Anda di halaman 1dari 8

BAB I

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada tuhan yang maha esa yang telah
memberikan kami kesehatan serta kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini sesuai dengan batas waktu yang di berikan dan ucapan terima kasih
kepada dosen yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan tugas yang
berjudul hukum dan perubahan sosial .
Kami berharap hasil dari makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi
pembacanya dan namun terlepas dari itu, kami menyadari bahwa makalah ini jauh
dari kata sempurna sehingga kami mengharapkan kritikan dan saran kepada semua
pihak sebagai bahan pertimbangan makalah kami kedepannya.
BAB II

PENDAHULUAN

Sebagaimana yang kita ketahui, perubahan serta dinamika masyarakat memiliki


saham penting bagi munculnya sosiologi hukum, dalam hal ini perubahan menjadikan
setiap bagian yang ada pada kehidupan masyarakat ikut menyesuaikan dengan
kondisi yang terjadi. Kelompok masyarakat berkembang dari bentuk yang sederhana
sampai dengan yang kompleks. Bersamaan dengan itu, timbulah hukum dalam
masyarakat, mulai dari yang sederhana sampai pada saatnya menjadi semakin rumit.
Corak kehidupan masyarakat diikuti oleh corak hukum yang berlaku pada masyarakat
tersebut.Dalam perkembangannya saling pengaruh mempengaruhi. Setiap kelompok
masyarakat selalu ada permasalahan sebagai akibat perbedaan antara yang ideal dan
aktual antara yang standar dan yang praktis. Standar dan nilai-nilai kelompok dalam
masyarakat mempunyai variasi sebagai faktor yang menentukan tingkah
laku individu. Penyimpangan nilai yang ideal dalam masyarakat seperti pencurian,
pembunuhan, pemerkosaan menimbulkan persoalan dalam masyarakat. Dalam situasi
demikian, kelompok berhadapan dengan problema untuk menjamin ketertiban bila
kelompok tersebut ingin mempertahankan eksistensinya Dalam sistim sosial menurut
teori Cybernetic (Soerjono Soekanto), masyarakat mengalami perubahan
sosial berdasarkan beberapa aspek yaitu:
a. Budaya
Aspek budaya dalam perubahan sosial menkontribusikan nilai. Nilai yang
dimaksud adalah pembangsaan, pembangsaan agama, pembangsaan iptek,
pembangsaan militer, pembangsaan persatuan dan kesatuan.
b. Sosial.
Aspek sosial menkontribusikan integrasi (pengikat). Dalam aspek ini nilai
dijadikan sebagai pedoman yang harus dituliskan dalam bentuk hukum, sehingga
nilai tersebut dijadikan sebagai pengikat kehidupan bersama. Bentuk hukum yang
dimaksud adalah sistem hukum tidak tertulis (hukum adat), sistem hukum tertulis
(Common Law, Anglo Saxon, Sosialis, Islam ).

c. Politik.
Aspek politik menkonktribusikan pencapaian tujuan. Dalam mencapai tujuan
kehidupan harus terikat dengan aturan dan nilai. Dalam pencapaian tujuan harus
menggunakan budaya politik, proses politik, partisipasi politik, komunikasi
politik dan struktur politik ekonomi. Masyarakat dalam perubahan sosial dalam
mencapai tujuan ekonomi harus menggunakan energi. Energi yang dimaksud harus
bersifat liberal, kapitalis, sosialisdan pancasila sehingga akan mengalami
pertumbuhan ekonomi dan pemerataan ekonomi. Pembangunan sendiri terdiri dari
beberapa konsep:

1. Kemajuan karena adanya pembangunan

2. Pembangunan belum tentu kemajuan

3. Pembangunan karena adanya perubahan sosial

Perubahan sosial belum tentu pembangunan. Berdasarkan konsep perubahan


di atas, Soerjono Soekanto mendefenisikan pembangunan merupakan proses yang
dialami oleh suatu masyarakat menuju kepada keadaan hidup yang lebih baik, proses
mana pada umumnya direncanakan serta dilakukan dengan sengaja. Pada prinsipnya
kaidah-kaidah hukum sebagai alat untuk mengubah masyarakat mempunyai
peranan penting terutama dalam perubahan yang dikehendaki atau direncanakan
(intended change atau planed change ). Dengan perubahan yang direncanakan dan
dikehendaki tersebut dimaksudkan sebagai perubahan yang dikehendaki dan
direncanakan oleh warga masyarakat yang berperan sebagai pelopor. Dalam
masyarakat yang kompleks dimana birokrasi memegang peranan penting dalam
tindakan sosial, mau tak mau harus mempunyai dasar hukum untuk sahnya. Dalam
hal ini, maka hukum dapat menjadi alat ampuh untuk mengadakan perubahan sosial,
walaupun secara tidak Langsung. Selanjutnya sehubungan dengan perubahan ini,
hukum juga bertujuan mengubah perikelakuan masyarakat. Satu masalah yang
muncul seperti dikemukakan oleh Gunnar Myrdalyakni soft development dimana
hukum tertentu ternyata tidak efektif. Gejala ini terjadi karena beberapa faktor seperti
pembentuk hukum, penegak hukum, pencari keadilan dan lainnya.oleh karena itu,
selain mencapai tujuan, perlu dirumuskan sarana untuk mencapai tujuan tersebut.
Soerjono Soekanto mengemukakan ada 4 kaidah hukum yang bertujuan mengubah
perikelakuan masyarakat yakni:
 Melakukan imbalan secara psikologis bagi pemegang peranan yang patuh
maupun pelanggar kaidah hukum.
 Merumuskan tugas-tugas penegak hukum untuk bertindak sedemikian
rupa,sehingga sesuai dengan serasi-tidakserasinya perikelakuan pemegang
peranan dengan kaidah hukum.
 Mengubah perikelakuan pihak ketiga, yang dapat mempengaruhi perikelakuan
pemegang peranan yang mengadakan interaksi.
 Mengusahakan perubahan persepsi, sikap dan nilai-nilai pemegang peranan.

Langkah di atas hanya merupakan suatu model yang tentunya memiliki


banyak kelemahan. Akan tetapi dengan model tersebut, setidaknya dapat
diidentifikasi masalah yang berkaitan dengan tidak efektifnya sistem hukum tertentu
dalam mengubah dan mengatur perikelakuan masyarakat.
Juga sebagai alat rekayasa sosial, bahkan sebagian orang menyatakan hukum itu seba
gai mitos dari kenyataan. Perbedaan yang demikian tidak menjadi suatu permasalahan
dalam mendefenisikan serta memfungsikan hukum tersebut. Namun ada hal yang
menarik dalam kajian sosiologi hukum, yaitu ketika melihat prilaku manusia sebagai
hukum. Sebagaimana dipaparkan oleh Satjipto Rahardjo (2009: 20), maka akan
diperlukan kesediaan untuk mengubah konsep kita mengenai hukum, dimana hukum
itu tidak hanya diartikan sebagai peraturan (rule), tetapi juga prilaku (behavior).
Lawrence M. Friedman, sebagaimana di kutip oleh Saifullah, (2007: menyatakan
bahwa sistem hukum itu terdiri atas struktur hukum (berupa lembaga hukum), substan
si hukum (beruba perundang-undangan), dan kultur hukum atau budaya hukum.
Dimana ketiga komponen itulah yang mendukung berjalannya sistem hukum di
suatu Negara. Tapi tidak dapat dipungkiri bahwa secara realitas sosial, keberadaan
sistem hukum yang terdapat dalam masyarakat itu akan mengalami perubahan-
perubahan sebagai akibat pengaruh dari modernisasi atau globalisasi, baik itu secara
evolusi maupun revolusi. Dan bisa juga karena disebabkan oleh beberapa
faktor lainnya yang mempengaruhi hukum. Demikian halnya dengan manusia dalam
kehidupan bermasyarakat (sosial), tentunya bisa mengalami perubahan-perubahan
seperti yang terjadi pada hukum itu sendiri. Lantas bagaimana jika hukum
dan masyarakat itu mengalami perubahan. apakah hukum itu yang menyebabkan
perubahan masyarakat, atau sebaliknya. Dan bagaimana peran social control
dan social enginerring dalam perkembangan masayarakat tersebut. Fuady (2011: 52),
yang jika dilihat dari perkembangan hokum dibandingkan dengan perkembangan
masyarakat, hokum dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Hukum Social engineering
2. Hukum Progressive
3. Hukum Slow Motion
4. Hukum Stagnan

Gerakan dari empat model hokum tersebut berfungsi dan berkembang secara
berbeda-beda, dengan konsekuensi yang berbeda-beda pula.Perubahan hukum dan
perubahan masyarakat, ada dua macam perubahan hukum yaitu :
1. Perubahan hokum yang bersifat ratifikasi.
Dalam hal ini sebenarnya masyarakat sudah terlebih dahulu berubah dan sudah
mempraktikkan perubahan dimaksud kemudian diubahlah hukum untuk
disesuaikan dengan perubahan yang sudahter lebih dahulu terjadi dalam
mayarakat. Akan tetapi perlu diketahui bahwa dalam halini tidak serta-merta
terjadi perubahan hukum jika terjadi perubahan dalam masyarakat. Yang lebih
sering ialah hukum sulit merespons perubahan yang terjadi dimasyarakat. Sebab
hakikinya hokum itu super konservatif, dan kalaupun berkembang dia
berkembang mengikuti iramanya sendiri, berputar diorbitnya sendiri dengan
logikanya sendirir dijalan yang sunyi. Perubahan masyarakat yang menyebabkan
perubahan hokum ini sering terjadi perubahan dalam bentuk perubahan undang-
undang yang ada. Tetapi sekali-kali juga perubahan dalam Yurisprudensi yang
bersifat menggebrak. Misalnya Yurisprudensi belanda tahun 1919 yang mengubah
paradigma pranata perbuatan hukum.
2. Perubahan hukum yang bersifat proaktif.
Dalam hal ini masyarakat belum mempraktikkan perubahan tersebut, tetapi sudah
ada ide-ide yang berkembang terhadap perubahn dimaksud. Kemudian sebelum
masyarakat mempraktikkan perubahan ynag dimaksud, hukum sudah terlebih
dahulu diubah, sehingga dapatmempercepat praktik perubahan masyarakat
tersebut. dalam hal ini, berlakulah ungkapan hukum sebagai sarana rekayasa
masyarakat (law as a tool social enginerring) (Fuadi, 2011: 52-55).
BAB III
PENUTUP

Perubahan sosial dalam masyarakat adalah suatu produk dengan berbagai


faktor dan dalam banyak hal hubungan antar faktor-faktor tersebut. Selain faktor
hukum, ada beberapa mekanisme perubahan lainnya seperti faktor-faktor teknologi
ideologi, kompetisi, konflik,ekonomi, dan politik, serta masalah struktural (structural
strains). Semua mekanisme tersebut dalam kebanyakan hal saling berhubungan. Hal
itu juga terjadi dalam perubahan hukum : adalah sangat sulit bahkan tidak mungkin,
untuk menggambarkan hubungan sebab danakibat (cause-and-effect relationship ).
Hukum dipergunakan sebagai suatu alat oleh agent of change atau pelopor perubahan
adalah seseorang atau kelompok orang yang mendapatkan kepercayaan dari
masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Suatu perubahan social yang dikehendaki atau direncanakan, selalu berada di
bawah pengendalian serta pengawasan pelopor perubahan tersebut. Cara-cara untuk
mempengaruhi masyarakat dengan sistem yang teratur dan direncanakan terlebih
dahulu, dinamakan social engineering atau social planning (Soekonto, 1988:99).
Hukum mepunyai pengaruh langsung atau pengaruh yang tidak langsung di
dalam mendorong terjadinya perubahan sosial. Misalnya, suatu peraturan yang
menentukan sistem pendidikan tertentu bagi warga Negara mempunyai pengaruh
secara tidak langsung yang sangat penting bagi terjadinya perubahan-perubahan
sosial. Di dalam berbagai hal, hukum mempunyai pengaruh yang langsung terhadap
lembaga-lembaga kemasyarakatan yang artinya adalah bahwa terdapat hubungan
yang langsung antara hukum dengan perubahan-perubahan sosial. Suatu kaidah
hukum yang menetapkan bahwa janda dan anak-anak tanpa memperhatikan jenisnya
dapat menjadi ahli waris mempunyai pengaruh langsung terhadapat terjadinya
perubahan-perubahan sosial, sebab tujuan utamanya adalah untuk mengubah pola-
pola perikelakuan dan hubungan-hubungan antara warga masyarakat. Pengalaman-
pengalaman di Negara-negara lain dapat membuktikan bahwa hukum, sebagiamana
halnya dengan bidang-bidang kehidupan lainnya dipergunakan sebagai alat untuk
mengadakan perubahan sosial. Misalnya di Tunisia, maka sejak diperlakukannya
Code of Personal Status pada tahun 1957, seorang wanita yang telah dewasa,
mempunyai kemampuan hukum untuk menikah tanpa harus di dampingi oleh seorang
wali. Kiranya dapat dikatakan bahwa kaidah-kaidah hukum sebagai alat untuk
mengubah masyarakat mempunyai peranan penting terutama dalam perubahan-
perubahan yang dikehendaki atau perubahan-perubahan yang direncanakan. Dengan
perubahan-perubahan yang dikehendaki dan direncanakan dimaksudkan sebagai suatu
perubahan yang dikehendaki dan direncanakan oleh warga masyarakat yang berperan
sebagai pelopor masyarakat. Dan dalam masyarakat yang sudah kompleks di mana
birokrasi memegang peranan penting tindakan-tindakan social, mau tak mau harus
mempunyai dasar hukum untuk sahnya.Oleh sebab itu, apabila pemerintah ingin
membentuk badan-badan yang berfungsi untuk mengubah masyarakat (secara
terencana), maka hukum diperlukan untuk membentuk badan tadiserta untuk
menentukan dan membatasi kekuasaannya. Dalam hal ini kaidah hukum mendorong
terjadinya perubahan-perubahan sosial dengan membentuk badan-badan yang
secara langsung berpengaruh terhadap perkembangan-perkembangan di bidang-
bidang sosial, ekonomi, dan politik.

Anda mungkin juga menyukai