Dengan menyebut nama Allah Swt yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “AMNESTIY
PAJAK” ini dengan tepat waktu.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “AMNESTY PAJAK” ini dapat
memberikan manfaat terhadap pembaca.
L-ard
DAFTAR ISI
Kata Pengantar. ....................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita tahu bahwa pembangunan nasional yang berlangsung secara terus-menerus dan
berkesinambungan selama ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Namun,
untuk merealisasikan tujuan tersebut diperlukan suatu anggaran pembangunan yang cukup besar.
Salah satu usaha untuk mewujudkan peningkatan penerimaan untuk pembangunan tersebut
adalah dengan menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri, yaitu pajak. Pajak
merupakan sumber penerimaan yang dominan dalam struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN). Hampir 70 persen penerimaan berasal dari sektor pajak. Karena itu untuk
mencapai target penerimaan negara dari sektor perpajakan dibutuhkan upaya-upaya yang nyata,
serta mengimplementasikan dalam bentuk kebijakan pemerintah. Salah satunya adalah tax
amnesty atau pengampunan pajak. Kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan subyek pajak
maupun obyek pajak.Subyek pajak dapat berupa kembalinya dana-dana yang berada di luar
negeri, sedangkan dari sisi obyek pajak berupa penambahan jumlah wajib pajak.
Sebenarnya Indonesia pernah menerapkan amnesti pajak pada 1984. Namun
pelaksanaannya tidak efektif karena wajib pajak kurang merespons dantidak diikuti dengan
reformasi sistem administrasi perpajakan secara menyeluruh.Pengampunan pajak diharapkan
menghasilkan penerimaan pajak yang selama ini belum atau kurang bayar, disamping
meningkatkan kepatuhan membayar pajak karena makin efektifnya pengawasan, didukung
semakin akuratnya informasi mengenai daftar kekayaan wajib pajak.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang itu Amnestik Pajak ?
2. Apa kelebihan Amnestik Pajak ?
3. Apa Kekurangan Amnestik Pajak ?
4. Apa Peluang dan Tantangan dalam Implementasi Amnestik Pajak ?
5. Bagaimana Implementasi Amnestik Pajak di Berbagai Negara ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Amnestik Pajak
Pengampunan pajak atau amnesti pajak (bahasa Inggris: tax amnesty) adalah sebuah
kesempatan berbatas waktu bagi kelompok wajib pajak tertentu untuk membayar pajak dengan
jumlah tertentu sebagai pengampunan atas kewajiban membayar pajak (termasuk dihapuskannya
bunga dan denda) yang berkaitan dengan masa pajak sebelumnya tanpa takut penuntutan pidana.
Program ini berakhir ketika otoritas pajak memulai investigasi pajak dari periode-periode
sebelumnya. Dalam beberapa kasus, undang-undang yang melegalkan pengampunan pajak
memberikan hukuman yang lebih berat bagi pengampun pajak yang terlambat menjalankan
kewajibannya. Pengampunan pajak bermanfaat sebagai salah satu sumber kas negara dari
penerimaan pajak.
Menurut "UU No 11 Tahun 2016 Tentang Pengampunan Pajak" Tax Amnesty adalah
penghapusan pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan
sanksi pidana di bidang perpajakan, dengan cara mengungkap Harta dan membayar Uang
Tebusan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
Menurut "PMK No. 118/PMK.03/2016" Tax Amnesty adalah adalah penghapusan pajak
yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di
bidang perpajakan, dengan cara mengungkap Harta dan membayar Uang Tebusan sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang Pengampunan Pajak.
Dalam sejarahnya, Afrika Selatan telah melaksanakan amnesti pajak tiga kali, yaitu pada
1995, 1996 dan 2003. Selain itu, pada 2003 diberlakukan special amnesty, dimana ruang
lingkupnya dibatasi hanya pada pengakuan aset rakyat atau wajib pajak yang ada di luar negeri,
juga transaksi yang berkaitan dengan pelanggaran lalu lintas devisa. Secara labih spesifik,
amnesti pajak ini dibatasi hanya kepada mereka yang memiliki aset di luar negeri namun belum
membayar pajak di masa lalu. Dalam pengampunan pajak ini, jenis pajak yang diampuni hanya
terbatas pada PPh Orang Pribadi (Personal Income Tax), termasuk juga pajak atas warisan (estate
duty). Sedangkan PPN dan withholding taxes tidak tidak termasuk dalam program ini.
Banyak hal yang dapat menjadi masukan dengan merujuk keberhasilan Afrika Selatan
dalam melakukan amnesti pajak. Adanya program amnesti ini sebagai bagian dari program
pengelolaan perpajakan secara baik yang merupakan tulang punggung penerimaan negara dalam
APBN. Saat ini penerimaan negara dari sektor perpajakan telah mencapai 70-80% dalam APBN
sehingga hal tersebut sudah merupakan masalah nasional, sebagaimana yang dikatakan tax
amnesty 2003 memberikan penghapusan tuntutan tindakan pidana yang terbatas hanya yang
menyangkut pidana perpajakan dan peraturan lalu lintas devisa. Dengan demikian kepemilikan
aset diluar negeri yang berasal dari aktivitas illegal atau kriminal lainnya, seperti hasil korupsi,
hasil kejahatan, hasil transaksi narkoba, ataupun hasil pencucian uang (money laundering), tidak
berhak untuk mendapatkan pengampunan pajak.
Khusus bagi aset yang disimpan di dalam negeri dan berasal dari penghasilan dalam
negeri namun belum dilaporkan dan dipenuhi kewajiban perpajakannya, tidak akan mendapatkan
fasilitas pengampunan ini, SARS tetap akan memberikan fasilitas dalam bentuk penghapusan
atas sanksi denda sebesar 200% dan juga pemberian kelonggaran dalam mencicil kewajibannya.
Disini SARS tidak memberikan fasilitas penghapusan maupun pengurangan hutang pokok pajak
dan bunganya.
Dalam kasus tax amnesty negara Afrika Selatan, antusias masyarakat Afrika Selatan
dengan adanya fasilitas amnesti ini sangat besar, terlihat dari tren pendaftaran secara eksponal
dimana proporsi jumlah wajib pajak dan masyarakat yang mendaftar saat menjelang deadline
melonjak secara drastis. Dan bagi WP yang diterima permohonannya harus membayar uang
tebusan dalam jangka waktu tiga bulan terhitung sejak tanggal persetujuan aplikasi amnestinya.
Ada beberapa kondisi amnesti pajak sebagaimana yang dijalankan pemerintah Afrika
Selatan dapat diterapkan di Indonesia, setidaknya dijadikan bahan pertimbangan dan masukan
informasi pengampunan pajak. Perlu diperhatikan ada beberapa persyaratan mendasar yang
harus dipenuhi si pemohon sebelum menjalankan program tax amnesty di Afrika Selatan.
Beberapa hal penting yang menjadi acuan atau langkah –langkah implementasi program tax
amnesty, antara lain :
1. Penelitian dan pengumpulan data sebelum pelaksanaan program pengampunan pajak sangat
diperlukan.
2. Optimalisasi strategi ”pull and push”
3. Mendefinisikan dan mengkomunikasikan, maksud dan tujuan dari program secara tepat dengan
baik.
4. Mendapatkan persetujuan dan komitmen yang kuat dari seluruh jajaran organisasi.
5. Mendapatkan persetujuan dan dukungan yang kuat dari parlemen.
6. Tidak melakukan perubahan persyaratan administrasi di tengah jalan, misalnya perubahan
bentuk dan isi formulir, setelah program diumumkan.
7. Pastikan bahwa program amnesti memberi manfaat sekaligus
kenyamaanan bagi yang berpartisipasi, sebaliknya menimbulkan rasa was-was yang tinggi bila
tidak berpartisipasi.
8. Meminimalisasi persyaratan yang sifatnya kurang jelas.
9. Melibatkan kalangan profesional sebanyak mungkin seperti akuntan, pengacara, konsultan
pajak, dunia perbankan, kalangan akademisi, pengamat, Lembaga Swadaya Masyarakat dan lain-
lain.
10. Segera umumkan ke masyarakat luas jika pemerintah dan parlemen telah memutuskan untuk
melaksanakan program amnesti ini.
11. Lakukan program sosialisasi ke seluruh lapisan masyarakat luas dengan strategi yang tepat dan
terarah.
12. Seharusnya konsep amnesti pajak perlu dipikirkan secara mendalam karena didalamnya tidak
termasuk kewajiban membayar denda atau sanksi. Yang dipersoalkan hanya harta kekayaan
(assets) yang belum dilaporkan di Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) WP baik yang berada di
dalam negeri maupun di luar negeri. Namun catatan mengenai besarnya pajak yang belum
dibayarkan atau masih kurang bayar tetap harus di bayar oleh WP.
13. Rencana pemberian pengampunan pajak juga memiliki konsekuensi akan hilangnya hukuman
sandera badan (gijzeling) bagi penunggak pajak, sehingga perlu kajian mendalam aspek yuridis
berkaitan dengan wajib pajak bermasalah khususnya penunggak pajak besar.
14. Kelemahan lain dari pengampunan pajak ini bisa menjadi motivator bagi wajib pajak untuk tidak
membayar pajak (menunda melunasi utang pajaknya). Karena yang bersangkutan berpandangan
akan mendapat pengampunan pajak lagi.
15. Penerapan pengampunan pajak ini harus menjadi bagian dari reformasi perpajakan dan bukan
terpisah (komprehensif), yang dapat berdampak pada kontraproduktif.
16. Diwaspadai dalam penerapan pengampunan pajak ini, adanya kepentingan tertentu dari segelintir
pengusaha besar (yang bermasalah dengan tax voluntary rendah). Idealnya tax amnesty ini dapat
berlaku untuk semua orang tanpa diskriminasi, bukan hanya untuk segelintir pengusaha saja.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tax Amnesty atau pengampunan pajak merupakan pengampunan atau pengurangan pajak
terhadap property yang dimiliki oleh perusahaan dalam bentuk penghapusan pajak terutang,
penghapusan sanksi pajak terutang, penghapusan sanksi pidana tertentu yang harus diharuskan
membayar dengan uang tebusan. Amnesti pajak sebelumnya pernah diterapkan pada tahun 1984
serta tahun 2004, namun pada saat itu gagal. Pada tax amnesty kali ini terdapat kebijakan
amnesti yang berbeda yaitu dibagi dalam 3 periode.
Adapun kelebihan Tax Amnesty, yaitu: sumber daya yang dimiliki pada instansi aparatur
pajak saat ini sudah memadai yang dapat mendukung diberlakukannya penerapan tax amnesty.
Kedua, menciptakan kerelaan masyarakat untuk mendaftarkan diri dan menunaikan kewajiban
perpajakannya. Ketiga, pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen dapat menjamin pemberlakuan
tax amnesty. Keempat, meningkatkan dana masuk ke Indonesia yang cukup banyak di simpan di
luar negeri. Kelima, berpengaruh positif bagi pasar uang pada bursa efek indonesia. Kekurangan
Tax Amnesty, yaitu : tidak mempunyai payung hukum yang dapat menjadi landasan hukum
implementasi tax amnesty. Dianggap mencederai asas keadilan. Dikhawatirkan tidak akan
berjalan secara konsisten. Dan yang terakhir ialah tax amnesty hanya beri celah bagi Koruptor.
B. Saran
Penerapan tax amnesty Indonesia saat ini semestinya lebih ditingkatkan keseriusannya
demi menghindari kegagalan seperti yg terjadi pada 2 periode sebelumnya. Sebaiknya,
penerapan amnesty ini lebih dimatangkan lagi dengan diciptakannya payung hukum yang tegas
demi mengurangi peluang korupsi.
Daftar Pustaka
http://www.lembagapajak.com/2016/07/pengertian-pengampunan-pajak-tax-amnesty-
adalah.html
http://hanifhanifku.blogspot.co.id/2016/09/makalah-peran-tax-amnesty-dalam.html
http://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/Analisis%20Implementasi%20Tax%20Amnesty%
20di%20Indonesia.pdf