DEPARTEMEN MATA
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
I. IDENTITAS
Nama : Ny.S
Umur : 64 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Alamat : JL. Mas Suharto 42 KK Yogyakarta
Tanggal Pemeriksaan : 18 Juli 2006
II. ANAMNESIS
Autoanamnesis tanggal : 18 Juli 2006
Keluhan Utama : Penglihatan kedua mata kabur sejak 5 hari SMRS
Keluhan Tambahan : Mata merah, nyeri, sakit kepala, mual muntah.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Sejal lima hari yang lalu penglihatan kedua mata pasien berkurang terasa kabur,
didahului oleh mata kanan kemudian mata kiri, pasien merasa sakit kepala, nyeri
hebat, mual muntah kemudian pasien berobat ke mantra dan diberi obat minum
berupa pil, kemudian pasien merasa keluhan muntahnya berkurang, tetapi
pandangan kedua mata tidak berubah, mta tetap kabur, merah , lalu pasien
mencoba membilas kedua matanya dengan air sirih tetapi tidak ada perbaikan,
pasien memiliki riwayat darah tinggi tetapi tidak berobat secara teratur,
keesokan harinya pasien berobat ke Puskesmas dan diberi obat Captopril,
Cendocetamid, Pehavrel, namun pasien tetap tidak mengalami perbaikan
terhadap gejalanya itu, kemudian pasien atas inisiatif sendiri berobat ke Rs mata
“Dr. YAP “
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien memiliki riwayat darah tinggi, pasien tidak memiliki riwayat astma,
kencing manis.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada keluarga pasien yang sakit seperti ini.
III. PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Tanda vital : Tensi: 150/80 mmHg, Nadi : 80X/menit,
RR : 25X/menit, suhu : 37◦C
Kepala : Dalam batas normal
Mulut : Dalam batas normal
THT : Dalam batas normal
Thorax, jantung : Dalam batas normal
Paru : Dalam batas normal
Abdomen : Dalam batas normal
Ekstremitas : Dalam batas normal
STATUS OPHTHALMOLOGIS
Visus OD OS
1. Visual actuity 1/300 1/300
2. Koreksi - -
3. Addisi - -
4.Distansia Pupil 7cm 7cm
5. Kacamata lama - -
Supersilia OD OS
1. Warna hitam Hitam
2. Simetris simetris Simetris
Konjungtiva Tarsalis OD OS
Superior dan Inferior
1. Hiperemis - +
2. Folikel - -
3. Papil - -
4. Sikatriks - -
5. Hordeolum - -
6. Kalazion - -
Konjungtiva Bulbi OD OS
1. Sekret - -
2. Injeksi konjungtiva + +
3. Injeksi Siliar + +
4.Perdarahan Subkonjungtiva - -
5. Pterigium - -
6, Pinguekula - -
7. Nevus Pigmentosus - -
8. Kista Dermoid - -
Sklera OD OS
1. Warna Merah Merah
2. Ikterik - -
3. Nyeri Tekan - -
Kornea OD OS
1. Kejernihan Jernih Tampak bercak putih
2. Permukaan Rata, licin Tidak rata
3. Ukuran 12 mm 12 mm
4. Sensibilitas + +
5. Infiltrat - +
6. Keratik Presipitat - -
7. Sikatriks - -
8. Ulkus - -
9. Perforasi - -
10. Arkus senilis + +
11. Edema + +
12. Tes Plasido +( bergelombang) +(bergelombang)
Pupil OD OS
1. Letak Di tengah Di tengah
2. Bentuk Bulat Bulat
3. Ukuran 6 mm 5 mm
4.Refleks Cahaya Langsung - -
5.Refleks Cahaya Tidak - -
langsung.
Lensa OD OS
1. Kejernihan Jernih Jernih
2. Letak di sentral di sentral
3. Tes Shadow - -
Badan Kaca OD OS
1. Kejernihan Jernih Jernih
Palpasi OD OS
1. Nyeri Tekan - -
2. Massa Tumor - -
3. Tensi Occulli N+++ N+++
4. Tonometri Schlotz
Kampus Visi OD OS
1. Tes Konfrontasi menyempit Menyempit
V. RESUME
Telah diperiksa seorang wanita berusia 63 tahun datang dengan keluhan
penglihatan kedua matanya berkurang sejak lima hari yang lalu, selain itu
pasien juga merasa mual,muntah, sakit kepala, mata merah, nyeri, pasien sudah
berobat dan minum obat tetapi tidak ada perbaikan gejala, pasien mempunyai
riwayat darah tinggi yang tidak terkontrol.
Status Generalis
Tensi : 150/80 mmHg, Nadi : 80X/menit, RR : 25X/menit, suhu : 37◦C
Pemeriksaan ophthalmologis
OD OS
Visus 1/300 1/300
Injeksi siliar + +
Injeksi konjungtiva + +
Kornea berkabut berkabut
Oedem oedem
COA dangkal dangkal
Pupil D:6 mm D:5mm
RC:- RC:-
Lensa keruh (abu-abu) keruh(abu-abu)
GLAUKOMA
Klasifikasi Glaukoma
1. Glaukoma primer : - Sudut terbuka
- Sudut tertutup
2. Glaukoma sekunder
3. Glaukoma kongenital
Gambaran klinik :
Gejala subjektif
Pada mata tampak gejala bendungan akut bola mata, penglihatan kabur,
adanya halo, rasa sakit didaerah yang dipersarafi oleh saraf trigeminus, dan disertai
muntah.
Gejala objektif
Pada pemeriksaan oftalmoskop ditemukan:
Peningkatan tekanan intraokular
Mata merah, edem palpebra
Edem kornea
Injeksi siliar
Bilik mata dangkal
Midriasis
Papiledema
Faktor pencetus dapat berupa keadaan emosi yang terlalu gembira, berada
dalam ruang gelap, atau minum terlalu banyak. Faktor pencetus lainnya adalah
tekanan yang relatif tinggi pada bilik mata belakang akibat penempelan iris yang luas
pada permukaan lensa sehingga menimbulkan hambatan pupil yang relatif, dan
menimbulkan sinekia anterior pada sudut bilik mata depan dan yang dapat
menyebabkan penutupan sudut bilik mata depan.
Pemeriksaan penunjang untuk glaukoma adalah mengukur tekanan bola mata
dengan menggunakan tonometer schiotz yang merupakan tonometer portabel dan
mengukur indentasi kornea yang ditimbulkan oleh beban tertentu, dengan rentang
tekanan intraokular normal adalah 10-24 mmHg. Pemeriksaan gonioskopi yang
merupakan suatu tindakan untuk memeriksa sudut bilik mata depan, dengan
gonioskop dapat dilihat apakah sudut bilik mataterbuka, tertutup, atau terdapat
perlengketan pangkal iris pada sudut bilik mata. Pada gonioskopi pasien diperiksa
berbaring bila memakai lensa gonioskop langsung dan duduk pada yang tidak
langsung. Diteteskan anestesi lokal kemudian ditempelkan lensa dengan memberikan
metilselulosa. Dengan mengatur penerangan sehingga kaki sinar berbentuk V dengan
kaki depan terletak pada kornea sedang kaki belakang merupakan sinar pada iris maka
pemeriksaan atau penilaian sudut dapat dilakukan. Dengan gonioskopi dapat
ditentukan: Besar terbukanya sudut, kemungkinan dapatnya suatu sudut menjadi
tertutup, derajat pigmentasi anyaman trabekulum.
Bila sudah terdiagnosis glaukoma dimana tekanan mata diatas 21 mmHg dan
terdapat kelainan lapang pandang dan papil maka diberikan pilokarpin 2 % 3 kali
sehari, timolol 0,25 % 1-2 dd, asetazolamid 3 kali 250 mg , bila pengobatan tidak
berhasil maka dilakukan pembedahan trabekulektomi.
IRITIS AKUT
Biasanya iritis disertai dengan siklitis yang disebut uveitis anterior, merupakan
penyakit yang mendadak berjalan selama 6-8 minggu, dan pada dini biasanya sembuh
hanya dengan tetes mata saja. Dibedakan dalam bentuk granulomatosa dan non
granulomatosa.
Penyebab uveitis anterior akut nongranulomatosa dapat oleh trauma, diare
kronis, penyakit Reiter, Herpes simpleks, sindrom Becher, pasca bedah, infeksi
adenovirus, parotitis, influenza, dan klamidia. Non granulomatosa uveitis anterior
kronis disebabkan oleh artritis reumatoid dan Fuchs heterokromik iridosiklitis.
Iritis akut biasanya terjadi mendadak atau akut berupa mata merah dan sakit,
dengan penglihatan turun perlahan-lahan, mata berair. Pada proses akut dapat terjadi
miopisasi akibat rangsangan badan siliar dan edem lensa, fotofobia.
Perjalanan penyakit iritis adalah sangat khas hanya antara 2-4 minggu,
kadang-kadang memperlihatkan gejala-gejala kekambuhan atau menjadi menahun.
Pengobatan pada uveitis anterior adalah dengan steroid yang diberikan pada
siang hari bentuk tetes dan malam hari bentuk salep. Steroid sistemik bila perlu
diberikan dalam dosis tunggal seling sehari yang tinggi kemudian diturunkan sampai
dosis efektif. Pengobatan dengan sikloplegik untuk mengurangi rasa sakit, melepas
sinekia yang terjadi, memberi istirahat pada iris yang meradang.
KONJUNGTIVITIS
DAFTAR PUSTAKA