KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan berkat dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tugas PEMERIKSAAN DAN
PENGAWASAN MAKANAN dengan baik.
Makalah ini disusun bersama oleh siswa Sesarcab Kes angkatan ke 21 Skadik 504 sebagai
tugas yang menjadi bagian dari mata kuliah pendidikan sesarcabkes Skadik 504. Kami menyadari
dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun sebagai perbaikan untuk yang akan datang.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pembimbing yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga pembaca dapat memanfaatkan makalah ini
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................ i
Kata Pengantar .............................................................................................. ii
Daftar Isi ...................................................................................................... iii
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1. UMUM
Makanan merupakan suatu hal yang sangat penting didalam kehidupan manusia,
dimana makanan berfungsi memberikan tenaga atau energi panas pada tubuh,
membangun jaringan-jaringan tubuh yang baru, pengatur dan pelindung tubuh terhadap
penyakit serta sebagai sumber bahan pengganti sel-sel tua yang usang dimakan usia. Makanan
yang menarik, nikmat, dan tinggi gizinya, tidak akan berarti sama sekali jika tidak aman untuk
dikonsumsi (Anwar,1990).
Kualitas makanan harus diperhatikan agar makanan dapat berfungsi
sebagaimana mestinya. Kualitas tersebut mencakup ketersediaan zat-zat gizi yang dibutuhkan
dan pencegahan terjadinya kontaminasi makanan dengan zat-zat yang dapat mengakibatkan
gangguan kesehatan (Mulia,2005).
Manusia dalam hidupnya membutuhkan makanan dan telah diketahui bahwa makanan
tersebut haruslah memenuhi zat-zat gizi untuk digunakan tubuh sebagai pertumbuhan,
perkembangan dan energy. Selain itu, keamanan makanan yang bebas dari pencemaran juga
diperlukan tubuh agar kesehatan tidak terganggu (Azwar,1990).
Untuk mendapatkan makanan dan minuman yang memenuhi syarat kesehatan, maka
perlu diadakan pengawasan terhadap higiene dan sanitasi makanan dan minuman
utamanya adalah usaha yang diperuntukkan untuk umum seperti rumah sakit, restoran,
rumah makan, atau pedagang kaki lima mengingat bahwa makanan dan minuman
merupakan media yang potensial dalam penyebaran penyakit (Depkes R2).
2. TUJUAN KURIKULER
a. Agar siswa dapat mengerti dan memahami tentang pemeriksaan dan pengawasan
makanan.
b. Agar siswa dapat mengerti dan memahami zat-zat makanan yang di perlukan oleh
tubuh
c. Agar siswa dapat mengerti dan memahami makanan-makanan yang sudah rusak
d. Agar siswa memahami dan mengerti tanda-tanda dari makanan rusak dan makanan
kadaluars
3. POKOK BAHASAN
A. Makanan Sehat
Makanan sehat adalah makanan yang memenuhi syarat kesehatan dan jika dimakan tidak
menimbulkan penyakit serta keracunan. Sedangkan makanan bergizi adalah makanan yang
mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah memadai. Selain itu makanan
sehat dapat diartikan makanan yang beragam,bergizi, dan berimbang, serta aman bila
dikonsumsi. Makanan bergizi tidak harus berupa makanan yang berharga mahal daan lezat, tetapi
yang terpenting adalah zat-zatt yang terkandung di dalamnya. Makanan bergizi harus mengandung
energy, pembangun, dan pengatur dalam jumlah yang seimbang. Sedangkan makanan seimbang
ialah makanan-makanan yang memiliki kandungan gizi yang sesuai dengan asupan gizi yang
dibutuhkan. Makanan seimbang yang dimaksud haruslah memiliki kandungan zat gizi yang
meliputi: karbohidrat, lemak, protein,mineral, dan vitamin.
Makanan yang beragam, bergizi, dan berimbang dan aman untuk dikonsumsi
diimplementasikan kedalam 13 pesan dasar gizi seimbang diperuntukkan untuk semua kelompok
umur, kecuali bayi yang berumur antara 0 – 4 bulan (hanya asi saja), yaitu :
a. Makanlah aneka ragam makanan
b. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energy
c. Makanlah makanan sumber karbohidrat,setengah dari kecukupan energy
d. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energy
e. Gunakan garam beryodium
f. Makanlah makanan sumber zat besi
g. Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 4 bulan
h. Biasakan makan pagi
i. Minumlah air bersih, aman, dan cukup jumlahnya
j. Lakukan kegiatan fisik dan olah raga secara teratur
k. Hindari minum minuman beralkohol
l. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan
m. Bacalah label pada makanan yang dikemas
- Vitamin
Vitamin adalah zat organik yang kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil dan
pada umumnya tidak didapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu harus didatangkan dari
makanan. Vitamin termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan.
Tiap vitamin mempunyai tugas spesifik di dalam tubuh. Karena vitamin dapat rusak karena
penyimpanan dan pengolahan. (Sunita, 2007).
· Vitamin B
Vitamin Bl
Berfungsi dalam metabolisme karbohidrat untuk pembentukan energi. Sumber makanan
Vitamin Bl meliputi ragi, hati, daging babi, butiran padi-padian utuh, kacang, sayuran hijau, ikan,
susu, telur .
Vitamin B2
Berfungsi dalam metabolisme karbohidrat, asam amino dan asam lemak, juga penting
untuk kesehatan kulit, mata, dan syaraf. Sumber makan sumber makanan vitamin sumber B2
adalah susu dan produk susu, sayuran hijau, daging (terutama hati), ikan, butiran padi dan kacang-
kacangan.
Vitamin B6
Berperan dalam pembentukan protein dan asam amino, serta pembentukan karbohidrat
dan protein. Sumber makanan baik adalah daging merah, telur, butiran padi-padian yang utuh,
dan sayur-sayuran hijau.
Vitamin Bl2
Berperan untuk membuat inti sel dan pembentukan sel darah merah yang sehat. Sumber
makanan adalah hati dan daging, organ lain dari hewan, telur, susu.
Vitamin C
Berfungsi meningkatkan daya tahan, metabolisme lemak, protein, asam amino, besi, dan
tembaga. Menyempurnakan tulang dan gigi serta pencegahan bisul dengan pendarahan. Sumber
makanan jeruk, tomat, dan rambutan.
Umbi-umbian 1–7
2.4.4 Suhu
Pada beberapa jenis bahan pangan suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat
mempercepat kerusakan bahan pangan. Oleh karena itu, jika proses pendinginan atau pemanasan
tidak dikendalikan dengan benar maka dapat menyebabkan kerusakan bahan pangan.
Hasil pertanian hortikultura khususnya buah-buahan dan sayuran tropis sifatnya peka
terhadap suhu rendah. Beberapa jenis buah-buahan dan sayuran akan mengalami kerusakan yang
disebut chilling injury atau kerusakan karena suhu rendah yang berakibat warna berubah atau
tekstur cepat menjadi lunak. Sebagai contoh pisang yang disimpan di lemari es akan segera
mengalami pencoklatan dan pelunakan dan jika dikeluarkan dari lemari es menjadi tidak layak lagi
untuk dimakan. Oleh karena itu buah-buahan seperti pisang dan tomat jangan disimpan di lemari
es yang terlalu dingin.
Pembekuan juga akan mengakibatkan kerusakan pada makanan yang bentuknya cair,
misalnya sebotol susu sapi jika dibekukan akan mengakibatkan lemak susu atau krim terpisah
cairannya. Pembekuan juga dapat menyebabkan protein susu menjadi menggumpal.
Terjadinya kerusakan bahan pangan pada suhu rendah seperti disebutkan di atas hanya
perkecualian karena umumnya penyimpanan pada suhu rendah dapat mengawetkan bahan
pangan dan umumnya makin rendah suhunya semakin baik pengawetannya.
Seperti halnya suhu yang terlalu rendah, suhu yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan
kerusakan bahan pangan. Umumnya pada suhu penanganan bahan pangan, setiap kenaikan 10
derajat celsius kecepatan reaksi kimia naik 2 kalinya. Beberapa contoh kerusakan karena suhu
tinggi misalnya protein menggumpal, emulsi pecah, keringnya bahan pangan karena airnya
menguap, dan rusaknya vitamin.
2.4.5 Udara
Udara khususnya oksigen yang terkandung di dalam bahan pangan merupakan penyebab
utama ketengikan bahan pangan berlemak. Oksigen juga dapat merusak vitamin terutama vitamin
A dan C dan menimbulkan kerusakan warna sehingga produk pangan menjadi pucat. Oksigen
adalah komponen penting bagi hidupnya mikroba aerobik khususnya kapang karena itu sering
ditemukan di permukaan bahan pangan atau di celah-celahnya.
2.4.6 Sinar
Kerusakan bahan pangan karena sinar terlihat jelas pada makanan yang berwarna. Warna
bahan pangan atau makanan dapat menjadi pucat karena pengaruh sinar. Hal ini terlihat jelas
pada produk-produk makanan berwarna yang dipajang di etalase warung yang umumnya
berwarna pudar karena setiap hari terkena sinar matahari.
Sinar juga dapat merusak beberapa vitamin yang terkandung dalam bahan pangan,
misalnya vitamin B2, vitamin A dan vitamin C. Susu yang disimpan di dalam botol transparan juga
dapat rusak karena sinar menimbulkan bau tengik akibat terjadinya oksidasi. Demikian juga
minyak kelapa yang disimpan dalam botol transparan akan mudah menjadi tengik jika terkena
sinar matahari secara terus-menerus.
2.5.1 Bakteri
Bakteri dapat berbentuk cocci (Streptococcus sp), bentuk cambuk pada bacilli, vibrios, dan
bentuk spiral pada spirilla. Bakteri berukuran satu mikron sampai beberapa mikron, dapat
membentuk spora yang lebih tahan terhadap panas, perubahan kimia, dan pengolahan. Suhu
pertumbuhan untuk bakteri thermophylic (450C–550C), bakteri mesophylic (200C–450C), dan
bakteri psychrophylyc < 200C.
2.5.3 Enzim
Enzim merupakan senyawa protein yang berfungsi sebagai katalis biologis yang dapat
mengendalikan berbagai reaksi biokimia yang terdapat di dalam jaringan hidup. Enzim dapat
berasal secara alami di dalam bahan pangan, atau dapat pula berasal dari mikroba yang,
mencemari bahan pangan yang bersangkutan. Enzim yang dikeluarkan oleh mokroba dapat
menimbulkan perubahan bau, warna dan tekstur pada bahan pangan.
Enzim yang terdapat secara alami di dalam bahan pangan misalnya enzim polifenol
oksidase pada buah salak, apel atau ubi kayu. Enzim dapat menimbulkan warna coklat jika
buah atau ubi dipotong. Enzim polifenol oksidase merupakan salah satu jenis enzim yang
merusak bahan pangan karena warna coklat yang ditimbulkannya. Enzim dapat pula
menyebabkan penyimpangan citarasa makanan seperti enzim lipoksidase yang menimbulkan
bau langu pada kedelai. Enzim juga dapat menyebabkan pelunakan pada buah, misalnya enzim
pektinase yang terdapat pada buah-buahan. Karena merupakan salah satu faktor penyebab
kerusakan pada bahan pangan, maka enzim perlu diinaktifkan jika akan diawetkan.
2.6 Kerusakan Pangan
Berbagai tanda-tanda kerusakan pangan dapat dilihat tergantung dari jenis pangannya.
Beberapa diantaranya yaitu:
1. Perubahan kekenyalan pada produk-produk daging dan ikan, disebabkan pemecahan struktur
daging oleh berbagai bakteri.
2. Perubahan kekentalan pada susu dan santan disebabkan oleh penggumpalan protein dan
pemisahan serum (skim).
3. Pembentukan lendir pada produk-produk daging, ikan, dan sayuran, yang antara lain
disebabkan oleh pertumbuhan berbagai mikroba seperti kamir, bakteri asam laktat (terutama
oleh Lactobacillus misalnya L. Viredences yang membentuk lendir berwarna hijau),
Enterococcus, dan Bacillus thermosphacta. Pada sayuran pembentukan lendir sering
disebabkan oleh P. Marjinalis dan Rhizoctonia sp.
4. Pembentukan asam umumnya disebabkan oleh berbagai bakteri seperti Lactobacillus,
Acinebacter, Bacillus, Pseudomonas, proteus, Microrocci, Clostidium, dan Enterokoki.
A. Kesimpulan
B. Saran
Apabila dalam makalah ini terdapat kekurangan diharapkan bagi pembacauntuk memberi
masukan agar kami dapat memperbaiki makalah kami dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Hariminantyo.2008.Makanan
Sehat. http://hariminantyo.blogspot.com/2008/04/makanan-sehat.html. Diakses tanggal
23 oktober 2010 pukul 08.15
Mukti Bayu.2008.Makanan Sehat Mempengaruhi Kecerdasan
Anak.http://BayuMukti.blogspot.com/2008/04/makanan-sehat-mempengaruhi-
kecerdasan anak.html.Diakses tanggal 23 oktober 2010 pukul 09.15
Swastika Agung.2008.Makanan sehat dan Seimbang. http://Agung
Swastika.com/2008/04/makanan-sehat-mempengaruhi-kecerdasan anak.html. Diakses
tanggal 23 oktober 2010 pukul 10.15
Desrosier, N, W. Teknologi Pengawetan Pangan, Terjemahan oleh M. Mulyoharjo, UI Press,
1988.
Gaman, P. P-K. B. Sherrington. Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi dan Mikrobiologi.
Gajahmada Press. 1994.
Muchtadi, Deddy. 1995. Teknologi dan Mutu “Makanan Kaleng“. Jakarta. Pustaka Sinar
Harapan.
M. Syarief Atjang dan John Kumendong. 1992. Petunjuk Laboratorium Penyimpanan
Dingin. PAU – PG IPB Bogor.