Anda di halaman 1dari 10

‫‪Iman Kepada Takdir Membuat Dada Lapang‬‬

‫إِ ّن ْال َح ْمدَ ِ هَلِلِ ن َْح َمدُهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغ ِف ُرهُ َونَعُ ْوذُ بِاهللِ ِم ْن‬
‫ض ّل لَهُ‬ ‫ت أَ ْع َما ِلنَا َم ْن َي ْه ِد ِه هللاُ فَالَ ُم ِ‬ ‫سيّئَا ِ‬ ‫ش ُر ْو ِر أ َ ْنفُ ِسنَا َو َ‬ ‫ُ‬
‫ِي لَهُ أَ ْش َهدُ أ َ ْن لَ إِلهَ ِإلّ هللاُ َوأ َ ْش َهدُ أَ ّن‬ ‫ض ِل ْل فَالَ هَاد َ‬ ‫َو َم ْن يُ ْ‬
‫س ْولُهُ‬‫ع ْبدُهُ َو َر ُ‬ ‫ُم َح ّمدًا َ‬
‫ص َحابِ ِه َو َم ْن‬ ‫على آ ِل ِه ِوأَ ْ‬ ‫على ُم َح ّم ٍد َو َ‬ ‫سلّ ْم َ‬ ‫ص ّل َو َ‬ ‫اَلل ُه ّم َ‬
‫ان إِلَى يَ ْو ِم الدّيْن‪.‬‬ ‫س ٍ‬ ‫تَ ِب َع ُه ْم ِبإِ ْح َ‬
‫َياأَيّ َها الّذَيْنَ آ َمنُ ْوا اتّقُوا هللاَ َح ّق ت ُقَاتِ ِه َولَ تَ ُم ْوت ُ ّن ِإلّ َوأ َ ْنت ُ ْم‬
‫ُم ْس ِل ُم ْونَ‬
‫احدَةٍ َو َخلَقَ‬ ‫َاس اتّقُ ْوا َربّ ُك ُم الّذِي َخلَقَ ُك ْم ِم ْن نَ ْف ٍس َو ِ‬ ‫يَاأَيّ َها الن ُ‬
‫سا ًء َواتّقُوا هللاَ‬ ‫ث ِم ْن ُه َما ِر َجالً َك ِث ْي ًرا َونِ َ‬ ‫ِم ْن َها زَ ْو َج َها َو َب ّ‬
‫سا َءلُ ْونَ ِب ِه َواْأل َ ْر َحام ِإ ّن هللاَ َكانَ َ‬
‫علَ ْي ُك ْم َرقِ ْيبًا‬ ‫الَذِي ت َ َ‬
‫ص ِل ْح لَ ُك ْم‬ ‫س ِد ْيدًا يُ ْ‬ ‫يَاأَيّ َها الّ ِذيْنَ آ َمنُ ْوا اتّقُوا هللاَ َوقُ ْولُ ْوا قَ ْولً َ‬
‫س ْولَهُ فَقَ ْد فَازَ‬ ‫أَ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغ ِف ْرلَ ُك ْم ذُنُ ْوبَ ُك ْم َو َم ْن يُ ِطعِ هللاَ َو َر ُ‬
‫ع ِظ ْي ًما‪ ،‬أَ ّما َب ْعد‬ ‫فَ ْو ًزا َ‬
‫ى ُم َح ّم ٍد‬ ‫ى َه ْد ُ‬ ‫اب هللاِ‪َ ،‬و َخ ْي َر ا ْل َه ْد ِ‬ ‫ث ِكتَ ُ‬ ‫صدَقَ ْال َح ِد ْي ِ‬ ‫فَأ ِّن أَ ْ‬
‫سلّ َم‪َ ،‬وش َّر اْأل ُ ُم ْو ِر ُم ْحدَثَات ُ َها‪َ ،‬و ُك ّل ُم ْحدَثَ ٍة‬ ‫علَ ْي ِه َو َ‬‫صلّى هللا َ‬ ‫َ‬
‫ضالَلَ ِة فِي النّ ِ‬
‫ار‬ ‫ضالَلَةً‪َ ،‬و ُك ّل َ‬ ‫ع ٍة َ‬ ‫عةٌ َو ُك ّل بِ ْد َ‬ ‫بِ ْد َ‬

‫‪Kaum muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah,‬‬

‫‪Khutbah Jum’at Manis‬‬ ‫‪1‬‬


Khotib mewasiatkan kepada diri khotib pribadi dan jamaah sekalian agar
senantiasa bertakwa kepada Allah. Karena bertakwa kepada Allah akan
membawa keselamatan pada diri seseorang di dunia dan akhirat.
Kaum muslimin, Baru saja kita bangsa Indonesia melewati sebuah
momen besar dalam kehidupan kenegaraan kita. Kita baru saja
mengadakan pemilu. Dan buah dari pemilu ini adalah ada pihak yang
menang dan ada pihak yang kalah. Namun, pada kesempatan yang mulia
ini khotib tidak ingin membahas pemilu itu sendiri. Karena nasihat yang
selayaknya diangkat di mimbar Jumat ini adalah nasihat takwa. Mengajak
kaum muslimin mengingat dan kembali kepada Allah. Mengajak kaum
muslimin kembali merenungkan aturan-aturan dan syariat-syariat yang
telah Allah tetapkan. Maka Terkait dengan kemenangan dan kekalahan
dalam kontestasi pemilu, khotib hendak mengaitkannya dengan beriman
kepada takdir.
Ibadallah,
Iman kepada takdir adalah bagian dari rukun iman. Siapa yang tidak
beriman kepadanya, maka dia belumlah menjadi orang yang beriman.
Malaikat Jibril ‘alaihissalam pernah bertanya kepada Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam tentang iman. Jibril bertanya,

َ ‫ أَ ْن تُؤْ ِمنَ ِب‬:‫ قَا َل‬،‫ان‬


،‫ َو ُكت ُ ِب ِه‬،‫و َمالئِ َكتِه‬،‫اهلل‬ ِ ‫اإل ْي َم‬
ِ ‫ع ِن‬ َ ‫فَأ َ ْخ ِب ْرنِ ْي‬
‫ش ِ ّر ِه‬ َ ‫ َو ْاليَ ْو ِم اآلَ ِخر‬،‫س ِل ِه‬
َ ‫وتُؤْ ِمنَ ِبالقَدَ ِر َخ ْي ِر ِه َو‬، ُ ‫َو ُر‬
‘Sampaikan kepadaku tentang apa itu iman!’ Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam menjawab, ‘Iman itu, engkau beriman kepada Allah, para
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, dan hari akhir, serta
beriman kepada takdir baik maupun buruk.’ (HR. Muslim).
Hadits ini menjelaskan bahwa keimanan kepada takdir bukan hanya
meliputi takdir yang baik saja. Tapi juga meyakini bahwa takdir yang
Khutbah Jum’at Manis 2
menurut kita tidak baik, yang tidak sesuai harapan kita, bahkan mungkin
merugikan kita adalah bagian ketetapan Allah yang harus kita ridhai.
Allah Ta’ala:

‫ش ْيءٍ َخلَ ْقنَاهُ بِقَدَ ٍر‬


َ ‫ِإنها ُك هل‬
“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.” [Al-
Qamar: 49].

َ‫فَقَدَ ْرنَا فَنِ ْع َم ْالقَاد ُِرون‬


“lalu Kami tentukan (bentuknya), maka Kami-lah sebaik-baik yang
menentukan.” [Quran Al-Mursalat: 23].
Dan firman-Nya:

‫ورا‬ ‫َان أ َ ْمر ه‬


ً ‫َّللاِ قَد ًَرا َم ْقد‬ َ ‫َوك‬
“Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku.”
[Quran Al-Ahzab: 38]
Dalam sebuah Atsar Sahabat Ubadah bin ash-Shamit radhiallahu ‘anhu, ia
berkata, : Aku menemui ayahku. Saat itu beliau sedang sakit yang aku kira
beliau telah dekat dengan kematian. Aku bertanya, “Wahai ayah, berilah
aku wasiat dan bersungguh-sungguhlah untukku.” Ayahku berkata,
“Dudukkanlah aku.” Ketika aku telah mendudukkannya, ia berkata, “Wahai
anakku, sesungguhnya engkau tak akan merasakan nikmatnya keimanan,
dan engkau tidak akan sampai pada hakikat ilmu kepada Allah sampai
engkau beriman kepada takdir yang baik atau yang buruk.”
Aku berkata, “Wahai ayah, bagaimana aku bisa membedakan mana takdir
yang baik atau yang buruk?” Ia menjawab, “Ketauhilah, apa yang memang

Khutbah Jum’at Manis 3


tidak dicatatkan untukmu tidak akan engkau dapatkan. Dan apa yang
ditetapkan untukmu, tidak akan luput darimu. Wahai anakku,
sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, ‘Sesungguhnya yang pertama kali Allah ciptakan adalah pena.
Kemudian Allah berfirman, ‘Tulislah’. Sejak itu terjadilah segala sesuatu
hingga hari kiamat’. Wahai anakku, jika engkau wafat dan engkau tidak
berada di atas keyakinan yang demikian, engkau akan masuk neraka.”
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam shahihnya dari Abdullah bin Umar
radhiallahu ‘anhuma bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,

‫ َحتهى ا ْلعَ ْجز َوا ْل َك ْيس‬،‫ك ُّل ش َْيءٍ بِقَد ٍَر‬


“Segala sesuatu berdasarkan takdir hingga orang yang lemah dan
orang yang cerdas.”
Dalam Shahih Muslim dari Abdullah bin Amr bin al-Ash radiallahu
‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َ ‫ت َواأل َ ْر‬
‫ض‬ ِ ‫س َم َوا‬ َ ‫ق قَ ْب َل أ َ ْن يَ ْخل‬
‫ق ال ه‬ ِ ِ‫ِير ا ْل َخالَئ‬
َ ‫َّللا َمقَاد‬ َ َ ‫َكت‬
‫ب ه‬
‫سنَ ٍة‬
َ ‫ف‬َ ‫ِين أ َ ْل‬
َ ‫بِ َخ ْمس‬
“Allah telah menulis seluruh takdir makhluk-makhluk 50.000 tahun
sebelum menciptakan langit-langit dan bumi.”
Ketika kita mengimani takdir dengan baik, kita mengimani
bahwa yang baik dan buruk bagi kita telah Allah tetapkan sejak
50.000 tahun sebelum langit dan bumi diciptakan, akan ringanlah
pikiran kita. Akan lapanglah dada kita. Akan yakinlah kita dalam
menghadapi masa yang akan datang. Karena Allah itu Maha
Khutbah Jum’at Manis 4
Bijaksana dalam ketatapannya. Setiap yang Dia tetapkan adalah
baik, karena Dia Maha Baik. Dan Dia juga telah menjelaskan
dalam firman-Nya tentang hikmah beriman kepada takdir,
‫ب‬ ‫علَى َما فَاتَك ْم َوال ت َ ْف َرحوا ِب َما آتَاك ْم َو ه‬
ُّ ‫َّللا ال ي ِح‬ َ ْ ‫ِل َك ْيال تَأ‬
َ ‫س ْوا‬
)٢٣( ‫ور‬ ٍ ‫ك هل م ْختَا ٍل فَخ‬
“(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita
terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu
gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak
menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” [Quran Al-
Hadid: 23].
Kita tidak terlalu berbangga bahkan sombong dengan apa yang
kita dapatkan karena semua itu telah Allah tetapkan. Kita bersyukur
kepada-Nya telah menetapkan dan mebrikan apa yang kita inginkan.
Namun ketika apa yang kita inginkan dan kita miliki luput dari kita, kita juga
tidak terlalu bersedih, karena Dia Maha Baik. Kita tidak berburuk sangka
kepada Allah dengan apa yang akan terjadi, karena Dia Maha Bijaksana
dalam takdri-Nya.
َ ‫أَقُ ْو ُل قَ ْو ِلي َهذَا َوا ْست َ ْغ ِف ُر هللاَ ِلي َولَ ُك ْم َو ِل‬
‫سا ِئ ِر ال ُم ْس ِل ِميْنَ إِنههُ هُ َو‬
‫س ِم ْي ُع ال َع ِل ْي ُم‬
َ ‫ال‬

Khutbah Jum’at Manis 5


Khutbah Kedua:

‫اف‬ِ ‫علَى أ َ ْش َر‬ َ ‫سالَ ُم‬ ‫صالَة ُ َوال ه‬ ‫الميْنَ َوال ه‬ ِ ‫ب ال َع‬ ِ ّ ‫ال َح ْمدُ هللِ َر‬
َ‫ص ْح ِب ِه أَ ْج َم ِعيْن‬َ ‫علَى آ ِل ِه َو‬ َ ‫س ِليْنَ نَ ِب ِيّنَا ُم َح هم ٍد َو‬
َ ‫المر‬ ْ ‫اء َو‬ ِ َ‫األ َ ْنبِي‬
‫ش‬ َ ‫اح‬ ِ ‫والفَ َو‬ْ ‫ َوذَ ُر‬.‫الى‬ َ ‫اس !! اِتهقُوهللاَ تَ َع‬ ُ ‫ فَ َياا َ يُّ َهاالنه‬: ُ‫اَ هما بَ ْعد‬
‫ض ْو ِر ْال ُج ْمعَ ِة‬ ُ ‫ع ِة َو ُح‬ ‫لى ه‬
َ ‫الطا‬ َ ‫ع‬ َ ‫ظ ْوا‬ُ ‫ َو َحا ِف‬.‫ط ْن‬ َ ‫ظ َه َر َو َما َب‬ َ ‫َما‬
‫ َوثَنهى‬.‫ َوا ْعلَ ُم ْواا َ هن هللاَ اَ َم َر ُك ْم ِبأ َ ْم ٍر بَدَأَ فِ ْي ِه ِبنَ ْف ِس ِه‬.‫ع ِة‬ َ ‫َو ْال َج َما‬
َ‫ ا هِن هللا‬:‫ع ِل ْي ًما‬ َ ً‫الى َولَ ْم يَزَ ْل قَائِال‬ َ ‫ فَقَا َل ت َ َع‬.‫ِب َمالَئِ َك ِة قُ ْد ِس ِه‬
َ ‫صلُّ ْوا‬
‫علَ ْي ِه‬ َ ‫لى النهبِ ْى يَا َ يُّ َهااله ِذيْنَ آ َمنُ ْوا‬ َ ‫ع‬ َ َ‫صلُّ ْون‬ َ ُ‫َو َمالَئِ َكتَهُ ي‬
‫س ِلّ ُم ْوا ت َ ْس ِل ْي ًما‬
َ ‫َو‬
Kaum Muslimin Rakhimakumullah
Saat ini Rakyat Indonesia masih menunggu hasil pemilihan. Jika
nanti apa yang Anda pilih dan harapkan ternyata kalah. Janganlah Anda
merasa pesimis. Janganlah merasa berputus asa. Karena orang-orang
terbaik sebelum kita pun banyak menemui hal-hal yang tidak mereka
sukai, tapi ujungnya adalah kebaikan. Lihatlah Nabi Yusuf. Mengalami
kehidupan yang tidak enak. Dibuang oleh saudaranya. Kemudian
ditemukan orang dan dijual sebagai budak. Kemudian mendekam
bertahun-tahun di dalam penjara. Kemudian ada orang mimpi dan beliau
beri tahu arti mimpi tersebut agar orang itu memberi tahu kepada raja saat
ia bebas bahwa Yusuf adalah orang baik. Ternyata orang itu lupa, beliau
tetap dalam penjara. Kemudian akhirnya bebas dan menjadi pejabat
negara.

Khutbah Jum’at Manis 6


Lihatlah! Betapa hal-hal yang tidak enak, dengan bermacam
ragamnya, dengan masa yang lama menimpa beliau, tapi ternyata hal
itulah yang mengantarkan beliau kepada kemuliaan. Kalau seandainya
tidak dibuang oleh saudaranya, tentu beliua tidak akan sampai ke negeri
Mesir dan menjadi pembesar di sana. itu ada kemudahan.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah Ta’ala.


Kisah berikutnya adalah kisah ringan yang juga penuh pelajaran
agar kita berbaik sangka kepada pilihan Allah. Walaupun kisah ini apakah
shahih benar-benar terjadi atau tidak, namun ini sebuah ilustrasi yang bisa
kita petik pelajaran di dalamnya.
Ada sebuah kisah seorang raja dan seorang menteri. Menterinya ini
senantiasa berkata

ِ‫ال َخ ْير ِخ ْي َرة للا‬


Yang terbaik adalah pilihan Allah.

Setiap ada orang yang terkena musibah, akan dinasehati oleh


sang menteri dengan mengatakan, yang terbaik adalah pilihan Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Suatu saat sang raja yang terkena musibah, jari
raja ini terputus karena suatu hal. Sang menteri datang dengan tetap
mengatakan, wahai raja yang terbaik adalah pilihan Allah. Jarimu putus itu
adalah yang terbaik. Mendengar ucapan menterinya ini, raja pun
tersinggung dan marah. Dia mengatakan, “Jari saya putus yang terbaik?!
Penjarakan dia!”
Tatkala di penjara, dengan mudah menteri ini mengatakan, yang
terbaik adalah pilihan Allah. Ternyata benar, suatu saat sang raja pergi
Khutbah Jum’at Manis 7
berburu bersama bawahannya untuk berburu atau suatu keperluan.
Mereka terjebak, pergi ke tempat yang jauh, lalu mereka ditangkap oleh
segeromblan orang penyembah dewa tertentu. Mereka ditangkap dan
disembelih satu per satu sebagai tumbal untuk dewa-dewa mereka.
Tatkala Tiba giliran sang raja, mereka dapati jari raja ini putus, mereka
anggap raja ini orang yang cacat yang tidak pantas dikorbankan untuk
sesembahan mereka. Raja pun dibebaskan.
Saat itulah sang raja sadar akan kebenaran perkataan menterinya. Jarinya
yang putus ini adalah suatu kebahagiaan, merupakan anugerah, sehingga
dia tidak jadi dibunuh oleh orang-orang tersebut. Ia pulang dengan begitu
semangat, lalu membebaskan sang menteri. Raja mengatakan, “Benar
perkataanmu, yang terbaik adalah pilihan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Saya selamat dari cengkraman mereka. Namun saya ingin bertanya,
mengapa waktu engkau di penjara, kau katakan yang terbaik adalah
pilihan Allah Subhanahu wa Ta’ala? Apa kebaikan yang kau alami di
penjara?” Menteri menjawab, “Seandainya saya tidak di penjara, maka
saya akan pergi turut serta berburu bersamamu, saya akan ditangkap dan
disembelih oleh mereka. oleh karena itu, saya dipenjara adalah yang
terbaik.”

Mudah-mudahan Allah Ta’ala menjadikan negeri kita ini negeri yang aman,
negeri yang berkah, dan penuh dengan kebaikan. Siapapun yang
memimpin kita doakan, semoga Allah menunjukinya dan membimbingnya
menuju kebenaran.
َ‫لى النه ِبى يآ اَيُّ َها اله ِذيْن‬
َ ‫ع‬َ َ‫صلُّ ْون‬
َ ُ‫َوقَا َل تَعاَلَى ِإ هن هللاَ َو َمآلئِ َكتَهُ ي‬
.‫س ِلّ ُم ْوا ت َ ْس ِل ْي ًما‬ َ ‫صلُّ ْوا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫آ َمنُ ْوا‬

Khutbah Jum’at Manis 8


‫علَى‬ ‫ت َ‬ ‫صله ْي َ‬
‫علَى آ ِل ُم َح هم ٍد‪َ ،‬ك َما َ‬ ‫علَى ُم َح هم ٍد َو َ‬ ‫ص ِّل َ‬‫الله ُه هم َ‬
‫علَى آ ِل‬ ‫علَى ُم َح هم ٍد َو َ‬ ‫ار ْك َ‬ ‫علَى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم‪َ ،‬وبَ ِ‬ ‫إِب َْرا ِهي َْم َو َ‬
‫علَى آ ِل إِب َْرا ِه ْي َم‪ ،‬فِي‬ ‫ت َعلَى إِب َْرا ِهي َْم َو َ‬ ‫ار ْك َ‬ ‫ُم َح همدٍ‪َ ،‬ك َما بَ َ‬
‫الرا ِش ِديْنَ ‪،‬‬ ‫ع ْن ُخلَفَائِ ِه ه‬ ‫ض الله ُه هم َ‬ ‫ار َ‬ ‫العَالَ ِميْنَ إِنه َك َح ِم ْيدٌ َم ِج ْيدٌ‪َ ،‬و ْ‬
‫ص َحابَ ِة أ َ ْج َم ِعيْنَ ‪،‬‬ ‫سائِ ِر ال ه‬ ‫ع ْن َ‬ ‫ت ال ُمؤْ ِمنِيْنَ ‪َ ،‬و َ‬ ‫اج ِه أ ُ هم َها ِ‬
‫ع ْن أ َ ْز َو ِ‬‫َو َ‬
‫عنها َمعَ ُه ْم‬‫ت إِلَى يَ ْو ِم ال ِدّي ِْن‪َ ،‬و َ‬ ‫ع ْن ال ُمؤْ ِمنِيْنَ َوال ُمؤْ ِمنَا ِ‬ ‫َو َ‬
‫اح ِميْنَ ‪.‬‬
‫الر ِ‬ ‫بِ َر ْح َمتِ َك يَا أ َ ْر َح َم ه‬
‫ت‪َ ،‬و ْال ُم ْس ِل ِم ْينَ َو ْال ُم ْس ِل َما ِ‬
‫ت‪،‬‬ ‫الله ُه هم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُمؤْ ِمنِيْنَ َو ْال ُمؤْ ِمنَا ِ‬
‫اء‪.‬‬ ‫ب الدُّ َ‬
‫ع ِ‬ ‫ب ُم ِج ْي ُ‬ ‫س ِم ْي ٌع قَ ِر ْي ٌ‬‫اء ِم ْن ُه ْم َواأل َ ْم َواتِ‪ِ ،‬إنه َك َ‬ ‫األ َ ْح َي ِ‬
‫اجعَ ْل َج ْمعَنَا َهذَا َج ْمعا ً َم ْر ُح ْوما ً‪َ ،‬وا ْجعَ ْل ت َفَ ُّرقَنَا ِم ْن بَ ْع ِد ِه‬ ‫الله ُه هم ْ‬
‫ش ِقيًّا َول َم ْح ُر ْوماً‪ .‬الله ُه هم‬ ‫ص ْوماً‪َ ،‬ول تَدَ ْع فِ ْينَا َول َمعَنَا َ‬ ‫تَفَ ُّرقا ً َم ْع ُ‬
‫اف َوال ِغنَى‪ .‬الله ُه هم إِنها نَ ْسأَلُ َك أ َ ْن‬ ‫إِنها نَ ْسأَلُ َك ْال ُهدَى َوالتُّقَى َوالعَفَ َ‬
‫ع َمالً‬ ‫صادِقا ً ذَا ِكراً‪َ ،‬وقَ ْلبا ً خَا ِشعا ً ُمنِيْباً‪َ ،‬و َ‬ ‫سانا ً َ‬ ‫ت َ ْر ُزقَ ُكالًّ ِمنها ِل َ‬
‫صا ِلحا ً زَ ا ِكيا ً‪َ ،‬و ِع ْلما ً نَافِعا ً َرا ِفعاً‪َ ،‬وإِ ْي َمانا ً َرا ِسخا ً ثَابِتاً‪َ ،‬ويَ ِقيْنا ً‬ ‫َ‬
‫ط ِيّبا ً َوا ِسعا ً‪ ،‬يَا ذَا ْال َجالَ ِل‬ ‫صادِقا ً خَا ِلصاً‪َ ،‬و ِر ْزقا ً َحالَلً َ‬ ‫َ‬
‫اإل ْسالَ َم َو ْال ُم ْس ِل ِميْنَ ‪َ ،‬و َو ِ ّح ِد الله ُه هم‬
‫اإل ْك َر ِام‪ .‬الله ُه هم أ َ ِع هز ِ‬
‫َو ِ‬
‫ش ْو َكةَ الظالمين‪،‬‬ ‫علَى الحق‪َ ،‬وا ْكس ِْر َ‬ ‫صفُ ْوفَ ُه ْم‪َ ،‬وأَجمع كلمتهم َ‬ ‫ُ‬
‫سالَ َم َواأل َ ْمنَ ِلعَبادك أجمعين‪.‬‬ ‫ب ال ه‬ ‫َوا ْكت ُ ِ‬

‫‪Khutbah Jum’at Manis‬‬ ‫‪9‬‬


‫اج َع ْلنَا ِمنَ الذها ِك ِر ْينَ لَ َك‬ ‫ْض َك ْال ِم ْد َر ِار‪َ ،‬و ْ‬ ‫الله ُه هم َربهنَا ا ْس ِقنَا ِم ْن فَي ِ‬
‫ار‪ .‬الله ُه هم‬ ‫ي ِ َواأل َ ْس َح ِ‬‫ار‪ْ ،‬ال ُم ْست َ ْغ ِف ِريْنَ لَ َك بِ ْالعَ ِش ّ‬
‫في اللَ ْي ِل َوالنه َه ِ‬
‫ت‬‫س َماء َوأ َ ْخ ِر ْج لَنَا ِم ْن َخي َْرا ِ‬ ‫ت ال ه‬‫علَ ْينَا ِم ْن بَ َر َكا ِ‬ ‫أ َ ْن ِز ْل َ‬
‫ارنَا َو ُز ُر ْو ِعنَا يَا ذَا ْال َجالَ ِل‬ ‫ار ْك لَنَا في ثِ َم ِ‬ ‫ض‪َ ،‬وبَ ِ‬ ‫األ َ ْر ِ‬
‫اإل ْك َر ِام‪َ .‬ربهنَا ل ت ُ ِز ْغ قُلُ ْوبَنَا بَ ْعدَ إِ ْذ َهدَ ْيتَنَا‪َ ،‬وهَبْ لَنَا ِم ْن لَدُ ْن َك‬ ‫َو ِ‬
‫سنَا َوإِ ْن لَ ْم ت َ ْغ ِف ْر لَنَا‬‫ظلَ ْمنَا أ َ ْنفُ َ‬
‫اب‪َ .‬ربهنَا َ‬ ‫الو هه ُ‬ ‫ت َ‬ ‫َر ْح َمةً‪ ،‬إِنه َك أ َ ْن َ‬
‫َوت َ ْر َح ْمنَا لَنَ ُك ْون هَن ِمنَ الخَا ِس ِريْنَ ‪.‬‬

‫اب النه ِ‬
‫ار‪.‬‬ ‫سنَةً َوقِنَا َ‬
‫عذَ َ‬ ‫سنَةً َوفي ِ‬
‫اآلخ َرةِ َح َ‬ ‫َربهنَا آتِنَا في الدُّ ْن َيا َح َ‬

‫‪Khutbah Jum’at Manis‬‬ ‫‪10‬‬

Anda mungkin juga menyukai