Penulis
Muhammad Abduh Tuasikal, MSc
“Saya memberi wasiat kepada kalian agar tetap bertaqwa kepada Allah ‘azza wa jalla, tetap
mendengar dan ta’at walaupun yang memerintah kalian seorang hamba sahaya (budak)”. (HR.
Abu Daud dan At Tirmidzi, Hadits Hasan Shahih)
Islam lewat lisan Nabinya telah mengajarkan bagaimana kita bermuamalah dengan pemerintah
atau penguasa. Sebagian kalangan bersikap keras sehingga mudah mengkafirkan. Sebagian lagi
bersikap lembek. Sikap terbaik yang menjadi akidah seorang muslim adalah tetap menasehati
penguasanya dengan baik tatkala mereka tergelincir. Penyampaian nasehat ini pula disalurkan
dengan cara yang baik, bukan dengan menyebarkan aib mereka di depan umum. Juga prinsip
penting dalam muamalah dengan penguasa adalah tetap mentaati mereka selama mereka masih
muslim, walaupun mereka berbuat zholim. Berikut nasehat Nabi kita -shallallahu ‘alaihi wa
sallam- dan para ulama dalam hal ini.
Dari Abu Najih, Al ‘Irbadh bin Sariyah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi nasehat kepada kami dengan satu nasehat
yang menggetarkan hati dan menjadikan air mata berlinang”. Kami (para sahabat) bertanya,
“Wahai Rasulullah, nasihat itu seakan-akan adalah nasihat dari orang yang akan berpisah, maka
berilah kami wasiat.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
طا َع ِة َوإِ ْن تَأ َ َّم َر َعلَيْكَ َعبْد
َّ س ْمع َوال ِ أ ُ ْو
ِ َّ َوال, ص ْي ُك ْم بِت َ ْق َوى هللاِ َع َّز َو َج َّل
“Saya memberi wasiat kepada kalian agar tetap bertaqwa kepada Allah ‘azza wa jalla, tetap
mendengar dan ta’at walaupun yang memerintah kalian seorang hamba sahaya (budak)”. (HR.
Abu Daud dan At Tirmidzi, Hadits Hasan Shahih)
Tulisan lawas, diedit ulang di Madinah Nabawiyah, Jum’at-13 Rabi’ul Awwal 1434 H
www.rumaysho.com
Sumber https://rumaysho.com/3111-taat-pada-pemimpin-yang-zalim.html