Dirangkum oleh
Dr. Batara M. Simatupang
1
Pasal 34 Undang-Undang No.23
Tahun 1999 tentang Bank
Indonesia
2
Pengawasan Pasar
Modal dan IKNB
masih berada di
Bapepam-LK
Pengawasan Perbankan
masih berada di BI
3
Konglomerasi Bisnis
4
Beberapa lembaga keuangan besar yang ada di Indonesia mengalami
transformasi kegiatan usaha, semula hanya bank, namun saat ini menjadi
konglomerasi keuangan yang menjual produk dan jasa keuangan lainnya.
Produk Investasi
Reksa Dana
Obligasi
BANK
X
Perlunya
koordinasi antar
lembaga/
Product otoritas
Sophisticated
pengawasan yang
Berbasis IT terintegrasi
Hybrid product
Saling terkait antar
IJK
7
Perusahaan Publik Lembaga
terdaftar di bursa Perbankan
efek
Otoritas bursa
Otoritas pengawas bank
efek
9
Otoritas Keuangan di Indonesia
10
Sebelum Setelah
berdiri OJK berdiri OJK
12
Fungsi Tugas Wewenang
Melakukan
pengaturan dan
pengawasan
Menyelenggarakan terhadap kegiatan
sistem pengaturan jasa keuangan di
dan pengawasan sektor:
1. Perbankan Lebih jelas tertuang
yang terintegrasi dalam Pasal 7, 8 dan
2. Pasar Modal
terhadap 3. Perasuransian, 9 UU No. 11 Tahun
keseluruhan Dana Pensiun, 2011 tentang OJK
kegiatan di sektor Lembaga
jasa keuangan Pembiayaan, dan
Lembaga Jasa
Keuangan
Pasal 5 UU No. 11 Lainnya
Pasal 6 UU No. 11
Tahun 2011 tentang
Tahun 2011 tentang
OJK
OJK
13
Mengatur dan
Fiscal Kementerian Melaksanakan
Fiscal Policy
Authority Keuangan kebijakan
fiskal
Menjaga
Monetary Monetary Bank stabilitas
Authority Policy Indonesia sistem
moneter
Financial Financial Mengatur dan
System Regulation Otoritas Jasa mengawasi
Stability and Keuangan lembaga jasa
Authority Supervision keuangan
Secara umum Di Indonesia
Pengawasan Stability of the
Macroprudential
whole financial
Makroprudensial Stability
system
:
Stability of
Microprudential
Pengawasan Stability
individual financial
Mikroprudensial: institutions
15
15
Tax Policy
& Rate
Monetary
Policy
Price Stability:
Inflasi & Nilai
Tukar Central Bank
(payment system)
16
Perizinan
pembukaan
bank dan UU No. 10 tahun Undang-Undang
kantor 1998 tentang Perbankan Nomor
perubahan UU 23 tahun 1998
cabang bank
No. 7 tahun 1992 Pasal 33 ayat 1
dilakukan tentang
oleh Perbankan
Kementerian
Keuangan
Pengaturan
dan
pengawasan
industri
1.Kepres No 52
perbankan tahun 1976
dilakukan 2.Kepres No 41
oleh Bank tahun 1988
Indonesia 3.UU No 8 tahun
1995 tentang
(BI) Pasar Modal
(PM)
17
21 Nov 2011 31 Des 2013 1 Jan 2015
18
Sebelum OJK Berdiri Setelah OJK Berdiri
Kewenangan OJK:
Kewenangan Bapepam 31 Des ‘12: Pasar
LK: Modal; dan
Pasar Modal dan IKNB IKNB (Perasuransian,
(Perasuransian, Lembaga Pembiayaan,
Lembaga Pembiayaan, dan Dana Pensiun)
dan Dana Pensiun) 31 Des ‘13: Perbankan
Kewenangan Bank (Pengawasan
Indonesia: Perbankan, Mikroprudensial)
Sistem Pembayaran,
1 Jan ‘14: BPJS
Kebijakan Moneter dan Kesehatan
Stabilitas Nilai Tukar
1 Jan 2015: Lembaga
Keuangan Mikro
Kewenangan Bank Indonesia:
Perbankan (Makroprudensial),
Sistem Pembayaran,
Kebijakan Moneter dan
Stabilitas Nilai Tukar
19
Fungsi pengawasan mikroprudensial yang dilakukan oleh OJK
terdiri dari:
Soundness of
Microprudential Microprudential Balance Sheet
Supervision Stability and Profit
Loss
Individual Risk Assessment • Liquidity Risk
• Credit Risk
• Market Risk
• Operational Risk
• Other Risk
Pasal 7
Pasal 7 (lanjutan)
25
Wewenang OJK tertuang dalam UU No. 21 tentang OJK pasal 7,8, dan 9
Pasal 7 (lanjutan)
26
Wewenang OJK tertuang dalam UU No. 21 tentang OJK pasal 7,8, dan 9
Pasal 8
Pasal 9
30
Off-site supervision On-site supervision
Pengawasan/ pemeriksaan
pengumpulan data dan
secara langsung kepada
analisis terhadap laporan
PUJK yang dilakukan oleh
kertas kerja implementasi
bidang pengawasan
5 prinsip perlindungan
perbankan, pasar modal,
konsumen
dan industri keuangan
non-bank
thematic surveillance:
mystery shopping,
customer testimony,
indepth interview, survei,
focus group discussion,
dan undercover.
31
PENGAWASAN LEMBAGA PEMBIAYAAN
PENGAWASAN LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG
OJK melakukan pembinaan terhadap industri
Lembaga Pembiayaan agar tetap berkembang untuk
mendukung pertumbuhan perekonomian nasional. Salah
satu cara dalam melakukan pembinaan tersebut adalah
dengan melakukan pengawasan terhadap lembaga
pembiayaan.
Dalam rangka menjalankan fungsi pengawasan
terhadap lembaga pembiayaan, OJK melalui Direktorat
Pengawasan Lembaga Pembiayaan menggunakan 2
metode, yaitu:
1. Pengawasan secara off-site supervision, dilaksanakan
dengan cara monitoring dan penelaahan atas laporan
keuangan dan kegiatan yang dilaporkan secara
periodik oleh Lembaga Pembiayaan.
2. Pengawasan secara on-site supervision dilakukan
dengan cara melakukan pemeriksaan lapangan secara
langsung terhadap Lembaga Pembiayaan.
32
33
TAHAP PEMERIKSAAN LANGSUNG
Dalam pelaksanaan setiap kegiatan pemeriksaan
langsung, ada beberapa tahapan yang saling
berkaitan dan berkesinambungan, yaitu:
1. Tahap penyusunan rencana kegiatan pemeriksaan
langsung;
2. Tahap pemeriksaan langsung yang terdiri dari
persiapan pemeriksaan langsung, pelaksanaan
pemeriksaan langsung, dan pelaporan hasil
pemeriksaan langsung;
3. Tahap pelaksanaan tindak lanjut hasil
pemeriksaan langsung; dan
4. Tahap evaluasi kegiatan pemeriksaan langsung
sebagaimana pada Gambar di atas
34
PENGAWASAN BERBASIS KEPATUHAN DAN
BERBASIS RISIKO
Sejak diundangkannya POJK Nomor 10 / POJK.
05/2014 tentang Penilaian Tingkat Risiko Lembaga
Jasa Keuangan Non-Bank serta POJK Nomor
11/POJK.05/2014 tentang Pemeriksaan Langsung
Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank, terjadi
perubahan pola pemeriksaan atau pengawasan
terhadap industri Perusahaan Pembiayaan yang
sebelumnya pengawasan berdasarkan kepatuhan
(compliance based supervision) menjadi pengawasan
berbasis risiko (risk based supervision).
35
Pada saat ini, pengawasan berbasis risiko hanya baru
diterapkan pada Perusahaan Pembiayaan saja.
Kedepannya, model pengawasan tersebut diharapkan
dapat diterapkan pada industri lembaga pembiayaan
lainnya seperti Perusahaan Modal Ventura dan
Perusahaan.
Perhitungan tingkat risiko didasarkan pada faktor sebagai
berikut:
1. Risiko bawaan, yaitu seluruh risiko yang melekat
dalam setiap jenis kegiatan perusahaan;
2. Manajemen dan pengendalian, yaitu hal-hal yang
dapat dilakukan oleh Direksi dan Dewan Komisaris
atau yang setara untuk meminimalkan tingkat risiko
bawaan; dan
3. Dukungan dana, yaitu pendanaan atau permodalan
yang tersedia yang menggambarkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dan
mempertahankan usahanya
36
Jenis risiko di industri Perusahaan Pembiayaan
meliputi yaitu:
1. Risiko kepengurusan (board risk);
2. Risiko tata kelola (governance risk);
3. Risiko strategi (strategic risk);
4. Risiko operasional (operational risk);
5. Risiko kekayaan dan liabilitas (asset and liabilities
risk);
6. Risiko dukungan dana/pendanaan (capital
support/ funding risk);
7. Risiko pembiayaan (khusus untuk industri
pembiayaan) (financing risk).
37
38