Anda di halaman 1dari 88

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Marketing Public Relations adalah hal baru yang penting bagi

perusahaan. Sebelumnya public relations digunakan untuk mendukung fungsi

pemasaran pada perusahaan. Sekarang ini, Public relations sering digunakan

untuk mempertahankan opini publik. Perusahaan dihadapkan pada situasi

problematis terkait dengan manajemen isu dan manajemen krisis.1

Di bidang entertainment atau hiburan, peran Marketing Communication

sangat penting dalam membangun personal brand artis. Untuk bisa

mempromosikan artis, maka marketing communication harus mengetahui

brand artis yang ingin ditampilkan, melakukan promosi ke berbagai Media

dan membuat konstruksi agar artis memiliki citra baik seperti yang di

inginkan.

Dalam komunikasi pemasaran seorang artis biasanya berada di bawah

naungan manajemen artis atau label. Pihak ini berfungsi sebagai manager dan

juga perencana strategis untuk menyampaikan informasi terkait artis kepada

khalayak. Marketing Public Relations mempunyai beberapa program

komunikasi sebagai prasarana promosi, misalkan media elektronik, cetak,

TV, radio dll. Dengan memanfaatkan sosial media dimana sarana ini sangat

efektif yang langsung informasinya dapat sampai ke pada masyarakat

1
Heath, Robert L. (editor), (2005). Encyclopedia Of Public Relations. Sage Publications, Inc., hal.
6
2

sehingga masyarakat dapat mengikuti atau mengakses secara cepat informasi

yang diinginkan.

Citra adalah pencapaian tujuan dari kegiatan PR. Citra adalah sesuatu

yang abstrak (intangible) dan tidak dapat diukur dalam ukuran nominal

tertentu. Ibarat angin yang bertiup maka citra mempunyai wujud yang dapat

dirasakan dari hasil penilaian baik atau buruk, seperti tanggapan yang positif

maupun negatif seperti sinis yang khususnya datang dari publik (mitra kerja)

dan masyarakat pada umumnya. Citra yang baik dari seorang artis akan

mempunyai dampak yang menguntungkan, dan merupakan asset karena citra

mempunyai suatu dampak pada persepsi publik dari komunikasi dan operasi

organisasi dalam berbagai hal, sedangkan citra yang jelek akan merugikan

seorang artis

Ada tiga strategi yang digunakan PR untuk mempertahankan citra,

strategi ini adalah strategi pull, strategi push, dan strategi pass. Strategi Pull

adalah strategi untuk menarik kembali perhatian publik, strategi Push adalah

penerapan event untuk memperbaiki citra yang telah rusak, sedangkan

strategi Pass adalah kekuatan untuk mempengaruhi dan menciptakan opini

publik yang positif.2

Penelitian ini mencoba untuk untuk mengetahui pengaruh strategi

Marketing Public Relations terhadap Citra Nona Noni. Bagaimana besarnya

tingkat pengaruh strategi Marketing Public Relations penting untuk diketahui

untuk menilai atau mengevaluasi efektifitas program Marketing Public

2
Datuela, Agnes. (2013). Strategi Public Relations PT. Telkomsel Branch Manado dalam
Mempertahankan Citra Perusahaan. Journal “Acta Diurna” vol. II No. I Th. 2013
3

Relations yang telah dilaksanakan dalam membangun atau mempertahankan

citra yang dinginkan oleh NN.

Harapan dari penulisan penelitian ini adalah agar peneliti dapat

memiliki ukuran atas strategi Marketing Public Relations yang telah

dilakukan dalam membangun dan mempertahankan Citra NN sebagai artis

yang baik, sejauh apa persepsi masyarakat tentang Nona Noni, dan sebagai

upaya untuk evaluasi dan koreksi bagi pihak manajemen NN untuk strategi

Marketing Public Relations yang telah dijalankan.

Dalam konteks seorang NN, Marketing Public Relations ditujukan agar

khalayak pecinta dangdut mau mendengarkan dan menikmati karya NN demi

memenuhi kebutuhan untuk menikmati musik dangdut yang memuaskan

mereka. Konsep pemasaran dalam Public Relation merespons kebutuhan fisik

dan sosial dari khalayak yang bermanfaat bagi penyesuaian dan bertahannya

sistem sosial.3

Figur Publik adalah seorang individu yang dikenal oleh masyarakat

luas, baik karena profesi maupun kompetensinya. Secara khusus public figure

dikelompokkan dalam dua kategori. Artis dan pejabat negara. Artis dalam

bidang tarik suara, aktor-aktris, atau yang lainnya khususnya disini Penyanyi

atau Musisi merupakan product dimana profesi ini menjadikan siapa yang

pentaskan menjadi suatu figure atau model. Pengemasan artis ini menjadi

penting karena akan berefek langsung terhadap citra artis tersebut mengingat

tingkat persaingan antar artis semakin hari semakin terlihat jelas, hal ini dapat

3
Satawedin, Patama (2003). Marketing Public Relations (MPR)
4

terjadi tidak hanya dengan artis pendatang baru melainkan dengan sesama

artis yang telah memiliki eksistensi atau sudah dikenal di masyarakat. Dalam

kegiatan sehari-hari seorang artis akan diminta oleh perorangan maupun

perusahaan dalam memberikan hiburan yang diperlukan oleh masing-masing

pihak.

Nona Noni adalah artis berkebangsaan Indonesia di industri musik

dangdut. Di blantika musik dangdut sekarang ini, banyak terdapat penyanyi

dangdut wanita yang diidolakan penggemar dangdut seperti Ayu Ting Ting,

Fitri Karlina, Siti Badriyah, Zaskia “Gotik”. NN adalah salah satu artis

dangdut di genre housedut. Selain NN, ada nama-nama seperti

Melinda,Zaskia dan Siti Badriah yang semuanya berada di label rekaman

Nagaswara.4

Nona Noni, hadir dalam industri ini sebagai pendatang baru yang

melucurkan single populer dengan judul “Gagal Mendua”, yang bergenre

frangkot modern alias house dangdut. Nona Noni adalah penyanyi jebolan

ajang pencarian bakat Stardut2007 di salah satu stasiun televisi swasta

nasional. Keahliannya bernyanyi dimulai sejak masih belia dana telah

mencoba berbagai macam genre musik hingga akhirnya mantap berkarir di

dangdut.5

Nona Noni (NN) mencoba menghadirkan dangdut sebagai musik yang

berkelas. Berbeda dengan dangdut yang notabene dikonotasikan norak, dan

4
http://nagaswara.co.id/berita/detail/4978/newcomers-nona-noni--single-gagal-mendua
5
Alan Pamungkas. (28 September 2013). Nona Noni, Anak Muda Yang Ingin Bangkitkan
Dangdut. Diakses dari http://celebrity.okezone.com/read/2013/09/28/386/873347/nona-noni-anak-
muda-yang-ingin-bangkitkan-dangdut
5

diperuntukkan untuk kelas bawah. NN ingin menampilkan dangdut dengan

materi yang berkualitas, berbobot, dan diterima secara materi. Sampai saat ini

NN telah menelurkan dua single yaitu Gagal Mendua di tahun 2013 dan

Kebelet Kawin di tahun 2014.6

Nona Noni sebagai seorang artis ingin menampilkan citra sebagai artis

dengan nama baik, dan memiliki kredibilitas. Kredibilitas yang dimaksud

oleh Nona Noni adalah citra positif penyanyi dangdut. Masyarakat pada

umumnya melekatkan citra negatif kepada penyanyi dangdut. Hal ini

dilakukan Nona Noni dengan berusaha menghadirkan citra sebagai penyanyi

yang sopan dan berkelakuan baik dengan meminimalisir isu negatif pada

masyarakat yang dapat mengundang konflik. Selain itu Nona Noni, juga

berusaha membangkitkan dangdut sebagai musik yang berkelas dengan

penggodokan materi yang berbobot.

Menurut NN sendiri, dalam upayanya membentuk citra yang

diinginkan, terdapat hambatan dan tantangan yaitu adanya citra negatif yang

melekat pada seorang penyanyi dangdut. Penyanyi dangdut sering digosipkan

dengan isu dan sensasi negatif. NN berusaha untuk populer dan membangun

citra positif tanpa isu serta konflik untuk dijadikan nilai berita. Banyak hal

yang dialami NN seperti pandangan sebelah mata, dan isu bahwa penyanyi

dangdut cuma mengandalkan goyangan, sementara tekhnik nyanyinya kurang

bagus.

6
http://www.nagaswara.co.id/artis/biography/429/Nona_Noni
6

NN sebagai artis dangdut memiliki khalayak target masyarakat daerah

yang menunjukkan tingkat konsumsi media TV sangat tinggi, berbeda dengan

masyarakat perkotaan yang tingkat konsumsinya lebih rendah. Berdasarkan

data riset dari Nielsen menunjukkan bahwa konsumsi media televisi di kota-

kota baik di Jawa maupun Luar Jawa masih menjadi medium utama yang

dikonsumsi masyarakat Indonesia (95%), disusul oleh Internet (33%), Radio

(20%), Suratkabar (12%), Tabloid (6%) dan Majalah (5%).7

Kompas juga melaporkan bahwa televisi masih menjadi sumber media

terbesar di tengah tren penggunaan media sosial, online, dan berita dalam

jaringan (daring) di DKI Jakarta. Televisi mampu memadukan format audio

dan visual secara langsung agaknya belum tertandingi oleh media elektronik
8
lainnya. Televisi menyajikan hiburan, pendidikan, hingga propaganda

kepentingan. Intinya, televisi menjadi media yang efektif untuk

menyebarluaskan informasi di masyarakat secara murah, cepat, dan meluas.

Penonton dari berbagai kalangan usia gemar menonton televisi juga karena

perkembangan acara televisi yang makin memanjakan pemirsanya. Dari

waktu ke waktu, insan pertelevisian terus mengembangkan program yang

semakin memikat pemirsa untuk betah berlama-lama berada di depan

televisi.9

7
http://www.nielsen.com/id/en/press-room/2014/nielsen-konsumsi-media-lebih-tinggi-di-luar-
jawa.html
8
http://print.kompas.com/baca/opini/jajak-pendapat/2016/06/29/Televisi-Masih-Jadi-Primadona
9
ibid
7

Gambar 1.1. Media Informasi Masyarakat Perkotaan berdasarkan tingkat

penggunaan10

,
Bagi publik di DKI Jakarta dan sekitarnya, informasi perkembangan

kondisi perkotaan, baik tentang pemerintahan, transportasi, maupun gaya

hidup, paling nyaman dikonsumsi lewat televisi. Sedikitnya tiga dari lima

responden (71,7 persen) yang ditemui dalam wawancara tatap muka

menyatakan hal tersebut. Televisi masih menjadi media pilihan utama untuk

memperoleh informasi di tengah maraknya situs berita online dan media

10
http://print.kompas.com/baca/opini/jajak-pendapat/2016/06/29/Televisi-Masih-Jadi-Primadona
8

sosial. Faktor-faktor seperti kualitas siaran, koneksi internet tidak stabil dan

keterbatasan bandwidth serta kendala teknis yang minim untuk mengakses

televisi.11

Untuk mewujudkan citra sebagaimana disebutkan di atas, NN dan label

yang menaunginya yaitu Nagaswara mengadakan aktivitas Marketing Public

Relations. Marketing Public Relations adalah proses perencanaan dan

evaluasi program untuk mendorong pembelian dan kepuasan konsumen

melalui komunikasi informasi dan kesan kredibel yang mengidentifikasi

perusahaan dan produknya terhadap kebutuhan konsumen.12 Dari pengertian

Ruslan di atas maka bisa disimpulkan bahwa Marketing Public Relations

terkait dengan perencanaan dan evaluasi yang bertujuan tercapainya

konsumsi dan kepuasan konsumen. Kedua tujuan ini dilakukan dengan

memberikan informasi dan kesan yang kredibel, dimana pesan-pesan yang

disampaikan disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Marketing Public

Relations disini menghasilkan itikad baik (good will) sehingga menghasilkan

citra yang positif di masyarakat. dimana dalam suatu organisasi maupun

personal, citra yang baik dapat dirasakan langsung dalam keuntungan atau

kegunaannya.

Salah satu strategi yang dilakukan oleh manajemen adalah dengan

menampilkan NN di acara Dahsyat di RCTI. Berdasarkan data rating target

audience ALL tahun 2015 menunjukkan bahwa dahSyat meraih TVR 1,2 dan

TVS 14,5. Angka ini terbilang baik. Karena kompetitor yang tayang

11
http://print.kompas.com/baca/opini/jajak-pendapat/2016/06/29/Televisi-Masih-Jadi-Primadona
12
Ruslan, Rosady (2001). Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi Konsepsi dan
Aplikasi, Edisi Revisi, Cet. 3, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, hal. 243
9

bebarengan, inBox, hanya meraih TVR 1,1 dan TVS 13,9 (Panditio

Rayendra, 2015). Program TV DAHSYAT di tayangkan di RCTI. Program

ini menyajikan tangga lagu dan video klip, dengan gaya lucu dan kocak dari

para host “Dahsyat” saat membawakan acara. Program ini disiarkan setiap

hari Senin - Jumat, 07.00 Wib & Sabtu, 09.00 Wib.13

Tercatat beberapa kali NN tampil di acara dahsyat yaitu pada tanggal 16

November 2013; pada tanggal 27 September 2013 Nona Noni membawakan

singlenya Gagal Mendua. Selain tampil di acara Dahsyat, NN juga sempat

tampil membawakan single Gagal Mendua di acara SUPER DEAL pada

tanggal 26 Maret 2014 dan membawakan single Kebelet Kawin di acaar

Inbox pada tanggal 11 November 2014.

Peneliti melakukan penelitian di kecamatan Kelurahan Meruya Selatan,

Jakarta Barat, terhitung dari tanggal 1 Oktober – 30 Oktober 2016. Penelitian

ini memilih masyarakat perkotaan yaitu masyarakat di wilayah Kelurahan

Meruya Selatan, yang merupakan khalayak target NN. Khalayak ini dipilih

karena sesuai dengan target sasaran NN yaitu masyarakat yang sering melihat

televisi dan menyukai musik dangdut.

1.2 Rumusan Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan, maka rumusan

masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah: “Sejauhmana pengaruh

13
http://www.rcti.tv/program/view/86/DAHSYAT
10

aktivitas Marketing Public Relations terhadap Citra Nona Noni menurut

masyarakat Meruya Jakarta Barat”.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang diinginkan dari penelitian ini adalah: Untuk menganalisis

pengaruh dari aktivitas yang dilakukan Marketing Public Relations terhadap

pembentukan citra pada artis Nona Noni

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan mampu menambah khazanah keilmuan

dan Pengembangan ilmu humas mengenai Aktivitas Marketing Public

Relations dalam pengelolaan Citra.

1.4.2 Manfaat Praktis

Memberikan sumbangan pemikiran khususnya bagi Marketing

Public Relations Manajemen serta bahan evaluasi dalam pengelolaan

seluruh kegiatan dan aktivitas Artis.


11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Komunikasi

Untuk memahami komunikasi, maka diajukan beberapa definisi tentang

komunikasi sebagai berikut ini. Hovland menyatakan bahwa komunikasi

adalah proses yang memungkinkan seseorang menyampaikan rangsangan

(biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain.14

Effendy menyebut komunikasi sebagai proses penyampaian pesan oleh

seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu, mengubah sikap, pendapat,

atau perilaku, baik langsung secara langsung, maupun melalui media. 15

Menurut Carl I. Hovland, yang dikutip oleh Onong U. Effendy “Komunikasi

adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas

penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap“.16

Menurut Cangara, komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang

atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu

sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang

mendalam.17

Komunikasi meliputi lima unsur pokok sebagai berikut:

1. Komunikator

14
Mulyana, Dedy. (2005). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. PT. Remaja Rosdakarya, hal. 62
15
Effendy, Uchjana Onong. (2005). Ilmu Komunikasi Teori dan Pratek. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, hal. 10
16
ibid, hal. 10
17
Cangara, Hafied. (2007). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Persada, hal.
20
12

Komunikator adalah seseorang atau sekelompok orang yang

menyampaikan pikirannya atau perasaannya kepada orang lain.

2. Pesan

Pesan sebagai terjemahan dari bahasa asing message adalah lambang

bermakna, yakni lambang yang membawakan pikiran atau perasaan

komunikator.

3. Media

Media adalah sarana untuk menyalurkan pesan-pesan yang disampaikan

oleh komunikator kepada komunikan.

4. Komunikan

Komunikan adalah seseorang atau sejumlah orang yang menjadi sasaran

komunikator ketika ia menyampaikan pesannya.

5. Efek

Efek adalah tanggapan, respons atau reaksi dari komunikan ketika ia atau

mereka menerima pesan dari komunikator. Jadi efek adalah akibat dari

proses komunikasi18.

2.2. Efek Komunikasi

Ardianto, Komala dan Karlinah, (2007) menyatakan bahwa efek pesan

media massa terbagi atas efek kognitif, afektif dan konatif (behavioral).

Berikut akan dijabarkan ketiga efek pesan media massa tersebut.

1. Efek Kognitif

18
Onong Uchjana Effendy. 2009. Human relation & Public Relation. BAndung: CV. Mandar
Maju, hal. 14-16
13

Efek kognitif menyangkut kesadaran dan pengetahuan. Yaitu

tersampaikannya pesan kepada khalayak sehingga pesan tersebut mampu

menyadarkan dan memberikan pengetahuan baru kepada khalayak.

Dampak ini berkaitan dengan penyampaian informasi, pengetahuan,

keterampilan maupun kepercayaan oleh media massa.

2. Afektif

Efek Afektif menyangkut sikap atau perasaan/ emosi, menyangkut

masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap, seperti

rasa benci suka jijik sangat suka dan lain-lain. Tahap ini adalah tanggapan,

reaksi jawaban yang diberikan oleh responden pada tahap perasaan sikap

serta evaluasi terhadap sesuatu yang didengar atau dilihat.

3. Konatif (behavioral)

Efek konatif berkaitan dengan prilaku/ tindakan khalayak, apakah

pesan tersebut dapat mendorong khalayak agar berperilaku sesuai dengan

yang diinginkan.19

2.3 Public Relations

Menurut Nurjaman dan Umam (2012) Organisasi Public Relations

Nasional dan Internasional telah menyusun definisi cukup untuk diterapkan

terkait Public Relations, yang mencakup:

1) Public Relations adalah usaha sengaja, terencana dan tidak pernah mati

untuk menetapkan dan memelihara saling pengertian antara organisasi

19
Ardianto, Elvinaro., Komala, Lukiati & Karlinah, Siti. (2007) Komunikasi Massa Suatu
Pengantar Edisi Revisi, Bandung: Sembiosa Rekatama Media
14

dan masyarakat (british institute of public opinion,yang difinisikan juga

telah di ikuti di sejumlah negara common wealth/persemakmuran),

2) Praktik Public Relations adalah seni dan ilmu sosial untuk menganalisis

tren, meramalkan konsekuensi tindakan, memberikan konsultasi kepada

pemimpin organisasi, dan melaksanakan program tindakan terencana

demi kepentingan masyarakat umum dan organisasi, (definisi yang

sestujui di word Assembly of public reltions kota mexico pada tahun 1978

dan di ikuti 34 organisasi public reltions nasional).20

Rex Harlow mendefinisikan Public Relations “Public Relations adalah

fungsi manajemen khas yang mendukung pembina dan pemeliharaan jalur

bersama antara organisasi dan publiknya mengenai komunikasi, pengertian,

penerimaan, dan kerja sama, melibatkan manajemen dalam permasalahan

atau persoalan: membantu manajemen untuk memahami dan tanggap

terhadap opini publik; menetapkan dan menekankan tanggung jawab

manajemen untuk melayani kepentingan publik; mendukung manajemen

dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak

sebagai sistem peringatan dini dalam membantu mengantisipasi

kecenderungan, dan menggunakan penelitian serata teknik komunikasi yang

sehat dan etis sebagai sarana utama.”21

Menurut Kusumastuti (2002) Peran Public Relations dapat dibedakan

menjadi dua peran yakni:

1. Pertama, peranan managerial (communication manager role)

20
Kadar Nurjaman, Khaerul Umam. 2012. Komunikasi & Public Relation. Pustaka Setia, hal. 103
21
Ibid, hal. 108
15

Peranan manajerial dikenal dengan peranan di tingkat manajemen, yang

dapat diuraikan menjadi tiga peranan yakni

a. Expert presciber communication

Petugas PR dianggap sebagai orang yang ahli. Dia menasihati

pimpinan perusahaan/organisasi. Hubungan mereka diibaratkan seperti

hubungan dokter dan pasien.

b. Problem solving process facilitator

Yakni peranan sebagai failitator dalam proses pemecahan masalah.

Para peranan ini petugas humas melibatkan diri atau dilibatkan dalam

setiap manajemen (krisis). Dia menjadi anggota tim, bahkan bila

memungkinkan menjadi leader dalam penangan krisis manajemen.

c. Communication facilitator

Peranan petugas humas sebagai fasilitator komunikasi antara

perusahaan organisasi dengan publik. Baik dengna publik eksternal

maupun internal. Istilah yang paling umum adalah sebagai jembatan

komunikasi antara publik dengan perusahaan. Sebagai media atau

penengah bila terjadi miscommunication.

2. Kedua, peranan teknis (communications technician role).

Di sini petugas humas dianggap sebagai pelaksana teknis komunikasi. Dia

menyediakan layanan di bidang teknis, sementara kebijakan dan keputsan

teknis komunikasi mana yang akan digunakan bukan merupakan

keputusan petugas humas, melainkan keputusan manajemen dan petugas

humas yang melaksanakannya.


16

Teknisi komunikasi, yang tidak terlibat dalam pengambilan keputusan,

tetapi organisasi mengimplementasikan program-program PR, seperti

menulis siaran pers, mengatur acara dan produksi konten web. Teknisi

umumnya tidak terlalu terlibat dalam penelitian atau evaluasi: mereka

adalah pelaku.22

Menurut Effendy, (2005) ada ciri-ciri Public Relations sebagai berikut:

1) Merupakan kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi yang berlangsung

dua arah secara timbal balik (two way reciprocal communication). Hal ini

berarti bahwa pada jalur pertama komunikasi berbentuk penyebaran

komunikasi yang berbentuk penyebaran informasi dari organisasi kepada

publik. Pada jalur kedua komunikasi berlangsung dalam bentuk

penyampaian tanggapan atau opini publik dari pihak publik organisasi

tersebut. Melalui komunikasi dua arah tersebut berarti bahwa organisasi

dapat selalu mengkaji apakah informasi yang disebarkan pada publiknya

itu diterima, dipahami dan dilaksanakan atau tidak. Evaluasi ini diperlukan

sebagai bahan perencanaan kegiatan kedepannya.

2) Fungsi Public Relations melekat pada proses manajemen. Eksistensi

Public Relations sebagai pelembagaan kegiatan komunikasi dalam

organisasi justru untuk menunjang upaya manajemen dalam mencapai

objektif yang telah ditetapkan.

3) Sasaran kegiatannya adalah publik, baik internal maupun eksternal.

22
Kusumastuti, Frida (2002). Dasar-Dasar Humas. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia, hal. 24
17

4) Operasionalisasinya, Public Relations membina hubungan harmonis antara

organisasi atau individu dan publik. Istilah harmonis dalam hubungan

yang harus dibina Public Relations ini mengandung makna yang cukup

luas, yakni:

i. Sikap menyenangkan (favorable)

ii. Itikad baik (goodwill)

iii. Toleransi (tolerance)

iv. Saling pengertian (mutual understanding)

v. Saling percaya (mutual confidence)

vi. Saling menghargai (mutual appreciation)

vii. Citra baik (good image).23

Menurut Cutlip dan Center, dan Canfield fungsi Public Relations

adalah sebagai berikut:

1) Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan

bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga/organisasi).

2) Membina hubungan yang harmonis antara lembaga/organisasi dengan

publiknya yang merupakan khalayak sasaran.

3) Mengidentifikasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan opini,

persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap lembaga/organisasi yang

diwakilinya atau sebaliknya.

4) Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada

pimpinan manajemen demi tujuan dan manfaat bersama.

23
Effendy, Uchjana Onong. (2005). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, hal. 24
18

5) Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus

informasi, publikasi serta pesan dari lembaga/organisasi ke publiknya

atau sebaliknya demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak.24

Kustadi Suhandang (2004) menyebutkan beberapa hambatan yang

terjadi dalam Public Relations, yaitu:

1) Kebisingan (noise factor): hambatan berupa suara yang mengganggu

jalannya komunikasi sehingga pesan tidak dapat tersampaikan dengan

sebagaimana mestinya.

2) Kepentingan (interest): hal ini dapat membuat seseorang lebih selektif

dalam hal pemahaman dan tanggapannya. Seseorang akan cenderung

lebih memperhatikan stimulus yang memiliki korelasi dengan

kepentingannya.

3) Motivasi (motivation): hal ini akan mendorong seseorang berbuat sesuatu

yang benar sesuai dengan keinginan, kebutuhan, dan kekurangannya.

4) Prasangka (prejudice): prasangka menjadi salah satu hambatan dalam

proses penyampaian pesan, karena seseorang sudah memiliki

pemikirannya sendiri.25

2.4. Marketing Public Relations

Di tahun 1996, Lesly menyatakan bahwa Public Relations harus dilihat

sebagai keseluruhan akumulasi dari perilaku manusia. Lesly menyatakan

24
Ruslan, Rosady. (2006). Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, Penerbit Rajawali
Pers, Jakarta, hal. 18
25
Suhandang, K. (2004). Public Relations Perusahaan: Kajian, Program, dan Implementasi,
Bandung: Penerbit Nusantara, hal. 57-59
19

bahwa konsep “Marketing Public Relations” adalah gagasan promosi produk

yang diperluas dengan keragaman publiknya. Lesly mendefinisikan

“Marketing Public Relations” sebagai “marketing publicity and promotion”

(publisitas dan promosi pemasaran). Lesly merubah Public Relations dari

aktifitas atau kebijakan strategis utama menjadi pendekatan taktis dengan

memandang Public Relations bergerak di tengah hal-hal yang tidak berwujud.

Ia memandang komunikasi digunakan untuk menjembatani klien dan publik

untuk menunjukkan fungsi sosial yang lebih besar bagi Public Relations itu

sendiri. 26

Kotler, et al sebagai pakar di bidang pemasaran mendefinisikan Public

Relations sebagai ‘building good relations with the company’s various

publics by obtaining favourable publicity, building up a good corporate

image and handling or heading off unfavourable rumours, stories and events”

(membangun hubungan baik dengan beragam khalayak perusahaan dengan

mendapatkan publisitas baik, membangun citra perusahaan yang baik dan

menangani atau mengatasi gosip, cerita dan kejadian tidak baik yang

menimpa perusahaan). 27 Awalnya Marketing Public Relations dipandang

sebagai teknik promosi massal dan dipandang hanya sebagai publisitas dan

aktifitas untuk mempromosikan perusahaan tau produknya dengan

menanamkan berita tanpa dibayar oleh perusahaan.

Public Relations dan komunikasi pemasaran memiliki perbedaan.

Public Relations adalah fungsi manajemen yang berfokus pada pola interaksi

26
Heath, Robert L. (2005). Encyclopedia of Public Relations. Sage Publications, Inc., hal. 491-
492
27
Oliver, Sandra. (2010). Public Relations Strategy Third Edition. Kogan Page Ltd, hal. 14
20

jangka panjang antara organisasi dan semua publik baik yang mendukung

atau tidak mendukung perusahaan untuk meningkatkan kualitas hubungan,

menciptakan kesepamahaman, goodwill dan dukungan. Komnikasi

pemasaran adalah fungsi yang berfokus langsung pada produk dan jasa yang

memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Tujuan komunikasi

pemasaran adalah membangun pertukaran ekonomi antara perusahaan dengan

konsumen.28

Menurut Harris, Marketing Public Relations didefinisikan sebagai

sebuah proses perencanaan, eksekusi, dan evaluasi program-program yang

mendorong pembelian dan kepuasan konsumen melalui komunikasi yang

kredibel dalam menyampaikan informasi dan menciptakan impresi yang

mengidentifikasi perusahaan dan produknya dengan kebutuhan, keinginan,

perhatian, dan kepentingan konsumen.29

Menurut Kotler dan Keller Marketing Public Relations (MPR) dapat

membangun kesadaran dengan menempatkan berita di media untuk menarik

perhatian orang pada suatu produk, jasa, orang, organisasi atau gagasan.

Marketing Public Relations dapat membangun kredibilitas dengan

menyampaikan pesan dalam konteks editorial. Marketing Public Relations

dapat menurunkan biaya promosi karena Marketing Public Relations

28
Ibid, hal. 4
29
Kriyantono, R. (2010). Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Group, hal. 58
21

menghabiskan biaya yang lebih rendah daripada surat langsung dan iklan

media.30

Marketing Public Relations (MPR), adalah perpaduan (sinergi) antara

pelaksanaan program dan strategi pemasaran (Marketing strategy

implementation) dengan aktifitas program humas (work programe of PR)

dalam upaya meluaskan pemasaran dan demi mencapai kepuasan

konsumennya (customer satisfaction).

Menurut Ardianto, Marketing Public Relations ini adalah konsep

Public Relations yang berorientasi pemasaran. Sebelum dan sesudah

marketing dijalankan, maka perlu diakses dahulu atau dipelihara oleh Public

Relations dengan melakukan pembentukan citra (image building) suatu

produk atau jasa yang positif. Bila citra perusahaan, produk atau jasa sudah

positif di mata konsumen, maka mempermudah upaya pemasaran publik

untuk menjadi pelanggan.31

Marketing Public Relations memiliki tiga taktik (Three Ways Strategy)

sebagai perwujudan kegiatan Marketing Public Relations dari strategi Public

Relations dalam mencapai tujuan (goals), yaitu:32

1. Push Strategy (Mendorong). push" berarti mendorong produk ke dalam

saluran Pemasaran dengan menggunakan tenaga penjual, promosi dan

30
Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane. (2009). Marketing Management 13th Edition. Pearson
International, hal. 279
31
Ardianto, Elvinaro. (2009). Public Relations Praktis. Edisi pertama. Jakarta hal. 121
32
Ruslan, Rosady. (2012). Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta: Rajawali
Pers
22

sejenisnya.33

2. Pull Strategy (Menarik). Strategi ini menuntut adanya investasi pada

periklanan, promosi atau aktifitas Marketing Public Relations untuk

membangun permintaan yang “menarik” produk atau layanan yang

diberikan perusahaan melalui jaringan distribusi yang ada. 34 Strategi

pull berupaya merangsang pembelian sekaligus dapat memberikan nilai-

nilai (added value) atau kepuasan bagi konsumen (satiesfied customer)

yang telah menggunakan jasa/ produknya. Strategi ini digunakan untuk

mendorong promosi produk melalui saluran distribusi secara efektif.

Kegiatan Marketing Public Relations adalah Pameran, Media Cetak, dan

Publisitas. 35

3. Pass Strategy (Strategi Mempengaruhi). Strategi ini berupaya mengatasi

resistensi pasar dari kelompok-kelompok seperti consumer watchdogs

(kelompok perlindungan konsumen), pemerhati lingkungan, peraturan

pemerintah, kelompok religius dan sejenis agar produk yang ditawarkan

ke pasar bisa diperkenalkan dan didistribusikan dengan baik. 36 Upaya

mempengaruhi atau menciptakan opini publik yang menguntungkan ini

dilakukan melalui berbagai kegiatan dan partisipasi dalam kegiatan

kemasyarakatan (community relations) atau tanggung jawab sosial

(sosial responsibility), serta kepedulian terhadap masalah-masalah yang

33
Kitchen, P. & Schultz, D. (2001). Raising the Corporate Umbrella: Corporate Communications
in the Twenty-First Century. Palgrave, hal. 186
34
ibid
35
Ruslan, Rosady. (2012). loc.cit.
36
Kitchen, P. & Schultz, D. (2001), loc.cit.
23

berkaitan dengan kondisi sosial dan lingkungan hidup. 37

2.5. Personal Branding

Timothy P. O’Brien, penulis buku “The Power of Branding ” (2007),

mengatakan bahwa Personal brand adalah identitas pribadi yang mampu

menciptakan sebuah respon emosional terhadap orang lain mengenai kualitas

dan nilai yang dimiliki orang tersebut. Penjelasan yang mirip pernah ditulis

oleh Montoya (2009), Personal brand adalah image yang kuat dan jelas yang

ada di benak klien.

Dewi Haroen (2014) mendefinisikan Personal Branding dengan kata

lain adalah proses membentuk persepsi masyarakat terhadap aspek-aspek

yang dimiliki oleh seseorang, di antaranya adalah kepribadian, kemampuan,

atau nilai-nilai, dan bagaimana semua itu menimbulkan persepsi positif dari

masyarakat yang pada akhirnya digunakan sebagai alat pemasaran. 38

Personal Branding adalah sebuah seni dalam menarik dan memelihara

lebih banyak klien dengan cara membentuk persepsi publik secara aktif.

(Montoya, 2006). Personal Branding adalah sesuatu tentang bagaimana

mengambil kendali atas penilaian orang lain terhadap anda sebelum ada

pertemuan langsung dengan anda.39

Dari pendapat para pakar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

personal branding adalah suatu proses membentuk persepsi masyarakat

37
Ruslan, Rosady. (2012), loc.cit.
38
Haroen, D. (2014). Personal Branding: Kunci Kesuksesan Anda Berkiprah Di Dunia Politik,
Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama
39
Montoya, P. and Vandehey, T. (2009). The Personal Branding Phenomenon, Personal Branding
Press
24

terhadap aspek-aspek yang dimiliki oleh seseorang, diantaranya adalah

kepribadian, kemampuan, atau nilai-nilai, dan bagaimana stimulus – stimulus

ini menimbulkan persepsi positif dari masyarakat yang pada akhirnya dapat

digunakan sebagai alat pemasaran.

McNally and Speak dalam bukunya “Be Your Own Brand”

menyatakan bahwa ada tiga komponen utama yang tergabung menjadi satu,

yang kemudian menentukan kekuatan sebuah brand. Merek yang kuat adalah:

1. Merek yang khusus

Merek yang khusus berarti merek yang mewakili sesuatu atau seseorang,

memiliki sebuah suku pandang. Ketika seseorang ingin melakukan

Personal Branding, hendaknya setiap sudut pandang dan kepercayaan

yang dimiliki dipertahankan. Personal Branding tidak berarti menjual diri

kepada audiens, namun berangkat dari pemahaman akan kebutuhan

audiens dan keinginan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut

tanpa mengorbankan nilai-nilai yang mendasarinya.

2. Merek yang relevan

Merek yang relevan berarti apa yang diwakili oleh merek tersebut

dikaitkan dengan apa yang penting bagi orang lain. Merek menjadi kuat

ketika merek tersebut memiliki tingkat relevansi yang tinggi, seperti

halnya sepasang suami istri dan rekan kerja. Tentunya rekan kerja

memiliki tingkat relevansi yang lebih rendah terhadap kehidupan

seseorang jika dibandingkan dengan suami atau istri seseorang tersebut.

Relevansi yang menjadikan sebuah merek kuat ini berbicara mengenai


25

bagaimana cara seseorang yang melakukan proses Personal Branding

dalam memenuhi kebutuhan audiensnya. Memiliki merek yang relevan

akan membuat seseorang memasuki dunia berpikir yang terbalik. Dengan

kata lain, untuk menciptakan relevansi yang tinggi dibutuhkan usaha untuk

keluar dari dunia sendiri dan masuk ke dalam dunia audiens yang dituju.

Semakin tinggi relevansi sebuah brand, semakin tinggi pula audies yang

akan “tertarik” kepada brand tersebut.

3. Merek yang konsisten

Merek konsisten berarti bahwa orang menjadi yakin di dalam suatu

hubugan berdasarkan kepada konsistensi perilaku yang audiens alami atau

rasakan. Melakukan segala usaha Personal Branding secara terus-menerus

dan berkesinambungan akan menciptakan kredibilitas yang akan diberikan

audiens terhadap seseorang. Perilaku dan usaha yang konsisten akan

membuahkan merek yang kuat dibandingkan kecakapan yang paling

terpoles maupun tindakan praktis manapun. Demikian juga sebuah brand

atau Personal brand akan hancur dengan gampang ketika perilaku

seseorang tidak konsisten.

2.5.1 Tiga Elemen Personal Branding

Dalam membangun personal branding tentunya diperlukan elemen-

elemen utama, dimana elemen-elemen tersebut harus saling terintegrasi

dan dibangun bersamaan. Personal Branding dapat dibagi menjadi tiga

elemen utama, yakni (Montoya & Vandehey, 2008):


26

1. You, atau dengan kata lain, seseorang itu sendiri. Seseorang dapat

membentuk sebuah personal branding melalui sebuah polesan dan

metode komunikasi yang disusun dengan baik. Dirancang untuk

menyampaikan dua hal penting kepada target market, yaitu:

- Siapakah seseorang tersebut sebagai suatu pribadi?

- Spesialisasi apa yang seseorang itu lakukan?

Personal Brand adalah sebuah gambaran mengenai apa yang

masyarakat pikirkan tentang seseorang. Hal tersebut mencerminkan

nilai-nilai, kepribadian, keahlian dan kualitas yang membuat

seseorang berbeda dengan yang lainnya.

2. Promise. Personal Brand adalah sebuah janji, sebuah tanggung-jawab

untuk memenuhi harapan yang timbul pada masyarakat akibat dari

personal brand itu sendiri.

3. Relationship. Sebuah personal branding yang baik akan mampu

menciptakan suatu relasi yang baik dengan klien, semakin banyak

atribut- atribut yang dapat diterima oleh klien dan semakin tingginya

tingkat kekuasaan seseorang, menunjukkan semakin baiknya tingkat

relasi yang ada pada personal branding tersebut.

2.5.2. Delapan Asas Personal Branding

Menurut Montoya & Vanhaley (2004) dalam Haroen (2014) ada

delapam hukum Personal Branding, yaitu:

1. Laws of Specialization: Brand difokuskan pada satu area achievement.


27

2. Laws of Leadership: Seseorang dianggap sebagai orang yang paling

memiliki pengetahuan, dihargai, atau memiliki kemampuan dalam bidang

orang tersebut.

3. Laws of Personality: Sebuah merek harus dibuat berdasarkan karakteristik

seseorang dalam segala aspek, meliputi kekurangannya.

4. Laws of Distinctiveness: Setelah membuat Personal brand, harus bisa

diekspresikan dengan cara yang unik.

5. Laws of Visibility: Agar efektif, Personal brand harus dibentuk secara

kontinuitas.

6. Laws of Unity: Behavior antara yang terkekspos dan yang tidak haruslah

sama/ cocok.

7. Laws of Persistence: Personal brand membutuhkan waktu untuk

berkembang, sehingga membutuhkan konsistensi.

8. Laws of Goodwill: Semakin seseorang dianggap sebagai perencana yang

baik atau memberikan bentuk/ kondisi ideal akan merek, maka brand

tersebut akan semakin berpengaruh.

2.5.2.1 Laws of Specialization

Sebuah Personal brand harus tepat, berkonsentrasi pada

sebuah kekuatan inti, bakat, atau prestasi. Ada tujuh cara dasar

untuk menciptakan spesialisasi sebuah Personal brand pada target

domain:

1. Spesialisasi kemampuan
28

Membangun sebuah Personal brand dengan memiliki

kemampuan atau hasil yang lebih baik dari kompetitor.

Adanya penghargaan, testimonial, dan dokumentasi

membuktikan bahwa superioritas adalah bagian dari sebuah

brand, dan dapat menjadi diferensiasi yang kuat.

2. Spesialisasi tingkah laku

Identitas brand bisa dibangun dengan sebuah Personalitas,

cara berbicara, kemampuan memimpin yang baik,

kemampuan untuk mendengarkan.

3. Spesialisasi cara hidup

Semua aspek dalam cara hidup seseorang yang tampak dalam

areanya dapat digunakan untuk spesialisasi.

4. Spesialisasi misi

Personal brand dapat dibangun dari objektif, tujuan, atau

misi seseorang.

5. Spesialisasi produk

Memposisikan sebuah brand sebagai seorang spesialis

dalam ruang lingkup tertentu untuk produk yang penting atau

beberapa nilai produk.

6. Spesialisasi profesi

Dasar spesialisasi yang paling umum dan ideal untuk paara

professional. Seseorang dapat mengidentifikasikan sebuah


29

kebutuhan pasar dalam sebuah profesi dan memilikinya

melalui promosi dan membangun Personal brand.

7. Spesialisasi pelayanan

Serupa dengan spesialisasi produk, memilih satu dari

beberapa service yang ditawarkan dan yang paling

memberikan bukti untuk areanya.

2.5.2.2 Laws of Leadership

Laws of Leadership mengontrol Personal brand dengan

memberikan wewenang dan kredibilitas dimana sumbernya

diaggap sebagai pemimpin oleh orang-orang di dalam areanya.

Leadership berasal dari salah satu:

1. Excellence

Orang ini dilihat sebagai ahli di bidang tertentu, sangat

berpengalaman, bertalenta, dan sangat pintar. Performa

memegang peranan yang sangat penting. Cara membangun

kepemimpinan dengan excellence: persempit ruang tikung,

under-promise over-deliver, atau bisa juga membuat word of

mouth.

2. Position

Seseorang yang menempati posisi yang penting dan

wewenang secara tidak langsung. Cara membangun

kepemimpinan dengan position: membuat tindakan,

mengetahui ambisi, publikasi.


30

3. Recognition

Seseorang menerima penghargaan ataupun pujian dari

pemimpin dalam areanya. Cara membangun kepemimpinan

dengan recognition: biarkan orang lain melihat bahwa

seseorang yang sedang berusaha membangun Personal brand

ini ada, dan publikasi.

2.5.2.3 Laws of Personality

Laws of Personality mengemukakan bahwa Personal

brand harus dibangun pada sebuah pondasi yang bersumberkan

Personality yang sebenarnya. Hukum ini menghilangkan beban

maupun tekanan yang ada dalam Laws of Leadership. Seseorang

harus menjadi baik, tetapi tidak harus menjadi sempurna.

2.5.2.4 Laws of Distinctiveness

Laws of Distinctiveness mengemukakan bahwa sebuah

Personal brand yang efektif butuh untuk diekspresikan dengan

cara yang berbeda dari para kompetitor.

2.5.2.5 Laws of Visibility

Laws of Visibility mengemukakan bahwa untuk bisa

efektif, sebuah Personal brand harus ditampilkan secara

berkesinambungan sampai masuk kea lam bawah sadar dari

areanya. Tidak menjadi masalah seberapa bagus sebuah brand,

brand tersebut akan menjadi tidak berharga bila tidak ada orang
31

yang mengetahuinya. Salah satu cara menerapkan visibility adalah

dengan melakukan marketing dan promotion.

2.5.2.6 Laws of Unity

Laws of Unity mengemukakan bahwa seseorang

dibelakang Personal brand harus melekat pada moral dan tingkah

laku yang ada pada brand. Personal brand hidup dalam 3 zona,

yaitu: relationship, finance, and conduct.

2.5.2.7 Laws of Persistence

Uang tidak dapat membeli Personal brand. tidak

merupakan suatu masalah untuk mengeluarkan uang demi

membayar pemasangan iklan di billboard, meskipun mungkin

akan percuma. Taktik promosi dapat menolong, tetapi tidak dapat

menggantikan kekuatan yang membuat brand menjadi berakar

kokoh, yaitu waktu. Laws of Persistence mengemukakan bahwa

setiap proses pembentukan Personal brand membutuhkan waktu

yang terkadang tidak sebentar untuk berkembang dan Public

Relations maupun iklan terkadang tidak dapat menggantikan

proses tersebut. Konsistensi dari waktu ke waktu akan

membangun kepercayaan dan kredibilitas.

2.5.2.8 Laws of Goodwill

Laws of Goodwill mengemukakan bahwa sebuah Personal

brand akan manghasilkan hasil yang lebih baik dan tahan lebih

lama jika orang yang memiliki Personal brand tersebut


32

diasosiasikan dala hal-al yang positif seperti nilai atau ide yang

secara umum dianggap positif dan berharga.

Setiap orang pasti ingin bekerjasama dengan orang-orang

yang ahli di bidangnya, tetapi selain itu setiap orang juga ingin

bekerjasama dengan orang yang dihargai. Umumnya saat

membandingkan dua individu, yang paling sering menang adalah

orang yang memiliki Personalitas yang hebat dibandingkan yang

memiliki keahlian yang hebat.

2.6. Citra

Citra adalah pancaran atau reproduksi jati diri dari atau bentuk

perorangan, benda, atau organisasi. Citra juga dapat diartikan sebagai

persepsi masyarakat terhadap jati diri perusahaan. 40 Brand image adalah

pancaran atau reproduksi jati diri dari suatu merek. Brand image dapat juga

diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap jati diri sebuah merek.41

Brand Image atau citra merek menurut Ivanovic & Collin adalah “an

opinion of a product which people associate in their minds with the brand

name” opini tentang sebuah produk yang dikaitkan dengan nama merek

dalam benak publik.42 Sementara menurut Farris, etal. Brand image adalah

consumers’ actual perceptions of a brand, often relative to its competition.

40
Sutojo, Siswanto. (2004). Membangun Citra Perusahaan. Jakarta: PT Damar, hal. 1
41
Ibid, hal. 7
42
Ivanovic & p. h. Collin. 2003. Dictionary of Marketing 3rd Edition. Bloomsbury Publishing
PLC, hal. 27
33

(persepsi aktual konsumen tentang sebuah merek, terkait dengan

pesaingnya).43

Citra Merek ialah persepsi dan keyakinan yang dilakukan oleh

konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam memori

konsumen (Kotler 2007:346). Image atau citra adalah realitas, oleh karena

itu jika komunikasi pasar tidak cocok dengan realitas, secara normal

realitas akan menang. Citra akhirnya akan menjadi baik, ketika konsumen

mempunyai pengalaman yang cukup dengan realitas baru. Realitas baru

yang dimaksud yaitu bahwa sebenarnya organisasi bekerja lebih efektif

dan mempunyai kinerja yang baik (Nugroho 2003:182).

Citra merek merupakan syarat dari merek yang kuat dan citra af

konsisten dalam jangka panjang (enduring perception). Jadi tidaklah

mudah membentuk citra, sehingga bila terbentuk akan sulit untuk

mengubahnya. Citra yang dibentuk harus jelas dan memiliki keunggulan

bila dibandingkan dengan pesaingnya. Saat perbedaan dan keunggulan

merek dihadapankan dengan merek lain, munculah posisi merek (Kotler

2002:225).

Ada tiga faktor yang mendukung terbentuknya Citra Merek (brand

image), yaitu:44

1. Kekuatan asosiasi merek (strength of brand association)

43
Farris, Paul W. et al. (2010). Marketing Metrics 2nd Edition, The Definitive Guide To
Measuring Marketing Performance, Pearson Education, Inc. hal. 141
44
Kotler, Philip, 2003. Marketing insights from A to Z: 80 concepts every manager needs to know,
John Wiley & Sons, Inc, hal. 167
34

Tergantung pada bagaimana informasi masuk ke dalam ingatan

konsumen dan bagaimana informasi tersebut bertahan sebagai bagian

dari citra merek. Kekuatan asosiasi merek ini merupakan fungsi dari

jumlah pengolahan informasi yang diterima pada proses decoding.

Ketika seseorang konsumen secara aktif menguraikan arti informasi

suatu produk atau jasa maka akan tercipta asosiasi yang semakin kuat

pada ingatan konsumen.

2. Keunggulan asosiasi merek (favourability of brand association)

Salah satu faktor pembentuk brand image adalah keunggulan produk,

dimana produk tersebut unggul dalam persaingan. Karena keunggulan

kualitas (model dan kenyamanan) dan ciri khas itulah yang

menyebabkan suatu produk mempunyai daya tarik tersendiri bagi

konsumen dan juga dapat memenuhi atau memuaskan kebutuhan dan

keinginan mereka sehingga konsumsn membentuk sikap positf

terhadap merek tersebut

3. Keunikan asosiasi merek (uniqueness of brand association)

Suatu merek harus memiliki keunggulan bersaing yang menjadi alasan

bagi konsumen untuk memilih merek tertentu. Keunikan asosiasi

merek dapat berdasarkan atribut produk, yang dapat dinikmati

konsumen.
35

Dalam penelitian ini, dimensi atau indikator dari variabel citra

merek menurut Low dan Lamb 45 yang dikutip oleh Farida & Dini

2009; p.90) indikator dari citra merek antara lain:

1. friendly/ unfriendly: kemudahan dikenali oleh konsumen

2. modern/ outdated: memiliki model yang up to date/ tidak

ketinggalan jaman

3. useful/ not: dapat digunakan dengan baik/ bermanfaat

4. popular/ unpopular: akrab dibenak konsumen

5. gentle/ harsh: mempunyai tekstur produk halus/ tidak kasar

6. artifical/ natural: keaslian komponen pendukung atau bentuk.

2.7. Teori S – O – R (Stimulus-Organism-Respon)

Teori S – O – R mengemukakan bahwa tingkah laku sosial dapat

dimengerti melalui satu analisa dari stimuli yang diberikan dan dapat

mempengaruhi reaksi yang spesifik yang didukung oleh hukuman

manapun penghargaan sesuai reaksi yang terjadi. Dengan kata lain, teori S

– O – R menitikberatkan pada penyebab sikap yang dapat mengubahnya

dan tergantung pada kualitas yang berkomunikasi dengan organisme.

Karakteristik komunikator (sumber) menentukan keberhasilan tentang

perubahan sikap (respons). Teori ini menjelaskan tentang pengaruh yang

terjadi pada pihak penerima (receiver) sebagai akibat dari komunikasi.

Menurut teori ini dampak atau pengaruh yang terjadi pada pihak penerima

45
Low, G. S. and Lamb. 2000. “The Measurement and Dimensionality Of Brand Associations”,
Journal of Product & Brand Management, Vol. 9. hal. 4
36

pada dasarnya merupakan suatu reaksi tertentu dari stimulus atau

rangsangan tertentu. Dengan demikian besar kecilnya pengaruh tersebut

terjadi bergantung pada isi dan penyajian stimulus (Rakhmat, 2000: 52).

2.8. Impression Management (Pengelolaan Kesan)

Impression management atau pengelolaan kesan adalah perilaku

seseorang yang bertujuan untuk mengontrol atau memanipulasi

karakteristik dan kesan yang dibentuk tentang orang tersebut oleh orang

lain.46 Alasan yang mendasari seseorang bertindak sedemikian rupa untuk

menampilkan diri dan mengelola kesan tentang dirinya adalah (a) role

playing sosial dalam interaksi simbolik; (b) menghindari disalahkan dan

mendapatkan penghargaan; (c) menjaga self-esteem; (d) strategi

menampilkan diri; (e) power and pengaruh sosial; dan (f) menciptakan

kesan konotatif.47

Interaksonis simbolik menyatakan bahwa individu belajar

memerankan dan mengambil identitas yang terkait dengan peran yang

mereka mainkan. Seseorang menempatkan label pada dirinya, orang lain

dan situasi serta perilaku terjadi dalam konteks identitas sosial, makna dan

definisi situasi tersebut. Prsentasi diri berfungi untuk menciptakan definisi

situasi dan identitas sosial bagi aktor dan hal ini mempengaruhi jenis

interaksi yang tepat.48

46
Tedeschi, James T. (1981). Impression Management Theory and Social Psychological Research.
Academic Press, Inc, hal. 3
47
Tedeschi, ibid hal. 4
48
Tedeschi, ibid, hal. 5
37

2.9. Penelitian Terdahulu

Penelitian Wijaya & Krismiyati (2013) menganalisa strategi Marketing

PR yang diterapkan di perguruan tinggi swasta, dan mengetahui program

komunikasi yang dilakukan oleh Biro Humas dalam menarik calon

mahasiswa baru. Penelitian ini menggunakan wawancara dan penelitian

literatur. Data daidapatkan dari 6 perguruan tinggi swasta. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar perguruan tinggi telah menerapkan

semua strategi dalam Pemasaran PR yaitu perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi. Selain itu mereka juga melaksanakan berbagai Program Pemasaran

Hubungan Masyarakat mulai dari memiliki presentasi di sekolah tinggi,

berpartisipasi dalam pameran sekolah untuk pelayanan masyarakat untuk

mendukung masyarakat dalam membangun dan mengembangkan kapasitas

dan pengetahuan mereka.

Penelitian Hadyan, dkk (2014) bertujuan mengetahui strategi Marketing

Public Relations dalam mempertahankan citra pada pameran INACRAFT

yang dilakukan oleh PT Mediatama Binakreasi. Penelitian ini menggunakan

metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi

Marketing Public Relations bisa mempertahankan citra dengan strategi pull

(menarik), push (mendorong) dan pass sebagai upaya mempengaruhi atau

menciptakan opini publik yang menguntungkan.


38

2.10. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Manajemen Nona Noni


(Nagaswara)

Aktifitas Marketing Public


Relations

Citra Nona Noni

2.11. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban sementara atas

permasalahan penelitian yang masih memerlukan data untuk diuji

kebenarannya. Dugaan sementara ini didasarkan pada pemikiran dari teori-

teori dasar yang kuat yang diperoleh dari hasil-hasil penelitian dan dari

buku-buku teks (Kountur, 2005:93).

Hipotesa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ha = strategi Marketing Public Relations melalui program Dahsyat di

RCTI berpengaruh terhadap citra Nona Noni

Ho = strategi Marketing Public Relations melalui program Dahsyat di

RCTI tidak berpengaruh terhadap citra Nona Noni


39

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Paradigma Penelitian

Ada dua paradigma yang mendominasi ilmu pengetahuan yaitu

scientifik paradigm (paradigma ilmiah) dan naturalistic paradigm (paradigma

almiah). Paradigma imiah bersumber dari pandangan positivisme (lazimnya

disebut sebagai paradigma kuantitatif).49

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif atau metode

positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini

memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/ empiris, obyektif, terukur,

rasional, dan sistematis. disebut kuantitatif karena data penelitian berupa

angka-angka dan analisis dilakukan menggunakan statistik.50

3.2 Tipe Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif

deskriptif. Metode kuantitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan

temuan yang diperoleh dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik

atau cara-cara lain dari kuantifikasi pengukuran. Pendekatan ini digunakan

untuk meneliti masalah yang bersifat kuantitas.51

49
Moleong, Lexy J. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif, cetakan ketigapuluhsatu, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
50
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta, hal. 7
51
Sugiyono. (2009). Statistika untuk Penelitian, cetakan ke empat, Bandung: Alfabeta, hal. 13
40

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasi. Yaitu

penelitian yang melihat hubungan antara variabel. Dua atau lebih variabel

diteliti untuk melihat hubungan yang terjadi diantara mereka tanpa coba

untuk merubah atau mengadakan perlakuan terhadap variabel-variabel

tersebut.52

3.3 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah “cara ilmiah untuk mendapatkan data yang

valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu

pengetahuan sehingga gilirannya dapat digunakan untuk memahami,

memecahkan dan mengantisifikasi masalah”.53

Metode penelitian yang digunakan peneliti pada penulisan ini adalah

metode survey, dimana informasi diperoleh dari sekumpulan orang, informasi

yang diperoleh dari sekumpulan orang tersebut merupakan sample, dan

informasi diperoleh melalui bertanya dengan beberapa pertanyaan.54 Survey

yang digunakan adalah cross-sectional survey dimana pengumpulan data

dilakukan hanya pada suatu saat tertentu dalam beberapa hari atau beberapa

minggu.55

Kuesioner digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di

wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup

52
Kountour, Ronny. (2005). Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta:
Penerbit PPM, hal. 108
53
Sugiyono. (2009). Statistika untuk Penelitian, cetakan ke empat, Bandung: Alfabeta, hal. 2
54
Kountour, opcit, hal. 106
55
ibid
41

atau terbuka, bisa disebarkan secara langsung atau dikirim melalui pos atau

internet.56

3.4 Populasi Dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. 57

Populasi dari penelitian ini adalah audien atau khalayak target Nona Noni,

yaitu seluruh masyarakat di Kelurahan Meruya Selatan, wilayah RW. 02

dengan jumlah warga sebanyak 1.500 orang.58

3.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi sebagai wakil dari populasi.59

Sampel untuk penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Taro

Yamane dengan nilai presisi 10%. Rumus taro yamane adalah sebagai

berikut:

n =

N.d2 + 1

n = sampel

N = Jumlah populasi

56
Sugiyono, (2013), opcit, hal. 142
57
Sugiyono (2009), opcit, hal. 72
58
Statistik Penduduk Kelurahan Meruya Selatan. (2016). Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
59
Kountur, opcit, hal. 137
42

d = presisi (10%)

Karena populasinya homogenous, yaitu semua masyarakat di

Kelurahan Meruya Selatan, se jumlah 1.526 orang. maka jumlah sample

yang bisa diambil adalah sebagai berikut:

N
n =
N x d2 + 1
1,526
n =
1,526 x 10% + 1
1,526
n =
15.26 + 1
1,526
n =
16.26

n = 93.8
93,8 dibulatkan menjadi 94 orang

3.4.2.1 Teknik Penarikan Sampel

Tehnik penarikan sampel yang digunakan penulis dalam penelitian ini

adalah tehnik Random sampling, dengan teknik insidental. Teknik sampling

insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, dimana

sampel mudah ditemui oleh peneliti dapat dan cocok sebagai sumber data.60

3.5 Definisi dan Operasionalisasi Konsep

3.5.1. Definisi Konsep

Konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu,

ssehingga dapat menggambarkan berbagai fenomena yang sama.

60
Sugiyono, (2013) opcit, hal. 85
43

Konsep mempunyai tingkat generalisasi yang berbeda, semakin dekat

antara konsep dengan realita maka semakin mudah konsep itu diukur.

3.5.1.1 Aktivitas Marketing Public Relations

Marketing Public Relations memiliki tiga taktik, yang

dalam penelitian ini dijabarkan menjadi tiga dimensi

konsep Marketing Public Relations yaitu:

1. Push Strategy (Mendorong). push" berarti mendorong

produk ke dalam saluran Pemasaran dengan menggunakan

tenaga penjual, promosi dan sejenisnya.

2. Pull Strategy (Menarik). Strategi ini menuntut adanya

investasi pada periklanan, promosi atau aktifitas Marketing

Public Relations untuk membangun permintaan yang

“menarik” produk atau layanan yang diberikan perusahaan

melalui jaringan disribusi yang ada. Strategi pull berupaya

merangsang pembelian sekaligus dapat memberikan nilai-

nilai (added value) atau kepuasan bagi konsumen

(satiesfied customer) yang telah menggunakan jasa/

produknya. Strategi ini digunakan untuk mendorong

promosi produk melalui saluran distribusi secara efektif.

Kegiatan Marketing Public Relations adalah Pameran,

Media Cetak, dan Publisitas.

3. Pass Strategy (Strategi Mempengaruhi). Strategi ini

berupaya mengatasi resistensi pasar dari kelompok-


44

kelompok seperti consumer watchdogs (kelompok

perlindungan konsumen), pemerhati lingkungan, peraturan

pemerintah, kelompok religius dan sejenis agar produk

yang ditawarkan ke pasar bisa diperkenalkan dan

didistribusikan dengan baik. Upaya mempengaruhi atau

menciptakan opini publik yang menguntungkan ini

dilakukan melalui berbagai kegiatan dan partisipasi dalam

kegiatan kemasyarakatan (community relations) atau

tanggung jawab sosial (sosial responsibility), serta

kepedulian terhadap masalah-masalah yang berkaitan

dengan kondisi sosial dan lingkungan hidup.

3.5.1.2 Citra Nona Noni

Citra adalah pancaran atau reproduksi jati diri dari

atau bentuk perorangan, benda, atau organisasi. Citra juga

dapat diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap jati

diri NN, atau bisa juga dikatakan sebagai persepsi

masyarakat atau opini masyarakat terhadap jati diri NN.

3.5.2 Operasionalisasi Konsep

Operasionalisasi konsep adalah penjabaran dari konsep-konsep yang

ada di dalam penelitian ini, karena penelitian ini mengambil judul

Pengaruh Aktivitas Marketing Public Relations dalam Peningkatan Citra


45

Nona Noni, maka konsep- konsep yang akan dijabarkan adalah konsep

tentang Marketing Public Relations dan Citra.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Konsep

Variabel Dimensi Indikator Skala

Aktivitas Pull Strategy 1. Saya tertarik melihat Likert

Marketing (Menarik) Nona Noni di acara Sangat setuju = 5

Public menarik televisi Dahsyat di RCTI Setuju = 4

Relations kembali 2. Saya tertarik melihat Ragu-ragu = 3

(X) perhatian fashion yang dikenakan Tidak setuju = 2

publik, Nona Noni dalam acara Sangat Tidak

Dahsyat RCTI Setuju = 1

3. Saya tertarik dengan

koregrafi yang

ditampilkan Nona Noni

dalam acara Dahsyat

RCTI

4. Saya tertarik dengan

keseluruhan penampilan

Nona Noni di acara

Dahsyat di RCTI

Push Strategy 1. Nona Noni menunjukkan Likert


46

(Mendorong). sikap yang sopan dan Sangat setuju = 5

penerapan menarik di acara Dahsyat Setuju = 4

event untuk di RCTI Ragu-ragu = 3

memperbaiki 2. Saya terdorong untuk Tidak setuju = 2

citra mengikuti gaya Sangat Tidak

berpakaian NN setelah Setuju = 1

melihatnya di acara

Dahsyat di RCTI

3. Saya terdorong untuk

mengikuti koreografi NN

setelah melihatnya di

acara Dahsyat di RCTI

4. Saya terdorong untuk

mendengarkan kembali

lagu Nona Noni setelah

melihatnya di acara

Dahsyat di RCTI

5. Saya terdorong untuk

menggunakan ringtone/

mendownload lagu Nona

Noni setelah melihatnya

di acara Dahsyat di RCTI

Pass Strategy 1. Penampilan Nona Noni di Likert


47

(Strategi acara Dahsyat di RCTI Sangat setuju = 5

Mempengaruhi) menunjukkan citra NN Setuju = 4

kekuatan untuk sebagai pedangdut yang Ragu-ragu = 3

mempengaruhi dengan musik yang Tidak setuju = 2

dan berkelas. Sangat Tidak

menciptakan 2. Penampilan Nona Noni di Setuju = 1

opini publik acara Dahsyat di RCTI

yang positif menunjukkan lagu

dengan materi yang

berkualitas.

3. Penampilan Nona Noni di

acara Dahsyat di RCTI

mampu menunjukkan

dangdut sebagai musik

yang berkelas.

Citra (Y) 1. Kekuatan 1. NN menampilkan single Likert

asosiasi merek yang berbeda dari Sangat setuju = 5

(strength of pedangdut lainnya. Setuju = 4

brand 2. NN menampilkan Style Ragu-ragu = 3

association) koreografi yang orisinal. Tidak setuju = 2

3. NN menampilkan suara Sangat Tidak

dengan ciri khas yang Setuju = 1

berbeda.
48

Keunggulan 1. Lirik lagu Nona Noni Likert

asosiasi merek mudah didengar dan Sangat setuju = 5

(favourability gampang diterima. Setuju = 4

of brand 2. Lirik lagu Nona Noni Ragu-ragu = 3

association) Sederhana dan Tidak setuju = 2

memasyarakat Sangat Tidak

3. Saya melihat fashion Setuju = 1

memiliki ciri khas

tersendiri yang berbeda

dengan artis yang lain.

Keunikan 1. Model penampilan NN Likert

asosiasi merek selalu berbeda (memiliki Sangat setuju = 5

(uniqueness of gimmic ciri khas Setuju = 4

brand tersendiri) Ragu-ragu = 3

association) 2. NN menunjukkan karya Tidak setuju = 2

yang orisinil dan tidak Sangat Tidak

terdengar pasaran Setuju = 1

Sumber: data diolah peneliti, 2016

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Data adalah sekumpulan bukti empirik yang didapatkan dari suatu

pengamatan, observasi, wawancara, pengukuran fisik, percobaan

laboratorium, dan lain-lain yang harus diolah sedemikian rupa sehingga dapat
49

menghasilkan keterangan atau informasi yang bermakna untuk menjawab

rumusan masalah penelitian.61 Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan

dalam dua cara, yaitu pengumpulan data primer dan data sekunder.

3.6.1 Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh langsung oleh pengumpul

data dari objek penelitiannya. Data primer diperoleh dari hasil observasi

dan penyebaran kuisioner.

3.6.2 Data Sekunder

Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari kepustakaan, media

massa, lembaga survey, arsip Nagaswara selaku manajemen label rekaman

Nona Noni serta jurnal terkait dengan topik penelitian.

3.6.3 Validitas dan Reabilitas

Uji Validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan

melakukan pretest (uji penyebaran kuisioner awal) terhadap 30 orang

masyarakat di RW 02, Kelurahan Meruya Selatan.

3.6.3.1 Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur itu

mengukur apa yang ingin diukur. Jika periset menggunakan

kuesioner di dalam pengumpulan datanya, maka kuesioner yang

disusun harus mengukur apa yang diukurnya. 62 Uji validitas

dilakukan dengan menghitung nilai kolerasi antara data pada

61
Riadi, Edi. (2014). Metode Statistika Parametrik & Nonparametrik, cetakan ke
2. Pustaka Mandiri: Tangerang, hal. 29
62
Umar, Husein. 2010. Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen, Cetakan Kelima, Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama. Hal. 103
50

masing-masing pertanyaan dengan skor total memakai rumus

teknik kolerasi product moment, dengan rumus sebagai berikut:

n∑xy ∑x∑y
r =
√ (n∑x² - (∑x)²) (n∑y² - (∑y)²)

Keterangan: n = jumlah sampel

x = nilai pertanyaan nomor ke-i

y = skor total

r = koefisien korelasi

Jika koefisien korelasi (r) yang diperoleh ≥ koefisien tabel r

product moment maka butir pertanyaan dinyatakan valid.

3.6.3.2 Realibilitas

Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan

konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang

sama. Makin kecil kesalahan pengukuran, makin reliabel alat

pengukur. Sebaliknya makin besar kesalahan pengukuran, makin

tidak reliable alat pengukur tersebut. 63 Uji reliabilitas dilakukan

untuk mengetahui kuatnya kolerasi butir-butir dalam kuesioner.

Kolerasi antara butir-butir pertanyaan tersebut dapat diukur dengan

menggunakan perkiraan Chronbach’s Alpha, dengan rumus:

r11 = k1 - ∑σb²
k-1 σt²

Keterangan: r11 = Reliabilitas instrumen

63
Ibid, hal. 113
51

k = Banyaknya butir pertanyaan

∑σb² = Jumlah varian butir

σt² = Varian total

Rumus varians yang digunakan:

∑ x² - (∑x)²

α² = n

n–1

Keterangan: α² = Varians

n = Jumlah responden

x = Nilai skor yang dipilih

Jika nilai CA > 0,6 maka variabel dinyatakan reliabel.

3.7 Teknik Analisis Data

3.7.1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menjelaskan sikap responden

terhadap variabel penelitian. Teknik analisis data deskriptif merupakan

ringkasan jawaban yang diberikan responden terhadap pernyataan-

pernyataan di dalam kuesioner. Analisis Data Deskriptif ditampilkan

dalam bentuk distribusi frekuensi (frequency distribution) (Kountour,

2005:168). Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran

deksriptif tentang masing-masing variabel dalam penelitian ini.

3.7.2. Uji Korelasi

Uji Korelasi dalam penelitian ini untuk mengetahui besaran

koefisien korelasi antara variabel Strategi Marketing Public Relations


52

dengan Citra Nona Noni. Koefisien korelasi dihitung dengan

menggunakan perhitungan statistik Pearson Product Moment.

n.∑XY - (∑X) (∑Y)


rxy =
√{n.∑X²-(∑X) ²}{n.∑Y²-(∑Y) ²}

Keterangan

rxy : Koefisien korelasi Pearson

X : Strategi Marketing Public Relations

Y : Citra Nona Noni

n : Jumlah responden

Koefisien korelasi ditafsirkan berdasakan tabel di bawah ini.

Tabel 3.2. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan/ Korelasi


0,00-0,199 Sangat rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-0,1000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2009:231)

3.7.3. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa hesar

variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat. Koefisien ini

menunjukkan proporsi variabilitas total pada variabel terikat yang

dijelaskan oleh model regresi (Widodo, 2005:111). Nilai R2 berada pada


53

interval 0 < R2 < 1. Semakin baik estimasi model dalam menggambarkall

data, maka akan semakin dekat nilai R ke nilai 1 (satu). Rumus untuk Nilai

R2 adalah (Widodo, 2005:111):

R2 = (r)2 x 100%, Dimana:

R2 = Koefisien deternlinasi

(r)2 = Koefisien korelasi

3.7.4. Regresi

Analisis regresi adalah analisis tentang hubungan suatu variabel

kepada variabel lain yaitu variabel bebas dalam rangka membuat estimasi

atau prediksi dari nilai rata-rata variabel terikat dengan diketahuinya nilai

variabel bebas (Sugiyono, 2013:107). Rumus regresi dalam penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut:

Ŷ= a + bx1 + b2x2 + b3x3

Dimana:

Ŷ = Citra Nona Noni

X1 = Strategi Push

X2 = Strategi Pull

X3 = Strategi Pass

a = nilai konstanta harga U jika X = 0

b = nilai arah atau penentu ramalan (prediksi)


54

3.7.5. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan F-test. Uji hipotesis dengan F-test

digunakan untuk menguji hubungan dua variabel bebas secara bersama-

sama dengan variabel terikat. Rumusnya adalah sebagai berikut:

R2 / K
F
(1  R 2 ) /( n  k  1)

Dimana:

R2 = koefisien determinasi

K = jumlah variabel independen

N = jumlah sampel.

Nilai F-hitung > F-tabel, berarti Ho ditolak, dan Ha diterima.


55

BAB I

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.Sekilas tentang Nona Noni dan Nagaswara

4.1.1. Nona Noni

Nona Noni memiliki nama Amimas Rizkyta. Noni mengawali

langkahnya sebagai penyanyi melalui berbagai ajang lomba. Noni

mengawali karir di audisi StarDut pada tahun 2007. Noni masuk ke dalam

jajaran artis dalam manajemen Nagaswara.

Gambar 4.1. Single Cover Nona Noni “Gagal Mendua”

s
56

Gambar 4.2. Nona Noni di acara Dahsyat RCTI 16 november 2013

Gambar 4.3. Nona Noni membawakan single Gagal Mendua di acara

Dahsyat 27 September 2013


57

4.1.2. Nagaswara

Nagaswara adalah perusahaan rekaman asal Indonesia yang

didirikan oleh Rahayu Kertawiguna pada 9 September 1999 di Jakarta. Di

era awal berdirinya, Nagaswara hanya memproduksi lagu karaoke, musik

house, remix dan berkembang menjadi label yang mempelopori lagu-lagu

bergenre dance house music.

Di tahun 2000–2003, image Nagaswara berubah menjadi

"Indonesia’s No.1 Dance Label". Di tahun 2000-2003 ini, Nagaswara juga

menjalin kerjasama dengan beberapa label multinasional dari Eropa, dan

mendapatkan lisensi induk artis-artis mereka untuk diedarkan di Indonesia.

Tahun 2004, Nagaswara bergabung dengan Supreme Music GmbH untuk

mengedarkan album Groove Coverage, Covergirl di Indonesia. Album

dengan hits single God is a Girl milik band Jerman itu berhasil meraih

angka penjualan Platinum di tanah air. Di tahun 2004 ini Nagaswara mulai

berkantor di Jl. Johar 4U, Menteng, Jakarta Pusat. Di 2004 Nagaswara

memproduksi album kompilasi artis lokal bekerjasama dengan stasiun

radio swasta Mustang FM berjudul Gulalikustik. Album yang dirilis pada

bulan September ini memperkenalkan Kerispatih, Plus Minus, After, dan

Gemala.

Sebelum resmi memakai nama Nagaswara Music & Publishing di

akhir tahun 2005, Nagaswara mengontrak Kerispatih dan merilis album

perdana yang berjudul Kejujuran Hati. Album tersebut melahirkan hits

seperti "Kejujuran Hati", "Cinta Putih", dan "Lagu Rindu". Sebagai band
58

pendatang baru, Kerispatih banyak mencatat prestasi dan meraih berbagai

penghargaan lewat album ini. Sukses Kerispatih diikuti oleh artis-artis

Nagaswara lain seperti T2 (2007), Wali (2008), Hello Band (2008),

Merpati Band (2008), The Dance Company (2009), dan Zivilia (2009).

Nagaswara membuka pintu lebar bagi kehadiran artis baru yang ingin

berkarya. Dengan sebutan Big Indie, hingga akhir tahun 2010, Nagaswara

sudah menaungi banyak artis penyanyi dan band dari berbagai genre

musik.

Di tahun 2000, terjadi perubahan selera pasar kepada musik

dangdut. Nagaswara melahirkan banyak penyanyi dangdut seperti Zaskia

Gotik, Fitri Carlina, Siti Badriah, Hesty "Klepek-Klepek", dan Nona Noni

di tahun 2003. dan lain-lain. Konsep musik EDM atau Electronic

Dancedhut Music yang membalut hampir semua lagu-lagu dangdut

produksi Nagaswara, menjadikan label musik ini sebagai pelopor musik

dangdut modern.

Nagaswara mengadakan Nagaswara Music Awards atau NMA

yang merupakan pagelaran musik dan apresiasi yang diselenggarakan

Nagaswara untuk para artisnya. NMA diselenggarakan selama 3 tahun

berturut-turut yakni; NMA ke-1 (pada 7 Desember 2010 di Istora Senayan

Jakarta), NMA ke-2 (pada 3 Desember 2011 di JCC Senayan), dan NMA

ke-3 (pada 9 Desember 2012 di Hong Kong Convention and Exhibition

Center).
59

NMA 2010 ditonton oleh 7000 tamu undangan, didesain classy

namun membumi dengan berbagai kolaborasi musik. Acara ini dikonsep

oleh Planet Design Indonesia dan Merah Putih Persada, dengan sutradara

Oleg Sanchabahktiar. Sementara musik diaransemen oleh Magenta

Orchestra pimpinan Andi Ryanto. Pembawa acara dipercayakan kepada

Dimas Beck, Andhika Pratama, Ben Kasyafani dan Olga Syahputra.

ANTV merekam dan menyiarkan NMA pertama sejak 18 Desember 2010.

Artis-artis yang tampil dalam NMA 2010 adalah Wali, Kerispatih,

T2, Ruth Sahanaya, Ahmad Dhani, Titi DJ, The Dance Company, D’Duta,

Melinda, Mahadewi, The Virgin, Hello Band, The Adly’s, Erix Soekamti,

Febrian, Tito, The Sisters (Shireen dan Zaskia Sungkar), Zivilia, Ussy,

Radja, Katon Bagaskara, Delon, serta penampilan khusus Fabrizio

Faniello dan Keith Martin.

Pada NMA 2010, terdapat 4 kategori Nominasi Utama, 12 kategori

Nominasi Pendukung, 8 Penghargaan Khusus Nagaswara, dan Special

Award Lifetime Achievement yang diberikan kepada God Bless. Selama 1

bulan, para juri yang terdiri dari Hans Miller Banurea, Remy Soetansyah,

Bens Leo, Frans Sartono, Naniel CH. Yakien dan Budi AC bekerja keras

untuk memilih siapa artis Nagaswara yang masuk dan menjadi pemenang.

Penyelenggaraan NMA 2011 dibuat dengan konsep lebih simpel

untuk kebutuhan tayangan langsung bertajuk Salut Indonesia di Global

TV. Nagaswara memberikan penghargaan kepada para artisnya untuk 6

kategori, yakni; Best Album, The Phenomenal Artist, The Most Radio Top
60

Request, The Best Video Clip, The Best New Comer, dan The Most

YouTube. Artis-artis yang tampil dalam NMA 2011 adalah Kerispatih,

Wali, The Dance Company, The Titans, Drive, Hello Band, Brand New

Strom, Merpati, Dadali, Radja, T2, Zivilia, Govinda, Ruth Sahanaya, Titi

DJ, Katon Bagaskara, B3, Oppie, Nina Tamam, Trio Macan, Ussy, Free

on Saturday, The Virgin, Mahadewi, dan lain-lain.

Melihat kesuksesan dua NMA, perusahaan operator seluler

terkemuka asal Hong Kong, SmarTone Communications Limited HK

kemudian memindahkan penyelenggaraan NMA ketiga ke Hong Kong

dengan tajuk SmarTone-Nagaswara Music Awards 2012. Tak kurang dari

102 kru, teknisi dan artis pendukung acara diboyong ke Hong Kong. Hong

Kong bukan negeri asing bagi para artis Nagaswara. Sebagai label musik

yang terus berinovasi, Nagaswara telah menghadirkan sejumlah artisnya

untuk tampil ditengah penggemar mereka di bekas koloni Inggris itu. Kali

ini, penghargaan NMA 2012 digelar di Hall 5 BC Hong Kong Convention

and Exhibition Center di Wan Chai, Hong Kong mulai 9 Desember 2012.

Penyelenggaraan NMA 2012 Hong Kong dibagi dalam 2 sesi acara. Sesi

pertama dimulai pada pukul 10.00-13.00 dan sesi kedua pada pukul 15.00-

18.00 waktu Hong Kong. Setiap sesi ditonton oleh 8000 penonton yang

mayoritas merupakan Buruh Migran Indonesia di Hong Kong. Total

penonton adalah 16.000.

Dalam NMA 2012 diperlombakan 11 kategori penghargaan, 2

diantaranya adalah penghargaan spesial. Artis-artis yang tampil


61

memeriahkan acara tersebut adalah Wali, HiTZ, Kerispatih, Delon, T2,

Zivilia, Dadali, The Dance Company, Zaskia Gotik, The Virgin, dan

Sophie Navita. Acara tersebut dapat dinikmati penonton di tanah air lewat

First Media, YouTube, dan TV digital Nagaswara di www.nagaswara.tv.

Sementara audio NMA 2012 dapat didengarkan secara langsung melalui

Pro 2 RRI dan Nagaswara FM.

Daftar artis Nagaswara:64

No. Artis No. Artis

1 Alena 26 Maria Kristin Yulianti

2 Alessia Cestaro 27 Nadia Vega

3 Alexa Key 28 Nina Tamam

4 Amour 29 Nitya Krishinda Maheswari

5 Anita Hara 30 Nona Noni

6 Bashiira 31 Novia Kolopaking

7 Be3 32 Nuri Maulida

8 Be5t 33 Oppie Andaresta

9 Bebizie 34 Putri Ayu Silaen

10 Checyl 35 Rebecca Soejati Reijman

11 Cici Paramida 36 Ria Irawan

12 Citra Happy Lestari 37 Saskia

13 Denada 38 Serena Williams

64 http://www.nagaswara.co.id/
62

14 Dewi Gita 39 Sherly Mey

15 Duo Anggrek 40 Sheza Idris

16 Fitri Carlina 41 Siti Badriah

17 Gretha Martini 42 Sophie Navita

18 Helmalia Putri 43 T2

19 Iis Dahlia 44 The Sisters

20 Ikke Nurjanah 45 Tina Toon

21 Inarovi 46 Uci Bing Slamet

22 Inna Kamarie 47 Ussy Sulistiawaty

23 Intan Nuraini 48 Wali

24 Juwita Thofany Sanjaya 49 Zaskia Shinta

25 MahaDewi

4.2. Uji Validitas & Relibilitas

4.2.1. Uji Validitas

Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas variabel X

No Pertanyaan r r Keterangan
hitung tabel
Pull_1 Saya tertarik melihat Nona Noni di acara 0,471 0,200 Valid
televisi Dahsyat di RCTI
Pull_2 Saya tertarik melihat fashion yang dikenakan 0,757 0,200 Valid
Nona Noni dalam acara Dahsyat RCTI
Pull_3 Saya tertarik dengan koregrafi yang 0,799 0,200 Valid
ditampilkan Nona Noni dalam acara Dahsyat
RCTI
Pull_4 Saya tertarik dengan keseluruhan penampilan 0,811 0,200 Valid
Nona Noni di acara Dahsyat di RCTI
Push_1 Nona Noni menunjukkan sikap yang sopan 0,788 0,200 Valid
dan menarik di acara Dahsyat di RCTI
63

Push_2 Saya terdorong untuk mengikuti gaya 0,671 0,200 Valid


berpakaian NN setelah melihatnya di acara
Dahsyat di RCTI
Push_3 Saya terdorong untuk mengikuti koreografi 0,701 0,200 Valid
NN setelah melihatnya di acara Dahsyat di
RCTI
Push_4 Saya terdorong untuk mendengarkan kembali 0,800 0,200 Valid
lagu Nona Noni setelah melihatnya di acara
Dahsyat di RCTI
Push_5 Saya terdorong untuk menggunakan ringtone/ 0,869 0,200 Valid
mendownload lagu Nona Noni setelah
melihatnya di acara Dahsyat di RCTI
Pass_1 Penampilan Nona Noni di acara Dahsyat di 0,859 0,200 Valid
RCTI menunjukkan citra NN sebagai
pedangdut yang dengan musik yang berkelas.
Pass_2 Penampilan Nona Noni di acara Dahsyat di 0,755 0,200 Valid
RCTI menunjukkan lagu dengan materi yang
berkualitas.
Pass_3 Penampilan Nona Noni di acara Dahsyat di 0,814 0,200 Valid
RCTI mampu menunjukkan dangdut sebagai
musik yang berkelas.
Sumber: hasil penelitian, dihitung dengan SPSS 22

Nilai r table untuk 94 orang responden pada tingkat signifikansi 0,05

adalah 0,200. Dari hasil uji validitas terhadap Item untuk kuisioner variabel X

(Marketing Public Relations) didapatkan bahwa seluruh nilai r-hitung untuk

variabel X berada di atas nilai r-tabel untuk jumlah responden 94 (0,200),

maka maka keseluruhan indikator variabel X dalam penelitian ini dinyatakan

valid.

Tabel 4.2. Hasil Uji Validitas variabel Y

No Pertanyaan r r Keterangan
hitung tabel
Citra_1 NN menampilkan single yang berbeda dari 0,678 Valid
pedangdut lainnya.
Citra_2 Nona Noni menampilkan Style koreografi 0,738 Valid
yang orisinal.
64

Citra_3 Nona Noni menampilkan suara dengan ciri 0,682 Valid


khas yang berbeda.
Citra_4 Lirik lagu Nona Noni mudah didengar dan 0,696 Valid
gampang diterima.
Citra_5 Lirik lagu Nona Noni Sederhana dan 0,797 Valid
memasyarakat
Citra_6 Saya melihat fashion memiliki ciri khas 0,842 Valid
tersendiri yang berbeda dengan artis yang lain.
Citra_7 Model penampilan Nona Noni selalu berbeda 0,854 Valid
(memiliki gimmic ciri khas tersendiri)
Citra_8 Nona Noni menunjukkan karya yang orisinil 0,833 Valid
dan tidak terdengar pasaran
Sumber: hasil penelitian, dihitung dengan SPSS 22

Nilai r table untuk 94 orang responden pada tingkat signifikansi 0,05

adalah 0,200. Dari hasil uji validitas terhadap Item untuk kuisioner variabel Y

(Citra Nona Noni) didapatkan bahwa seluruh nilai r-hitung untuk variabel Y

berada di atas nilai r-tabel untuk jumlah responden 94 (0,200), maka maka

keseluruhan indikator variabel Y dalam penelitian ini dinyatakan valid.

4.2.2. Uji Reliabilitas

Tabel 4.3. Uji reliabilitas variabel X dan Y

nilai CA Valid
No. Pernyataan (Cronbach Keterangan
Alpha)
1 Marketing Public Relations 0,933 12 Reliabel
2 Citra Nona Noni 0,897 8 Reliabel

Berdasarkan uji reliabilitas pada tabel di atas didapatkan bahwa

variabel Marketing Public Relations (X) memiliki nilai Cronbach Alpha

sebesar 0,933 dengan jumlah pertanyaan 12. Sedangkan variabel Citra Nona

Noni (Y) memiliki nilai CA sebesar 0,897 dengan jumlah pertanyaan 8.


65

Karena nilai cronbach alpha untuk kedua variabel dalam penelitian berada di

atas 0,6 maka seluruh variabel dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.

4.3.Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan cara melihat grafik P-P Plot dengan

kriteria pengujian jika titik-titik (data) mengikuti arah garis diagonal, maka

residual dalam model regresi berdistribusi secara normal dan model

memenuhi asumsi normalitas data. Dengan menggunakan bantuan program

SPSS Versi 22. Hasil uji normalitas adalah sebagai berikut di bawah ini:

Gambar 4.4. hasil uji normalitas

Berdasarkan gambar grafik P-P Plot di atas, diketahui bahwa titik-titik

(data) mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa residual dalam model berdistribusi secara normal, maka variabel

dalam penelitian ini memiliki distribusi data yang normal.


66

4.4.Statistik Deskriptif

4.4.1. Karakteristik Responden

Tabel 4.4. Karakteristik Responden

Deskripsi Kategori Jumlah Persentase Total


a. Laki-laki 57 60.6%
Jenis Kelamin 100%
b. Perempuan 37 39.4%
< 18 tahun 11 11.7%
18 < 25 tahun 38 40.4%
Usia 25 < 30 tahun 10 10.6% 100%
30 < 40 tahun 32 34.0%
> 40 tahun 3 3.2%
SMP/ sederajat 48 51.1%
SMU/ sederajat 39 41.5%
Pendidikan 100%
Diploma 4 4.3%
Sarjana 3 3.2%
< Rp. 1.500.000,- 9 9.6%
Pendapatan Rp. 1.500.000,- < Rp. 2.500.000 13 13.8%
100%
perbulan Rp. 2.500.000,- < Rp. 3.500.000 28 29.8%
Rp. 3.500.000,- < Rp. 4.000.000 44 46.8%
Penggemar Ya 28 29.8%
100%
dangdut Tidak 8 8.5%
Mengetahui/ Ya 74 78.7%
Mengenal Nona 100%
Noni Tidak 20 21.3%

Berdasarkan tabel di atas didapatkan bahwa responden mayoritas

adalah Laki-laki sejumlah 60.6% dan Perempuan sejumlah 39.4%. Mayoritas

berusia 18 < 25 tahun sejumlah 40.4% dan 30 < 40 tahun sejumlah 34.0%, <

18 tahun sejumlah 11.7%, antar 25 < 30 tahun sejumlah 10.6% dan yang

berusia > 40 tahun sejumlah 3.2%. Berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas

adalah lulusan SMP/ sederajat sejumlah 51.1% dan SMU/ sederajat sejumlah

41.5%. sementara lulusan Diploma sejumlah 4.3% dan lulusan Sarjana


67

sejumlah 3.2%. Berdasarkan tingkat penghasilan bulanan mayoritas memiliki

pendapatan Rp. 2.500.000,- < Rp. 3.500.000 sejumlah 46.8%, dan Rp.

3.500.000,- < Rp. 4.000.000 sejumlah 29.8%. sementara yang berpendapatan

Rp. 1.500.000,- < Rp. 2.500.000 sejumlah 13.8% dan < Rp. 1.500.000,-

sejumlah 9.6%. sejumlah 91,5% menyatakan menyukai dangdut dan 78,7%

menyatakan mengetahui Nona Noni. Data karakteristik responden ini

disajikan dalam grafik sebagai berikut:

Gambar 4.5. grafik Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin
a. Laki-laki b. Perempuan

39%

61%

Gambar 4.6. grafik Usia Responden

Usia
3%

12% < 18 tahun


18 < 25 tahun
34%
25 < 30 tahun
40% 30 < 40 tahun
11% > 40 tahun
68

Gambar 4.7. grafik Pendidikan Responden

Pendidikan

4% 3%

SMP/ sederajat
SMU/ sederajat
51%
42% Diploma
Sarjana

Gambar 4.8. grafik pendapatan Responden

Pendapatan perbulan

9%
< Rp. 1.500.000,-

14%
Rp. 1.500.000,- <
47% Rp. 2.500.000
Rp. 2.500.000,- <
Rp. 3.500.000
30% Rp. 3.500.000,- <
Rp. 4.000.000
69

Gambar 4.9. grafik Responden berdasarkan penggemar dangdut

Penggemar dangdut

9%

Ya
Tidak

91%

Gambar 4.10. grafik Responden berdasarkan mengetahui/ mengenal Nona Noni

Mengetahui/ Mengenal
Nona Noni

21%

Ya
Tidak

79%
70

4.4.2. Statistik Deskriptif Variabel Marketing Public Relations

Tabel 4.5. Statistik Deskriptif Variabel Marketing Public Relations

No Pertanyaan Jumlah STS TS N S SS Total


Saya tertarik frekuensi 0 1 30 11 52 94
melihat Nona Noni
Pull_1
di acara televisi Persen 0.0% 1.1% 31.9% 11.7% 55.3% 100%
Dahsyat di RCTI
Saya tertarik frekuensi 0 3 29 16 46 94
melihat fashion
Pull_2 yang dikenakan
Nona Noni dalam Persen 0.0% 3.2% 30.9% 17.0% 48.9% 100%
acara Dahsyat RCTI
Saya tertarik dengan frekuensi 0 1 25 11 57 94
koregrafi yang
Pull_3 ditampilkan Nona
Noni dalam acara Persen 0.0% 1.1% 26.6% 11.7% 60.6% 100%
Dahsyat RCTI
Saya tertarik dengan frekuensi 0 4 18 20 52 94
keseluruhan
Pull_4 penampilan Nona
Noni di acara Persen 0.0% 4.3% 19.1% 21.3% 55.3% 100%
Dahsyat di RCTI
Nona Noni frekuensi 0 0 27 15 52 94
menunjukkan sikap
Push_1 yang sopan dan
menarik di acara Persen 0.0% 0.0% 28.7% 16.0% 55.3% 100%
Dahsyat di RCTI
Saya terdorong frekuensi 0 5 31 25 33 94
untuk mengikuti
gaya berpakaian NN
Push_2
setelah melihatnya Persen 0.0% 5.3% 33.0% 26.6% 35.1% 100%
di acara Dahsyat di
RCTI
Saya terdorong frekuensi 0 3 35 27 29 94
untuk mengikuti
koreografi NN
Push_3
setelah melihatnya Persen 0.0% 3.2% 37.2% 28.7% 30.9% 100%
di acara Dahsyat di
RCTI
Saya terdorong frekuensi 0 0 28 20 46 94
untuk
Push_4
mendengarkan Persen 0.0% 0.0% 29.8% 21.3% 48.9% 100%
kembali lagu Nona
71

Noni setelah
melihatnya di acara
Dahsyat di RCTI
Saya terdorong frekuensi 0 0 27 23 44 94
untuk menggunakan
ringtone/
Push_5 mendownload lagu
Nona Noni setelah Persen 0.0% 0.0% 28.7% 24.5% 46.8% 100%
melihatnya di acara
Dahsyat di RCTI
Penampilan Nona frekuensi 0 4 25 21 44 94
Noni di acara
Dahsyat di RCTI
menunjukkan citra
Pass_1
NN sebagai Persen 0.0% 4.3% 26.6% 22.3% 46.8% 100%
pedangdut yang
dengan musik yang
berkelas.
Penampilan Nona frekuensi 0 4 27 19 44 94
Noni di acara
Dahsyat di RCTI
Pass_2
menunjukkan lagu Persen 0.0% 4.3% 28.7% 20.2% 46.8% 100%
dengan materi yang
berkualitas.
Penampilan Nona frekuensi 0 1 23 30 40 94
Noni di acara
Dahsyat di RCTI
mampu
Pass_3
menunjukkan Persen 0.0% 1.1% 24.5% 31.9% 42.6% 100%
dangdut sebagai
musik yang
berkelas.

Untuk indikator Pull_1, dengan pertanyaan “Saya tertarik melihat Nona

Noni di acara televisi Dahsyat di RCTI” mayoritas responden menjawab

Sangat Setuju (55.3%) dan Netral (31.9%). Sementara yang menjawab Setuju

ada 11.7%, dan sisanya menjawab tidak setuju (1.1%).

Indikator Pull_2, dengan pertanyaan Saya tertarik melihat fashion yang

dikenakan Nona Noni dalam acara Dahsyat RCTI mayoritas responden

menjawab Sangat Setuju (48.9%), Netral (30.9%) dan Setuju (17.0%).


72

Indikator Pull_3, dengan pertanyaan Saya tertarik dengan koregrafi

yang ditampilkan Nona Noni dalam acara Dahsyat RCTI mayoritas

responden menjawab Sangat Setuju (60.6%), Netral (26.6%) dan Setuju

(11.7%).

Indikator Pull_4, dengan pertanyaan Saya tertarik dengan keseluruhan

penampilan Nona Noni di acara Dahsyat di RCTI mayoritas responden

menjawab Sangat Setuju 55.3%, Setuju 21.3%, dan Netral 19.1%. sementara

yang menjawab tidak setuju sebesar 4.3%

Indikator Push_1, dengan pertanyaan Nona Noni menunjukkan sikap

yang sopan dan menarik di acara Dahsyat di RCTI mayoritas responden

menjawab Sangat Setuju 55.3%, Netral 28.7% dan Setuju 16.0%

Indikator Push_2, dengan pertanyaan Saya terdorong untuk mengikuti

gaya berpakaian NN setelah melihatnya di acara Dahsyat di RCTI mayoritas

responden menjawab Sangat Setuju 35.1%, Netral 33.0%, Setuju 26.6%

sementara yang menjawab tidak setuju sebesar 5.3%

Indikator Push_3, dengan pertanyaan Saya terdorong untuk mengikuti

koreografi NN setelah melihatnya di acara Dahsyat di RCTI Netral 37.2%,

Sangat Setuju 30.9%, Setuju 28.7% dan yang menjawab tidak setuju 3.2%.

Indikator Push_4, dengan pertanyaan Saya terdorong untuk

mendengarkan kembali lagu Nona Noni setelah melihatnya di acara Dahsyat

di RCTI mayoritas responden menjawab Sangat Setuju 48.9%, Netral 29.8%

dan Setuju sebanyak 21.3%.


73

Indikator Push_5, dengan pertanyaan Saya terdorong untuk

menggunakan ringtone/ mendownload lagu Nona Noni setelah melihatnya di

acara Dahsyat di RCTI mayoritas responden menjawab Sangat Setuju 46.8%,

Netral 28.7% dan Setuju 24.5%.

Indikator Pass_1, dengan pertanyaan Penampilan Nona Noni di acara

Dahsyat di RCTI menunjukkan citra NN sebagai pedangdut yang dengan

musik yang berkelas. mayoritas responden menjawab Sangat Setuju 46.8%,

Netral 26.6%, Setuju 22.3%. sementara yang menjawab tidak setuju sebanyak

4.3%.

Indikator Pass_2, dengan pertanyaan Penampilan Nona Noni di acara

Dahsyat di RCTI menunjukkan lagu dengan materi yang berkualitas.

mayoritas responden menjawab Sangat Setuju 46.8%, Netral 28.7%, Setuju

20.2% sementara yang menjawab tidak setuju 4.3%.

Indikator Pass_3, dengan pertanyaan Penampilan Nona Noni di acara

Dahsyat di RCTI mampu menunjukkan dangdut sebagai musik yang berkelas.

mayoritas responden menjawab Sangat Setuju 42.6%, Setuju 31.9%, Netral

24.5% sementara yang menjawab tidak setuju 1.1%.

4.4.3. Statistik Deskriptif Variabel Citra NN

Tabel 4.6. statistik deskriptif variabel Citra Nona Noni

No Pertanyaan Jumlah STS TS N S SS Total

Citra_1 NN menampilkan Frekuensi 0 1 36 11 46 94


single yang berbeda
dari pedangdut Persentase 0.0% 1.1% 38.3% 11.7% 48.9% 100%
lainnya.
74

Citra_2 Nona Noni Frekuensi 0 2 25 14 53 94


menampilkan Style
koreografi yang Persentase 0.0% 2.1% 26.6% 14.9% 56.4% 100%
orisinal.
Citra_3 Nona Noni Frekuensi 0 2 19 31 42 94
menampilkan suara
dengan ciri khas Persentase 0.0% 2.1% 20.2% 33.0% 44.7% 100%
yang berbeda.
Citra_4 Lirik lagu Nona Frekuensi 0 1 20 26 47 94
Noni mudah
didengar dan Persentase 0.0% 1.1% 21.3% 27.7% 50.0% 100%
gampang diterima.
Citra_5 Lirik lagu Nona Frekuensi 0 0 27 39 28 94
Noni Sederhana dan
memasyarakat Persentase 0.0% 0.0% 28.7% 41.5% 29.8% 100%

Citra_6 Saya melihat Frekuensi 0 3 30 19 42 94


fashion memiliki
ciri khas tersendiri
yang berbeda Persentase 0.0% 3.2% 31.9% 20.2% 44.7% 100%
dengan artis yang
lain.
Citra_7 Model penampilan Frekuensi 0 1 38 20 35 94
Nona Noni selalu
berbeda (memiliki
gimmic ciri khas Persentase 0.0% 1.1% 40.4% 21.3% 37.2% 100%
tersendiri)
Citra_8 Nona Noni Frekuensi 0 6 27 21 40 94
menunjukkan karya
yang orisinil dan Persentase 0.0% 6.4% 28.7% 22.3% 42.6% 100%
tidak terdengar
pasaran

Indikator Citra_1, dengan pertanyaan Nona Noni menampilkan single

yang berbeda dari pedangdut lainnya. mayoritas responden menjawab Sangat

Setuju (48.9%), Netral (38.3%) dan Setuju (11.7%).

Indikator Citra_2, dengan pertanyaan Nona Noni menampilkan Style

koreografi yang orisinal. mayoritas responden menjawab Sangat Setuju


75

(56.4%), Netral (26.6%) dan Setuju (14.9%). Sementara yang menjawab tidak

setuju sebesar 2.1%.

Indikator Citra_3, dengan pertanyaan Nona Noni menampilkan

suara dengan ciri khas yang berbeda. mayoritas responden menjawab Sangat

Setuju (44.7%) dan Setuju 33.0%. yang menjawab Netral sebanyak 20.2%.

Sementara yang menjawab tidak setuju 2.1%

Indikator Citra_4, dengan pertanyaan Lirik lagu Nona Noni mudah

didengar dan gampang diterima mayoritas responden menjawab Sangat

Setuju (50.0%), Setuju (27.7%) dan Netral (21.3%).

Indikator Citra_5, dengan pertanyaan Lirik lagu Nona Noni Sederhana

dan memasyarakat mayoritas responden menjawab Setuju (41.5%) dan

Sangat Setuju (29.8%) sementara yang menjawab Netral sebesar 28.7%.

Indikator Citra_6, dengan pertanyaan Saya melihat fashion

memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan artis yang lain. mayoritas

responden menjawab Sangat Setuju 44.7%, Netral 31.9%, Setuju 20.2%

sementara yang menjawab tidak setuju 3.2%.

Indikator Citra_7, dengan pertanyaan Model penampilan Nona Noni

selalu berbeda (memiliki gimmic ciri khas tersendiri) mayoritas responden

menjawab Netral 40.4%, Sangat Setuju 37.2%, Setuju 21.3% sementara yang

menjawab tidak setuju 1.1%.

Indikator Citra_8 Nona Noni menunjukkan karya yang orisinil dan

tidak terdengar pasaran mayoritas responden menjawab Sangat Setuju 42.6%,

Netral 28.7% dan Setuju 22.3%. sementara yang menjawab tidak setuju 6.4%.
76

Tabel 4.7. Tabel nilai mean untuk seluruh indikator

No Pertanyaan Nilai mean Keterangan


Pull_1 Saya tertarik melihat Nona Noni di acara 4.23 Tinggi
televisi Dahsyat di RCTI
Pull_2 Saya tertarik melihat fashion yang 4.11 Tinggi
dikenakan Nona Noni dalam acara
Dahsyat RCTI
Pull_3 Saya tertarik dengan koregrafi yang 4.33 Tinggi
ditampilkan Nona Noni dalam acara
Dahsyat RCTI
Pull_4 Saya tertarik dengan keseluruhan 4.27 Tinggi
penampilan Nona Noni di acara Dahsyat
di RCTI
Push_1 Nona Noni menunjukkan sikap yang 4.26 Tinggi
sopan dan menarik di acara Dahsyat di
RCTI
Push_2 Saya terdorong untuk mengikuti gaya 3.92 Cenderung
berpakaian NN setelah melihatnya di tinggi
acara Dahsyat di RCTI
Push_3 Saya terdorong untuk mengikuti 3.87 Cenderung
koreografi NN setelah melihatnya di tinggi
acara Dahsyat di RCTI
Push_4 Saya terdorong untuk mendengarkan 4.19 Tinggi
kembali lagu Nona Noni setelah
melihatnya di acara Dahsyat di RCTI
Push_5 Saya terdorong untuk menggunakan 4.17 Tinggi
ringtone/ mendownload lagu Nona Noni
setelah melihatnya di acara Dahsyat di
RCTI
Pass_1 Penampilan Nona Noni di acara Dahsyat 4.11 Tinggi
di RCTI menunjukkan citra NN sebagai
pedangdut yang dengan musik yang
berkelas.
Pass_2 Penampilan Nona Noni di acara Dahsyat 4.09 Tinggi
di RCTI menunjukkan lagu dengan
materi yang berkualitas.
Pass_3 Penampilan Nona Noni di acara Dahsyat 4.17 Tinggi
di RCTI mampu menunjukkan dangdut
sebagai musik yang berkelas.
Citra_1 NN menampilkan single yang berbeda 4.08 Tinggi
dari pedangdut lainnya.
Citra_2 Nona Noni menampilkan Style 4.25 Tinggi
koreografi yang orisinal.
77

Citra_3 Nona Noni menampilkan suara dengan 4.22 Tinggi


ciri khas yang berbeda.
Citra_4 Lirik lagu Nona Noni mudah didengar 4.26 Tinggi
dan gampang diterima.
Citra_5 Lirik lagu Nona Noni Sederhana dan 4.01 Tinggi
memasyarakat
Citra_6 Saya melihat fashion memiliki ciri khas 4.05 Tinggi
tersendiri yang berbeda dengan artis
yang lain.
Citra_7 Model penampilan Nona Noni selalu 3.96 Cenderung
berbeda (memiliki gimmic ciri khas tinggi
tersendiri)
Citra_8 Nona Noni menunjukkan karya yang 4.02 Tinggi
orisinil dan tidak terdengar pasaran
MPR Marketing Public Relations 4.14 Tinggi
citra Citra Nona Noni 4.10 Tinggi

Dari tabel nilai rata-rata (mean) untuk variabel Marketing Public

Relations didapatkan bahwa nilai mean terendah ada pada indikator Push_3

yaitu “Saya terdorong untuk mengikuti koreografi NN setelah melihatnya di

acara Dahsyat di RCTI” dengan nilai mean 3.87 yang dikategorikan

Cenderung tinggi. Sementara nilai mean tertinggi ada pada indikator Pull_3

yaitu Saya tertarik dengan koregrafi yang ditampilkan Nona Noni dalam

acara Dahsyat RCTI dengan nilai mean 4.33 yang dikategorikan Tinggi.

Sementara untuk variabel Citra Nona Noni, didapatkan bahwa nilai

mean terendah ada pada indikator Citra_7 yaitu Model penampilan Nona

Noni selalu berbeda (memiliki gimmic ciri khas tersendiri) dengan nilai mean

3.96 yang dikategorikan sebagai Cenderung tinggi. Sedangkan nilai mean

tertinggi ada pada indikator Citra_4, yaitu Lirik lagu Nona Noni mudah

didengar dan gampang diterima dengan nilai mean 4.26 yang dikategorikan

sebagai Tinggi
78

4.5.Uji Regresi

Tabel 4.8. variabel yang dikalkulasi

Variables Entered/Removeda
Variables
Model Variables Entered Removed Method
1 Marketing Public
. Enter
Relations (X)b
a. Dependent Variable: Citra Nona Noni (Y)
b. All requested variables entered.

Tabel diatas menunjukkan bahwa variabel yang diteliti adalah

Marketing Public Relations sebagai variabel independen Citra Nona Noni

sebagai variabel dependen.

4.6.Koefisien Determinasi

Tabel 4.9. Koefisien Determinasi

Model Summaryb
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate Durbin-Watson
1 .852a .727 .724 2.484 2.183
a. Predictors: (Constant), Marketing Public Relations (X)
b. Dependent Variable: Citra Nona Noni (Y)

Berdasarkan tabel output SPSS pada Tabel di atas terlihat bahwa nilai

R Square atau koefisien determinasi adalah sebesar 0,727 atau 72,7 persen.

Hal ini berarti bahwa kemampuan variabel Marketing Public Relations untuk

mempengaruhi Citra Nona Noni adalah sebesar 72,7 persen, sedangkan

sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam

model.
79

Tabel 4.10. Koefisien Regresi

Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 7.260 1.656 4.384 .000
Marketing Public 15.63
.514 .033 .852 .000 1.000 1.000
Relations (X) 6
a. Dependent Variable: Citra Nona Noni (Y)

Dari hasil uji regresi pada tabel di atas bisa dilihat bahwa nilai

konstanta adalah 7,260. Sementara variabel X memiliki nilai koefisien

sebesar 0,514. Nilai ini berarti jika Marketing Public Relations mengalami

peningkatan sebesar 1, maka Citra Nona Noni akan naik sebesar 0,514. Nilai

koefisien adalah positif yang menunjukkan adanya hubungan yang positif

antar variabel.

Nilai signifikansi adalah sebesar 0,000. Nilai ini kurang dari 0,05 maka

dengan demikian maka hipotesa penelitian diterima yaitu Marketing Public

Relations memiliki pengaruh yang positif dan signifikan pada Citra Nona

Noni.. Nilai di atas dimasukkan dalam rumus regresi Ŷ= a + bx sebagai

berikut:

Citra Nona Noni = 7,260 + 0,514

4.7.Uji Hipotesa

Tabel 4.11. Anova

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1508.841 1 1508.841 244.491 .000b
Residual 567.765 92 6.171
Total 2076.606 93
a. Dependent Variable: Citra Nona Noni (Y)
b. Predictors: (Constant), Marketing Public Relations (X)
80

Nilai signifikansi pada tabel anova adalah sebesar 0,000. Nilai ini

kurang dari 0,05 maka dengan demikian maka hipotesa penelitian diterima

yaitu Marketing Public Relations memiliki pengaruh yang positif dan

signifikan pada Citra Nona Noni.

4.8.Uji Korelasi

Tabel 4.12. Uji Korelasi

Correlations
Marketing Public Citra Nona Noni
Relations (X) (Y)
Marketing Public Pearson Correlation 1 .852**
Relations (X) Sig. (2-tailed) .000
N 94 94
Citra Nona Noni Pearson Correlation .852** 1
(Y) Sig. (2-tailed) .000
N 94 94
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Uji korelasi menunjukkan nilai sebesar 0,852 yang menunjukkan

adanya korelasi atau hubungan yang Sangat Kuat antara kedua variabel.

4.9.Pembahasan

Responden mayoritas adalah Laki-laki 60.6% sementara Perempuan

39.4%. Mayoritas berusia 18 < 25 tahun dan 30 < 40 tahun, usia ini masuk

dalam kategori usia produktif. Mayoritas berpendidikan lulusan SMP/

sederajat dan SMU/ sederajat, hasil ini menunjukkan tingkat pendidikan

menengah. Sementara tingkat penghasilan bulanan mayoritas adalah Rp.

2.500.000,- < Rp. 3.500.000 dan Rp. 3.500.000,- < Rp. 4.000.000, rentang
81

pendapatan ini tergolong dalam pendapatan menengah dan tinggi. Sebagian

besar menyatakan menyukai dangdut dan mengetahui Nona Noni.

Nilai rata-rata (mean) untuk variabel Marketing Public Relations

berkisar dari 4,33 pada indikator Pull_3 “Saya tertarik dengan koregrafi yang

ditampilkan Nona Noni dalam acara Dahsyat RCTI” sampai dengan terendah

adalah 3,87 pada indikator Push_3 “Saya terdorong untuk mengikuti

koreografi NN setelah melihatnya di acara Dahsyat di RCTI”. Seluruh mean

termasuk dalam kategori tinggi. Sementara untuk variabel Citra Nona Noni,

nilai mean terendah adalah 3.96 sementara nilai mean tertinggi adalah 4.26.

Dari hasil ini disimpulkan bahwa Marketing Public Relations yang dilakukan

melalui acara Dahsyat di RCT dan citra Nona Noni dianggap tinggi oleh

responden.

Koefisien determinasi menunjukkan nilai 0,727 atau 72,7 persen.

Hal ini berarti bahwa kemampuan variabel Marketing Public Relations untuk

mempengaruhi Citra Nona Noni adalah sebesar 72,7 persen, sedangkan

sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam

model.

Nilai koefisien Marketing Public Relations sebesar 0,514. Nilai ini

berarti jika Marketing Public Relations mengalami peningkatan sebesar 1,

maka Citra Nona Noni akan naik sebesar 0,514. Nilai koefisien adalah positif

yang menunjukkan adanya hubungan yang positif antar variabel. Nilai

signifikansi adalah sebesar 0,000. Nilai ini kurang dari 0,05 maka dengan

demikian maka hipotesa penelitian diterima yaitu Marketing Public Relations


82

memiliki pengaruh yang positif dan signifikan pada Citra Nona NoniUji

korelasi menunjukkan nilai sebesar 0,852 yang menunjukkan adanya korelasi

atau hubungan yang Sangat Kuat antara kedua variabel.

Marketing Public Relations yang dilakukan melalui acara Dahsyat di

RCTI adalah komunikasi yang dijalankan oleh manajemen Nagaswara yang

menaungi Nona Noni untuk memberi tahu atau memberikan informasi

tentang Nona Noni, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku khalayak agar

memberikan dukungan positif terhadap Nona Noni melalui media program

televisi. Komunikator dalam komunikasi ini adalah pihak Manajemen

Nagaswara yang merumuskan standar berperilaku artisnya dan Nona Noni

sebagai artis. Pesan yang disampaikan adalah semua informasi yang

ditayangkan dalam acara dahsyat tentang Nona Noni. Media yang digunakan

adalah program televisi Dahsyat di RCTI. Komunikannya adalah seluruh

pemirsa acara Dahsyat tersebut. Efek atau tanggapan, respons atau reaksi dari

komunikan yang diharapkan adalah meningkatnya Citra Nona Noni.

Berdasarkan teori S – O – R maka stimulus yang diberikan oleh

manajemen Nagaswara dan Nona Noni adalah penampilan Nona Noni di

acara Dahsyat di RCTI sementara Organisme adalah pemirsa acara tersebut,

sedangkan Respons yang diinginkan adalah meningkatnya pengetahuan

khalayak, meningkatnya dukungan positif khalayak dan meningkatnya citra

positif Nona Noni di mata khalayak.

Efek yang diharapkan terbagi atas efek kognitif yang menyangkut

kesadaran dan pengetahuan tentang Nona Noni; efek afektif yang


83

menyangkut sikap atau perasaan/ emosi pemirsa tentang Nona Noni; dan Efek

konatif yang berkaitan dengan prilaku/ tindakan khalayak untuk mendukung

Nona Noni.

Aktifitas Marketing Public Relations yang dilakukan manajemen

Nagaswara dan Nona Noni sebagai artis di acara dahsyat di RCTI adalah

tindakan yang sengaja dan terencana dan untuk menetapkan dan memelihara

saling pengertian antara Nona Noni dan khalayaknya. Setidaknya aktifitas

Marketing Public Relations ini berfungsi memberikan informasi, membina

hubungan harmonis antara artis dengan khalayak, meningkatkan popularitas

dan menciptakan citra yang positif untuk Nona Noni.

Aktifitas Marketing Public Relations yang dilakukan sejalan dengan

pendapat Kotler dan Keller untuk membangun kesadaran dengan

menempatkan berita tentang Nona Noni di media untuk menarik perhatian

orang pada dirinya. Aktifitas Marketing Public Relations ini membangun

kredibilitas dan membentuk citra positif Nona Noni.

Aktifitas Marketing Public Relations ini juga merupakan bagian dari

Impression management atau pengelolaan yang bertujuan untuk mengontrol

atau memanipulasi karakteristik dan kesan yang dibentuk tentang Nona Noni

oleh khalayak pemirs Dahsyat. Pada dasarnya pengelolaan kesan ini

didasarkan pada usaha menampilkan citra sebagai artis dangdut, mendapatkan

penghargaan; menjaga self-esteem; strategi menampilkan diri; untuk

mendapatkan power and pengaruh sosial; dan menciptakan kesan konotatif

yaitu citra yang baik dan positif.


84

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari aktivitas

yang dilakukan Marketing Public Relations terhadap pembentukan citra pada

artis Nona Noni dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif atau

metode positivistik.

Marketing Public Relations melalui program televisi Dahsyat di RCTI

ditujukan agar khalayak pecinta dangdut mau mendengarkan dan menikmati

karya Nona Noni demi memenuhi kebutuhan untuk menikmati musik dangdut

yang memuaskan mereka. Nona Noni adalah salah satu artis dangdut di genre

housedut.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan

menggunakan kuesioner pada Populasi khalayak target Nona Noni, yaitu

seluruh masyarakat di Kelurahan Meruya Selatan, wilayah RW. 02 dengan

jumlah warga sebanyak 1.500 orang, Sampel dihitung dengan menggunakan

rumus Taro Yamane dengan nilai presisi 1% sejumlah 94 orang.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Marketing Public Relations yang

dilakukan melalui acara Dahsyat di RCT dan citra Nona Noni dianggap tinggi

oleh responden. Koefisien determinasi menunjukkan bahwa kemampuan

variabel Marketing Public Relations untuk mempengaruhi Citra Nona Noni

adalah sebesar 72,7 persen, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor


85

lain yang tidak dimasukkan dalam model. Uji korelasi menunjukkan adanya

korelasi atau hubungan yang Sangat Kuat antara kedua variabel. Sementara

uji hipotesa menunjukkan bahwa hipotesa penelitian diterima yaitu Marketing

Public Relations memiliki pengaruh yang positif dan signifikan pada Citra

Nona Noni.

5.2. Saran

Dari nilai mean, didapatkan bahwa nilai terendah ada pada indikator

Push_3 dan indikator Citra_7. Dengan demikian maka diharapkan agar Nona

Noni mampu menampilkan koreografi yang lebih menarik dan menarik bagi

permisa untuk diikuti serta mampu memnampilkan penampilan yang berbeda

(memiliki ciri khas tersendiri) dibanding artis dangdut lainnya.


86

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro, Public Relations Praktis. Edisi pertama. Jakarta: 2009


Ardianto, Elvinaro., Komala, Lukiati & Karlinah, Siti, Komunikasi Massa Suatu
Pengantar Edisi Revisi, Sembiosa Rekatama Media, Bandung: 2007
Cangara, Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi. PT. Raja Grafindo. Persada,
Jakarta: 2007
Datuela, Agnes, Strategi Public Relations PT. Telkomsel Branch Manado dalam
Mempertahankan Citra Perusahaan. Journal “Acta Diurna” vol. II No. I
Th. 2013
Effendy, Uchjana Onong, Ilmu Komunikasi Teori dan Pratek. PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung: 2004
Effendy, Uchjana Onong, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung: 2005
Farris, Paul W. et al, Marketing Metrics 2nd Edition, The Definitive Guide To
Measuring Marketing Performance, Pearson Education, Inc: 2010
Hadyan, dkk, Strategi Marketing Public Relations dalam Mempertahankan Citra:
Studi Deskriptif Pada Pameran INACRAFT yang dilakukan oleh PT.
Mediatama Binakreasi. Jurnal Kalbissocio, ISSN 2356 – 4385: 2014
Haroen, D, Personal Branding: Kunci Kesuksesan Anda Berkiprah Di Dunia
Politik, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta: 2014
Heath, Robert L. Encyclopedia of Public Relations. Sage Publications, Inc: 2005
Ivanovic & p. h. Collin, Dictionary of Marketing 3rd Edition. Bloomsbury
Publishing plc: 2003
Kadar Nurjaman, Khaerul Umam, Komunikasi & Public Relation. Pustaka Setia,
2012
Kitchen, P. & Schultz, D., Raising the Corporate Umbrella: Corporate
Communications in the Twenty-First Century. Palgrave: 2001
Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane, Marketing Management 13th Edition.
Pearson International: 2009
Kotler, Philip, Marketing insights from A to Z: 80 concepts every manager needs
to know, John Wiley & Sons, Inc: 2003
Kountour, Ronny. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, Penerbit
PPM, Jakarta: 2005
Kriyantono, R. Teknis Praktis Riset Komunikasi, Prenada Media Group, Jakarta:
2010
Kusumastuti, Frida, Dasar-Dasar Humas, PT. Ghalia Indonesia, Jakarta: 2002
Low, G. S. and Lamb, “The Measurement and Dimensionality Of Brand
Associations”, Journal of Product & Brand Management, Vol. 9: 2000
Meloy, J. R., Sheridan, L. & Hoffmann, J, Threatening, and Attacking Public
Figures. Oxford University Press: 2008
Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, cetakan ketigapuluhsatu, PT
Remaja Rosdakarya, Bandung: 2013
Montoya, P. and Vandehey, T. The Personal Branding Phenomenon, Personal
Branding Press, 2009.
87

Mulyana, Dedy, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosdakarya:


2005
O’Brien, Timothy P. The Power of Personal Branding, Creating Celebrity Status
With Your Target Audience, NJ: Mendham Publishing, 2007.
Oliver, Sandra, Public Relations Strategy Third Edition, Kogan Page Ltd, 2010
Onong Uchjana Effendy, Human relation & Public Relation. CV. Mandar Maju,
Bandung: 2009
Parengkuan, Erwin & Tumewu, Becky, Personal Brand-Inc. Rahasia sukses
untuk sukses dan bertahan di Karir. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta:
2014
Riadi, Edi, Metode Statistika Parametrik & Nonparametrik, cetakan ke 2. Pustaka
Mandiri, Tangerang: 2014
Rini Setiani, Pelaksanaan Strategi Marketing Public Relations Melalui Analisis
Stop-Sit (Segmentation, Targeting, Objectives, Positioning, Sequence Of
Tools, Integrating, Tools) (Studi Pada Asuransi Jiwa Bersama
Bumiputera 1912 Malang). Skripsi Universitas Brawijaya, Malang: 2008
Ruslan, Rosady, Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi Konsepsi dan
Aplikasi, Edisi Revisi, Cet. 3, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta: 2001
Ruslan, Rosady, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, Rajawali
Pers, Jakarta: 2012
Ruslan, Rosady, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, Penerbit
Rajawali Pers, Jakarta: 2006
Satawedin, Patama, Marketing Public Relations (MPR), 2003
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, cetakan ke empat, Alfabeta, Bandung: 2009
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B, Alfabeta, Bandung:
2013
Suhandang, K, Public Relations Perusahaan: Kajian, Program, dan
Implementasi, Penerbit Nusantara, Bandung: 2004
Sutojo, Siswanto, Membangun Citra Perusahaan. PT Damar, Jakarta: 2004
Tedeschi, James T, Impression Management Theory and Social Psychological
Research, Academic Press, Inc: 1981
Umar, Husein. 2010. Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen, Cetakan Kelima,
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Wijaya, Lina Sinatra & Krismiyati, Identifying Marketing Public Relations
Strategies Implemented in Private Universities for Increasing Students
Intake In Central Java – Indonesia. International Refereed Research
Journal, www.researchersworld.com, Vol.– IV, Issue – 2, April 2013 [43]
Yunitasari, C., Edwin Japarianto, Jurnal Komunikasi: Analisa Faktor-Faktor
Pembentuk Personal Branding dari C.Y.N. Diakses pada 10 Oktober
2014.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=193510&val=6507&
title=Analisa%20Faktor-
Faktor%20Pembentuk%20Personal%20Branding%20dari%20C.Y.N

wawancara dengan NN, 12 September 2016


88

Alan Pamungkas. (28 September 2013). Nona Noni, Anak Muda Yang Ingin
Bangkitkan Dangdut. Diakses dari
http://celebrity.okezone.com/read/2013/09/28/386/873347/nona-noni-
anak-muda-yang-ingin-bangkitkan-dangdut
http://nagaswara.co.id/berita/detail/4978/newcomers-nona-noni--single-gagal-
mendua
http://print.kompas.com/baca/opini/jajak-pendapat/2016/06/29/Televisi-Masih-
Jadi-Primadona
http://www.nagaswara.co.id/artis/biography/429/Nona_Noni
http://www.nielsen.com/id/en/press-room/2014/nielsen-konsumsi-media-lebih-
tinggi-di-luar-jawa.html
http://www.rcti.tv/program/view/86/DAHSYAT
Julian Edward. (29 Sep 2013). Gagal Mendua, Nona Noni Belajar Arti Kesetiaan.
Diakses dari http://showbiz.liputan6.com/read/705937/gagal-mendua-
nona-noni-belajar-arti-kesetiaan
Nila Kirana. (29 Juni 2016). Televisi Masih Jadi Primadona. Diakses dari
http://print.kompas.com/baca/opini/jajak-pendapat/2016/06/29/Televisi-
Masih-Jadi-Primadona
Panditio Rayendra (13 Oktober 2015). Narji Pindah ke RCTI, Begini Rating
"dahSyat" dan "Bukan Talent Biasa". diambil dari
http://www.tabloidbintang.com/articles/film-tv-musik/ulasan/27838-narji-
pindah-ke-rcti-begini-rating-dahsyat-dan-bukan-talent-biasa pada 10
Desember 2016

Anda mungkin juga menyukai