangan ikut berubah; atau

3. materi peraturan perundang-undangan yang berubah lebih dari 50% (lima puluh
persen).

Berikut ini adalah contoh surat rekomendasi dari tim pelaksana peninjauan kembali yang
menyatakan bahwa RTRWN atau RTRWP atau RTRWK/K perlu dilakukan revisi.

67
Lampiran IV. Contoh Surat Rekomendasi Perlu Dilakukan Revisi terhadap RTRW

Kepada Yth,

Bp/Ibu ....................

Selaku Menteri PU/ Gubernur Provinsi ....../ Bupati Kabupaten ....../ Walikota Kota ......

Di tempat

Hal : Rekomendasi Tindak Lanjut sebagai Hasil Peninjauan Kembali RTRW

Lamp : 1 bendel

Dengan hormat.

Kami dari tim pelaksana peninjauan kembali RTRWN/ RTRWP/ RTRWK/K yang ditunjuk
oleh Menteri/ Gubernur/ Bupati/Wallikota telah selesai melaksanakan peninjauan kembali
terhadap RTRWN/ RTRWP/ RTRWK/K yang dilaksanakan dari tanggal ......... sampai
.......... Dari pelaksanaan peninjauan kembali tersebut, kami nilai bahwa:

1. Bencana alam skala besar menimbulkan pengaruh terhadap RTRW; dan/atau

2. Perubahan batas teritorial negara dan/atau batas daerah menimbulkan pengaruh


terhadap RTRW.

Berdasarkan penilaian tersebut, maka kami rumuskan bahwa RTRWN atau RTRWP atau
RTRWK/K perlu dilakukan revisi.

Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.

Dengan hormat,

Tim Pelaksana

68
Secepatnya setelah terjadi Penetapan Pembentukan dan Tim Pelaksana PK (unsur
perubahan perkembangan Pelaksanaan PK penetapan tim pemerintah, akademisi, LSM
lingkungan strategis pelaksana PK pemerhati tata ruang dan
lingkungan

Faktor-faktor penyebab :
1. Bencana alam skala besar yang ditetapkan SK Menteri
PENETAPAN
UU;
tentang SK Menteri
2. Perubahan batas teritorial negara yang
ditetapkan UU; dan/atau pelaksanaan PK tentang
3. Perubahan batas wilayah daerah yang pelaksanaan PK
ditetapkan UU.

Data informasi perubahan Penyusunan Pengumpulan data Pengkajian, evaluasi dan penilaian
kebijakan, baik eksternal maupun format data dan dan informasi
internal sebagai akibat dari informasi
bencana alam skala besar,
perubahan batas teritorial
negara, dan/atau perubahan
PELAKSANAAN batas wilayah daerah Terdapat dinamika Tidak terdapat dinamika
pembangunan nasional pembangunan nasional dan
Matrik daftar Data, informasi dan
dan perubahan perubahan kebijakan
inventarisasi data dan peta-peta kondisi
kebijakan nasional nasional
informasi eksisting dan rencana

RTRW direvisi
melalui proses dan Simpangan RTRW < 20% RTRW tidak perlu
Sistematika peraturan tidak direvisi
prosedur perubahan
PERUMUSAN berubah
Perda penataan Materi peraturan yang
REKOMENDASI
TINDAK LANJUT ruang berubah < 50%
RTRW perlu RTRW tetap
RTRW direvisi direvisi berlaku sesuai
melalui proses dan Simpangan RTRW > 20% masa berlakunya
Sistematika peraturan
prosedur berubah
penyusunan RTRW Materi peraturan yang
baru berubah > 50% Gambar 3.2. Tata Cara Peninjauan Kembali
RTRW yang Dilakukan Lebih dari 1 (Satu) dalam
5 (Lima) Tahun

69
3.1.  TATA CARA PENINJAUAN KEMBALI YANG DILAKUKAN 1 (SATU) KALI DALAM
5 (LIMA) TAHUN ............................................................................................................................ 34 
3.1.1.  Penetapan Pelaksanaan Peninjauan Kembali ...................................................... 34 
3.1.2.  Pelaksanaan Peninjauan Kembali .......................................................................... 35 
3.1.2.1.  Pengkajian .......................................................................................................... 35 
3.1.2.2.  Evaluasi ............................................................................................................... 36 
Tabel 3.1.  Checklist Materi Muatan RTRWN ............................................................. 37 
Tabel 3.2.  Checklist Materi Muatan RTRWP .............................................................. 39 
Tabel 3.3.  Checklist Materi Muatan RTRW Kabupaten ............................................ 42 
Tabel 3.4.  Checklist Materi Muatan RTRW Kota ....................................................... 45 
Tabel 3.5.  Checklist Dinamika Pembangunan ............... Error! Bookmark not defined. 
Tabel 3.6.  Kesesuaian Kebijakan ................................................................................. 47 
Tabel 3.7.  Checklist Perubahan Kebijakan Tata Ruang ............. Error! Bookmark not 
defined. 
Tabel 3.8.  Evaluasi terhadap Realisasi Pelaksanaan Indikasi Program yang
Terdapat dalam RTRWN, RTRWP, dan RTRW Kabupaten ....................................... 50 
Tabel 3.9.  Evaluasi terhadap Realisasi Pelaksanaan Indikasi Program yang
Terdapat dalam RTRW Kota ........................................................................................... 50 
Tabel 3.10.  Evaluasi terhadap Dampak Simpangan yang Ditimbulkan dalam
RTRWN, RTRWP, dan RTRW Kabupaten .................................................................... 51 
Tabel 3.11.  Evaluasi terhadap Dampak Simpangan yang Ditimbulkan dalam
RTRW Kota  51 
3.1.2.3.  Penilaian ............................................................................................................. 52 
3.1.3.  Perumusan Rekomendasi Tindak Lanjut ............................................................... 52 
3.1.3.1.  Rekomendasi Tidak Perlu Dilakukan Revisi terhadap RTRW .................... 52 
3.1.3.2.  Rekomendasi Perlunya Dilakukan Revisi terhadap RTRW ........................ 54 
Gambar 3.1.  Tata Cara Peninjauan Kembali RTRW yang Dilakukan 1 (Satu)
dalam 5 (Lima) Tahun ....................................................................................................... 56 
3.2.  TATA CARA PENINJAUAN KEMBALI YANG DILAKUKAN LEBIH DARI 1 (SATU)
KALI DALAM 5 (LIMA) TAHUN ................................................................................................... 57 
3.2.1.  Penetapan Pelaksanaan Peninjauan Kembali ...................................................... 57 
3.2.2.  Pelaksanaan Peninjauan Kembali .......................................................................... 58 
3.2.2.1.  Pengkajian .......................................................................................................... 58 
3.2.2.2.  Evaluasi ............................................................................................................... 60 
Tabel 3.12.  Evaluasi terhadap Dampak Bencana Alam Skala Besar dan
Perubahan Batas Teritorial Negara/ Wilayah Daerah .................................................. 60 

70
Tabel 3.13.  Evaluasi terhadap Perubahan Kesesuaian Struktur dan Pola Ruang
Akibat Bencana Alam Skala Besar ................................................................................. 61 
Tabel 3.14.  Evaluasi terhadap Perubahan Kesesuaian Struktur dan Pola Ruang
Akibat Perubahan Batas Teritorial Negara/ Wilayah Daerah ..................................... 62 
3.2.2.3.  Penilaian ............................................................................................................. 65 
3.2.3.  Perumusan Rekomendasi Tindak Lanjut ............................................................... 65 
3.2.3.1.  Rekomendasi Tidak Perlu Dilakukan Revisi terhadap RTRW .................... 65 
3.2.3.2.  Rekomendasi Perlunya Dilakukan Revisi terhadap RTRW ........................ 67 
Gambar 3.2.  Tata Cara Peninjauan Kembali RTRW yang Dilakukan Lebih dari 1
(Satu) dalam 5 (Lima) Tahun ........................................................................................... 68 

71
72

Anda mungkin juga menyukai