Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

AIR BERSIH

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Utilitas Industri & Komers Dosen Pengampu Drs. Ari Santoso, SST., M.Eng.

Disusun Oleh Kelompok II :


Nama : Achmad Rosikun (3.31.16.0.01)
Dicky Fermana Sripuji (3.31.16.0.06)
Fredy Baktiyar (3.31.16.0.09)
Mohammad Royan Abdillah (3.31.16.0.12)

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2018 /2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang
bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau
dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah
sanitasi. Untuk konsumsi air minum menurut departemen kesehatan, syarat-
syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak
mengandung logam berat. Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh
manusia, terdapat risiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya
Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh
dengan memasak air hingga 100 °C, banyak zat berbahaya, terutama logam,
tidak dapat dihilangkan dengan cara ini.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Bagaimana klasifikasi berdasarkan jenis air bersih dan air kotor?
1.2.2. Bagaimana sistem pendistribusian air bersih dan dan sistem
pembuangan air kotor?

1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui klasifikasi jenis air bersih dan air kotor
1.3.2. Untuk mengetahui sistem pendistribusian air bersih dan sistem
pembuangan air kotor
1.3.3. Untuk mengetahui material yang digunakan dalam pendistribusian dan
pembuangan air
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Pengertian
Utilitas adalah sarana penunjang untuk membantu semua kegiatan dalam
suatu bangunan atau gedung, salah satu contohnya ialah air. Dimana air dapat
dibedakan menjadi 2 yakni air bersih dan air kotor. Serta dapat mengetahui cara
pendistribusian dan pembuangan air.

2.2.Klasifikasi Air
2.2.1. Air bersih
Menurut Dwi Tangoro dalam buku “utilitas bangunan”ada 6 syarat fisik air
minum adalah:
a. Jernih, bersih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mempunyai rasa
b. Mempunyai suhu kira-kira 10-20 derajat celcius
c. Memenuhi syarat kesehatan

Dalam buku utilitas bangunan juga kebutuhan air bersih dalam bangunan
dipergunakan untuk memenuhi kepentingan penghuninya yang berkaitan
dengan fasilitas bangunan tersebut.
Kebutuhan air yang mendasar dibagi sebagai berikut :

a. keperluan keperluan:
- untuk minum , memasak/dimasak
- untuk keperluan mandi, BAB dan BAK
- untuk mencuci
- untuk proses industri
b. kebutuhan yang sifatnya sirkulasi:
-air panas,water cooling/AC, kolam renang, air mancur/taman
c. kebutuhan yang sifatnya tetap:
- air untuk hidran
- air untuk sprinkler
d. air cadangan yang sifatnya brkurang karena penguapan

2.2.2. Air kotor atau air buangan


a. Sistem pembuangan air kotor adalah sistem pembuangan untuk air
buangan yang berasal dari kloset, urinal, bidet, dan air buangan yang
mengandung kotoran manusia dari alat plambing lainnya (black water).
b. Sistem pembuangan air bekas adalah sistem pembuangan untuk air
buangan yang berasal dari bathtub, wastafel, sink dapur dan lainnya
(grey water). Untuk suatu daerah yang tidak tersedia riol umum yang
dapat menampung air bekas, maka dapat di gabungkan ke instalasi air
kotor terlebih dahulu.
c. Sistem pembuangan air hujan merupakan sistem terpisah dari sistem
pembuangan air kotor maupun air bekas, karena bila di campurkan
sering terjadi penyumbatan pada saluran dan air hujan akan mengalir
balik masuk ke alat plambing yang terendah.
d. Sistem air buangan khusus adalah sistem pembuangan air yang
mengandung gas, racun, lemak, limbah pabrik, limbah rumah sakit,
pemotongan hewan dan lainnya yang bersifat khusus.
Klasifikasi berdasarkan cara pengaliran :
1) Sistem gravitasi.
Air buangan mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang
lebih rendah secara gravitasi ke saluran umum yang letaknya lebih
rendah

2) Sistem pembuangan bertekanan


Sistem ini menggunakan alat (pompa) karena saluran umum letaknya
lebih tinggi dari letak alat plambing, sehingga air buangan
dikumpulkan terlebih dahulu dalam satu bak penampung kemudian
dipompakan keluar ke roil umum.

2.3.Sistem Pendistribusian Air Bersih Dan Pembuangan Air Kotor


2.2.3. Air bersih
Penyediaan air :
a. Sistem sambungan langsung dengan PDAM
Sistem penyediaan air dengan sambungan langsung dengan PDAM
merupakan sistem penyediaan yang mudah, karena penyaluran air
berasal dari penyambungan pipa pipa besar dalam tanah yang sudah
disediakan oleh PDAM.

b. Sistem tangki atap


c. Sistem tangki tekan

Pendistribusian air :
a. Sistem Up-Feed

b. Sistem Down-Feed
2.2.4. Air kotor
a. Pipa pembuangan
Ukuran pipa ini harus sama atau lebih besar dengan ukuran lubang keluar
perangkap alat plambing dan untuk mencegah efek sifon pada air yang ada
dalam perangkap, jarak tegak dari ambang puncak perangkap sampai pipa
mendatar di bawahnya tidak lebih
dari 60 cm.

b. Perangkap
Syarat-syarat perangkap
1.Kedalaman air penyekat berkisar antara 50 – 100 mm.
2.Konstruksi perangkap harus sedemikian rupa sehingga tak terjadi
pengendapan atau tertahannya kotoran dalam perangkap.
3.Konstruksi perangkap harus sederhana sehingga mudah di perbaiki bila ada
kerusakan dan dari bahan tak berkarat.
4.Tidak ada bagian bergerak atau bersudut dalam perangkap yang dapat
menghambat aliran air.
Jenis Perangkap
Jenis perangkap dapat di kelompokkan menjadi :
1. Perangkap yang di pasang pada alat plambing dan pipa pembuangan.
2. Perangkap yang menjadi satu dengan alat plambing.

3. Perangkap yang di pasang di luar gedung


c. Penangkap
Persyaratan penangkap
1. Penangkap yang sesuai harus dipasang sedekat mungkin dengan alat
plambing yang di layaninya, dengan maksud agar pipa pembuangan yang
mungkin mengalami gangguan sependek mungkin.
2. Konstruksinya harus mudah dibersihkan, dilengkapi dengan tutup yang
mudah dibuka dan letak dari penangkap dalam ruang sedemikian rupa
sehingga sampah dari penangkap mudah dibuang keluar ruang.Konstruksi
penangkap harus mampu secara efektif memisahkan minyak, lemak dan
sebagainya dari air buangan.Konstruksi penangkap umumnya juga
merupakan ‘perangkap’, karena itu bila telah dipasang penangkap dilarang
memasang perangkap, sebab dapat terjadi ‘perangkap ganda’.
Jenis Penangkap
1. Penangkap Lemak

2. Penangkap bahan bakar dan minyak


pada bengkel

3. Perangkap plastik, rambut dll.


d. Tangki septic dan rembesan
Tangki septic sebenarnya serupa saja dengan bak penampungan air kotor,
tetapi lebih ditujukan penggunannya untuk menampung air kotor buangan
dari bangunan ditempat yang tidak terjangkau oleh riol umum/kota. Prinsip
kerja dari tangki septik adalah mengolah dan memisahkan antara air dengan
kotoran dengan cara pengendapan. Pengolahan dilakukan oleh bakteri
anaerobic yang merubah kotoran baku menjadi Lumpur. Air hasil pemisahan
(70% lebih bersih) dialirkan keluar secara gravitasi dan diresapkan ketanah,
sedangkan hasil endapan (Lumpur) harus dibuang secara berkala dengan
bantuan layanan mobil tangki air kotor pemerintah setempat. Dengan
demikian tangki septic biasanya terletak diluar bangungan (mudah dicapai
mobil tangki) dan tidak ada peralatan pompa yang dipasangkan.
1. Sistem pembuangan dengan tangki septik

2. Komponen sistem pembuangan

3. Syarat jarak komponen sistem tangki septik


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Utilitas merupakan sarana penunjang untuk membatu suatu kegiatan dalam suatu
bangunan atau gedung.
3.2 Saran
Dalam penulisan ini, saran yang dapat diberikan adalah agar dapat menkonsumsi air
bersih dan membuang air kotor, perlu diketahui cara pendistribusian air bersih dan
pembuangan air kotor dengan menggunakakn alat alat yang berkualitas.

Anda mungkin juga menyukai