6.. Laporan Pendahuluan Syok Sepsis - 2
6.. Laporan Pendahuluan Syok Sepsis - 2
1.2 Etiologi
Mikroorganisme penyebab syok septik adalah bakteri gram negatif. Ketika
mikroorganisme menyerang jaringan tubuh, pasien akan menunjukkan suatu
respon imun. Respon imun ini membangkitkan aktivasi berbagai mediator
kimiawi yang mempunyai berbagai efek yang mengarah pada syok, yaitu
peningkatan permeabilitas kapiler, yang mengarah pada perembesan cairan
dari kapiler dan vasodilatasi.
Bakteri gram negatif menyebabkan infeksi sistemik yang mengakibatkan
kolaps kardiovaskuler. Endotoksin basil gram negatif ini menyebabkan
vasodilatasi kapiler dan terbukanya hubungan pintas arteriovena perifer.
Selain itu, terjadi peningkatan permeabilitas kapiler. Peningkatan kapasitas
vaskuler karena vasodilatasi perifer menyebabkan terjadinya hipovolemia
relatif, sedangkan peningkatan permeabilitas kapiler menyebabkan kehilangan
cairan intravaskuler ke intertisial yang terlihat sebagai udem. Pada syok septik
hipoksia, sel yang terjadi tidak disebabkan oleh penurunan perfusi jaringan
melainkan karena ketidakmampuan sel untuk menggunakan oksigen karena
toksin kuman. Gejala syok septik yang mengalami hipovolemia sukar
dibedakan dengan syok hipovolemia (takikardia, vasokonstriksi perifer,
produksi urin < 0.5 cc/kg/jam, tekanan darah sistolik turun dan menyempitnya
tekanan nadi). Pasien-pasien sepsis dengan volume intravaskuler normal atau
hampir normal, mempunyai gejala takikardia, kulit hangat, tekanan sistolik
hampir normal, dan tekanan nadi yang melebar.
1.4 Patofisiologis
Infeksi sistemik yang terjadi biasanya karena kuman Gram negatif yang
menyebabkan kolaps kardiovaskuler. Endotoksin basil Gram negatif ini
menyebabkan vasodilatasi kapiler dan terbukanya hubungan pintas arteriovena
perifer. Selain itu, terjadi peningkatan permeabilitas kapiler. Peningkatan
kapasitas vaskuler karena vasodilatasi perifer menyebabkan terjadinya
hipovolemia relatif, sedangkan peningkatan peningkatan permeabilitas kapiler
menyebabkan kehilangan cairan intravaskuler ke intertisial yang terlihat sebagai
udem. Pada syok septik hipoksia, sel yang terjadi tidak disebabkan oleh
penurunan perfusi jaringan melainkan karena ketidakmampuan sel untuk
menggunakan oksigen karena toksin kuman. Gejala syok septik yang
mengalami hipovolemia sukar dibedakan dengan syok hipovolemia (takikardia,
vasokonstriksi perifer, produksi urin < 0.5 cc/kg/jam, tekanan darah sistolik
turun dan menyempitnya tekanan nadi). Pasien-pasien sepsis dengan volume
intravaskuler normal atau hampir normal, mempunyai gejala takikaridia, kulit
hangat, tekanan sistolik hampir normal, dan tekanan nadi yang melebar.
1.6 Penatalaksanaan
Pasien dengan syok septic memerlukan pemantauan cepat dan agresif serta
penatalaksanaan dalam unit perawatan kritis penatalaksanaannya melibatkan
seluruh sistem organ yang memerlukan pendekatan tim dari bebagai disiplin
antara lain:
Terapi-terapi definitif
a) Identifikasi dan singkirkan sumber infeksi
b) Multipel antibiotik spektrum luas
Terapi-terapi suportif
c) Pulihkan volume intra vaskuler
d) Pertahankan curah jantung yang adekuat
e) Pastikan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
f) Berikan lingkungan metabolik yang sesuai
Terapi-terapi penelitian
g) Anti histamin
h) Nalokson
i) Inhibitor neutrofil
j) Inhibitor prostagladin (obat-obat anti inflamatori nonsteroidal)
k) Steroid
2. Rencana asuhan keperawatan klien dengan klien syok sepsis
2.1 Pengkajian
2.1.1 Pengkajian Primer
Airway
a) Yakinkan kepatenan jalan napas
b) Berikan alat bantu napas jika perlu
c) Jika terjadi penurunan fungsi pernapasan segera kontak ahli anestesi
dan bawa segera mungkin ke ICU
Breathing
a) Kaji jumlah pernapasan lebih dari 24 kali per menit merupakan
gejala yang signifikan
b) Kaji saturasi oksigen
c) Periksa gas darah arteri untuk mengkaji status oksigenasi dan
kemungkinan asidosis
d) Berikan 100% oksigen melalui non re-breath mask
e) auskulasi dada, untuk mengetahui adanya infeksi di dada
f) Periksa foto thorak
Circulation
a) Kaji denyut jantung, >100 kali per menit merupakan tanda
signifikan
b) Monitoring tekanan darah, tekanan darah <
c) Periksa waktu pengisian kapiler
d) Pasang infuse dengan menggunakan canul yang besar
e) Berikan cairan koloid – gelofusin atau haemaccel
f) Pasang kateter
g) Lakukan pemeriksaan darah lengkap
h) Catat temperature, kemungkinan pasien pyreksia atau temperature
kurang dari 360C
i) Siapkan pemeriksaan urin dan sputum
j) Berikan antibiotic spectrum luas sesuai kebijakan setempat.
f. Respirasi
- Subyektif : Riwayat aspirasi, merokok/inhalasi gas, infeksi
pulmolal diffuse, kesulitan bernafas akut atau khronis, “air hunger”
- Obyektif : Respirasi : rapid, swallow, grunting
g. Rasa Aman
- Subyektif : Adanya riwayat trauma tulang/fraktur, sepsis,
transfusi darah, episode anaplastik
h. Seksualitas
- Subyektif atau obyektif : Riwayat kehamilan dengan
komplikasi eklampsia
2.2.1 Definisi
Inspirasi dan/atau ekspirasi yang memberi ventilasi adekuat
2.2.2 Batasan karakteristik
a. Penurunan tekanan ekspirasi
b. Penurunan tekanan inspirasi
c. Penurunan ventilasi semenit
d. Penggunaan otot bantu pernafasan
e. Pola nafas abnormal (mis. Irama, frekuensi, kedalaman)
f. Takipnea
g. Pernafasan cuping hidung
2.2.3 Faktor yang berhubungan
a. Nyeri
b. Ansietas
c. Posisi tubuh
d. Keletihan
e. Hiperventilasi
f. Keletihan otot pernafasan
Diagnosa 2: Hipertermi
2.2.4 Definisi
Peningkatan suhu tubuh diatas rentang normal
Objektif
a) Kulit merah
b) Suhu tubuh meningkat diatas rentang normal
c) Frakuansi napas meningkat
d) Kejang atau konfulsi
e) Kulit teraba hangat
f) Takikardi
g) Tachipnea
C. Intervensi
a. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan O2 edema paru.
Tujuan & Kriteria hasil Intervensi
( NOC) (NIC)
Setelah dilakukan tindakan Airway Managemen :
keperawatan selama ... x 24 Ø Buka jalan nafas
jam . pasien akan : Ø Posisikan pasien untuk
Ø TTV dalam rentang normal memaksimalkan ventilasi
Ø Menunjukkan jalan napas ( fowler/semifowler)
yang paten Ø Auskultasi suara nafas , catat adanya
Ø Mendemostrasikan suara suara tambahan
napas yang bersih, tidak ada Ø Identifikasi pasien perlunya
sianosis dan dypsneu. pemasangan alat jalan nafas buatan
Ø Monitor respirasi dan status O2
Ø Monitor TTV.
b. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload dan preload.
Tujuan & Kriteria hasil Intervensi
( NOC) (NIC)
Setelah dilakukan tindakan Cardiac care :
keperawatan selama ... x 24 Ø catat adanya tanda dan gejala
jam . pasien akan : penurunan cardiac output
Ø Menunjukkan TTV dalam Ø monitor balance cairan
rentang normal Ø catat adanya distritmia jantung
Ø Tidak ada oedema paru dan Ø monitor TTV
tidak ada asites Ø atur periode latihan dan istirahat untuk
Ø Tidak ada penurunan menghindari kelelahan
kesadaran Ø monitor status pernapasan yang
Ø Dapat mentoleransi aktivitas menandakan gagal jantung.
dan tidak ada kelelahan.
Temperature Regulation
Ø Beri banyak minum ( ± 1-1,5
liter/hari) sedikit tapi sering
Ø Ganti pakaian klien dengan bahan
tipis menyerap keringat.
d. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan cardiac output
yang tidak mencukupi.
Tujuan & Kriteria hasil Intervensi
( NOC) (NIC)
Setelah dilakukan tindakan Management sensasi perifer:
keperawatan selama ... x 24 Ø Monitor tekanan darah dan nadi
jam . pasien akan : apikal setiap 4 jam
Ø Tekanan sisitole dan diastole Ø Instruksikan keluarga untuk
dalam rentang normal mengobservasi kulit jika ada lesi
Ø Menunjukkan tingkat Ø Monitor adanya daerah tertentu yang
kesadaran yang baik hanya peka terhadap panas atau
dingin
Ø Kolaborasi obat antihipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur C. 2009. Buku Ajar Fisiologi Kedoteran. Jakarta: EGC.
Judith M. Wilkinson. & Nancy R. Ahern,(2012), Diagnosa Keperawatan Nanda NIC
NOC, Jakarta, EGC
Nurarif, Amin Huda % Kusuma, Hardhi, (2013), Aplikasi Asuhan Keperawatan
NANDA NIC-NOC, Jakarta, Medi Action Publishing.
Hudak, Carolyn M. 2011. Keperawatan Kritis. Jakarta: EGC.
Price, Sylvia A.2014. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta:
EGC.
Smeltzer, Suzanne C. 2011. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Banjarmasin, 10 Mei 2019
Ners Muda,
(…………………..……..)
(…………………..……..) (…………………..……..)