Makalah Sosiologi Hukum
Makalah Sosiologi Hukum
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada tuhan yang maha esa yang telah
memberikan kami kesehatan serta kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini sesuai dengan batas waktu yang di berikan dan ucapan terima kasih
kepada dosen yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan tugas yang
berjudul hukum dan perubahan sosial .
Kami berharap hasil dari makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi
pembacanya dan namun terlepas dari itu, kami menyadari bahwa makalah ini jauh
dari kata sempurna sehingga kami mengharapkan kritikan dan saran kepada semua
pihak sebagai bahan pertimbangan makalah kami kedepannya.
BAB II
PENDAHULUAN
c. Politik.
Aspek politik menkonktribusikan pencapaian tujuan. Dalam mencapai tujuan
kehidupan harus terikat dengan aturan dan nilai. Dalam pencapaian tujuan harus
menggunakan budaya politik, proses politik, partisipasi politik, komunikasi
politik dan struktur politik ekonomi. Masyarakat dalam perubahan sosial dalam
mencapai tujuan ekonomi harus menggunakan energi. Energi yang dimaksud harus
bersifat liberal, kapitalis, sosialisdan pancasila sehingga akan mengalami
pertumbuhan ekonomi dan pemerataan ekonomi. Pembangunan sendiri terdiri dari
beberapa konsep:
Gerakan dari empat model hokum tersebut berfungsi dan berkembang secara
berbeda-beda, dengan konsekuensi yang berbeda-beda pula.Perubahan hukum dan
perubahan masyarakat, ada dua macam perubahan hukum yaitu :
1. Perubahan hokum yang bersifat ratifikasi.
Dalam hal ini sebenarnya masyarakat sudah terlebih dahulu berubah dan sudah
mempraktikkan perubahan dimaksud kemudian diubahlah hukum untuk
disesuaikan dengan perubahan yang sudahter lebih dahulu terjadi dalam
mayarakat. Akan tetapi perlu diketahui bahwa dalam halini tidak serta-merta
terjadi perubahan hukum jika terjadi perubahan dalam masyarakat. Yang lebih
sering ialah hukum sulit merespons perubahan yang terjadi dimasyarakat. Sebab
hakikinya hokum itu super konservatif, dan kalaupun berkembang dia
berkembang mengikuti iramanya sendiri, berputar diorbitnya sendiri dengan
logikanya sendirir dijalan yang sunyi. Perubahan masyarakat yang menyebabkan
perubahan hokum ini sering terjadi perubahan dalam bentuk perubahan undang-
undang yang ada. Tetapi sekali-kali juga perubahan dalam Yurisprudensi yang
bersifat menggebrak. Misalnya Yurisprudensi belanda tahun 1919 yang mengubah
paradigma pranata perbuatan hukum.
2. Perubahan hukum yang bersifat proaktif.
Dalam hal ini masyarakat belum mempraktikkan perubahan tersebut, tetapi sudah
ada ide-ide yang berkembang terhadap perubahn dimaksud. Kemudian sebelum
masyarakat mempraktikkan perubahan ynag dimaksud, hukum sudah terlebih
dahulu diubah, sehingga dapatmempercepat praktik perubahan masyarakat
tersebut. dalam hal ini, berlakulah ungkapan hukum sebagai sarana rekayasa
masyarakat (law as a tool social enginerring) (Fuadi, 2011: 52-55).
BAB III
PENUTUP