Anda di halaman 1dari 24

Makalah Tentang “Sistem Kendali”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Rancangan Listrik Terapan
Dosen Pengampu Achmad Hardito,B.Tech,M.Kom

Disusun oleh :
Kelompok : 1 / Kelas : LT-2A
Devi Anugrah Sari (3.31.16.0.06)
Dicky Fermana Sripuji (3.31.16.0.07)
Ilham Amarulloh (3.31.16.0.11)

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2017/2018
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan sumber segala ilmu pengetahuan yang
telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan
baik tepat pada waktunya. Shalawat dan salam selalu terlimpah curahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan tugas makalah ini
guna memenuhi tugas mata kuliah Alat ukur dan Pengukuran.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas kaitannya dengan Sistem
Kendali , yang penulis sajikan dari berbagai sumber informasi dan referensi. Makalah ini
disusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri sendiri maupun yang
datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan pertolongan dari Allah akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya teman-teman Politeknik Negeri Semarang.
Penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.
Akhir kata, penulis mohon maaf apabila dalam makalah ini masih banyak
kesalahan.Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi pembaca, serta
menjadi pintu gerbang ilmu pengetahuan khususnya Mata Kuliah Pengukuran dan Alat Ukur
II.

2
DAFTAR ISI

PRAKATA 2

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN 4

1.1. Latar Belakang 4

1.2. Rumusan Masalah 4

1.3. Tujuan Masalah 4

BAB II PEMBAHASAN 5

2.1 Pengertian Sistem Kendali 5

2.2 Prinsip Kerja Sistem Kendali Terbuka & Tertutup 6

2.3 Aplikasi Sistem Kendali Terbuka & Tertutup 10

BAB III PENUTUP 13

3.1. Kesimpulan 13

DAFTAR PUSTAKA 14

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan ilmu dan teknologi selalu beriringan dengan tingkat peradaban
menusia. Dengan bertambahnya ilmu dan teknologi yang dikuasai maupun yang
diterapkan, diharapkan manusia dapat meningkatkan kesejahteraan peradaban manusia
secara keseluruhan, walaupun dampak-dampak negatif selalu bermunculan seiring
dengan kemajuan teknologi manusia. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (iptek), manusia selalu berusaha untuk mencari satu cara sehingga penerapan
dari iptek itu sendiri memberikan banyak keuntungan dan meringankan beban kerja
manusia.

1.2. Rumusan Masalah.


Di dalam Makalah ini terdapat rumusan masalah diantaranya :
1. Apa yang dimaksud dengan Sistem Kendali ?
2. Apa kelebihan dan kekurangan dari Sistem Kendali ?
3. Bagaimana prinsip kerja Sistem Kendali ?
4. Apa manfaat dari Sistem Kendali ?

1.3. Tujuan Makalah


1. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu pengertian dari Sistem Kendali
2. Mahasiswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dari Sistem Kendali
3. Mahasiswa dapat mengenal prinsip kerja Sistem Kendali
4. Mahasiswa dapat mengetahui manfaat Sistem Kendali

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Kendali

Dalam kehidupan sehari-hari, sadar atau tanpa kita sadari kita terus bertemu dengan suatu
perangkat atau peralatan yang kerjanya terkendali secara otomatis baik terkendali sebagian
maupun seluruhnya, seperti saat mengendarai mobil, saat menggunakan mesin cuci,
menggunakan handphone, dan banyak lagi yang lainnya, singkatnya sistem yang digunakan
untuk membuat suatu perangkat menjadi terkendali sesuai dengan keinginan manusia ini
biasanya disebut sebagai sistem kendali(control system). Sistem kendali tidak hanya sistem
kendali buatan manusia, tetapi juga banyak sekali sistem kendali yang terjadi secara natural
mulai dari elemen terkecil tubuh manusia hingga kompleksitas alam semesta.

Seberapa penting manusia memerlukan sistem kendali?, tanpa sistem kendali, apakah
mungkin ditemukan mobil dan pesawat terbang, penerbangan ke luar angkasa? Satelit
komunikasi? Smartphone? Dan masih banyak hal yang masih bisa dipertanyakan. Sehingga
dapat dimengerti seberapa penting dan seberapa signifikan kehadiran bidang ilmu sistem
kendali dalam perkembangan kehidupan manusia.

2.2 Prinsip Kerja Sistem Kendali Terbuka & Tertutup

Sistem Kendali Terbuka

Sistem Kendali Loop Terbuka adalah suatu sistem kendali yang keluarannya tidak
akan berpengaruh terhadap aksi kendali. Sehingga keluaran sistem tidak dapat diukur dan
digunakansebagai perbandingan umpan balik dengan masukan. Jadi pada setiap masukan
didapatkan suatu kondisi operasi yang tetap. Sedangkan ketelitiannya akan tergantung
pada kalibrasi. Dalam prakteknya sistem kendali loop terbuka dapat digunakan jika
hubungan output dan inputnya diketahui serta tidak adanya gangguan internal dan
eksternal. Konstruksinya sederhana dan perawatannya mudah dan lebih murah, tidak ada
persoalan kestabilan cocok untuk keluaran yang sukar diukur/tidak ekonomis (contoh :
untuk mengukur kualitas keluaran pemanggang roti).

5
Gambar 2.1. Sistem Kendali Loop Terbuka

Kelemahan :

 gangguan dan perubahan kalibrasi


 untuk menjaga kualitas yang diinginkan perlu kalibrasi ulang dari waktu ke
waktu
Kelebihan :
 konstruksinya sederhan dan perawatan mudah
 lebih murah
 tidak ada persoalan kestabilan
 cocok untuk keluaran yang sukar diukur

Pada sistem kendali terbuka contohnya adalah pemanggang roti. Pemanggang


roti (Toaster) merupakan alat yang digunakan untuk memanaskan roti sebagai
makanan pagi bagian bagi orang-orang tertentu. Alat ini sederhana dan mudah
dioperasikannya.

Toaster atau pemanggang roti memiliki sistem yang cukup simpel.


Pemanggang menggunakan radiasi untuk memanaskan sekerat roti. Saat sekerat roti
diletakkan di dalam pemanggang, dan setelah dihubungkan dengan sumber, sebuah
kumparan akan menjadi kemerahan. Radiasi ini akan mengeringkan dan membakar
permukaan roti.

Umumnya, pemanggang menggunakan kawat nikrom untuk memproduksi


radiasi ini, dan kawat nikrom ini membalut suatu lembaran yang terbuat dari mika
Kawat nikrom (nichrom) sendiri adalah perpaduan antara nikel dan krom. Pertama,
kawat nikrom memiliki resistansi elektrik yang tinggi dibandingkan tembaga,

6
misalnya. Meskipun kawat nikrom yang digunakan cukup pendek, namun cukup
untuk menaikkan suhu tinggi. Yang kedua, nikrom tidak mengoksidasi saat
dipanaskan sehingga tidak mengalami pengaratan.

.
Sistem Loop Tertutup
Sistem kendali loop tertutup adalah suatu sistem yang keluarannya
berpengaruh langsung terhadap aksi kendali. Yang berupaya untuk mempertahankan
keluaran sehingga sama bahkan hampir sama dengan masukan acuan walaupun
terdapat gangguan pada sistem. Jadi sistem ini adalah sistem kendali berumpan balik,
dimana kesalahan penggerak adalah selisih antara sinyal masukan dan sinyal umpan
balik (berupa sinyal keluaran dan turunannya) yang diteruskan ke pengendali /
controller sehingga melakukan aksi terhadap proses untuk memperkecil kesalahan dan
membuat agar keluaran mendekati harga yang diingankan.

Gambar 2.2. Sistem Kendali Loop Tertutup

Secara umum, elemen dari sebuah sistem kontrol rangkaian tertutup terdiri
dari :

1. Masukan ( reference input elemen, r )


Elemen ini berfungsi untuk mengubah besaran yang dikontrol menjadi
sinyal masukan acuan ( r ) bagi sistem control.

2. Pengontrol / pengendali ( controller )


Berfungsi untuk memproses kesalahan (error, e ) yang terjadi setelah
kesalahan tersebut dilewatkan ( dimasukkan ) melalui elemen pengontrol,
akan dihasilkan sinyal yang berfungsi sebagai pengontrol proses.

7
3. Sistem terkendali ( proses )
Elemen ini dapat berupa proses makanis, elektris, hidraulis, peneumatik
maupun kombinasinya.

4. Jalur umpan balik ( feedback element ).


Bagaian sistem yang mengukur keluaran yang dikontrol dan kemudian
menggubahnya menjadi sinyal umpan balik ( feedback singal )

5. Elemen / jalur maju ( forward gain )


Bagaian dari pada sistem kontrol tanpa elemen umpan balik.

Berdasarkan jumlah elemen yang menyusun suatu sistem control, terdapat


beberapa variabel pengontrolan, yaitu :

1. Set Point (command input, v)


Adalah harga yang digunakan bagi variable yang di control selama
pengontrolan. Harga ini tidak tergantung dari keluaran sistem.
2. Masukan acuan (refrence input, r )
Sinyal aktual yang masuk pada sistem kontrol sinyal ini diperoleh dengan
menyetel harga v melalui masukan sehingga dapat dipakai dalam sistem
control.
3. Keluaran yang di kontrol ( controlled output, c )
Merupakan harga/nilai yang akan dipertahankan bagi variable yang
dikontrol, dan merupakan harga yang ditunjukan oleh alat pencatat.
4. Variable yang dimanipulasi ( manipulated variable, m).
sinyal yang keluar dari elemen (controller) dan berfungsi sebagai sinyal
pengontrol tanpa adanya gangguan U.

5. Sinyal umpan balik ( feedback singal, b)


Sinyal yang merupakan fungsi dari keluarn yang dicatat oleh alat pencatat.
6. Kesalahan ( error , actuating sngnal, e )
Adalah selisih antara sinyal acuan r dan sinyal b. sinyal ini adalah sinyal
yang dimasukkan ke elemen pengontrol ( controller ) atau pengendali
denga harga yang diinginkan sekecil mungkin. Pengurangan r dan b adalah

8
secara aljabar. Sinyal e ini menggerakkan unit pengontrol untuk
menghasilkan/ mendapatkan keluaran pada suatu harga yang diiinginkan.
7. Sinyal gangguan ( disturbance, U )
Merupakan sinyal-sinyal tambahan yang tidak diinginkan. Ganguan oni
cenderug mengakibatkan harga c berbeda dengan harga yang disetel
melalui masukan r. Ganguan ini disebabkan oleh perubahan beban sistem :
misalnya perubahan kondisi lingkungan, derau (noise), getaran dan lain-
lain.

Sistem kontrol close loop :

Ciri – ciri :

 adanya umpan balik/feedback (pembandingan input – output)

Kekuatan :

 Mampu membarikan koreksi saat ada gangguan


 Lebih akurat

Kelemahan :

 Kompleks dan mahal


 Lebih sulit mencapai kestabilan

2.3. Aplikasi Sistem Kendali Loop Terbuka & Tertutup


Tertutup
1. Aplikasi Loop Tertutup Pada Setrika Listrik Otomatis
Sebagai masukan ke sistem adalah suhu acuan, yang di set secara tepat oleh
thermostat. Outputnya adalah suhu yang dihasilkan sebenarnya dan
sinyalfeedbacknya adalah suhu yang dianggap tidak sesuai dengan acuan oleh
thermostat.

9
GAMBAR 1.2. BLOK DIAGRAM SISTEM KONTROL LOOP TERTUTUP PADA SETRIKA LISTRIK OTOMATIS

Cara Kerja :

Cara kerja dari sistem setrika otomatis ini adalah dengan memanfaatkan thermostat.
Saat suhu acuan diatur (input) arus litrik akan dialirkan ke elemen pemanas yang
akan memanas sampai panasnya mencapai suhu yang diatur sebagai acuan. Setelah
suhu keluaran mencapai suhu acuan, akan ada sinyal umpan balik ke saklar
temperatur yang nantinya akan memutuskan aliran listrik ke elemen pemanas agar
suhu yang dihasilkan tidak melebihi suhu acuan. Begitu juga sebaliknya, setelah
elemen pemanas tidak mendapatkan arus listrik, suhu keluaran akan turun dan lebih
rendah dari suhu acuan. Nantinya akan ada sinyal umpan balik ke saklar temperatur
untuk menghubungkan kembali elemen pemanas dengan arus listrik sehingga
suhunya akan naik lagi sampai batas suhu acuan.

GAMBAR 1.3. SETRIKA LISTRIK OTOMATIS

2. Sistem Kontrol Loop Tertutup Pendingin Udara

Sistem kontrol loop tertutup adalah identik dengan sistem kontrol umpan balik,
dimana nilai dari keluaran akan ikut mempengaruhi pada aksi kontrolnya.

10
Gb. Proses Umpan Balik Pendingin Udara

Contoh dari sistem ini banyak sekali, salah satu contohnya adalah
operasi pendinginan udara (AC). Masukan dari sistem AC adalah derajat suhu
yang diinginkan si pemakai. Keluarannya berupa udara dingin yang
akan mempengaruhi suhu ruangan sehingga suhu ruangan diharapkan akan
sama denga suhu yang diinginkan. Dengan memberikan umpan balik berupa
derajat suhu ruangan setelah diberikan aksi udara dingin, maka akan
didapatkan kesalahan (error) dari derajat suhu aktual dengan derajat suhu yang
diinginkan. Adanya kesalahan ini membuat kontroler berusaha memperbaikinya
sehingga didapatkan kesalahan yang semakin lama semakin mengecil. Gambar
dibawah ini memberikan penjelasan mengenai proses umpan balik sistem AC ini

Gb. Sistem Kontrol Loop Tertutup

  Dibandingkan dengan sistem kontrol loop terbuka, sistem kontrol loop tertutup


memang lebih rumit, mahal, dan sulit dalam desain. Akan tetapi

11
tingkat kestabilannya yang relatif konstan dan tingkat kesalahannya yang kecil
bila terdapat gangguan dari luar, membuat sistem kontrol ini lebih banyak
menjadi pilihan para perancang sistem kontrol.

3. Sistem Kendali PLTU


Sistem kendali loop tertutup (closed-loop control system) adalah sitem kendali yang
sinyal keluarannya mempunyai pengaruh langsung terhadap aksi pengendaliannya.
Dengan kata lain sistem kendali loop tertutup adalah sistem kendali berumpan-balik.
Sinyal kesalahan penggerak, yang merupakan selisih antara sinyal masukan dan
sinyal umpan-balik (yang dapat berupa sinyal keluaran atau suatu fungsi sinyal
keluaran dan turunannya), diumpankan ke elemen kendali untuk memperkecil
kesalahan dan membuat agar keluaran sistem mendekati harga yang diinginkan. Hal
ini berarti bahwa pemakaian aksi umpan-balik pada loop tertutup bertujuan untuk
memperkecil kesalahan sistem.

  Diagram yang menyatakan hubungan antara masukan dan keluaran dari suatu
sistem loop tertutup ditunjukkan pada Gambar I. la. Sementarauntuk memahami
konsep sistem kendali loop tertutup, perhatikan sistem pengaturan tegangan keluaran
generator de dengan penggerak mula turbin uap sebagaimana ditujukkan pad a
Gambar I. 1 b. 

        Melalui observasi mata terhadap voltmeter yang terpasang pada terminal
keluaran generator, operator dengan cepat mengetahui penyimpangan (kesalahan)
jarum penunjuk tegangan dari tegangan kerja yang diharapkan dan secepat itu
pulalah ia harus segera bertindak untuk mengatasi pada kedudukan normalnya.
Walhasil operator harus berusaha membuat penyimpangan atau kesalahan jarum
penunjuk voltmeter sekecil mungkin bahkan nol, dengan memutar handle katup
pengatur catu uap ke kanan atau ke kiri tergantung arah simpangan jarum penunjuk
yang sesekali lebih besar atau lebih kecil dari tegangan yang ditetapkan. Mengingat
balikan keluaran (tegangan generator de) selalu dibandingkan dengan masukan
acuan dan aksi pengendalian terjadi melalui aksi operator, maka sistem ini disebut
sistem kendali manual berumpan-balik (manual feedback control

12
system) atau sistem kendali manual loop tertutup (manual closed-loop control
system).

Gambar 1.1 Sistem Kendali berumpan-balik dari sebuah PLTU (a) dan diagram blok
sistem loop (b) 

         Seandainya elemen kendali automatik digunakan untuk menggantikan operator


manusia seperti ditunjukkan pada Gambar I. 2, sistem kendali tersebut menjadi
automatik, yang biasa disebut sistem kendali automatik berumpan-balik atau sistem
kendali automatik loop tertutup. Posisi katup pengatur laju aliran uap (elemen
kendali) automatik akan mengatur tekanan aliran uap gun a memperoleh putaran
turbin dan poros generator sehingga didapat tegangan keluaran yang diharapkan.
Tegangan keluaran generator yang sebenarnya diukur dengan menggunakan
voltmeter untuk dibandingkan dengan tegangan yang telah ditetapkan (sinyal
referensi) sehingga dihasilkan sinyal kesalahan penggerak. Sinyal kesalahan yang
dihasilkan elemen kendali automatik diperkuat, dan keluaran elemen kendali dikirim
ke motor kecil mengubah posisi katup aliran catu uap pengatur putaran turbin dan
poros generator untuk mengoreksi tegangan keluran yang sebenarnya. Jika tidak
terdapat penyimpangan atau kesalahan tegangan, maka tidak terjadi perubahan posisi
katup pengatur aliran catu uap.

          Sistem kendali manual berumpan-balik dan sistem kendali automatik


berumpan-balik tersebut di atas rnerniliki prinsip kerja yang sarna. Garis pandang

13
rnata operator analog dengan detektor kesalahan, otaknya analog dengan elernen
kendali autornatik dan tangannya analog dengan aktuator.

 
Gambar 1.2. Pengaturan tegangan sederhana

        Pengendalian suatu sistem yang kompleks dengan operator manusia


sungguh tidak efektif, karena terdapat beberapa timbal-balik antara beberapa
variable. Kita ketahui bahwa, dalam sistem yang sederhanapun sistem kendali
automatik dapat menghilangkan setiap kesalahan operasi yang disebabakan oleh
manusia. Dengan kata lain bila memerlukan pengendalian presisi tinggi,
pengendalian sistem harus automatik. Beberapa contoh antara lain semua sistem
servomekanisme, sistem pengendali proses, pemanas air automatik, almari es,
sistem pemanas ruangan automatik dengan termostatik, dan sebagainya.

4. Generator Uap
Diagram yang menyatakan hubungan antara masukan dan keluaran dari suatu
sistem loop tertutup ditunjukkan pada Gambar I. la. Sementarauntuk memahami
konsep sistem kendali loop tertutup, perhatikan sistem pengaturan tegangan
keluaran generator de dengan penggerak mula turbin uap sebagaimana
ditujukkan pada Gambar dibawah (b)

Melalui observasi mata terhadap voltmeter yang terpasang pada terminal keluaran
generator, operator dengan cepat mengetahui penyimpangan (kesalahan) jarum
penunjuk tegangan dari tegangan kerja yang diharapkan dan secepat itu pulalah ia
harus segera bertindak untuk mengatasi pad a kedudukan normalnya. Walhasil
operator harus berusaha membuat penyimpangan atau kesalahan jarum penunjuk
voltmeter sekecil mungkin bahkan nol, dengan memutar handle katup pengatur catu

14
uap ke kanan atau ke kiri tergantung arah simpangan jarum penunjuk yang sesekali
lebih besar atau lebih kecil dari tegangan yang ditetapkan. Mengingat balikan
keluaran (tegangan generator de) selalu dibandingkan dengan masukan acuan dan
aksi pengendalian terjadi melalui aksi operator, maka sistem ini disebut sistem
kendali manual berumpan-balik (manual feedback control system) atau sistem
kendali manual loop tertutup (manual closed-loop contro lsystem).

Gambar ;I  Sistem kendali berumpan-balik dari sebuah PLTV (a) dan diagram blok sistem loop
tertutup (b)

5. Detektor Asap Ionisasi (Ionization Smoke Detector)


adalah alat yang berkerja dengan prinsip berkurangnya arus ionisasi oleh asap pada
kosentrasi tertentu.
Pendeteksi jenis ini lebih murah dibandingkan dengan pendeteksi jenis optik, tetapi
terkadang pendeteksi ini ditolak karena alasan lingkungan. Pendeteksi ini menggunakan
ruang ionisasi dan sumber radiasi ionisasi untuk mendeteksi asap. Di dalam pendeteksi
ionisasi ini terdapat sejumlah kecil (sekitar 1/5000 gram) zat radioaktif americium-241.
Unsur dari radioaktif ini merupakan sumber partikel alpha yang baik. Ruang ionisasi
terdiri dari dua lempengan logam yang terpisah sekitar satu sentimeter. Sumber tegangan
arus searah diberikan ke lempengan yang membuat lempengan bermuatan.
Prinsip keja dari detektor asap ionisasi adalah partikel alpha yang dihasilkan oleh
americiummengionisasi atom oksigen dan nitrogen dari udara yang terdapat di dalam

15
ruang ionisasi. Ketika elektron terlepas dari sebuah atom, maka akan menghasilkan sebuah
elektron bebas (bermuatan negatif) dan sebuah atom yang kehilangan satu elektron
(bermuatan positif). Elektron negatif ditarik oleh lempengan yang bertegangan positif dan
atom positif ditarik oleh lempengan yang bertegangan negatif (persis seperti magnet) dan
menghasilkan sejumlah kecil arus listrik akibat pergerakan elektron dari atom ini melalui
lempengan-lempengan bertegangan tadi.
Ketika asap memasuki ruangan ionisasi, asap mengganggu aliran arus dimana partikel
asap menyatu terhadap ion dan menetralkannya, sehingga terjadi penurunan jumlah arus
yang mengalir di antara lempengan dan mengaktifkan alarm. Pendeteksi jenis ini sangat
sensitif terhadap asap dengan partikel kecil yang diproduksi oleh kebanyakan nyala api.
Tetapi menjadi tidak sensitif terhadap asap
dengan partikel besar, seperti asap yang dihasilkan dari pembakaran plastik.
Fire alarm protection (alarm kebakaran) merupakan salah satu alat pemadam kebakaran
yang akan berbunyi ketika terjadi kebakaran. Semua komponen dari alarm kebakaran
harus diperiksa secara teratu untuk memastikan bahwa peralatan tersebut bekerja dengan
baik. Bagian-bagian yang terdapat pada alarm kebakaran, antara lain :
1) Pendeteksi (detector)
2) Bel dan suara/sirine
3) Lampu tanda (healthy indicator and fire indicator)
4) Sinyal pengendali (remote signalling)
5) Tombol reset
6) Name plate berisi spesifikasi dari alarm kebakaran tersebut
Pada sistem kontrol alarm kebakaran ini yang menjadi variabel inputnya adalah asap dan
suhu tinggi. Sedangkan yang menjadi variabel outunya adalah bunyi alarm dan nyala
lampu LED. Suatu detektor asap akan mendeteksi kebakaran jauh lebih cepat dibanding
detektor panas. Detektor asap dikenali dari prinsip operasinya, yakni: sensor ionisasi dan
fotoelektrik. Pada paper ini tipe smoke detector yang dibahas adalah tipe ionisasi. Di
dalam detektor asap sensor fotoelektrik, suatu sumber cahaya dan sensor cahaya diatur
sedemikian sehingga sinar dari sumber cahaya tidak menumbuk sensor cahaya. Ketika
partikel asap masuk alur cahaya, sebagian dari cahaya menyebar dan mengarah ke sensor,
menyebabkan detektor untuk mengaktifkan suatu bunyi alarm. Detektor asap sensor
ionisasi berisi sejumlah kecil bahan radioaktif americium yang dilekatkan pada suatu
lembaran matriks emas di dalam suatu kamar ionisasi. Americium pada detektor asap akan

16
mengionisasikan udara di dalam kamar (chamber) pengindera, memberikan daya konduksi
dan suatu aliran arus melalui udara antara dua muatan elektroda. Hal ini memberi kamar
pengindera suatu efek aliran listrik. Apabila partikel asap masuk daerah ionisasi, maka
asap tesebut akan mengurangi aliran listrik udara dengan menempelkan diri pada ion, yang
menyebabkan pengurangan gerak ion. Ketika arus listrik kurang dari tingkat yang
ditetapkan, maka detektor akan merespon (Anonim, 1989).
Detektor/sensor mendeteksi indikasi adanya kebakaran seperti asap dan suhu yang
tinggi dan mengirimkan sinyal kebakaran/api ke fire control panel (FCP) untuk diolah.
Selain melalui detektor, FCP juga menerima sinyal dari manual call point (break glass)
yang berupa penekanan tombol darurat oleh manusia yang melihat adanya kebakaran.
Sinyal tersebut diolah oleh FCP dan kemudian dilakukan aksi berupa pemberian
peringatan.
Sistem alarm kebakaran disini terdiri dari 2 FCP. Tiap Panel terdiri dari 2 controller. FCP
1 terdiri dari controller 1 dan controller 2, sedangkan FCP 2 terdiri dari controller 3 dan
controller 4. Masing-masing controller menerima input dari detektor atau manual call
point dengan zona yang berbeda.Controller 1 menerima input dari zona 1-30, controller 2
dari zona 31-60, controller 3 dari zona 61-90 dan controller 4 dari zona 91-120. Output
controller 1 terhubung dengan ketiga annunciator yang merepresentasikan aktivasi zona 1-
30, output controller 2 untuk zona 31-60, output controller 3 untuk zona 61-90, output
controller 4 untuk zona 90-120. Annunciator mempunyai lampu-lampu LED indikator
yang masing-masing merepresentasikan tiap zona dan buzzer yang akan selalu berbunyi
dimana zona terjadi kebakaran. Jika detektor mendeteksi adanya kebakaran, maka
detektor akan mengirimkan sinyal ke controller sesuai dengan dimana detektor tersebut
terhubung. Selain itu bell/horn juga berbunyi sesuai dengan controller aktif yang
terhubung. Misalkan terjadi kebakaran di zona 20, detektor akan mengirimkan sinyal ke
controller 1 dan output controller 1 akan menyalakan lampu LED indikator yang
merepresentasikan zona 20 di ketiga annunciator dan bell/horn akan berbunyi. Controller
adalah bagian terpenting sistem yang merupakan pusat segala pengolahan sinyal dan aksi
atau perilaku dari sistem alarm (Anonim, 1992).

17
Gambar6. Koneksi pin pada controller
Controller mendapatkan tegangan dari power supply circuit yang sekaligus berfungsi
untuk mengisi power supply cadangan (battery) dan melakukan pemindahan power
supply dari main power kepower supply cadangan atau sebaliknya. Koneksi pin dapat
dilihat di gambar 3. Pada gambar 3, BC dan BF menunjukkan local alarm, PU dan PV
menunjukkan pilot lamp, T menunjukkan telepon, A menunjukkan manual alarm, I-, B+
dan I1-I menunjukkan annunciator, dan C dan L1-L30 menujukkan ke tiap zona 1 – 30
(Anonim, 1985).

Gambar7. Skema sistem alarm kebakaran di IRM


Hasil pengolahan sinyal indikasi adanya kebakaran oleh controller, kemudian dikirim
keannunciator yang berfungsi sebagai alat berupa display panel yang memberikan
informasi zona dimana terjadinya kebakaran. Informasi terjadinya kebakaran berupa bunyi
(buzzer), serta lampu LED indikator yang menunjukan zona terjadinya kebakaran. Sinyal
kebakaran tersebut juga dikoneksikan ke horn padacombination panel untuk membunyikan
alarm. Pada combination panel terdapat juga tombol (manual call point) yang dapat
ditekan (push) bila seseorang melihat adanya kebakaran, selain itu terdapat jugasocket

18
telepon untuk berkomunikasi dengan telepon yang ada pada fire control panel. Disamping
itu juga pada combination panel terdapat lampu yang menyala untuk menandakan fire
control panel dalam keadaan beroperasi (Anonim, 1985).

Terbuka :
1. Operasi Mesin Cuci
Suatu sistem kontrol yang mempunyai karakteristik dimana nilai keluaran tidak memberikan
pengaruh pada aksi kontrol disebut Sistem Kontrol Loop Terbuka (Open-Loop Control System). Contoh
dari sistem loop terbuka adalah operasi mesin cuci. Penggilingan pakaian, pemberian sabun, dan
pengeringan yang bekerja sebagai operasi mesin cuci tidak akan berubah (hanya sesuai dengan yang
diinginkan seperti semula) walaupun tingkat kebersihan pakaian (sebagai keluaran sistem) kurang baik
akibat adanya faktor-faktor yang kemungkinan tidak diprediksikan sebelumnya.. Diagram kotak pada
Gambar dibawah ini memberikan gambaran proses ini.

Gb. Operasi mesin cuci

Gb. Sistem Kontrol Loop Terbuka

      Sistem kontrol loop terbuka ini memang lebih sederhana, murah, dan mudah dalam desainnya, akan
tetapi akan menjadi tidak stabil dan seringkali memiliki tingkat kesalahan yang besar bila diberikan
gangguan dari luar.

2. Sistem Pengatur Permukaan Cairan dalam Tangki

19
Pada sistem tersebut diinginkan tinggi permukaan cairan, h, tetap walaupun fluida
pada katub K1 berubah-ubah. Hal tersebut dapat dicapai dengan pengaturan secara manual
pada katub K2 pada waktu tertentu sesuai pengalaman operator. Sistem pengaturan
ditunjukkan pada gambar berikut :

.
Sistem tersebut dapat digambarkan dengan diagram balok seperti terlihat pada gambar
berikut :

3. Sistem Pengaturan Peluncur Rudal


Pada sistem ini yang diinginkan adalah pengaturan sudut peluncur rudal sesuai
dengan jarak atau tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini komando berupa sinyal
dari potensiometer yang merupakan sinyal untuk menggerakkan peluncur rudal.
Sinyal control diperkuat sehingga dapat menggerakkan motor yang terhubung
dengan peluncur rudal.

Sistem pengaturan posisi sudut peluncur rudal digambarkan sebagai berikut :

20
Sedangkan diagram blok pengaturan posisi sudut peluncur rudal yaitu

Agar posisi sudut tersebut akurat, maka pada sistem loop terbuka tersebut harus
memenuhi syarat-syarat diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Peluncur rudal harus dikalibrasi secara tepat dengan referensi posisi


sudut potensiometer.
2. Karakteristik potensiometer, penguat, motor harus konstan.

4. Kipas Angin

Prinsip Kerja

Arus bolak - balik masuk menuju kipas angin.


Motor listrik mengubah energi listrik menjadi energi gerak.
Dalam sebuah motor listrik terdapat suatu kumparan besi pada bagian yang bergerak beserta
sepasang pipih berbentuk magnet U pada bagian yang diam (Permanen).
Ketika listrik mengalir, kumparan besi menjadi sebuah magnet.
Karena sifat magnet yang saling tolak menolak pada kedua kutubnya maka gaya tolak

21
menolak magnet antara kumparan besi dan sepasang magnet tersebut membuat gaya berputar
secara periodik pada kumparan besi tersebut.

Oleh karena itu baling - baling kipas angin dikaitkan ke poros kumparan tersebut.
Penambahan tegangan listrik pada kumparan besi dan menjadi gaya kemagnetan ditujukan
untuk memperbesar hembusan angin pada kipas angin.

5. Pemanas Air

Diagram memperlihatkan sistem pengaturan yang bertujuan untuk memperoleh air panas
dengan suhu tertentu. Air yang akan dipanaskan disimpan dalam tangki air (PLANT).
Mekanisme pemanasan air dilakukan dengan mengalirkan uap panas ke dalam saluran uap
panas yang selanjutnya
uap panas ini akan memanaskan air dingin yang masuk ke dalam tangki. Seorang operator
(KONTROLER) bertugas untuk mengatur aksi buka tutup katup (AKTUATOR) pada saluran
uap panas.

22
BAB III

PENUTUP

1.1 KESIMPULAN

Dari pembahasan yang telah kami dapatkan bahwa, Sistem Kendali Loop Terbuka
adalah suatu sistem kendali yang keluarannya tidak akan berpengaruh terhadap aksi
kendali.
Sehingga keluaran sistem tidak dapat diukur dan tidak dapat digunakan sebagai
perbandingan umpan balik dengan masukan. Jadi pada setiap masukan didapatkan
suatu kondisi operasi yang tetap. Sedangkan ketelitiannya akan tergantung pada
kalibrasi.
Pada kesempatan ini, kami mengambil contoh untuk sistem kendali loop terbuka
yakni Pemanggang Roti. Yang pada dasarnya pemanggang roti ini tidak memiliki
sistem umpan balik pada proses.
Sedangkan pada system loop tertutup lebih detail dari pada system loop terbuka di
dalam system loop tertutup terdapat umpan balik yang apabila struktur terdapat
kesalahan maka dapat dideteksi pada saat penggunaan karena komponen-komponen
yang rumit oleh sebab itu dari segi biaya juga sangat mahal

23
. DAFTAR PUSTAKA

https://serbatelekomunikasi.wordpress.com/2015/02/12/8/
http://budi2one.blogspot.co.id/2014/05/sistem-loop-terbuka-dan-sistem-loop.html
http://insyaansori.blogspot.co.id/2013/02/sistem-kontrol-loop-terbuka-dan-sistem.html

24

Anda mungkin juga menyukai