Anda di halaman 1dari 5

Masalah Partikel dan Karbon Monoksida di Dataran Tinggi Guatemala: Tingkat Indoor dan Outdoor dari

Kompor Kayu Tradisional dan Peningkatan Kompor Gas

Suatu penelitian dilakukan untuk mengukur kadar karbon monoksida di rumah tangga.
Pengukuran kadar karbon monoksida dilakukan di tiga rumah uji dataran tinggi pedesaan Guatemala,
yakni di dapur, kamar tidur, dan di luar rumah secara longitudinal, yakni sebelum dan sesudah
pengenalan potensi paparan untuk mengurangi intervensi. Empat kondisi tungku dipelajari secara
berurutan: tidak menggunakan kompor, perapian terbuka tradisional, tungku kayu dengan buangan
(plancha) dan menggunakan gas (LPG).

Paparan polutan yang luar biasa dalam ruangan yang berhubungan dengan bahan bakar
biomassa di Negara berkembang telah banyak diteliti. Penelitian tersebut dilakukan pada kegiatan
memasak di dapur . Naeher dkk menemukan bahwa penggunaan kompor kayu yang dilengkapi
cerobong asap dan kompor gas dapat mengurangi intensitas paparan sebesar 10-20% di dapur daripada
penggunaan api yang terbuka untuk memasak di dapur.

Sekitar 50% dari populasi dunia, yakni 75% dari mereka yang tinggal di Negara berkembang,
bergantung pada bahan bakar biomassa (kayu, kotoran dan sisa tanaman). Mereka menggunakan bahan
tersebut pada kompor api sederhana untuk memasak dalam rumah tangga dan pada alat pemanas.
(Reddy et al, 1997; WHO,1997). Biomassa menghasilkan polusi partikulat yang cukup luas dalam suatu
ruangan. Inilah populasi yang mungkin memiliki paparan terbesar di seluruh dunia (Smith, 1993).

Sejumlah penelitian yang dilakukan di negara- Negara industri menunjukkan hubungan antara
polusi partikulat udara dengan morbiditas pernapasan akut dan kronis pada anak- anak dan orang
dewasa (Dockery dan Paus). Meskipun karakteristik paparan di Negara berkembang sangat bervariasi
(misalnya dipengaruhi oleh komposisi partikulat, keadaan paparan, demografi, dan status kesehatan
yang mendasarinya), akan tetapi hipotesis bahwa paparan terbesar untuk kontaminan bahan bakar
biomassa adalah faktor resiko untuk bayi lahir dengan berat badan rendah (Astrup, 1972) dan Infeksi
Saluran Pernapasan Akut (ISPA)(Smith, 1987) dengan penyakit lainnya di negara berkembang. Pada
tahun 1993, dalam laporannya, Bank Dunia memperkirakan bahwa polusi udara dalam ruangan
berdampak pada hampir 50% penyakit di kalangan keluarga miskin pada Negara berkembang.

Penelitian lebih lanjut diperlukan pada daerah pedesaan di negara- negara berkembang untuk
memperjelas hubungan antara paparan dan respon hubungan keduanya, yakni antara polusi partikulat
dari bahan bakar biomassa dengan kondisi kesehatannya. Tahun 1992, Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) mulai memeriksa studi kelayakan intervensi yang dirancang untuk menilai efek paparan terhadap
kondisi pernapasan orang dewasa. Berdasarkan serangkaian studi epidemiologi untuk menentukan
pengurangan resiko berbagai potensi intervensi (misalnya termasuk pengganti bahan bakar, perubahan
kompor, penyediaan ventilasi, dan perubahan perilaku), WHO melakukan penelitian di dataran tinggi
Gutemala (Bruce et al, 1998; McCracken dan Smith, 1998; Neufeld, 1995; Smith et al, 1993). Penelitian
yang dilakukan Smith dkk (1993) memberikan suatu percobaan melalui tiga studi paparan penilaian di
dataran tinggi barat Guatemala pada tahun 1993- 1994.
Penelitian pertama memberikan gambaran mengenai tingkat polusi yang berasal dari berbagai
kompor masak beserta tingkat kerugian yang ditimbulkan dan bervariasinya kadar CO di luar ruangan
dari tinggi-rendah. Kepadatan daerah yang diintervensi menjadi sasaran yang baik untuk penelitian ini.
Tujuan dari penelitian yang kedua adalah untuk menentukan efektifitas dari berbagai intervensi yang
dilakukan pada kompor tradisional dalam mengurangi paparan terhadap polusi udara di dalam ruangan.
Hasil dari studi ketiga ditujukan untuk mengukur seberapa efektif dan efisien paparan CO yang
ditimbulkan.

Bahan dan Metode

Penelitian ini dilakukan pada musim gugur tahun 1993 di desa (Xela) Quetzaltenango, dataran
tinggi barat Guatemala (kisaran ketinggian 2500-2800 m). Di wilayah ini, kebanyakan warga
menggunakan kompor tradisional berbahan bakar kayu dengan cerobong asap seperti plancha dan
Lorena serta beberapa menggunakan kompor gas. Plancha tersebut kira- kira 3m, dengan panjang 4
kaki, lebar 2,5 meter dilengkapi batu bata, mortar basis dan tiga pembakar baja di atasnya yang
dikelilingi ubin. Rumah-rumah umumnya terbuat dari batako dan kayu, terdiri dari satu kamar dan
banyak ruang tidur yang terpisah. Para ibu biasanya menggendong anak mereka yang berusia di bawah
dua tahun selama memasak, berhari-hari dan hal tersebut yang menjadi sumber paparan bagi anak-
anak.

Pengukuran dilakukan di dapur, kamar tidur dan di luar ruangan di tiga rumah dengan perlakuan
yang berbeda. Rumah pertama tidak menggunakan kompor, rumah kedua menggunakan kompor kayu,
rumah ketiga menggunakan tabung LPG dan plancha. Ketiga rumah tersebut mewakili wilayah studi
penelitian. Dua rumah yang dipilih dari desa Chiquirichapa Conception memiliki semi urban area yang
densitasnya tinggi (Sekitar 17 rumah/ha) (Naeher et al,1999). Perlakuan yang berbeda yakni rumah satu
(H1) memiliki dapur dan tempat tidur dalam ruangan yang sama. Rumah kedua (H2) memiliki dapur dan
tempat tidur di ruang terpisah. Rumah ketiga dari daerah Buena Vista yang memiliki kepadatan
penduduk yang rendah sebagai daerah pedesaan (sekitar 0,2 rumah/ha) (Naeher et al, 1999) serta
memiliki dapur dan tempat tidur yang terpisah. Kemudian para kepala keluarga disuruh untuk
meningkatkan penggunaan kompor.

Rumah- rumah tersebut di atas dipilih atas dasar criteria berikut: i) tidak ada perokok yang
tinggal di dalam rumah; ii) terdapat seorang ibu di rumah; iii)terdapat anak yang berusia di bawah 15
tahun di rumah; iv) pemilik rumah menggunakan kompor terbuka sebagai alat memasak v) rumah
berada dlam kawasan semi pedesaan dan perkotaan dengan criteria yang ditetapkan; vi) Pemilik rumah
bersedia bekerja sama dengan semua komponen penelitian, dan vii) rumah memiliki listrik.

Tujuan penelitian terebut adalah untuk mengetahui perubahan dalam paparan total yang akan
mempengaruhi tingkat kesehatan. Setiap kondisi memasak dilakukan monitoring dan perlakuan sesuai
dengan desain penelitian yang direncanakan. Setiap rumah diberikan perlatan penelitian yang
digunakan sebagai indicator terjadinya perubahan dengan adanya paparan polusi yang dihasilkan.
Pemantauan kadar CO dilakukan setiap 10-12 jam untuk pengambilan sampling pada ibu dan anak di
setiap rumah dengan di bawah penggunaan kompor. Peralatan sampling yang digunakan sama untuk
setiap wilayah pemantauan. Sang ibu dipantau dari alat yang dipasangkan seperti sabuk yang
berhubungan dengan zona napasnya. Sedangkan sang anak dipakaiakan tas yang digunakan juga untuk
memantau kondisi pernapasannya.

Penanganan Peralatan dan Pengendalian Mutu

Metode standarisasi digunakan untuk menentukan konsentrasi polusi udara mellalui filter yang
dibuat sebagai pengukur dan mengontrol kualitas. Sebelum dan sesudah kondisi yang ditentukan akan
dikontrol melalui fasilitas laboratorium di Harvard School of Public Health. Filter dikondisikan selama 48
jam sebelum pengukuran kedua. Selanjutnya dilakukan perawatan perlatan selama penelitian
berlangsung. Berikut ringkasan hasil pengukuran karbon monoksida yang dihasilkan dapur pribadi
terhadap ibu dan anak.

HASIL
Seperti dilaporkan pada table 1, lebih dari 22 dapur dengan perapian terbuka jelas lebih
terpolusi daripada kondisi rumah yang tidak mempunyai kompor, menggunakan kompor gas atau dapur
dengan plancha untuk semua polutan. Semua perbandingan tersebut sangat signifikan kecuali untuk
perbandingan pada kondisi H1 dimana kadar CO yang dihasilkan perapian terbuka tidak berbeda dari
kompor gas dan dapur yang menggunakan plancha. Sebaliknya, perbedaan yang signifikan tidak
terdapat dalam salah satu polutan yang berada di rumah tanpa kompor, rumah dengan kompor gas, dan
dapur plancha.Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada lingkungan luar dan jenis kompor yang
berbeda.

Demikian pula pada kondisi dapur dan kamar tidur pada ruangan yang sama, tidak terdapat
perbedaan yang signifikan diantara jenis kompor yang berbeda. Hasil tersebut mirip denhgan penelitian
yang dilakukan terhadap 60 rumah dengan stuti crossectional di wilayah yang sama oleh Smith dkk
(1993).Pemantauan kadar CO dilakukan secara terus-menerus dan didapatkan perbedaan yang besar
antara penggunaan kompor terbuka dengan kondisi kompor lainnya. Dapur dengan kompor terbuka
memiliki kadar CO 40 ppm sedangkan dapur yang menggunakan kompor gas dan plancha hanya
mencapai 3-5 ppm. Pengukuran kadar CO terendah sebagai opaparan terhadap ibu dan anak ditemukan
pada penggunaan kogunaanperapian terbukampor gas, sedangkan kadar CO tertinggi pada penggunaan
kompor terbuka.

Beberapa faktor ang mempengaruhi hasil dari penelitian tersebut adalah: i) pemilik rumah tidak
mematuhi instruksi untuk menggunakan plancha dan mungkin telah menggunakan api terbuka kecil
untuk kenyamanannya, ii) kontaminan mungkin telah dikenali alat yang digunakan, yang hanya terdapat
di depan pintu luar,sehingga memunculkan bias data, iii) plancha mungkin telah dipasang sebelumnya
dan digunakan kurang efektif di dalam rumah dibandingkan dengan jenis kompor lainnya.

Data lain yang diperoleh bahwa plancha memiliki emisi dalam ruangan yang cukup tinggi,
meskipun memiliki cerobong asap. Kadar polutan yang dihasilkan plancha menempati urutan kedua
setelah kompor api terbuka, kemudian yang ketiga adalah kompor gas. Melalui hasil penelitian yang
didapat, sebenarnya plancha dapa digunakan sebagai intervensi pengurangan paparan dalam ruangan
setingkat kompor gas jika plancha digunakansecara hati-hati danterawat. Plancha akan mengalami
penurunan kualitas emisi jika mengalami keruskan karena digunakan terlalu lama tanpa perawatan.
Oleh karena itu, harus ada upaya terpadu sebagai program intervensi yang bisa memperlambat atau
menghentikan kerusakan tersebut dengan kunjungan rutin yang menawarkan perbaikan peralatan
rumah tangga, termasuk kompor rumah tangga. Hal tersebut pentig untuk menunjukkan bahwa tidak
semua jenis polutan yang dihasilkan plancha dikaitkan dengan lama penggunaan dan kondisi kompor.
Sesuai dengan studi epidemiologi sejenis, faktor yang mempengaruhi hasil penelitian, diantaranya
adalah isu kepatuhan (seharusnya sample hanya menggunakan plancha sja, tetapi ia menggunakan
beberapa kompor selama penelitian berlangsung), cara penggunaan kompor, lama memasak, jenis
makanan yang dimasak, dan bahan bakar yang digunakan, Semua faktor tersebut mempengaruhi emisis
yang dihasilkan kompor. Selain itu mungkin juga ada hubungan anatara usia kompor dengan beberapa
variable yang mengakibatkan efek pemabaur (Bruce et al,1998).
Salah satu keterbatasan utama dari data yang diperoleh dari daerah pemantauan ini adalah
ukuran sampel yang kecil. Penelitian yang dilakukan Smith et.al (1993) menggunakan 60 rumah sebagai
sampel, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Naeher et al. (1999) menggunakan 98 rumah sebagai
sampelnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan efektivitas dari penggunaan berbagai
kompor tradisisonal dalam mengurangipaparan terhadap polusi udara yang ditimbulkan pada suatu
ruanagn. Untuk mencapainya, peneliti mempersempit ruang lungkup menjadi tiga rumah yang masing-
masing mewakili wilayah tersebut.Kemudian melakukan sampling secara intensif di bawah kondisi yang
telah ditentukandalam tiga rumah tersebut secara longitudinal, yakni sebelum dan sesudah
penegenalan intervensi. Meskipun ukuran sampel kecil, tetapi skema sampling yang digunakan dalam
penelitian ini sudah cukup untuk mencapai tujuan utama.

Kedua, kondisi yang terjadi pada saat penelitian tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya yang
dilakukan sehari-hari. Ada kemungkinan bahwa perilaku ibu dan anaknya telah berubah karena
kehadiran tim peneliti beserta peralatan yang dipasangkan,. Hal tersebut sedikit banyak akan
menganggu perilaku ibu dan anak dari biasanya.

Kesimpulannya, dalam penelitian ini penurunan polusi udara di dalam ruangan dicapai oleh
penggunaan kompor gas. Meskipun selama proses penelitian terdapat banyak faktor yang
mempengaruhi hasil tersebut, seperti pengaruh mikroorganisme dan tingkat paparan terhadap anak
setiap harinya.

Anda mungkin juga menyukai