2. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup kegiatan dari Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
adalah :
a. Indikator peningkatan mutu yang meliputi:
Indikator pelayanan non bedah :
- Pasien decubitus, target : 0 %
- Infeksi karena jarum infus : ≤5 %
- Ketidaklengkapan pengisian catatan rekam medis : 0 %
- Keterlambatan pelayanan gawat darurat ≤ 5 menit : 1 %
Indikator pelayanan bedah :
- Infeksi luka operasi : ≤1,5 %
- Komplikasi pasca bedah : ≤1,5 %
- Waktu tunggu operasi elektif ≤ 2 hari : 2,5 %
Indikator pelayanan ibu bersalin dan bayi neonatal:
- Kematian ibu karena eklampsia : ≤ 3 %
- Kematian ibu karena perdarahan : ≤1 %
- Kematian ibu karena sepsis : ≤ 0,2 %
- Perpanjangan masa rawat ibu melahirkan : ≤1,5 %
- Kematian bayi dengan BB ≤2000 gram : ≤ 0,15 %
- seksio sesarea : ≤ 20 %
b. Indikator keselamatan pasien meliputi :
Identifikasi pasien
Salah identifikasi pasien : 0 %
Komunikasi efektif
Kejadian salah komunikasi : 0 %
Keamanan pemberian obat
Kesalahan pemberian obat : 0 %
Prosedur bedah yang tepat
Operasi salah prosedur: 0 %
Kontrol resiko infeksi
- Infeksipasca operasi : ≤ 1,5 %
- Infeksi nosokomial : ≤1,5 %
Resiko jatuh
Pasien jatuh : 0 %
3. Tujuan Kegiatan
Adapun tujuan pelaksanaan kegiatan monitoring evaluasi ini adalah:
a. Agar diketahui perkembangan pelaksanaan Rencana kerja Peningkatan Mutu
dan Keselamatan Pasien Sakit Umum Daerah Haji Makassar berdasarkan
indikator kineja yang telah disepakati
b. Agar dapat diketahui secara dini hambatan-hambatan yang dihadapi dalam
pelaksanaan rencana kerja dan mencari solusinya
c. Agar dapat diperoleh umpan balik dari hasil evaluasi untuk penyempurnaan
Rencana Kerja tahun berikutnya
d. Agar tersedia data dan informasi sebagai masukan dalam penyusunan
kebijakan
4. Tahapan Kegiatan
Adapun tahapan kegiatan monitoring evaluasi adalah sebagai berikut:
a. Menyampaikan ke seluruh instalasi / unit / ruangan tentang format sensus
harian indikator PMKP
b. Melakukan pengumpulan data setiap bulan
c. Melakukan verifikasi dan validasi data
d. Mengolah data dan informasi hasil monitoring evaluasi
e. Melakukan kajian analisis terhadap data yang telah diolah
f. Membuat rekomendasi dan rencana tindak lanjut bila ada kejadian / kinerja
pelayanan yang bermasalah
g. Melakukan analisis indikator PMKP akhir tahun sebagai bahan untuk
perencanaan tahun berikutnya.
5. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan monitoring evaluasi dilaksanakan terhadap semua indikator
peningkatan mutu dan indikator keselamatan pasien dengan tahapan pelaksanaan
antara lain adalah:
a. Melakukan pengumpulan data dan informasi indikator peningkatan mutu
dan indikator keselamatan pasien yang telah ditetapkan
b. Melakukan analisis terhadap data dan informasi setiap program dan
kegiatan yang telah diperoleh dengan membandingkan antara target yang
telah ditetapkan dengan realisasi yang dilaksanakan
c. Melakukan kajian terhadap hasil perbandingan telah diperoleh
d. Membuat rekomendasi tindak lanjut terhadap hasil kajian analisis
6. Hasil Pencapaian Indikator
A. Indikator Peningkatan Mutu
Indikator ini terdiri atas :
a. Indikator pelayanan non-bedah
1) Pasien Decubitus
Indkator pasien decubitus adalah banyaknya pasien decubitus dibagi
total pasien tirah baring bulan tersebut dikali seratus persen dengan
target sebesar 0 %. Adapun realisasi dari untuk tahun 2015 adalah
sebesar 0 %. Hal ini menunjukkan bahwa pelayanan yang diberikan
cukup baik sehingga tidak terjadi infeksi nosokomial yang berdampak
terhadap keselamatan pasien. Pencapaian ini diharapkan dapat
dipertahankan guna peningkatan mutu pelayanan kepada masyarakat.
2) Infeksi karena jarum infus
Indikator infeksi karena jarum infus adalah angka infeksi karena jarum
infus dibagi total pemasangan infus bulan itu dikali seratus persen
dengan target sebesar kecil sama dengan 5 %. Adapun realisasinya
sebesar 2,01 %. Angka ini menunjukkan bahwa mutu pelayanan
khususnya pelayanan keperawatan cukup baik.
3) Ketidaklengkapan pengisian catatan rekam medis
Indkator ketidaklengkapan pengisan catatan rekam medis adalah total
rekam medis yang tidak lengkap dibagi total rekam medis yang masuk
bulan itu dikali seratus persen dengan target sebesar 0 %. Adapun
realisasinya sebesar 26,51 %. Angka tersebut menunjukkan bahwa
kurangnya kesadaran dokter terhadap tanggung jawabnya dalam
melengkapi informasi rekam medis pasien yang akan berdampak
terhadap kesinambungan pelayanan dan keselamatan pasien
4) Keterlambatan pelayanan gawat darurat
Indikator keterlambatan pelayanan pertama gawat darurat adalah total
pasien yang dilayani > 5 menit perbulan dibagi jumlahpasienIGD bulan
tersebut dikali seratus persen dengan target sebesar 0 %. Adapun
realisasi tahun 2015 adalah sebesar 0 %. Indikator ini sudah mencapai
target yang telah ditentukan sehingga harus terus dipertahankan.
b. Indikator pelayanan bedah, meliputi:
1) Infeksi luka operasi
Indikator luka operasi adalah total infeksi luka operasi bersih perbulan
dibagi total luka operasi bulan itu dikali seratus persen dengan target
sebesar 1,5 %. Adapun realisasi tahun 2015 adalah sebesar 0 %. Hal ini
menunjukkan bahwa mutu pelayanan bedah cukup baik dan
diharapkan tetap dipertahankan bahkan ditingkatkan lagi.
2) Komplikasi pasca bedah
Indikator komplikasi pasca bedah adalah total komplikasi pasca bedah
elektif dibagi total bedah elektif bulan tersebut dikali seratus persen
dengan target sebesar ≤1,5 % dengan realisasi tahun 2015 sebesar 0 %.
Hal ini menunjukkan kinerja pelayanan di kamar operasi sudah baik.
3) Waktu tunggu operasi elektif adalah total pasien dengan masa tunggu >
24 jam perbulan dibagi total operasi elektif bulan tersebut dikali seratus
persen dengan target sebesar ≤2,5 %. Adapun realisasinya sebesar 0 %.
Angka ini masih dibawah angka standar target yang ditetapkan. Hal ini
menunjukkan bahwa standar operasional prosedur di kamar operasi
sudah berjalan dengan baik.
c. Indikator pelayanan ibu bersalin dan bayi neonatal
1) Kematian ibu karena eklampsia
Indikator kematian ibu karena eklampsia adalah total ibu yang
meninggal karena eklampsia dibagi total ibu eklampsia bulan itu dikali
seratus persen dengan target indikator sebesar ≤ 3 %. Adapun realisasi
tahun 2015 adalah sebesar 0 %. Hal ini menunjukkan bahwa
penatalaksanaan perawatan terhadap ibu yang menderita eklampsia
sudah baik.
2) Kematian ibu karena perdarahan
Indkator kematian ibu karena perdarahan adalah jumlah ibu yang
meninggal karena perdarahan dibagi jumlah ibu bersalin dengan
perdarahan bulan tersebut dikali seratus persen dengan target indikator
sebesat ≤1 %. Adapun realisasi tahun 2015 adalah sebesar 8,33 %. Hal
ini menunjukkan bahwa masih tingginya perdarahan bagi ibu bersalin di
RSUD.Haji sehingga masih perlu perbaikan mutu dibagian kebidanan
agar angka kematian ibu hamil akibat perdarahan dapat ditekan hingga
mencapai target.
3) Kematian ibu karena sepsis
Indikator kematian ibu karena sepsis adalah total ibu melahirkan yang
meninggal karena sepsis dibagi total ibu yang melahirkan dengan sepsis
bulan itu dikali seratus persen dengan target indikator sebesar 0%.
Adapun realisasi tahun 2015 sebesar 16,67 %. hal ini menunjukkan
bahwa mutu pelayanan kebidanan belum baik. Masih perlu perbaikan
dan menurunkan angka kematian ibu karena sepsis untuk tahun 2016.
4) Perpanjangan masa rawat ibu melahirkan
Indikator perpanjangan masa rawat ibu melahirkan adalah ibu
melahirkan dengan LOS > standar dibagi ibu sehat yang melahirkan
bulan itu dikali seratus persen dengan indikator standar ≤15 %. Adapun
realisasi tahun 2015 sebesar 0 %. Hal ini menunjukkan bahwa
penatalaksanaan perawatan ibu melahirkan sudah cukup baik dan
sudah dilaksanakan sesuai prosedur.
5) Kematian bayi dengan berat badan ≤ 2000 gram
Indikator kematian bayi dengan berat badan ≤2000 gram adalah total
kematian bayi baru lahir dengan berat badan ≤2000 gram dibagi total
bayi dengan berat badan ≤2000 gram bulan itu dikali seratus persen
dengan target indikator sebesar ≤15 %. Adapun realisasi tahun 2015
adalah sebesar 9,78%. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja
penatalaksanaan perawatan perinatologi kurang baik dan
membutuhkan perhatian yang serius.
6) Seksio caesarea
Indikator seksio caesarea adalah total persalinan dengan seksio
caesarea dibagi dengan total persalinan bulan tersebut dibagi seratus
persen dengan target indikator sebesar ≤20 %. Adapun realisasi tahun
2015 adalah sebesar 13,51%. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan
seksio caesarea dilaksanakan sesuai dengan indikasi medis.
( drg. W A H I D A M.Kes)