Disusun oleh :
Kelompok : 1 / Kelas : LT-2A
Devi Anugrah Sari (3.31.16.0.06)
Dicky Fermana Sripuji (3.31.16.0.07)
Ilham Amarulloh (3.31.16.0.11)
Segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan sumber segala ilmu pengetahuan yang
telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan
baik tepat pada waktunya. Shalawat dan salam selalu terlimpah curahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan tugas makalah ini
guna memenuhi tugas mata kuliah Alat ukur dan Pengukuran.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas kaitannya dengan Sistem
Kendali , yang penulis sajikan dari berbagai sumber informasi dan referensi. Makalah ini
disusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri sendiri maupun yang
datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan pertolongan dari Allah akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya teman-teman Politeknik Negeri Semarang.
Penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.
Akhir kata, penulis mohon maaf apabila dalam makalah ini masih banyak
kesalahan.Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi pembaca, serta
menjadi pintu gerbang ilmu pengetahuan khususnya Mata Kuliah Pengukuran dan Alat Ukur
II.
2
DAFTAR ISI
PRAKATA 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
BAB II PEMBAHASAN 5
3.1. Kesimpulan 13
DAFTAR PUSTAKA 14
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan ilmu dan teknologi selalu beriringan dengan tingkat peradaban
menusia. Dengan bertambahnya ilmu dan teknologi yang dikuasai maupun yang
diterapkan, diharapkan manusia dapat meningkatkan kesejahteraan peradaban manusia
secara keseluruhan, walaupun dampak-dampak negatif selalu bermunculan seiring
dengan kemajuan teknologi manusia. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (iptek), manusia selalu berusaha untuk mencari satu cara sehingga penerapan
dari iptek itu sendiri memberikan banyak keuntungan dan meringankan beban kerja
manusia.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam kehidupan sehari-hari, sadar atau tanpa kita sadari kita terus bertemu dengan suatu
perangkat atau peralatan yang kerjanya terkendali secara otomatis baik terkendali sebagian
maupun seluruhnya, seperti saat mengendarai mobil, saat menggunakan mesin cuci,
menggunakan handphone, dan banyak lagi yang lainnya, singkatnya sistem yang digunakan
untuk membuat suatu perangkat menjadi terkendali sesuai dengan keinginan manusia ini
biasanya disebut sebagai sistem kendali(control system). Sistem kendali tidak hanya sistem
kendali buatan manusia, tetapi juga banyak sekali sistem kendali yang terjadi secara natural
mulai dari elemen terkecil tubuh manusia hingga kompleksitas alam semesta.
Seberapa penting manusia memerlukan sistem kendali?, tanpa sistem kendali, apakah
mungkin ditemukan mobil dan pesawat terbang, penerbangan ke luar angkasa? Satelit
komunikasi? Smartphone? Dan masih banyak hal yang masih bisa dipertanyakan. Sehingga
dapat dimengerti seberapa penting dan seberapa signifikan kehadiran bidang ilmu sistem
kendali dalam perkembangan kehidupan manusia.
Sistem Kendali Loop Terbuka adalah suatu sistem kendali yang keluarannya tidak
akan berpengaruh terhadap aksi kendali. Sehingga keluaran sistem tidak dapat diukur dan
digunakansebagai perbandingan umpan balik dengan masukan. Jadi pada setiap masukan
didapatkan suatu kondisi operasi yang tetap. Sedangkan ketelitiannya akan tergantung
pada kalibrasi. Dalam prakteknya sistem kendali loop terbuka dapat digunakan jika
hubungan output dan inputnya diketahui serta tidak adanya gangguan internal dan
eksternal. Konstruksinya sederhana dan perawatannya mudah dan lebih murah, tidak ada
persoalan kestabilan cocok untuk keluaran yang sukar diukur/tidak ekonomis (contoh :
untuk mengukur kualitas keluaran pemanggang roti).
5
Gambar 2.1. Sistem Kendali Loop Terbuka
Kelemahan :
6
misalnya. Meskipun kawat nikrom yang digunakan cukup pendek, namun cukup
untuk menaikkan suhu tinggi. Yang kedua, nikrom tidak mengoksidasi saat
dipanaskan sehingga tidak mengalami pengaratan.
.
Sistem Loop Tertutup
Sistem kendali loop tertutup adalah suatu sistem yang keluarannya
berpengaruh langsung terhadap aksi kendali. Yang berupaya untuk mempertahankan
keluaran sehingga sama bahkan hampir sama dengan masukan acuan walaupun
terdapat gangguan pada sistem. Jadi sistem ini adalah sistem kendali berumpan balik,
dimana kesalahan penggerak adalah selisih antara sinyal masukan dan sinyal umpan
balik (berupa sinyal keluaran dan turunannya) yang diteruskan ke pengendali /
controller sehingga melakukan aksi terhadap proses untuk memperkecil kesalahan dan
membuat agar keluaran mendekati harga yang diingankan.
Secara umum, elemen dari sebuah sistem kontrol rangkaian tertutup terdiri
dari :
7
3. Sistem terkendali ( proses )
Elemen ini dapat berupa proses makanis, elektris, hidraulis, peneumatik
maupun kombinasinya.
8
secara aljabar. Sinyal e ini menggerakkan unit pengontrol untuk
menghasilkan/ mendapatkan keluaran pada suatu harga yang diiinginkan.
7. Sinyal gangguan ( disturbance, U )
Merupakan sinyal-sinyal tambahan yang tidak diinginkan. Ganguan oni
cenderug mengakibatkan harga c berbeda dengan harga yang disetel
melalui masukan r. Ganguan ini disebabkan oleh perubahan beban sistem :
misalnya perubahan kondisi lingkungan, derau (noise), getaran dan lain-
lain.
Ciri – ciri :
Kekuatan :
Kelemahan :
9
GAMBAR 1.2. BLOK DIAGRAM SISTEM KONTROL LOOP TERTUTUP PADA SETRIKA LISTRIK OTOMATIS
Cara Kerja :
Cara kerja dari sistem setrika otomatis ini adalah dengan memanfaatkan thermostat.
Saat suhu acuan diatur (input) arus litrik akan dialirkan ke elemen pemanas yang
akan memanas sampai panasnya mencapai suhu yang diatur sebagai acuan. Setelah
suhu keluaran mencapai suhu acuan, akan ada sinyal umpan balik ke saklar
temperatur yang nantinya akan memutuskan aliran listrik ke elemen pemanas agar
suhu yang dihasilkan tidak melebihi suhu acuan. Begitu juga sebaliknya, setelah
elemen pemanas tidak mendapatkan arus listrik, suhu keluaran akan turun dan lebih
rendah dari suhu acuan. Nantinya akan ada sinyal umpan balik ke saklar temperatur
untuk menghubungkan kembali elemen pemanas dengan arus listrik sehingga
suhunya akan naik lagi sampai batas suhu acuan.
Sistem kontrol loop tertutup adalah identik dengan sistem kontrol umpan balik,
dimana nilai dari keluaran akan ikut mempengaruhi pada aksi kontrolnya.
10
Gb. Proses Umpan Balik Pendingin Udara
Contoh dari sistem ini banyak sekali, salah satu contohnya adalah
operasi pendinginan udara (AC). Masukan dari sistem AC adalah derajat suhu
yang diinginkan si pemakai. Keluarannya berupa udara dingin yang
akan mempengaruhi suhu ruangan sehingga suhu ruangan diharapkan akan
sama denga suhu yang diinginkan. Dengan memberikan umpan balik berupa
derajat suhu ruangan setelah diberikan aksi udara dingin, maka akan
didapatkan kesalahan (error) dari derajat suhu aktual dengan derajat suhu yang
diinginkan. Adanya kesalahan ini membuat kontroler berusaha memperbaikinya
sehingga didapatkan kesalahan yang semakin lama semakin mengecil. Gambar
dibawah ini memberikan penjelasan mengenai proses umpan balik sistem AC ini
11
tingkat kestabilannya yang relatif konstan dan tingkat kesalahannya yang kecil
bila terdapat gangguan dari luar, membuat sistem kontrol ini lebih banyak
menjadi pilihan para perancang sistem kontrol.
Diagram yang menyatakan hubungan antara masukan dan keluaran dari suatu
sistem loop tertutup ditunjukkan pada Gambar I. la. Sementarauntuk memahami
konsep sistem kendali loop tertutup, perhatikan sistem pengaturan tegangan keluaran
generator de dengan penggerak mula turbin uap sebagaimana ditujukkan pad a
Gambar I. 1 b.
Melalui observasi mata terhadap voltmeter yang terpasang pada terminal
keluaran generator, operator dengan cepat mengetahui penyimpangan (kesalahan)
jarum penunjuk tegangan dari tegangan kerja yang diharapkan dan secepat itu
pulalah ia harus segera bertindak untuk mengatasi pada kedudukan normalnya.
Walhasil operator harus berusaha membuat penyimpangan atau kesalahan jarum
penunjuk voltmeter sekecil mungkin bahkan nol, dengan memutar handle katup
pengatur catu uap ke kanan atau ke kiri tergantung arah simpangan jarum penunjuk
yang sesekali lebih besar atau lebih kecil dari tegangan yang ditetapkan. Mengingat
balikan keluaran (tegangan generator de) selalu dibandingkan dengan masukan
acuan dan aksi pengendalian terjadi melalui aksi operator, maka sistem ini disebut
sistem kendali manual berumpan-balik (manual feedback control
12
system) atau sistem kendali manual loop tertutup (manual closed-loop control
system).
Gambar 1.1 Sistem Kendali berumpan-balik dari sebuah PLTU (a) dan diagram blok
sistem loop (b)
13
rnata operator analog dengan detektor kesalahan, otaknya analog dengan elernen
kendali autornatik dan tangannya analog dengan aktuator.
Gambar 1.2. Pengaturan tegangan sederhana
4. Generator Uap
Diagram yang menyatakan hubungan antara masukan dan keluaran dari suatu
sistem loop tertutup ditunjukkan pada Gambar I. la. Sementarauntuk memahami
konsep sistem kendali loop tertutup, perhatikan sistem pengaturan tegangan
keluaran generator de dengan penggerak mula turbin uap sebagaimana
ditujukkan pada Gambar dibawah (b)
Melalui observasi mata terhadap voltmeter yang terpasang pada terminal keluaran
generator, operator dengan cepat mengetahui penyimpangan (kesalahan) jarum
penunjuk tegangan dari tegangan kerja yang diharapkan dan secepat itu pulalah ia
harus segera bertindak untuk mengatasi pad a kedudukan normalnya. Walhasil
operator harus berusaha membuat penyimpangan atau kesalahan jarum penunjuk
voltmeter sekecil mungkin bahkan nol, dengan memutar handle katup pengatur catu
14
uap ke kanan atau ke kiri tergantung arah simpangan jarum penunjuk yang sesekali
lebih besar atau lebih kecil dari tegangan yang ditetapkan. Mengingat balikan
keluaran (tegangan generator de) selalu dibandingkan dengan masukan acuan dan
aksi pengendalian terjadi melalui aksi operator, maka sistem ini disebut sistem
kendali manual berumpan-balik (manual feedback control system) atau sistem
kendali manual loop tertutup (manual closed-loop contro lsystem).
Gambar ;I Sistem kendali berumpan-balik dari sebuah PLTV (a) dan diagram blok sistem loop
tertutup (b)
15
ruang ionisasi. Ketika elektron terlepas dari sebuah atom, maka akan menghasilkan sebuah
elektron bebas (bermuatan negatif) dan sebuah atom yang kehilangan satu elektron
(bermuatan positif). Elektron negatif ditarik oleh lempengan yang bertegangan positif dan
atom positif ditarik oleh lempengan yang bertegangan negatif (persis seperti magnet) dan
menghasilkan sejumlah kecil arus listrik akibat pergerakan elektron dari atom ini melalui
lempengan-lempengan bertegangan tadi.
Ketika asap memasuki ruangan ionisasi, asap mengganggu aliran arus dimana partikel
asap menyatu terhadap ion dan menetralkannya, sehingga terjadi penurunan jumlah arus
yang mengalir di antara lempengan dan mengaktifkan alarm. Pendeteksi jenis ini sangat
sensitif terhadap asap dengan partikel kecil yang diproduksi oleh kebanyakan nyala api.
Tetapi menjadi tidak sensitif terhadap asap
dengan partikel besar, seperti asap yang dihasilkan dari pembakaran plastik.
Fire alarm protection (alarm kebakaran) merupakan salah satu alat pemadam kebakaran
yang akan berbunyi ketika terjadi kebakaran. Semua komponen dari alarm kebakaran
harus diperiksa secara teratu untuk memastikan bahwa peralatan tersebut bekerja dengan
baik. Bagian-bagian yang terdapat pada alarm kebakaran, antara lain :
1) Pendeteksi (detector)
2) Bel dan suara/sirine
3) Lampu tanda (healthy indicator and fire indicator)
4) Sinyal pengendali (remote signalling)
5) Tombol reset
6) Name plate berisi spesifikasi dari alarm kebakaran tersebut
Pada sistem kontrol alarm kebakaran ini yang menjadi variabel inputnya adalah asap dan
suhu tinggi. Sedangkan yang menjadi variabel outunya adalah bunyi alarm dan nyala
lampu LED. Suatu detektor asap akan mendeteksi kebakaran jauh lebih cepat dibanding
detektor panas. Detektor asap dikenali dari prinsip operasinya, yakni: sensor ionisasi dan
fotoelektrik. Pada paper ini tipe smoke detector yang dibahas adalah tipe ionisasi. Di
dalam detektor asap sensor fotoelektrik, suatu sumber cahaya dan sensor cahaya diatur
sedemikian sehingga sinar dari sumber cahaya tidak menumbuk sensor cahaya. Ketika
partikel asap masuk alur cahaya, sebagian dari cahaya menyebar dan mengarah ke sensor,
menyebabkan detektor untuk mengaktifkan suatu bunyi alarm. Detektor asap sensor
ionisasi berisi sejumlah kecil bahan radioaktif americium yang dilekatkan pada suatu
lembaran matriks emas di dalam suatu kamar ionisasi. Americium pada detektor asap akan
16
mengionisasikan udara di dalam kamar (chamber) pengindera, memberikan daya konduksi
dan suatu aliran arus melalui udara antara dua muatan elektroda. Hal ini memberi kamar
pengindera suatu efek aliran listrik. Apabila partikel asap masuk daerah ionisasi, maka
asap tesebut akan mengurangi aliran listrik udara dengan menempelkan diri pada ion, yang
menyebabkan pengurangan gerak ion. Ketika arus listrik kurang dari tingkat yang
ditetapkan, maka detektor akan merespon (Anonim, 1989).
Detektor/sensor mendeteksi indikasi adanya kebakaran seperti asap dan suhu yang
tinggi dan mengirimkan sinyal kebakaran/api ke fire control panel (FCP) untuk diolah.
Selain melalui detektor, FCP juga menerima sinyal dari manual call point (break glass)
yang berupa penekanan tombol darurat oleh manusia yang melihat adanya kebakaran.
Sinyal tersebut diolah oleh FCP dan kemudian dilakukan aksi berupa pemberian
peringatan.
Sistem alarm kebakaran disini terdiri dari 2 FCP. Tiap Panel terdiri dari 2 controller. FCP
1 terdiri dari controller 1 dan controller 2, sedangkan FCP 2 terdiri dari controller 3 dan
controller 4. Masing-masing controller menerima input dari detektor atau manual call
point dengan zona yang berbeda.Controller 1 menerima input dari zona 1-30, controller 2
dari zona 31-60, controller 3 dari zona 61-90 dan controller 4 dari zona 91-120. Output
controller 1 terhubung dengan ketiga annunciator yang merepresentasikan aktivasi zona 1-
30, output controller 2 untuk zona 31-60, output controller 3 untuk zona 61-90, output
controller 4 untuk zona 90-120. Annunciator mempunyai lampu-lampu LED indikator
yang masing-masing merepresentasikan tiap zona dan buzzer yang akan selalu berbunyi
dimana zona terjadi kebakaran. Jika detektor mendeteksi adanya kebakaran, maka
detektor akan mengirimkan sinyal ke controller sesuai dengan dimana detektor tersebut
terhubung. Selain itu bell/horn juga berbunyi sesuai dengan controller aktif yang
terhubung. Misalkan terjadi kebakaran di zona 20, detektor akan mengirimkan sinyal ke
controller 1 dan output controller 1 akan menyalakan lampu LED indikator yang
merepresentasikan zona 20 di ketiga annunciator dan bell/horn akan berbunyi. Controller
adalah bagian terpenting sistem yang merupakan pusat segala pengolahan sinyal dan aksi
atau perilaku dari sistem alarm (Anonim, 1992).
17
Gambar6. Koneksi pin pada controller
Controller mendapatkan tegangan dari power supply circuit yang sekaligus berfungsi
untuk mengisi power supply cadangan (battery) dan melakukan pemindahan power
supply dari main power kepower supply cadangan atau sebaliknya. Koneksi pin dapat
dilihat di gambar 3. Pada gambar 3, BC dan BF menunjukkan local alarm, PU dan PV
menunjukkan pilot lamp, T menunjukkan telepon, A menunjukkan manual alarm, I-, B+
dan I1-I menunjukkan annunciator, dan C dan L1-L30 menujukkan ke tiap zona 1 – 30
(Anonim, 1985).
18
telepon untuk berkomunikasi dengan telepon yang ada pada fire control panel. Disamping
itu juga pada combination panel terdapat lampu yang menyala untuk menandakan fire
control panel dalam keadaan beroperasi (Anonim, 1985).
Terbuka :
1. Operasi Mesin Cuci
Suatu sistem kontrol yang mempunyai karakteristik dimana nilai keluaran tidak memberikan
pengaruh pada aksi kontrol disebut Sistem Kontrol Loop Terbuka (Open-Loop Control System). Contoh
dari sistem loop terbuka adalah operasi mesin cuci. Penggilingan pakaian, pemberian sabun, dan
pengeringan yang bekerja sebagai operasi mesin cuci tidak akan berubah (hanya sesuai dengan yang
diinginkan seperti semula) walaupun tingkat kebersihan pakaian (sebagai keluaran sistem) kurang baik
akibat adanya faktor-faktor yang kemungkinan tidak diprediksikan sebelumnya.. Diagram kotak pada
Gambar dibawah ini memberikan gambaran proses ini.
Sistem kontrol loop terbuka ini memang lebih sederhana, murah, dan mudah dalam desainnya, akan
tetapi akan menjadi tidak stabil dan seringkali memiliki tingkat kesalahan yang besar bila diberikan
gangguan dari luar.
19
Pada sistem tersebut diinginkan tinggi permukaan cairan, h, tetap walaupun fluida
pada katub K1 berubah-ubah. Hal tersebut dapat dicapai dengan pengaturan secara manual
pada katub K2 pada waktu tertentu sesuai pengalaman operator. Sistem pengaturan
ditunjukkan pada gambar berikut :
.
Sistem tersebut dapat digambarkan dengan diagram balok seperti terlihat pada gambar
berikut :
20
Sedangkan diagram blok pengaturan posisi sudut peluncur rudal yaitu
Agar posisi sudut tersebut akurat, maka pada sistem loop terbuka tersebut harus
memenuhi syarat-syarat diantaranya adalah sebagai berikut :
4. Kipas Angin
Prinsip Kerja
21
menolak magnet antara kumparan besi dan sepasang magnet tersebut membuat gaya berputar
secara periodik pada kumparan besi tersebut.
Oleh karena itu baling - baling kipas angin dikaitkan ke poros kumparan tersebut.
Penambahan tegangan listrik pada kumparan besi dan menjadi gaya kemagnetan ditujukan
untuk memperbesar hembusan angin pada kipas angin.
5. Pemanas Air
Diagram memperlihatkan sistem pengaturan yang bertujuan untuk memperoleh air panas
dengan suhu tertentu. Air yang akan dipanaskan disimpan dalam tangki air (PLANT).
Mekanisme pemanasan air dilakukan dengan mengalirkan uap panas ke dalam saluran uap
panas yang selanjutnya
uap panas ini akan memanaskan air dingin yang masuk ke dalam tangki. Seorang operator
(KONTROLER) bertugas untuk mengatur aksi buka tutup katup (AKTUATOR) pada saluran
uap panas.
22
BAB III
PENUTUP
1.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah kami dapatkan bahwa, Sistem Kendali Loop Terbuka
adalah suatu sistem kendali yang keluarannya tidak akan berpengaruh terhadap aksi
kendali.
Sehingga keluaran sistem tidak dapat diukur dan tidak dapat digunakan sebagai
perbandingan umpan balik dengan masukan. Jadi pada setiap masukan didapatkan
suatu kondisi operasi yang tetap. Sedangkan ketelitiannya akan tergantung pada
kalibrasi.
Pada kesempatan ini, kami mengambil contoh untuk sistem kendali loop terbuka
yakni Pemanggang Roti. Yang pada dasarnya pemanggang roti ini tidak memiliki
sistem umpan balik pada proses.
Sedangkan pada system loop tertutup lebih detail dari pada system loop terbuka di
dalam system loop tertutup terdapat umpan balik yang apabila struktur terdapat
kesalahan maka dapat dideteksi pada saat penggunaan karena komponen-komponen
yang rumit oleh sebab itu dari segi biaya juga sangat mahal
23
. DAFTAR PUSTAKA
https://serbatelekomunikasi.wordpress.com/2015/02/12/8/
http://budi2one.blogspot.co.id/2014/05/sistem-loop-terbuka-dan-sistem-loop.html
http://insyaansori.blogspot.co.id/2013/02/sistem-kontrol-loop-terbuka-dan-sistem.html
24