Anda di halaman 1dari 7

Trend dan Issue Kardiovaskuler

Penyebab dan Penanganan Kegagalan Jantung

Oleh:

Nama:

1. Asrul Arfiandhi Bakri


2. Andriani
3. Nuristiqama DS
4. Resky Amelia Anwar
5. Riskayana
6. Nisaul Magfirah
7. Nur salim

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN PANAKKUKANG MAKASSAR
2018
Penyebab
Hasil Menurut Tahun Penerbit
1. Penyebab Fachrunnisa, 2015
a. Usia mempengaruhi angka jedaian Sofiana
CHF dikarenakan fungsi jantung Nurchayati,Arn
mengalami penurunan yang terjadi eliawati
pada perubahan kardiovaskuler
(penyempitan arteri oleh flet,
penebalan dinding
jantung,pengecilan bilik jantung)
b. Penelitian Widagdo (2015)
menunjukkan bahwa distribusi
penyakit CHF meningkat pada usia
40 tahun ke atas. Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian yang telah
didapatkan oleh peneliti bahwa
responden paling banyak berusia
>60 tahun.
c. Jenis kelamin
Wanita yang mengalami manupasue
akan menyebabkan penurunan
kadar estrogen dan juga
penurunanHDL(high Density
Lipoprotein)
d. Pekerjaan
Aktiftas yang cenderung berlebih
atau kurang dapat mengakibatkan
masalah seperti,ketidakmampuan
jantung memasok darah dalam
jumlah memadai ke otot rangka,
yang menyebabkan cepat merasa
lelah

e. Penelitian Widagdo (2015) 2017


menunjukkan bahwa distribusi
penyakit CHF meningkat pada usia
40 tahun ke atas. Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian yang telah
didapatkan oleh peneliti bahwa
responden paling banyak berusia
>60 tahun.
Terapi
Hasil Menurut Siapa Tahun Publiser
1. Penatalaksanaan farmakologi yang Novita 2017
dilakukan seperti pemberian glikosida Nirmalasari
jantung,terapi diuretik, dan terapi
fasodilator.

2. Terapi digoxin Melissadameri Tanpa


Tahun

3. Terapi non farmakologi yang dapat Novita 2017 Academia.edu


dilakukan yaitu edukasi, excercise, dan Nirmalasari
peningkatan kapasitas fungsional.

4. Terapi non farmakologi juga dapat Melissadameri Tanpa


dilakukan dengan cara membatasi Tahun
asupan garam,dan olahraga teratur.

5. Terapi non farmakologi yang dapat


Kristofina 2015 Researchgate.net
dilakukan yaitu dengan mengubah
Amakali
gaya hidup, terutama yang berkaitan
dengan aktivitas, perilaku, emosi, dan
semua yang dapat meningkatkan beban
kerja pada jantung.
6. Tindakan Tanpa Operasi untuk Pasien Medistra 2018
Gagal Jantung The Parachute
ventricular partitioning device pertama
kali di indonesia.

7. Tranpalasi jantung serta keterbatasan Shunei Kyo 2014


biologi dari mesin yang ditanam agar
dapat mempertahankan fungsi jantung.
Trend dan Issue Melissadameri Tanpa

Issue Gagal Jantung : Tahun

1. Kesalahan umum dalam pengelolaan


gagal jantung
2. Tidak mengakui gagal jantung
3. Tidak tepat dosis diuretik
4. Kegagalan untuk menilai kualitas
hidup
5. Kegagalan untuk mempertimbangkan
jangka panjang tujuan terapi
6. Memadai dosis ACE inhibilator.
7. Penggunaan obat berpotensi berbahaya
8. Baru pendekatan menejemen.
9. Obat lainnya dengan aksi jantung
10. Optimal menejemen

Kesimpulan
Serangan jantung adalah suatu kondisi dimana terjadi kerusakan yang dialami
oleh bagian otot jantung (myocardium) yang diakibatkan kejadian mendadak
berkurangnya pasokan darah ke bagian otot jantung. Serangan jantung tersebut
mengakibatkan sebagian otot jantung mengalami kerusakan sehingga jantung
mengalami remodelling. Dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti usia,jenis
kelamin dan beberapa aktifitas yang memperberat jantung. Maka dari itu banyaknya
hal yang dapat dilakukan dengan perkembangan teknogi dapat membantu dalam
bidang kedokteran
The Parachute® Ventricular Partitioning device merupakan salah satu alat
medis yang saat ini telah digunakan untuk pengobatan terapi bagi pasien pasien yang
memiliki penyakit gagal jantung. “Parachute” dapat diibaratkan seperti partisi yang
membagi sebuah ruangan menjadi dua bagian. Sesuai namanya, “Parachute” memiliki
bentuk menyerupai parasut. Terapi ini masih tergolong baru, dimulai tahun 2009,
masih tahap penelitian. Pada bulan Mei 2014, salah satu pionir di bidang ini, dr.
William Abraham dari Ohio State University melaporkan hasil pemasangan parachute
pada 111 pasien pertama pada European Society of Cardiology (ESC) Heart Failure
Congress 2014. Sedangkan di Indonesia, RS Medistra merupakan rumah sakit yang
pertama kali telah melakukan tindakan “Parachute” yaitu pada bulan Juni 2014 yang
dokomandani oleh Prof. DR. Teguh Santoso S, MD, FACC, FESC bersama Tim
Angiografi RS Medistra.

Anda mungkin juga menyukai