Anda di halaman 1dari 8

Nama: Nabila Salsabila

NPM: 1811050126
Kelas: 2G

1.Bagaimanakah kondisi Indonesia saat ini, apakah terwujud pencapaian menuju


masyarakat madani?
Jawab: belum, Masyarakat Madani (dalam bahasa Inggris: civil society) dapat
diartikan sebagai suatu masyarakat yang beradab dalam membangun, menjalani,
dan memaknai kehidupannya.]Kata madani sendiri berasal dari bahasa arab yang
artinya civil atau civilized (beradab).Istilah masyarakat madani adalah terjemahan
dari civil atau civilized society, yang berarti masyarakat yang berperadaban. Untuk
pertama kali istilah Masyarakat Madani dimunculkan oleh Anwar Ibrahim,
mantan wakil perdana menteri Malaysia. Menurut Anwar Ibrahim, masyarakat
madani merupakan sistem sosial yang subur berdasarkan prinsip moral yang
menjamin keseimbangan antara kebebasan individu dengan kestabilan
masyarakat.Inisiatif dari individu dan masyarakat akan berupa pemikiran, seni,
pelaksanaan pemerintah yang berdasarkan undang-undang dan bukan nafsu atau
keinginan individu.
Dawam Rahardjo mendefinisikan masyarakat madani sebagai proses penciptaan
peradaban yang mengacu kepada nilai-nilai kebijakan bersama. [2] Dawam
menjelaskan, dasar utama dari masyarakat madani adalah persatuan dan integrasi
sosial yang didasarkan pada suatu pedoman hidup, menghindarkan diri dari
konflik dan permusuhan yang menyebabkan perpecahan dan hidup dalam suatu
persaudaraan. Masyarakat Madani pada prinsipnya memiliki multimakna, yaitu
masyarakat yang demokratis, menjunjung tinggi etika dan moralitas, transparan,
toleransi, berpotensi, aspiratif, bermotivasi, berpartisipasi, konsisten memiliki
bandingan, mampu berkoordinasi, sederhana, sinkron, integral, mengakui,
emansipasi, dan hak asasi, namun yang paling dominan adalah masyarakat yang
demokratis.
Masyarakat madani adalah kelembagaan sosial yang akan melindungi warga
negara dari perwujudan kekuasaan negara yang berlebihan. Bahkan Masyarakat
madani tiang utama kehidupan politik yang demokratis.Sebab masyarakat madani
tidak saja melindungi warga negara dalam berhadapan dengan negara, tetapi juga
merumuskan dan menyuarakan aspirasi masyarakat.

2.Menurut anda, factor-faktor apa sajakah yang menyebabkan terhambatnya


pencapaian realitas masyarakat madani?
Jawab: faktor – faktor nya yaitu : kebanyakan demokrasi hanya wacana tapi
kurang praktiknya, masih banyak pihak-pihak tertentu yang tidak bebas mencapai
pendapat, belum terwujudnya keadilan sosial, masih kurangknya sikap tolerasi di
masyarakat, kemerostan moral rakyat indonesia.

3.Jelaskan mengenai sejarah paradigma masyarakat madani di dunia, dan


kapankah pernah terjadi ?
Jawab: Gagasan masyarakat Madani tersebut sebenarnya dilihat dari akar sejarah
kemunculannya bukan merupakan wacana baru. "Gellner telah menelusuri akar
gagasan ini ke masa lampau melalui sejarah peradaban barat (Eropa dan
Amerika), dan antara lain yang menjadi perhatian adalah ketika konsep ini
pertama kali di populerkan secara gamblang oleh pemikir terkenal
Skotlandia, Adam Ferguson (1723-1816), dalam karya klasiknya An Essay on
History of Civil Society (1767), hingga perkembangan konsep masyarakat Madani
lebih lanjut oleh kalangan pemikir modern seperti Locke, Rousseau, Hegel, Marx
dan Tocqueville, hingga upaya menghidupkan kembali di Eropa Timur dan Barat
di zaman kontemporer." John Locke seorang pemikir kapitalis mengembangkan
istilah civil society menjadi civillian goverment dan ditulis dalam buku yang
berjudul Civillian Government pada tahun 1690. Buku tersebut mempunyai misi
menghidupkan peran masyarakat dalam menghadapi kekuasaan-kekuasaan mutlak
para raja dan hak-hak istimewa para bangsawan. Demikian itu demi kepentingan
kaum borjuis yang berkembang setelah itu. Sedangkan JJ Rousseau yang terkenal
dengan bukunya The Social Contract (1762), berbicara tentang otoritas rakyat,
dan perjanjian politik yang harus dilaksanakan antara manusia untuk ikut
menentukan hari dan masa depannya, serta menghancurkan monooli yang
dilakukan oleh kaum elite yang berkuasa demi kepentingan manusia. Marx (dan
pendahulunya Hegel) sebagai pencetus ide sosialisme, juga mempunyai konsep
pemberdayaan rakyat ini. Marx dan Hegel berpendapat bahwa negara adalah
bagian dari suprastruktur, mencerminkan pembagian masyarakat ke dalam kelas-
kelas dan dominasi struktur politik oleh kelas dominan. Negara tidak mewujudkan
kehendak universal tapi kepentingan kelas borjuis. Secara lebih lengkap Marx
telah memberikan teori tradisional tentang dua kelompok masyarakat di dalam
negara, yang dikenal dengan bae-superstructure. Teori kelas sebagai salah satu
pendekatan dalam Marxisme tradisional menempatkan perjuangan kelas sebagai
hal sentral, faktor esensial dan menentukan dalam perubahan sosial. Pendekatan
ini cenderung melihat masyarakat kapitalis dari perspektif ekonomi. Masyarakat
kapitalis dibagi menjadi dua kelas utama, yaitu proletar dan borjuis. Dari
perspektif ini, masyarakat terdiri dari dua unsur esensial yaitu dasar (base)
dan superstructur. Adanya dua kelas ini mau tidak mau akan membawa kepada
konflik yang tidak dapat dihindarkan ketika keduanya berusaha mendominasi
yang lainnya. Selain Marx, Antonio Gramsci salah satu tokoh Neo-
Marxisme telah mengembangkan teori ini menjadi lebih luas. Base-
superstructure dalam teori Marx dikembangkan tidak hanya dalam bidang
ekonomi. Tetapi bisa juga dalam bidang pendidikan, politik, dsb. Dalam bidang
politik, negara menjadi superstructure yang sering memaksakan kehendak kepada
rakyat (base). Adanya pembagian kelas ini, menurut Gramsci menuntut untuk
terciptanya kemandirian masyarakat (civil society). Agar negara lebih terbatasi
dalam melebarkan kekuasaannya.. Dari akar sejarah kemunculan konsep
masyarakat Madani didalangi oleh sosialisme dan kapitalisme.

Paradigma Masyarakat Madani

Dalam pengertian luas, menurut Gellner, masyarakat Madani di samping


merupakan sekelompok institusi/ lembaga dan asosiasi yang cukup kuat mencegah
tirani politik baik oleh negara maupun komunal / komunitas, juga cirinya yang
menonjol adalah adanya kebebasan individu di dalamnya, dimana sebagai sebuah
asosiasi dan institusi, ia dapat dimasuki serta ditinggalkan oleh individu dengan
bebas.

Lebih lanjut Gellner menyatakan bahwa masyarakat Madani tidak hanya menolak
dominasi negara atas dirinya, tetapi juga karena sebagai institusi yang bersifat
non-state, maka dalam penampilan kelembagaanya tidak mendominasi individu-
individu dalam dirinya. Disinilah posisi individu sebagai aktor sosial yang bebas
yang di istilahkan Gellner sebagai manusia moduler (tidak di pengaruhi kultur),
yang menurutnya tidak merupakan prasyarat bagi perwujudan masyarakat
Madani. Jadi masyarakat Madani tidak hanya menerapkan sifat otonominya
terhadap negara, namun dalam konteks internalnya dari sejak hubungan antar
anggotanya, ia juga merupakan institusi yang menghargai keniscayaan perlunya
menghargai otonomi individual.

Sejalan dengan itu Culla mengutip pendapat Hikam, menyatakan bahwa variabel
utama masyarakat madani adalah otonomi (kemandirian), publik & civic, sesuatu
yang meniscayakan demokrasi bagi masyarakat seperti kebebasan dan
keterbukaann untuk berserikat, berkumpul mengeluarkan pendapat serta
kesempatan sama dalam mempertahankan kepentingan di depan umum.

Sementara Nurcholis dengan "pendekatannya" di atas menyatakan bahwa


masyarakat madani yang di bangun oleh Rasul di Madinah dengan azas yang
tertuang di dalam "Piagam Madinah", memiliki 6 ciri utama
yaitu egalitarianisme, penghargaan kepada orang berdasarkan prestasi (bukan
kesukuan, keturunan, ras dan sebagainya), keterbukaan (partisipasi seluruh
anggota masyarakat aktif), penegakan hukum dan keadilan, toleransi dan
pluralisme serta musyawarah.

Telaah Kritis Paradigma Masyarakat Madani

Dengan mencermati isi dari piagam Madinah jelas bahwasanya piagam tersebut
berisi rumusan yang jelas tentang hak-hak dan kewajiban orang Islam di antara
mereka sendiri, serta hak-hak dan kewajiban diantara orang Islam dan Yahudi, dan
orang yahudi menerima perjanjian itu dengan gembira apabila terjadi perselisihan
di antara mereka maka semuanya dikembalikan kepada Allah dan Rasulnya
sebagai mana termaktub di dalam piagam tersebut bahwa " Bila diantara orang-
orang yang mengakui perjanjian ini terjadi perselisihan yang di khawatirkan akan
menimbulkan kerusakan, maka tempat kembalinya kepada Allah dan kepada
Rasulullah SAW dan bahwa Allah bersama orang-orang yang teguh setia
memegang perjanjian ini." Selain itu juga tertulis " bahwa melindungi orang-
orang Quraisy atau menolong mereka tidak dibenarkan.", " Bahwa diantara
mereka harus saling membantu melawan orang yang mau menyerang Yastrib ini.
Tetapi apabila telah di ajak berdamai maka sambutlah ajakan perdamaian itu, "
Bahwa apabila mereka diajak berdamai, maka orang-orang yang beriman wajib
menyambutnya, kecuali kepada orang yang memerangi agama, bagi setiap orang,
dari pihaknya sendiri mempunyai bagiannya masing-masing.
Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa posisi piagam Madinah adalah
sebagai kontrak sosial antara Rasul dengan rakyat Madinah yang terdiri dari orang
Quraisy, kaum Yastrib dan orang-orang yang mengakui dan berjuang bersama
mereka. Posisi Rasul disini adalah sebagai pimpinan yang mereka akui bersama
dan telah meletakkan Islam sebagai landasan bermasyarakat dan bernegara.
Sehinga jika kita akan mencari nilai-nilai yang tercermin dalam masyarakat
Madinah saat itu pastilah nilai-nilai tersebut adalah nilai-nilai yang Islami.

4 Jelaskan hubungan antara masyarakat madani dan konstitusi serta penerapan


otonomi daerah?
Jawab: Masyarakat madani (civil society) dapat diartikan sebagai suatu
masyarakat yang beradab dalam membangun, menjalani, dan mamaknai
kehidupannya. Masyarakat madani merupakan konsep yang berwayuh wajah:
memiliki banyak arti atau sering diartikan dengan makna yang beda-beda.
Menurut para ahli :Thomas Paine, masyrakat madani adalah ruang dimana warga
dapat mengembangkan kepribadian dan memberi peluang bagi pemuasan
kepentingannya secara bebas dan tanpa paksaan, hubungan dengan konstitusi
adalah HAM

5.Kekurangan yang harusnya diperbaiki pada saat penerapan otonomi daerah


ialah?
Jawab: kekurangannya sangatlah minim harus diperbaiki, pertentangan peraturan,
banyaknya korupsi, sulitnya tercapainya keseimbangan kepentingan,
keputusannya lebih panjang, sulitnya koordinasi, perlu banyak biaya
desentralisasi.

6.Buatlah makalah singkat terdiri dari 150 kata mengenai masyarakat madani,
konstitusi dan otonomi daerah.
MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
“MASYARAKAT MADANI, KONSTITUSI, DAN OTONOMI DAERAH”
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen Pengampu : Nina Septiningrum, M.Pd.

Disusun Oleh:

Nama: Nabila Salsabila


NPM : 1811050126
Kelas : 2G

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
1440 H / 2019 M
PEMBAHASAN

A. MASYARAKAT MADANI

Free public sphere (ruang publik yang bebas), yaitu


masyarakat memiliki akses penuh terhadap setiap kegiatan
publik, yaitu berhak dalam menyampaikan pendapat,
berserikat, berkumpul, serta mempublikasikan informasikan
kepada publik.Demokratisasi, yaitu proses dimana para
anggotanya menyadari akan hak-hak dan kewajibannya dalam
menyuarakan pendapat dan mewujudkan kepentingan-
kepentingannyaToleransi, yaitu sikap saling menghargai dan
menghormati pendapat serta aktivitas yang dilakukan oleh
orang/kelompok lain.Pluralisme, yaitu sikap mengakui dan
menerima kenyataan mayarakat yang majemuk disertai
dengan sikap tulus.

Paradigma Masyarakat Madani Di Indonesia


1. Ciri-Ciri Demokrasi Sosial Klasik

:Keterlibatan negara yang cukup luas dalam kehidupan


ekonomi dan sosial.Negara mendominasi masyarakat
madaniKolektivisme.Manajemen permintaan Keynesian dan
korporatisme.Peran pasar yang dibatasi: ekonomi sosial atau
campuran.Pemberdayaan sumber daya manusia secara
maksimal.

2. Ciri-Ciri Neoliberalisme :
Pemerintah minimal.Masyarakat madani yang
otonomFundamentalisme pasar.Otoritarianisme moral dan
individualisme ekonomi yang kuat.Kemudahan pasar tenaga
kerja.Penerimaan ketidaksamaan.Nasionalisme tradisional.

Gerakan Sosial Untuk Memperkuat Masyarakat Madani


Faktor-faktor masyarakat madani :Adanya perbaikan sektor di
ekonomi, dalam rangka peningkatan pendapatan masyarakat,
dan dapat mendukung kegiatan pemerintahan.Tumbuhnya
intelektualitas dalam rangka membangun manusia yang
memiliki komitmen untuk independen.Terjadinya pergeseran
budaya dari masyarakat yang berbudaya paternalistik menjadi
budaya yang lebih modern dan lebih
independen.Berkembangnya pluralisme dalam kehidupan yang
beragam.

Membangun Intelektualitas yang Berkomitmen dan


Independen

Membangun masyarakat ilmiah yang beranggotakan dan


bersifat sukarela.Meningkatkan mutu pendidikan seperti wajib
belajar, dan meningkatkan partisipasi kasar, yaitu siswa yang
meneruska perkuliahan.Mengembangkan sistem pendidikan
yang demokratis, di mana guru menjadi fasilitator, dan
menempatkan siswa dan mahasiswa yang
belajar.Mengembangkan organisasi, baik untuk siswa maupun
mahasiswa dan masyarakat, sebagai wadah untuk
berinteraksi sosial, serta mengembangkan sikap yang
independen.

Membangun Masyarakat yang Berbudaya Modern


Syarat-syarat untuk membangun masyarakat modern :Cara
berpikir yang ilmiah yang melembaga dalam sistem
pemerintahan dan masyarakat.Sistem administrasi yang baik,
dan menunjukkan adanya tata pamong atau tata kelola (good
governance) yang bersifat transparan, dapat dikelola
(manageable), akuntable, dapat ditukar, dan dibatasi, oleh
waktu.Sistem pengumpulan data yang baik dan teratur dapat
dilakukan dengan membangun sistem informasi, sehingga
diperoleh data yang akurat.Penciptaan iklim yang
menyenangkan masyarakat.

Organisasi Non Pemerintahan Dan Ranah Masyarakat Madani


Institutsi (lembaga) masyarakat madani adalah institusi
(lembaga) yang dibentuk atas dasar motivasi dan kesadaran
penuh dari diri individu, kelompok, dan masyarakat tanpa ada
instruksi (perintah), baik yang bersifat resmi (formal) dari
pemerintah (negara) maupun dari individu, kelompok, dan
masyarakat tertentu.Landasan pembentukan lembaga ini
adalah idealisme perubahan ke arah kehidupan yang
independen dan mandiri. Artinya, bahwa lembaga ini
merupakan manifestasi(perwujudan) dari pemeberdayaan
masyarakat yang bertujuaan memberi perlindungan bagi diri,
kelompok, masyarakat, dan bangsa yang tidak berdaya dari
penguasaan (dominasi) pemerintah atau negara.

Sifat atau karakteristik lembaga (institusi) masyarakat madani


Independen adalah bahwa lembaga ini memiliki sifat yang
bebas (netral) dari intervensi lembaga lain, baik lembaga
pemerintah maupun nonpemerintah.Mandiri, yaitu bahwa
lembaga ini memiliki \kemampuan dan kekuatan untuk
melaksanakan tugas dan fungsi lembaga, dengan tidak
melibatkan pihak lain di luar institusi.Swaorganisasi, yaitu
bahwa pengelolaan dan penegendalian institusi (lembaga)
dilakukan secara swadaya oleh SDM lembaga.Transparan,
yaitu bahwa dalam pengelolaan dan pengendalian institusi
(lembaga) dilakukan secara terbuka.Idealis, yaitu bahwa
pengelolaan dan pengendalian, serta pelaksanaan institusi
(lembaga) diselenggarakan dengan nilai-nilai yang jujur, ikhlas,
dan ditunjukan bagi kesejahteraan masyarakat banyak.

Masyarakat Madani Dan Relevansinya Dengan Penerapan Good


Governance
anfaat yang dapat diperoleh dengan terwujudnya masyarakat
madani ialah terciptanya masyarakat ang demokratis, sebagai
salah satu tuntutan reformasi di dalam negeri dan tekanan-
tekanan politik, serta ekonomi dari luar negeri.Guna
mewujudkan masyarakat madani, dibutuhkan motivasi yang
tinggi dan partisipasi nyata dari individu sebagai anggota
masyarakat.Langkah-langkah yang diperlakukan dalam rangka
good governance :Penguatan fungsi dan peran lembaga
perwakilan rakyat seperti DPR, DPRD I, DPRD II, dan
DPD.Membangun kemandirian lembaga peradilan dari
intervensi pemerintah dan pihak lain.Membangun aparatur
negara yang profesional dan penuh integritas.

B. KONSTITUSI DAN OTONOMI DAERAH

Otonomi sesungguhnya diambil dari bahasa Yunani, dari kata “autos” yang
bisa diterjemahkan sebagai sendiri, dan “namos” yang berarti undang –
undang atau peraturan. Jika disambung dan diartikan berarti maknanya
adalah aturan sendiri. Sehingga maksud dari Otonomi Daerah adalah
wilayah dengan batas – batas tertentu yang mempunyai aturannya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai