Anda di halaman 1dari 3

Analisis Journal Reading

STUDY OF AETIOLOGICAL FACTORS OF PUBERTY


MENORRHAGIA

Oleh:

04084821820002

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN MASYARAKAT- ILMU


KEDOKTERAN KELUARGA FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
Nama : Annisa Muthia Haryani
NIM : 04084821820002
Periode : 24 Juni s/d 2 September 2019

TUGAS ANALISIS JOURNAL READING


Study of Aetiological Factors of Puberty Menorrhagia

Ringkasan Jurnal
Latar Belakang: Masa remaja dapat dianggap sebagai periode peralihan antara masa
kanak-kanak dan dewasa. Selama periode ini, terdapat perubahan-perubahan yang
nyata baik kelakuan, psikologi, dan fisik pada perempuan. Istilah pubertas merujuk
pada keseluruhan periode selama berkembangnya karakteristik seksual sekunder.
Ciri-ciri fisik yang utama pada pubertas adalah : pertumbuhan dada, pertumbuhan
rambut ketiak dan rambut pubis, bertambahnya tinggi badan, dan menstruasi.
Menarche menandakan berfungsinya pola hipotalamus-pituitari-ovarium. Tetapi hal
ini juga tergantung pada beberapa faktor seperti genetik, nutrisi, berat badan. Namun,
transisi dari masa kanak-kanak ke masa pubertas tidak selamanya lancar. Tahun-
tahun awal menstruasi sering bermasalah dikarenakan beberapa penyakit; salah satu
masalah umum yang sering ditemui adalah puberty menorrhagia. Puberty
menorrhagia diartikan sebagai perdarahan berlebih dalam jumlah (>80 ml) atau
dalam durasi (>7 hari) atau keduanya diantara menarche dan usia 19 tahun.1
Penelitian ini diadakan untuk menilai faktor-faktor etiologi dari puberty menorrhagia
pada pusat pelayanan tersier.

Fact Findings
Dari hasil penelitian observasional ini dimana terdapat 65 subjek penelitian yang
memenuhi kriteria diagnosis dimasukkan dalam penelitian ini dilakukan didapatkan
mayoritas pasien (49,2%) berada diantara 11-13 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa
komplikasi ini prevalensinya muncul pada awal pubertas. Mayoritas subjek (67,69%)
mempunyai normal IMT, sebuah nilai signifikan yang underweight (23,07%) dan
hanya 4,61% yang obesitas. Diantara 65 pasien, 42 (64,61%) menderita anemia.
Dalam kasus ini, kebanyakan pasien menderita anemia tingkat moderate (50%).
Hanya 4 (9,52%) yang butuh dimasukkan ke rumah sakit dan transfusi darah karena
Nama : Annisa Muthia Haryani
NIM : 04084821820002
Periode : 24 Juni s/d 2 September 2019

pucat yang parah. Pada 42 subjek (64,61%), tidak ada faktor etiologi yang secara
tepat dapat menimbulkan puberty menorrhagia. Tujuh (10,76%) pasien ITP dan 1
pasien sindrom Bernard Soulier, sebuah kasus yang jarang, yaitu defek pada agregasi
platelet. Kelainan endokrin seperti hipotiroid (9,23%) dan sindrom polycystic ovarian
(6,15%) juga sering muncul dengan puberty menorrhagia. Satu pasien dengan
endometrial TB ada pada puberty menorrhagia. Dua kasus leiomyoma dan 2 kasus
aborsi inkomplit juga ada dalam penelitian ini.

Conclusions:
Pada penelitian ini, kejadian puberty menorrhagia lebih sering terjadi pada usia 11-13
tahun dan kebanyakan pasien memiliki IMT normal. Anemia prevalensinya juga
cukup banyak (64,62%), mayoritas menderita moderate anemia (50%). Mayoritas
penyebab menorrhagia dikarenakan disfungsi perdarahan uterine (63,07%), sekunder
dari anovulatory cycle. Penyebab utama kedua adalah kelainan koagulasi (13,85%)
yang mana mayoritas menderita ITP. Hipotiroid adalah penyebab ketiga utama pada
penelitian ini. PCOS (Polycystic Ovarium Syndrome) dapat dihubungkan dengan
perdarahan berat yang ireguler. Pada penelitian ini 6,15% didiagnosis sebagai PCOS.
Dua kasus fibroid uterus dan satu kasus genital tuberculosis menyebabkan puberty
menorrhagia juga didapat dalam penelitian ini. Dua kasus fibroid uterus dan satu
kasus genital tuberculosis menyebabkan puberty menorrhagia juga didapat dalam
penelitian ini. Meskipun jarang, patologi uterine seperti polip dan fibroid, dapat
berujung pada perdarahan abnormal.

Anda mungkin juga menyukai