Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Pengkajian dilakukan pada tanggal 31 januari 2019 jam 09.00

WIB. Pengkajian identitas pasien didapatkan hasil pasien bernama Ny. M

yang beralamat di tawang susukan. Pasien berusia 20 tahun dengan

berjenis kelamin perempuan beragama islam dengan pekerjaan sebagai ibu

rumah tangga, pendidikan terakhir sekolah menengah pertama (SMP).

Suami pasien yang bernama Tn.S yang beralamat di tawang susukan

berumur 28 tahun pekerjaan sebagai wiraswasta dengan pendidikan

terakhir sekolah menengah kejurusan (SMK).

Dari hasil pengkajian keperawatan didapatkan analisa data, data

subyektif Ny. M mengatakan nyeri pada anus bekas operasi. provocade

anus bekas operasi, quality nyeri seperti di tusuk-tusuk, region nyeri

dibagian anus, scale nyeri nyeri 6, time nyeri dirasakan hilang timbul. Lalu

pada data obyektif pasien tampak meringis, keadaan umum pasien lemah,

tanda-tanda vital : tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 88 x/menit, respirasi

rate 20 x/menit, suhu 37,00 C.

Pengkajian dilakukan pada tanggal 30 januari 2019 jam 16.30

WIB. Pengkajian identitas pasien didapatkan hasil pasien bernama Tn. W

yang beralamat di Gempolsari simo. Pasien berusia 42 tahun dengan

berjenis kelamin laki-laki beragama islam dengan pekerjaan sebagai

buruh, pendidikan terakhir sekolah dasar (SD). Istri pasien yang bernama
Ny. R yang beralamat di Gempolsari simo berumur 38 tahun pekerjaan

sebagai ibu rumah tangga dengan pendidikan terakhir sekolah menengah

pertama (SMP).

Dari hasil pengkajian keperawatan didapatkan analisa data, data

subyektif pasien mengatakan nyeri pada anus bekas operasi, provocade

anus bekas operasi, quality nyeri seperti di tusuk-tusuk, region nyeri

dibagian anus, scale nyeri nyeri 5, time nyeri dirasakan hilang timbul. Lalu

pada data obyektif pasien tampak meringis, keadaan umum pasien lemah,

tanda-tanda vital : tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 88 x/menit, respirasi

rate 20 x/menit, suhu 37,20 C.

Kompres dingin dapat menurunkan suhu tubuh, mencegah

terjadinya peradangan meluas, mengurangi kongesti, mengurangi

perdarahan setempat, mengurangi rasa sakit pada suatu daerah setempat

(Rukiyah dan Yulianti, 2010). Indikasi pasien dilakukan kompres dingin

adalah Pasca hemoroidektomi. Kedua pasien dilakukan tindakan

pemberian kopres dingin di tengkuk selama 3 hari setiap 3x sehari.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari pasien 2

mengalami penurunan skala nyeri. Hari pertama pasien Ny. M sebelum

dilakukan tindakan kompres dingin skala nyeri nya 6 dan setelah

dilakukan tindakan kompres dingin skala nya masih 6. Hari kedua sebelum

dilakukan tindakan kompres dingin skala nya 5 dan setelah dilakukan

tindakan kompres dingin skala nya menjadi 4. Hari ketiga sebelum

dilakuan tindakan kompres dingin skala nyeri nya 4 dan setelah dilakukan
tindakan kompres dingin skala nya 3.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari pasien 1

mengalami penurunan skala nyeri. Hari pertama pasien Tn. W sebelum

dilakukan tindakan kompres dingin skala nyeri nya 5 dan setelah

dilakukan tindakan kompres dingin skala nya masih 5. Hari kedua sebelum

dilakukan tindakan kompres dingin skala nya 4 dan setelah dilakukan

tindakan kompres dingin skala nya menjadi 4. Hari ketiga sebelum

dilakuan tindakan kompres dingin skala nyeri nya 3 dan setelah dilakukan

tindakan kompres dingin skala nya 3.

B. PEMBAHASAN

Kompres dingin di tengkuk bisa mempengaruhi penurunan skala

nyeri pasien post operasi hemoroidektomi. Hal ini sejalan dengan

penelitian jurnal keperawatan tropis papua Rohmani, Debie Dahlia, Lestari

Sukmarini (2018) .Mekanisme kompres dingin mampu menurunkan nyeri

sebagaimana dijelaskan bahwa teori gate control dimana impuls dingin

yang bersaing mencapai korteks serebri bersamaan impuls nyeri akan

berefek pada distraksi kognitif dan menghambat persepsi nyeri. Kompres

dingin dapat melepaskan endoprin dibandingkan dengan menggunakan

terapi standar. Kompres dingin dapat menghambat transmisi nyeri dan juga

dapat dimodulasi oleh adanya opiat endogen (morfin alami) meliputi

endorpin, enkefalin dan dinorpin yang penting dalam sistem analgetik

alami tubuh. Substansi kimia tersebut dilepaskan dari jalur analgetik


desenden selanjutnya berikatan dengan reseptor opiat diujung presinaps

aferen. Pengikatan tersebut menghambat dan memblok pelepasan

substansi P, sehingga impuls nyeri tidak tersampaikan dan rasa nyeri

berkurang.

Penelitian lain tentang penurunan skala nyeri adalah penelitian

yang dilakukan oleh jurnal kedokteran dan kesehatan, volume 2, no. 3,

oktober 2015, Devi Mediatri, Rosnani, Sosya Mona Seprianti. Kompres

dingin dapat menurunkan respon nyeri dikarenakan kompres dingin dapat

menurunkan salah satu neurotransmitter yaitu prostaglandin yang

memperkuat sensitivitas reseptor nyeri dengan cara menurunkan inflamasi

(disebabkan spasme otot), karena komprs dingin menyebabkan

vasokontriksi (penyempitan pembuluh darah) sehingga inflamasi menurun.

Menurunnya inflamasi maka prostaglandin akan menurun pula

produksinya, sehingga nyeri yang disebabkan spasme otot dan kerusakan

jaringan akan berkurang.

Penelitian lain adalah penelitian E.Purnamasari, 2014. Kompres

dingin bekerja dengan menstimulasi permukaan kulit untuk mengontrol

nyeri. Terapi dingin yang diberikan akan mempengaruhi impuls yang

dibawa oleh serabut taktil A-Beta untuk lebih mendominasi sehingga

“gerbang” akan menutup dan impuls nyeri akan terhalangi. Nyeri yang

dirasakan akan berkurang atau hilang untuk sementara waktu (Prasetyo,

2010). Kompres dingin akan menimbulkan efek analgetik dengan

memperlambat kecepatan hantaran saraf sehingga impuls nyeri yang


mencapai otak lebih sedikit. Mekanisme lain yang mungkin bekerja bahwa

persepsi dingin menjadi dominan dan mengurangi persepsi nyeri.

Anda mungkin juga menyukai