Anda di halaman 1dari 44

SISTEM PENDINGIN

PADA GEDUNG
BERTINGKAT
DICKY FERMANA SRIPUJI
XIII TITL 1 / 14
1211979

PENGERTIAN SISTEM PENDINGIN


Sistem tata udara pada bangunan bertugas mengolah udara dan menghasilkan kualitas udara
yang baik (nyaman dan sehat) bagi penghuninya. Keberadaan sistem tata udara sangat menunjang
aktifitas dan produktifitas manusia. Beberapa jenis sistem tata udara juga dapat digunakan untuk
berbagai keperluan khusus, dengan kondisi perancangan tertentu, selain untuk tempat hunian
manusia.Untuk mencapai tujuan diatas perlu diketahui beban pendinginan dan karakteristik
ruangan serta sistem tata udara yang diperlukan.
Kenyamanan dalam suatu ruangan merupakan kebutuhan, terutama di Indonesia yang
memiliki iklim tropis (panas). Karena itu sistem pendingin udara atau sistem tata udara telah
menjadi kebutuhan untuk mengatur temperatur ( T ) , kelembaban ( RH ) serta kebersihan udara di
dalam ruangan.

KOMPONEN DASAR SISTEM PENDINGIN


Pada sistem pendingin udara , terdapat komponen komponen dasar yang mutlak harus ada pada
suatu mesin pendingin yakni :
Compressor
Evaporator
Condenser
Expansion Device
Komponen komponen diatas memiliki hubungan yang saling berkesinambungan sehingga
apabila salah satu komponen tersebut tidak terpenuhi maka sistem pendingin tidak berfungsi dengan
semestinya.

KOMPRESOR

Kompresor adalah komponen yang merupakan jantung dari sistem refrigerasi. Kompresor bekerja
menghisap uap refrigeran dari evaporator dan mendorongnya dengan cara kompresi agar mengalir masuk
ke kondenser. Karena kompresor mengalirkan refrigeran sementara piranti ekspansi membatasi alirannya,
maka di antara kedua komponen itu terbangkitkan perbedaan tekanan, yaitu: di kondenser tekanan
refrigeran menjadi tinggi (high pressure HP), sedangkan di evaporator tekanan refrigeran menjadi
rendah (low pressure LP).

KONDENSER

Kondenser adalah komponen di mana terjadi proses perubahan fasa refrigeran, dari fasa uap menjadi fasa
cair. Dari proses kondensasi (pengembunan) yang terjadi di dalamnya itulah maka komponen ini
mendapatkan namanya. Proses kondensasi akan berlangsung apabila refrigeran dapat melepaskan kalor
yang dikandungnya. Kalor tersebut dilepaskan dan dibuang ke lingkungan. Agar kalor dapat lepas ke
lingkungan, maka suhu kondensasi (Tkd) harus lebih tinggi dari suhu lingkungan (Tling). Karena refrigeran
adalah zat yang sangat mudah menguap, maka agar dapat dia dikondensasikan haruslah dibuat bertekanan
tinggi. Maka, kondenser adalah bagian di mana refrigerant bertekanan tinggi (Pkd = high pressureHP).

EVAPORATOR

Evaporator adalah komponen di mana cairan refrigeran yang masuk ke dalamnya akan menguap.
Proses penguapan (evaporation) itu terjadi karena cairan refrigeran menyerap kalor, yaitu yang
merupakan beban refrigerasi sistem. Terdapat dua jenis Evaporator yaitu:
a. Evaporator ekspansi langsung (direct expansion type DX)
b. Evaporator genangan (flooded/wet expansion type)

a. Evaporator ekspansi langsung (direct expansion type DX).


Pada evaporator ini terdapat bagian, yaitu di bagian keluarannya, yang dirancang
selalu terjaga kering, artinya di bagian itu refrigeran yang berfasa cair telah habis
menguap sebelum terhisap keluar ke saluran masuk kompresor.
b. Evaporator genangan (flooded/wet expansion type).
Pada evaporator jenis ini seluruh permukaan bagian dalam evaporator selalu
dibanjiri, atau bersentuhan, dengan refrigeran yang berbentuk cair. Terdapat sebuah
tandon (reservoir, low pressure receiver), di mana cairan refrigeran terkumpul, dan dari
bagian atas tandon tersebut uap refrigeran yang terbentuk dalam evaporator tersebut
dihisap masuk ke kompresor.

EXPANSION DEVICE
Piranti ini berfungsi seperti sebuah gerbang yang mengatur banyaknya refrigeran cair yang
boleh mengalir dari kondenser ke evaporator. Oleh sebab itu piranti ini sering juga
dinamakan refrigerant flow controller. Dalam berbagai buku teks Termodinamika, proses yang
berlangsung dalam piranti ini biasanya disebut throttling process. Besarnya laju aliran
refrigeran merupakan salah satu faktor yang menentukan besarnya kapasitas refrigerasi. Untuk
sistem refrigerasi yang kecil, maka laju aliran refrigeran yang diperlukan juga kecil saja.
Sebaliknya unit atau sistem refrigerasi yang besar akan mempunyai laju aliran refrigeran yang
besar pula. Terdapat beberapa jenis piranti ekspansi. Di bawah ini diterakan beberapa di
antaranya :
Pipa kapiler (capillary tube CT).
Katup ekspansi tangan (hand expansion valve HEV).
Katup ekspansi termostatik (Thermostatic expansion valve TEV).
Katup pelampung (float valve FV).

Pipa kapiler (capillary tube CT).


Berupa pipa kecil dari tembaga dengan lubang berdiameter sekitar 1 mm, dengan panjang yang
disesuaikan dengan keperluannya hingga beberapa meter. Pada berbagai unit refrigerasi yang
menggunakannya pipa ini biasanya diuntai agar terlindung dari kerusakan dan ringkas
penempatannya. Lubang saluran yang sempit dan panjangnya pipa kapiler ini merupakan hambatan
bagi aliran refrigeran yang melintasinya; hambatan itulah yang membatasi besarnya aliran itu. Pipa
kapiler ini menghasilkan aliran yang konstan.

Katup ekspansi tangan (hand expansion valve HEV).


Adalah pengatur aliran yang berupa katup atau keran biasa, yang dioperasikan untuk mengatur
bukaannya secara manual.

Katup ekspansi termostatik (Thermostatic expansion valve TEV).


Pada piranti ini terdapat bagian yang dapat bekerja secara termostatik, yaitu mempunyai sensor
suhu yang dilekatkan pada bagian keluaran evaporator. Perubahan suhu yang terjadi pada keluaran
evaporator itu menjadi indikator besar-kecilnya beban refrigerasi. Variasi suhu itu dimanfaatkan
untuk mengatur bukaan TEV, sehingga besarnya laju aliran melintasinya juga menjadi terkontrol.

Katup pelampung (float valve FV).


Piranti ekspansi jenis ini biasanya dirangkaikan dengan evaporator jenis genangan (flooded
evaporator, wet evaporator). Ketinggian muka (level) cairan dalam tandon (reservoir) cairan
evaporator menjadi pendorong pelampung yang menjadi pengatur besarnya bukaan katup.

LAYOUT SISTEM PENDINGIN


Terdapat beberapa macam sistem pendingin berdasarkan media yang akan digunakan , yakni :
Water Cooled Chiller ( WCC )
Air Cooled Chiller ( ACC )
Water Cooled Packaged ( WCP )
Air Cooling System ( ACS )
Dilihat dari cara udara masuk kedalam ruangan , sistem pendinginan terbagi menjadi 4 jenis , yakni :
Direct Expansion Refrigerant kontak langsung dengan udara luar
All Water Pipa Chilled berada di dalam ruangan , sehingga tidak ada udara yang dihembuskan.
All Air Didalam ruangan hanya ada udara yang dihembuskan , tidak terdapat pipa air chilled.
Air Water - Didalam ruangan terdapat pipa air chilled serta udara dingin dari cooler.

WATER COOLED CHILLER

Prinsip kerja dari mesin Water chiller ini adalah mendinginkan suatu media yang menghasilkan panas dengan
cara di aliri air yang dingin, sehingga melalui air ini panas bisadi redam sesuai dengan kemampuan mesin &
temperature yang diharapkan. Air dingin darimesin Water chiller ini di pompa menuju media yang di
dinginkan, setelah melewati Media yang di kehendaki,air kembali menuju ke bak pendinginan untuk di
dinginkan oleh evaporator. di dinginkan dalam bak oleh evaporator, air kembali di pompa menuju media yang
dikehendaki. Water chiller mulai dengan cairan dijalankan melalui kompresor, yang menyebabkan cairan
untuk bepergian bersama sistem perpipaan dan menyerap panas dari sumber yang dikehendaki. Hal ini
kemudian pergi ke evaporator, di mana ia berubah menjadi gas dan menyebarkan panas keatmosfer. Kemudian
berjalan melalui kondensor, yang mengubah kembali menjadi cair danmengirimkannya kembali ke kompresor.

AIR COOLED CHILLER

Unit mesin ini pada umumnya berada diatas atap beton dari sebuah bangunan. Komponen utama dari
1 unit ACC adalah 2 kompresor atau lebih, dengan katup ekspansi dan evaporator berada dalam unit
utama, termasuk kondensornya. Evaporator mendinginkan air dan air dingin disirkulasi kesetiap
tingkat melalui alat pengatur udara Air Handling Unit ( AHU ). Dari AHU dengan blower besar
menyalurkan udara dingin, yang diperoleh dari hembusan melalui pipa-pipa aliran udara dingin unit
utama diatas, keruangan yang akan dikondisikan. Udara dingin yang masuk kedalam ruangan dari
AHU ini diatur dengan diffuser yang ada disetiap ruangan, Atau dengan pipa-pipa langsung
keruangan melalui Fan Coil Unit ( FCU ).

AIR COOLING SYSTEM


Dalam sistem ini, menggunakan refrigerant sebagai media pendingin ruangan. Sistem ini
merupakan system yang dipakai pada skala ruangan yang lebih kecil, seperti rumah, perkantoran
sekala kecil, atau ruang-ruang control yang memerlukan perlakuan khusus dalam hal
tempeartur / suhu. Dan jenis yang umum digunakan. Ada beberapa varian jenis Ac yang
menggunakan refrigerant sebagai media pendingin, yaitu:
AC SPLIT WALL / GROUND
AC CASETTE
AC SPLIT DUCT
AC VRV

AC SPLIT WALL / GROUND

ini merupakan jenis AC yang dipergunakan di rumah-rumah. Umumnya berkapasitas rendah. AC


ini terdiri dari 1 outdoor dan 1 indoor yang diletakkan di lantai maupun menempel di tembok.

AC CASETTE

AC ini memiliki unit indoor yang dipasang di plafon suatu ruangan , memiliki tingkat pemerataan
suhu yang tinggi

AC SPLIT DUCT

AC Split Duct merupakan AC yang pendistribusian hawa dinginnya menggunakan Sistem Ducting. AC Split Duct
tidak memiliki pengatur suhu sendiri-sendiri melainkan dikontrol pada satu titik.. Tipe AC ini biasanya digunakan di
Mall atau gedung-gedung yang memiliki ruangan luas.
AC Split Duct tidak pernah terlepas dari sistem Ducting yang merupakan bagian penting dalam sistem AC sebagai
alat penghantar udara yang telah dikondisikan dari sumber dingin ataupun panas.

AC VRV

VRV system adalah sebuah teknologi yang sudah dilengkapi dengan CPU dan kompresor inverter
dengan VRV System, satu outdoor bisa digunakan untuk lebih dari 2 indoor AC serta dapat mengatur
jadwal dan temperatur AC yang diinginkan secara terkomputerisasi.

COOLING TOWER
Pada sistem pendingin udara jenis WCC dan WCP, digunakan cooling tower (CT) untuk
mendinginkan air condenser chiller (WCC) dan air condenser packaged unit (WCP). CT
mendinginkan air menggunakan fan. Adapun jenis - jenis CT dilihat dari arah aliran air dan
udara yang mendinginkannya:
Cross flow type (bentuk kotak)
Counter flow type (bentuk botol)

Cross flow type (bentuk kotak) aliran air yang panas dari atas, udara untuk pendingin air dari
samping. Tipe ini terdiri dari:
o Forced draft type fan meniup air untuk mendinginkan air
o induced draft type fan menarik udara dari luar untuk mendinginkan air

Counter flow type (bentuk botol) aliran air yang panas dari atas, udara untuk pendingin air
dari dihembuskan dari bawah ke atas berlawanan dengan arah aliran air.
Tipe ini hanya terdiri dari forced draft type.

POMPA AIR
Pada sistem pendingin udara jenis WCC, ACC dan WCP, digunakan pompa untuk
mengalirkan air chilled dari chiller ke Air Handling Unit (AHU) dan Fan Coil Unit (FCU)
atau sebaliknya dan untuk mengalirkan air pendingin dari CT ke condenser chiller atau
sebaliknya. Adapun jenis - jenis pompa yang digunakan, yakni:
Centrifugal end suction
Horizontal split case
Vertical in-line

Centrifugal end suction


Pompa sentrifugal adalah pompa yang memiliki elemen utama berupa motor penggerak dengan sudu
impeller yang berbutar dengan kecepatan tinggi. Prinsip kerjanya yaitu merubah energi mekanis alat
penggerak menjadi energi kinetis fluida (kecepatan) kemudian fluida di arahkan ke saluran buang
dengan menggunakan tekanan (energi kinetis sebagian fluida diubah menjadi energi tekanan) dengan
menggunakan impeller yang berputar di dalam casing. Casing tersebut dihubungkan dengan saluran
hisap (suction) dan saluran tekan (discharge), untuk menjaga agar di dalam casing selalu terisi dengan
cairan sehingga saluran hisap harus dilengkapi dengan katup kaki (foot valve).

POMPA HORIZONTAL SPLIT CASE

POMPA VERTIKAL IN LINE

Pompa transfer sering disebut juga dengan istilah pompa pengisi atau pompa pemindah atau
pompa angkat. Fungsi pompa ini memindahkan air dari satu tempat ke tempat lain secara otomatis
ataupun dengan cara manual (On/Off).
Pompa bekerja secara otomatis dengan bantuan sensor elektroda ataupun dengan pelampung,
sensor ini akan bekerja dengan mendeteksi level air. Jika level air turun (tangki kosong) pada level
tertentu maka akan dideteksi oleh elektroda/pelampung kemudian memberi perintah supaya pompa
hidup, dan apabila level air naik (tangki penuh) pada level tertentu maka akan dideteksi oleh
elektroda/pelampung kemudian memberi perintah supaya pompa mati.

VALVE
Pada sistem pendingin udara jenis WCC, ACC dan WCP, digunakan pula valve valve yang berfungsi untuk membuka dan menutup aliran air, mengatur aliran dan
tekanan air. Macam - macam valve tersebut antara lain:

Gate valve

Globe valve
Ball valve
Butterfly valve
Check valve

GATE VALVE
Gate valve adalah jenis katup yang digunakan untuk membuka aliran dengan cara mengangkat
gerbang penutup nya yang berbentuk bulat atau persegi panjang.
Gate Valve adalah jenis valve yang paling sering dipakai dalam sistem perpipaan. Yang fungsinya
untuk membuka dan menutup aliran.
Gate valve tidak untuk mengatur besar kecil laju suatu aliran fluida dengan cara membuka setengah
atau seperempat posisinya, Jadi posisi gate pada valve ini harus benar benar terbuka (fully open) atau
benar-benar tertutup (fully close). Jika posisi gate setengah terbuka maka akan terjadi turbulensi
pada aliran tersebut dan turbulensi ini akan menyebabkan :
a) Akan terjadi pengikisan sudut-sudut gate.
b) Terjadi perubahan pada posisi dudukan gerbang penutupnya.

GLOBE VALVE
Globe Valve adalah jenis Valve yang digunakan untuk mengatur laju aliran fluida dalam pipa.
Prinsip dasar dari operasi Globe Valve adalah gerakan tegak lurus disk dari dudukannya.
Ada tiga jenis desain utama bentuk tubuh Globe Valve, yaitu: Z-body, Y-body dan Angle- body :
Z-Body desain dengan diafragma berbentuk Z. Posisi dudukan disk horizontal dan
pergerakan batang disk tegak lurus terhadap sumbu pipa atau dudukan disk. Bentuknya yang
simetris memudahkan dalam pembuatan, instalasi maupun perbaikannya.
Y-Body desain adalah alternatif untuk high pressure drop. Posisi dudukan disk dan batang
(stem) ber sudut 45 dari arah aliran fluidanya. Jenis ini sangat cocok untuk tekanan tinggi
Angle-Body desain adalah modifikasi dasar dari Z-Valve. Jenis ini digunakan untuk
mentransfer aliran dari vertikal ke horizontal.

BALL VALVE
Ball Valve adalah sebuah Valve atau katup dengan pengontrol aliran berbentuk disc bulat (seperti
bola/belahan). Bola itu memiliki lubang, yang berada di tengah sehingga ketika lubang tersebut segaris lurus
atau sejalan dengan kedua ujung Valve / katup, maka aliran akan terjadi. Tetapi ketika katup tertutup, posisi
lubang berada tegak lurus terhadap ujung katup, maka aliran akan terhalang atau tertutup. Ball Valve digunakan
secara luas dalam aplikasi industri karena mereka sangat serbaguna, dapat menahan tekanan hingga 1000 barr
dan suhu hingga 482 F (250 C). Ukurannya biasanya berkisar 0,2-11,81 inci (0,5 cm sampai 30 cm).
Ada 2 tipe Ball Valve yaitu :
a. Full bore ball valve
b. Reduced bore ball valves

a. Full bore ball valve


Full bore ball valve adalah tipe ball valve dengan diameter lubang bolanya sama dengan diameter pipa.
Jenis full bore ball valves biasanya digunakan pada blow down, piggable line, production manifold,
pipeline dll.

b. Reduced bore ball valves


Reduced bore ball valves adalah jenis ball valve yang diameter lubang bolanya tidak
seukuran dengan ukuran pipa. Minimum diameter bola katup yang berkurang adalah
satu ukuran lebih rendah dari ukuran diameter pipa sebenarnya.

BUTTERFLY VALVE
Butterfly Valve adalah valve yang dapat digunakan untuk mengisolasi atau mengatur aliran. Mekanisme
penutupan mengambil bentuk sebuah disk . system pengoperasiannya mirip dengan ball valve, yang
memungkinkan cepat untuk menutup. Butterfly Valve umumnya disukai karena harganya lebih murah di
banding valve jenis lainnya. desain valvenya lebih ringan dalam berat dibanding jenis-jenis valve yang
lain. Biaya pemeliharaan biasanya pun lebih rendah karena jumlah bagian yang bergerak minim.
Butterfly Valve sangat cocok untuk penanganan arus besar cairan atau gas pada tekanan yang relatif
rendah dan untuk penanganan slurries atau cairan padatan tersuspensi dengan jumlah besar.

CHECK VALVE
Check valve adalah alat yang digunakan untuk membuat aliran fluida hanya mengalir ke satu arah
saja atau agar tidak terjadi reversed flow/back flow. Aplikasi valve jenis ini dapat dijumpai pada
outlet/discharge dari centrifugal pump. Ketika laju aliran fluida sesuai dengan arahnya, laju aliran
tersebut akanmembuat plug atau disk membuka. Jika ada tekanan yang datang dari arahberlawanan,
maka plug atau disk tersebut akan menutup.
Macam macam Check valve :
a.

Split disc check valve

b.

Lift check valve

c.

Swing check valve

SPLIT DISC CHECK VALVE


check valve jenis ini adalah terdiri dari disk yang bagian tengahnya merupakan poros yang
memungkinkan disk bergerak seolah terbagi dua bila didorong dari arah yang benar (foward flow)
dan menutup rapat bila ditekan dari arah yang salah (reverse flow).

LIFT CHECK VALVE


Umumnya lift check valve digunakan untuk aplikasi fluida gas karena tingkat kebocoran yang
kecil. Penggunaan check valve tipe lift ini di industri adalah untuk mencegah aliran balik condensate
ke steam trap yang dapat menyebabkan terjadinya korosi pada turbin uap. Keuntungan menggunakan
lift check valve adalah terletak pada kesederhanaan desain dan membutuhkan sedikit pemeliharaan.
Kelemahannya adalah instalasi dari check valve jenis lift hanya cocok untuk pipa horisontal dengan
diameter yang besar.

SWING CHECK VALVE


check valve tipe ini terdiri atas sebuah disk seukuran dengan pipa yang digunakan, dan dirancang
menggantung pada poros (hinge pin) di bagian atasnya. Apabila terjadi aliran maju atau foward flow,
maka disk akan terdorog oleh tekanan sehingga terbuka dan fluda dapat mengalir menuju saluran outlet.
Sedangkan apabila terjadi aliran balik atau reverse flow, tekanan fluida akan mendorong disk menutup
rapat sehingga tidak ada fluida yang mengalir. Semakin tinggi tekanan balik semakin rapat disk terpasang
pada dudukannya.

PIPA
Pada sistem pendingin udara digunakan pipa untuk mengalirkan air pendingin dan membuang air
hasil kondensasi. Pipa pipa yang dipakai pada sistem pendingin udara:
Black Steel - untuk pipa chiller (chilled water); terdapat kelas - kelas antara lain kelas
medium(schedule 20), schedule 40, dan seamless(schedule 40 s/d 80); standartnya ASTM 120
Galvanized Iron Pipe - untuk pipa cooling tower(air pendingin condenser chiller); terdapat kelas kelas yang sama dengan kelas - kelas black steel; standartnya adalah BS 1387; Sambungan untuk
pipa ini dan pipa black steel terdiri dari 2 macam yakni :
Polyvinyl Cloride (PVC) - untuk pipa drain; terdapat kelas AW (10 kg/cm 2) dan kelas D (5
kg/cm2); sambungannya dapat berupa cement joint (lem, las) dan rubber joint (karet)
Tembaga (Cu) - pipa refrigerant (terdapat kelas L dan M); standartnya ASTM B88 (crane) dan
B280 (elgin,kembla)

PIPA BLACK STEEL

PIPA PVC

PIPA GALVANIS

PIPA TEMBAGA

DUCTING
Pada sistem pendingin udara, ducting digunakan untuk mengalirkan udara baik udara
dari unit yang menuju ke ruangan (supply duct), udara dari ruangan yang menuju ke
unit kembali (return duct) maupun udara dari luar yang menuju ke unit (fresh air duct).
Standar ducting yang dipakai pada sistem pendingin udara biasanya berstandar
SMACNA, dengan standarisasi berdasarkan BJLS (Baja lapis Seng) sebagai berikut:
0 - 12 : BJLS 50
13 - 30 : BJLS 60
31 - 54 : BJLS 80
55 - 96 : BJLS 100
97 keatas : BJLS 120
Suatu ducting dapat berisolasi luar (eksternal), berisolasi dalam (internal), berisolasi
luar dalam (eksternal internal) dan tidak berisolasi.

DUCTING TANPA ISOLASI


Ducting tanpa isolasi adalah jenis ducting yang di gunakan untuk menyalurkan udara dimana ducting
ini tidak mempertahankan kesetabilan suhu udara yang akan di salurkan. Hanya berfungsi sebagai
penyalur saja dari satu tempat ke tempat yang lain atau dari beberapa tempat ke dalam satu tempat.

DUCTING ISOLASI LUAR


Ducting isolasi luar adalah jenis ducting yang dilindungi oleh gumpalan glasswol pada bagian luarnya.
Sesuai dengan suhu udaranya yang akan di salurkan. Semakin dingin udara yang di salurkan semakin

tebal isolasi yang di gunakan.

DUCTING ISOLASI LUAR DALAM


Ducting isolasi luar adalah jenis ducting yang dilindungi oleh gumpalan glasswol pada bagian luar
serta dalam nya. Biasanya digunakan untuk udara suhu rendah.

TROUBLESHOOTING
1. AC(Air Conditioner)yang membeku( jadi es ).
AC(Air Conditioner)membeku(jadi es)bisa juga disebabkan karena ACnya kotor, kekurangan gas
freon/refrigerant, dan kerusakan pada motor fannya.
Cara Mengatasinya:
a)Kalau AC membeku(jadi es)di sebabkan karena kotor.
Cara mengatasinya kita cukup dengan membersihkan bagian-bagian dalam AC yang kotor/mencuci AC
tersebut.
b)Kalau filter dryernya mampet compressor bekerja tidak stabil, dapat menyebabkan compressor
overload.
kekurangan gas freon/gas refrigerant maka AC juga bisa menjadi beku (jadi es), karena gas yang
dipompa oleh compressor sedikit.
2. AC Split yang tidak dingin
AC Split yang tidak dingin, umumnya disebabkan oleh Freon yang habis atau outdoor yang sudah
kotor sehingga dalam proses pendinginan tidak maksimal.
Cara Mengatasinya :

PERAWATAN
Hal yang harus di lakukan agar AC (Air Conditioner) dapat bekerja dengan baik, antar lain:
Lindungi AC dari debu dan air hujan.
Lindungi ruangan AC dari asap, bau yang tidak sedap dan tidak terlalu panas.
Untuk mengurangi pemborosan bahan AC ruangan, cegah udara luar terlalu banyak masuk secara
langsung kedalam ruangan yang dipasang AC.
Bersihkan kisi-kisi ventilasi Evaporator dari kotoran debu minimal 3 kali dalam satu tahun.
Lakukan perawatan pada AC sesering mungkin agar AC tersebut berfungsi dengan baik dan dapat
digunakan lebih lama oleh pemakainya.
Perbaikilah langsung bagian AC yang mengalami kerusakan, baik itu kerusakan yang besar ataupun
kerusakan kecil.
Jangan biarkan kondisi AC menyala terus-menerus, jika tidak di gunakan segeralah matikan AC.

Anda mungkin juga menyukai