Anda di halaman 1dari 14

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/303753061

Kajian analisis kepuasan pelanggan pada layanan perpustakaan Badan


Standardisasi Nasional (BSN)

Article · January 2014

CITATION READS

1 1,590

3 authors:

Abdul Rahman Saleh Erni Sumarni


Bogor Agricultural University Badan Standardisasi Nasional
42 PUBLICATIONS   21 CITATIONS    5 PUBLICATIONS   2 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Sri Tutie Rahayu


Politeknik Maritim Negeri Indonesia
3 PUBLICATIONS   1 CITATION   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Kajian kepuasan pelanggan Perpustakaan BSN tahun 2016 View project

All content following this page was uploaded by Abdul Rahman Saleh on 03 June 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 13 No. 2

KAJIAN ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN


PADA LAYANAN PERPUSTAKAAN BADAN STANDARDISASI
NASIONAL

Oleh:
Abdul Rahman Saleh 1; Erni Sumarni 2; dan Sri Rahayu Safitri 3
1 Kepala Pusat Informasi dan Dokumentasi Standardisasi, BSN dan Pustakawan Utama IPB
2 Kepala Bidang Dokumentasi dan Perpustakaan, BSN dan Pustakawan Madya Perpustakaan BSN
3 Pustakawan Pertama pada Perpustakaan BSN

Abstrak

Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional adalah perpustakaan yang


mengkhususkan diri dalam melayani pemustaka yang membutuhkan informasi
standardisasi. Dalam melayani pemustakanya Perpustakaan BSN tentu dapat
memuaskan atau tidak memuaskan pemustakanya. Untuk mengetahui seberapa besar
tingkat kepuasan pemustakanya maka dilakukan kajian ini. Kajian ini menggunakan
metode servqual. Indeks harapan pemustaka terhadap layanan perpustakaan BSN
adalah sebesar 4,38 pada skala 1-5 atau 87,61 pada skala 1-100 yang berarti sangat
baik. Sedangkan Indeks Persepsi (kepuasan) terhadap layanan perpustakaan BSN
adalah sebesar 3,93 pada skala 1-5 atau 78,41 pada skala 1-100 yang berarti baik.
Ada nilai kesenjangan sebesar 0,45 pada skala 1-5 atau 9,20pada skala 1-100.
Kesimpulannya Perpustakaan BSN harus meningkatkan kinerjanya agar mencapai
skor sangat baik.

Kata Kunci:Manajamen; Indeks Kepuasan Pelanggan, Servqual

Pendahuluan elektronik. Sedangkan dalam


BSN adalah Badan Standardisasi memberikan layanan tersebut dapat
Nasional merupakan Lembaga dilakukan secara off-line atau dengan
Pemerintah Non Kementerian yang cara online. Layanan secara off-line
memiliki tugas pokok membina dan adalah layanan dimana pemustaka harus
mengembangkan standardisasi di datang sendiri ke Perpustakaan BSN
Indonesia. Sesuai dengan Peraturan untuk mendapatkan kebutuhan
Pemerintah Nomor 102 tahun 2000 informasinya. Sedangkan layanan online
tentang Standardisasi Nasional, maka adalah layanan dimana pemustaka dalam
BSN menetapkan Standar Nasional memperoleh informasi standar tidak
Indonesia (SNI) yang perumusannya harus datang ke Perpustakaan BSN,
dilakukan secara konsensus oleh para namun pemakai dapat langsung
pemangku kepentingan. berinteraksi melalui komputernya yang
PUSIDO atau Pusat Informasi dan terhubung ke komputer server BSN
Dokumentasi Standardisasi dimana melalui internet. Beberapa variasi dari
Perpustakaan BSN merupakan bagian layanan online juga dapat dilakukan
dari PUSIDO adalah bagian dari BSN seperti permintaan informasi yang
yang mempunyai tugas untuk melayani dilakukan melalui surat (termasuk surat
masyarakat dalam hal pemenuhan elektronik), telepon, faksimil dan
kebutuhan informasi standardisasi, sebagainya.
khususnya SNI. Layanan tersebut Dalam melayani pemustakanya
umumnya dalam hal penyediaan Perpustakaan BSN tentu saja memiliki
informasi standar dapat dilakukan kelebihan kekurangan. Untuk
dengan dua bentuk dokumen seperti mengetahui apakah pemustaka yang
dokumen tercetak dan dokumen dilayani puas atau tidak, maka

15
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 13 No. 2

Perpustakaan BSN melaku-kan kajian barang/jasa) (3) ilmuwan atau pakar, dan
kualitas layanan kepada pelanggan (4) konsumen. Jumlah pemustaka
menggunakan metode ServQual. informasi standardisasi memang
berfluktuasi, namun menunjukkan trend
Tujuan Kajian yang meningkat. Menurut laporan
Tujuan umum kajian ini adalah tahunan Pusat Informasi dan
untuk mengetahui kualitas layanan Dokumentasi jumlah pemustaka yang
Perpustakaan BSN yang diberikan datang sendiri ke perpustakaan pada
kepada para pemustakanya. Selain tujuan tahun 2012 adalah 2.660 pelanggan
secara umum tersebut, kajian (BSN, 2013).
mempunyai tujuan khusus yaitu Lembaga seperti perpustakaan,
mengukur Indeks Persepsi dan Indeks pusat dokumentasi serta pusat informasi
Harapan Pelanggan terhadap layanan (Perpusdokinfo) merupakan suatu
Perpustakaan BSN. lembaga nirlaba dengan produk
berbentuk jasa. Jasa yang dimaksud di
Ruang Lingkup Kajian sini berupa jasa layanan informasi kepada
Kajian ini hanya dilakukan terbatas masyarakat pelanggan atau dalam UU 43
terhadap layanan Perpustakaan BSN saja tahun 2007 disebut dengan pemustaka
yaitu yang mencakup layanan penyediaan (PNRI, 2009). Karena sifatnya yang
dokumen standar baik SNI maupun nirlaba tersebut maka seringkali kualitas
standar asing lainnya. layanan kurang diperhatikan. Staf bekerja
mengikuti norma yang ada dan yang
Tinjauan Pustaka lebih penting bagi para staf tersebut
Kepuasan konsumen telah menjadi bekerja aman, tidak melanggar aturan
titik perhatian dalam bisnis dan bahkan sering bekerja tanpa target
manajemen sehingga berbagai literatur tertentu sehingga kualitas layanan
yang menyangkut bisnis dan manajemen menjadi sangat lemah (Perpustakaan
organisasi, baik yang bersifat mencari IPB, 2011).
laba ataupun nirlaba menempatkan Layanan atau jasa menurut
kepuasan konsumen sebagai ukuran Suwardi yang mengutip Kotler (1998)
utama (Mulyana, 2011). Selajutnya adalah setiap tindakan atau kegiatan yang
Mulyana juga mengutip Ujang Sumarwan ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak
(2004) bahwa konsumen tidak akan lain, pada dasarnya tidak berwujud dan
berhenti sampai pada tahap tidak mengakibatkan kepemilikan
mengonsumsi akan tetapi tahap apapun (Suwardi, 2006). Menurut Kotler
berikutnya yakni melakukan evaluasi (2007) yang dikutip oleh Zoeldan, jasa
terhadap barang dan jasa yang memiliki empat macam karakteristik
dikonsumsinya tersebut. Tahapan ini yaitu: (1) intangibility (tak berwujud)
kemudian disebut dengan pasca artinya jasa tersebut tidak dapat dilihat,
konsumsi, dimana setelah mengonsumsi dirasakan, dicicipi, didengar atau dicium
produk atau barang/jasa konsumen sebelum jasa dibeli; (2) Inseparability (tidak
akan memilih perasaan puas atau tidak dapat dipisahkan) artinya jasa tersebut
puas terhadap produk yang diproduksi dan dikonsumsi secara
dikonsumsinya (Mulyana, 2011). bersamaan. Jasa tidak bisa diproduksi
Stakeholder atau pemangku terlebih dahulu baru kemudian
kepentingan menjadi pemustaka dilayankan dan dinikmati oleh pelanggan.
Perpustakaan BSN terdiri dari empat Ketika jasa tersebut diproduksi maka
kelompok yaitu: (1) Regulator atau terjadi interaksi antara penyedia jasa dan
pemerintah, (2), Pelaku usaha (produsen pembeli jasa sehingga antara pembeli jasa

16
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 13 No. 2

dan penyedia jasa merupakan bagian dari Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
jasa itu sendiri; (3)Variability (sangat kualitas layanan tersebut bukanlah
bervariasi), artinya jasa sangat bervariasi kriteria yang ditetapkan oleh perusahaan
karena jasa tergantung pada penyedia atau organisasi melainkan kriteria yang
jasa, kapan dan di mana jasa tersebut ditetapkan oleh pelanggan.
diberikan. Jasa mempunyai variasi Kualitas layanan sangat tergantung
bentuk, kualitas, dan jenis tergantung kepada penilaian pelanggan yang
kepada siapa, kapan dan dimana jasa dilayani. Penilaian pelanggan terhadap
tersebut dihasilkan; (4) Perishability (tidak layanan yang diberikan oleh penyedia
dapat disimpan), artinya jasa tidak bisa jasa sangat subyektif dan dipengaruhi
disimpan. Sifat jasa ini tidak menjadi oleh banyak faktor. Oleh karena itu
masalah jika permintaan stabil. Ketika penilaian tersebut tergantung kepada
permintaan berfluktuasi, orga-nisasi yang persepsi masing-masing pelanggan. Hasil
bergerak dalam bidang jasa harus penilaian ini akan bermuara kepada rasa
melakukan langkah-langkah untuk puas atau tidak puasnya pengguna.
menyeimbangkan permintaan dan Kepuasan menurut definisi Mowen
penawaran (Zoeldhan, 2013). (2002) yang dikutip oleh Suwardi adalah
Subagyo dan Sujana mengutip keseluruhan sikap yang ditunjukkan
definisi kualitas dari Tjiptono (2008) pengguna atas suatu produk (barang atau
yang mendefinisikan kualitas secara jasa) setelah mereka memperoleh dan
sederhana yaitu ”ukuran seberapa bagus mengkon-sumsinya. Ini merupakan
tingkat layanan yang diberikan mampu penilaian evaluatif pasca pemilihan yang
sesuai dengan ekspektasi pelanggan” disebabkan oleh seleksi pembelian
(Subagyo & Sujana, 2011). Sedangkan khusus dan pengalaman mengkonsumsi
menurut Suparman yang mengutip suatu produk (Suwardi, 2006).
Nasution (2004) mendefinisikan kualitas Model kualitas layanan yang paling
adalah kecocokan penggunaan produk populer hingga kini dan banyak dijadikan
(fitness for use) untuk memenuhi acuan riset manajemen dan pemasaran
kebutuhan dan kepuasan pelanggan jasa adalah model ServQual (Service
(Suparman, 2007). Selanjutnya Pasaribu Quality). Cara ini mulai dikembangkan
mengutip definisi Parasuraman at al. pada tahun 1980-an oleh Zeithaml,
(1985) tentang kualitas jasa yaitu Parasuraman & Berry, dan telah
perbandingan antara harapan dan digunakan dalam mengukur berbagai
persepsi konsumen terhadap jasa yang kualitas jasa (Wikipedia, 2013). Model ini
mereka terima (perceptions-expectation), dikenal pula dengan istilah Gap Analysis
apabila pelayanan yang diterima atau Model yang berkaitan erat dengan model
dirasakan sesuai dengan yang kepuasan pelanggan.
diharapkan, maka kualitas layanan Kualitas layanan (ServQual) terdiri
dipersepsikan baik dan memuaskan atas lima dimensi yaitu bukti fisik
(Pasaribu, 2001). Sedangkan jika persepsi (tangibles), keandalan (reliability), daya
pelanggan melebihi harapan pelanggan, tanggap (responsiveness), jaminan
maka kualitas layanan dipersepsikan (assurance), dan empati (emphaty)
sebagai kualitas ideal. Sebaliknya jika (Tjiptono, 2008); (Wikipedia, 2013);
persepsi pelanggan lebih jelek Parasuraman et.al. (1985, 1988) dalam
dibandingkan harapannya, maka kualitas Donnelly (Donnelly, Dalrymple,
layanan dipersepsikan negatif atau buruk, Wisniewski, & Curry, 1995). Dimensi
sebagaimana dikutip oleh Arash Shahin bukti fisik (tangibles) merupakan bukti
(Shahin, 2004) dari Parasuraman et al. fisik kemampuan suatu unit dalam
(1985) dan Lewis and Mitchell (1990). menunjukkan kepada pihak eksternal,

17
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 13 No. 2

meliputi fasilitas, sarana dan prasarana, bisa menilai kualitas keseluruhan


personalia, koleksi, dan peralatan. layanannya sebagai-mana dipersepsikan
Dimensi keandalan (reliability) merupakan pemustaka, akan tetapi perpustakaan
kemampuan atau keandalan suatu unit juga bisa mengidentifikasi dimensi-
dalam memberikan pelayanan secara dimensi kunci dan aspek-aspek dalam
akurat dan terpercaya. Kemampuan ini setiap dimensi yang membutuhkan
meliputi ketepatan waktu, tidak berbuat penyempurnaan kualitas. Instrumen
kesalahan dan lain-lain. Dimensi daya ServQual dan hasil data dapat
dimanfaatkan untuk keperluan
tanggap (responsiveness) merupakan daya
perbandingan ekspektasi dan persepsi
tanggap suatu unit dalam memberikan
pemustaka sepanjang waktu; dengan kata
pelayanan yang cepat dan tepat, serta lain bahwa kajian perlu dilakukan secara
penyampaian informasi yang jelas. terus menerus pada setiap tahun.
Dimensi jaminan (assurance) merupakan
jaminan atau kepastian yang berupa Desain Kajian
pengetahuan atau sikap sopan santun, Desain kajian ini menggunakan
dan dapat menumbuhkan rasa percaya disain kajian deskriptif dengan model
pemustaka terhadap perpustakaan. survey terhadap pemangku kepentingan
Komponennya terdiri atas komunikasi, (stakeholders) BSN yang menggunakan
kredibilitas, keamanan, kompetensi dan jasa Perpustakaan BSN. Adapun lokasi
sopan santun. Dimensi empati (emphaty) kajian kualitas layanan ini dilakukan di
merupakan perilaku staf dalam Perpustakaan BSN dengan waktu
memberikan perhatian secara tulus dan pelaksanaan pada bulan April-Juni 2013.
bersifat individu sesuai dengan keinginan Pengambilan sampel digunakan
dan kebutuhan kepada pemustaka metoda simple random sampling dengan
(Perpustakaan IPB, 2011). teknik pengambilan data secara accidental
Pengukuran ServQual didasarkan sampling yaitu memberikan kuisioner
pada skala multi-item yang dirancang kepada responden stakeholders yang
untuk mengukur ekspektasi dan persepsi datang ke Pusido (Muljono, Sujana, &
pemustaka serta gap diantara keduanya Prabowo, 2009) (Singarimbun &
yang terkelompok dalam lima dimensi. Effendi, 1989). Populasi stakeholders
Adapun item pernyataan dari kuisioner ini berdasarkan jumlah kunjungan tahun
merupakan hasil modifikasi dari 2012 adalah sebanyak 2.660 orang.
instrumen ServQual yang tersirat di buku Jumlah sampel dihitung menurut rumus
Tjiptono (Tjiptono, 2008), yang terdiri Slovin sebagai berikut:
atas 22 item pernyataan. Dimensi bukti
Dimana: n = besaran sampel
fisik sebanyak 4 (empat) item pernyataan, N=
keandalan sebanyak 5 (lima) item besaran populasi
pernyataan, daya tanggap sebanyak 4 E = nilai
kritis (batas ketelitian) yang
(empat) item pernyataan, jaminan diinginkan
sebanyak 4 (empat) item pernyataan, dan
empati sebanyak 5 (lima) item pernyataan Berdasarkan rumus Slovin tersebut
(Perpustakaan IPB, 2011). Sedangkan dan dengan nilai kritis sebesar 5 %, maka
skala jawaban pernyataan digunakan jumlah sampel yang diperlukan adalah
skala Likert yang terdiri atas 1 (sangat sebesar 348 orang.
tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju). Jenis data yang diambil dalam
Model ini menganalisis gap antara dua kajian kualitas layanan Perpustakaan
variabel pokok yaitu layanan yang BSN ini adalah berupa data primer dan
diharapkan (expected service) dan persepsi
data sekunder. Pengumpulan data primer
pemustaka terhadap layanan yang
diterima (perceived service). Berdasarkan diperoleh dari penyebaran kuisioner
analisis gap ini, perpustakaan tidak hanya kepada responden/stakeholder. Sedangkan

18
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 13 No. 2

pengumpulan data sekunder berupa dengan membandingkan nilai t-


literatur yang mendukung aktivitas kajian hitung dan t-tabel. Jika t-hitung > t-tabel,
kualitas layanan perpustakaan baik maka dapat disimpulkan bahwa butir
berupa buku tercetak (printed) maupun item tersebut valid. Hasil uji validitas
berkas digital. instrumen dengan analisis koefisien
Instrumen kajian adalah berbentuk korelasi product-moment Pearson
kuesioner dengan jumlah pertanyaan dimana semua pertanyaan pada
sebanyak 22 pertanyaan yang kuesioner memiliki nilai thitung lebih besar
dikelompokkan kedalam 5 (lima) dimensi dari ttabel. Dengan demikian dapat
yaitu dimensi tangible, reliability, dikatakan semua pertanyaan valid dan
responsiveness, assurance, emphaty. dapat digunakan.
Validitas menunjukkan sejauh Reliabilitas merupakan tingkat
mana suatu alat pengukur itu mengukur ketepatan, ketelitian atau keakuratan
apa yang ingin diukur. Dalam hal ini sebuah instrumen. Apabila instrumen itu
survey kepuasan pelanggan dipergunakan untuk mengukur suatu
menggunakan kuesioner sebagai alat gejala pada waktu yang berlainan
ukur, maka validitas kuesioner tersebut senantiasa menunjukkan hasil yang sama,
harus dipastikan tingkat validitasnya. maka alat pengukur tersebut dikatakan
Untuk menguji tingkat validitas instrumen reliable atau dapat dipercaya
instrumen dalam kajian ini digunakan (Singarimbun & Effendi, 1989). Cara
teknik analisis Koefisien Korelasi menguji reliabilitas alat ukur (kuisioner)
Produk-Moment Pearson (Pearson dalam kajian ini dengan membagi dua
Product-Moment Corelation Coeficient) kelompok butir kuisioner (split-half-
(Muljono, Sujana, & Prabowo, 2009) procedure) yang telah diuji coba kepada 20
dengan rumus sebagai berikut: responden. Pembelahan butir-butir
kuisioner dengan menggunakan kelom-
pok kuisioner ganjil dan genap terhadap
stakeholder. Penggunaan teknik belah
dua ini memerlukan dua persyaratan
Dimana:
yaitu jumlah butir instrumen harus genap
rxy : Koefisien korelasi Pearson antara
dan memenuhi persyaratan untuk
item instrumen yang akan digunakan
dibelah. Teknik belah dua pada kajian
dengan variabel yang bersangkutan
ini dilakukan dengan cara membagi tes
X : Skor item instrumen yang akan
menjadi dua bagian yang relatif sama
digunakan
(banyaknya soal/pertanyaan sama),
Y : Skor semua item instrumen dalam
sehingga masing-masing tes mempunyai
variabel tersebut
N : Jumlah responden dua macam skor, yaitu skor belahan
pertama (awal/ soal nomor ganjil)
dan skor belahan kedua (akhir/soal
Untuk menguji signifikan hasil
nomor genap). Koefisien reliabilitas
korelasi tersebut diuji menggunakan
belahan tes dinotasikan dengan r1/2
gunakan uji-t dengan rumus t-hitung
1/2 dan dapat dihitung dengan
sebagai berikut:
menggunakan rumus yaitu korelasi
angka kasar Pearson. Selanjutnya
koefisien reliabili-tas keseluruhan tes
dihitung mengguna-kan formula
Spearman-Brown (Singarimbun &
Effendi, 1989)(Muljono, Metodologi
Kriteria untuk menentukan
penelitian sosial, 2012), yaitu:
signifikansi dari korelasi tersebut adalah

19
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 13 No. 2

Kategori koefisien Pelanggan


reliabilitas adalah sebagai P = Rata-rata
berikut: nilai setiap
0,80 < r11 = 1,00 reliabilitas pertanyaan
sangat tinggi p =
0,60 < r11 = 0,80 reliabilitas pertanyaan ke 1
tinggi sampai ke n pada
0,40 < r11 = 0,60 reliabilitas kuesioner
sedang Bn = Bobot
0,20< r11 = 0,40 reliabilitas atau untuk nilai
rendah. pertanyaan
-1,00 r11 = 0,20 reliabilitas (biasanya 1)
sangat rendah (tidak n = jumlah
reliable). pertanyaan pada
kuesioner

Reliabilitas instrumen dalam kajian Setelah kuesioner dikumpulkan


ini dilakukan dengan membagi dua dari responden, selanjutnya dilakukan
kelompok butir kuesioner (split-half- proses tabulasi terhadap jawaban data
procedure) yang telah diuji coba kepada 20 umum (karakteristik responden) dan
responden. Hasil uji realiabilitas lain-lain.
instrumen dengan menggunakan ganjil-
genap diperoleh korelasi Pearson sebesar Hasil Dan Pembahasan
0,793 dan Realiabilitas Spearman-Brown Pengguna perpustakaan BSN
sebesar 0,884. Angka tersebut lebih besar dapat dikelompokkan menjadi: (1)
dari Rtabel dimana nilai Rtabel sebesar 0,468. pelaku usaha (produsen barang/jasa); (2)
Dengan demikian instrumen tersebut Regulator (Pemerintah); (3) Tenaga
memiliki realiabilitas yang tinggi (Rhitung> ahli/pendidikan (dosen/mahasiswa); (4)
Rtabel). Dengan menggunakan metode Konsumen (masyarakat umum). Pada
yang sama (split-half-procedure) dengan kajian ini Regulator dibagi lagi menjadi
membandingkan kuesioner awal-akhir Lembaga Penilaian Kesesuaian dan
diperoleh korelasi Pearson sebesar 0,823 Anggota panitia teknis. Tabel 5
dan Realiabilitas Spearman-Brown menampilkan jumlah dan komposisi
sebesar 0,903. Angka tersebut lebih besar responden yang mengisi kuesioner.
dari Rtabel dimana nilai Rtabel adalah
sebesar 0,468. Dengan demikian Tabel 1 Responden Berdasarkan Kelompok
instrumen tersebut tetap memiliki Pengguna
realiabilitas yang tinggi (Rhitung> Rtabel). Nomor Kelompok Responden Jumlah %
Pengolahan data untuk Produsen barang/jasa
1 (pelaku usaha) 176 50,72
mendapatkan indeks harapan pelanggan Regulator (pemerintah)
2 57 16,43
(IHP) dan indeks persepsi kepuasan Pendidikan (dosen,
pelanggan (IPKP) dilakukan dengan 3 mahasiswa) 55 15,85
Konsumen (masyarakat
bantuan Microsoft Excel. Rumus untuk 4 umum) 23 6,63
mencari Indeks Harapan Pelanggan Lembaga Penilaian
5 Kesesuaian 26 7,49
maupun Indeks Persepsi Kepuasan Anggota Panitia
Pelanggan adalah: Teknis/Sub Panitia
6 Teknis 7 2,02
Keterangan: 7 Lain-lain 3 0,86
IPKP = Indeks Jumlah 347 100
Persepsi
Kepuasan
Pelanggan Dari tabel 5 tersebut terlihat
IHP = Indeks bahwa persentase terbesar pengguna
Harapan layanan Perpustakaan BSN yang menjadi

20
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 13 No. 2

responden pada kajian ini adalah dari ini disebabkan karena fasilitas fisik
kelompok pelaku usaha (produsen seperti kondisi ruangan dan perabot yang
barang/jasa) yaitu sebesar 176 responden kurang nyaman; penampilan petugas
atau 50,72 %, diikuti oleh kelompok yang kurang meyakinkan; keadaan
regulator sebanyak 57 responden (16,43 koleksi yang mungkin dirasa kurang
%), kelompok pakar atau pendidikan lengkap; serta kondisi teknologi
(dosen/mahasiswa) sebanyak 55 informasi, khususnya komputer, yang
responden (15,85 %), lembaga penilaian kurang mendukung. Pada dimensi
kesuaian sebanyak 26 responden (7,49 tangible tersebut nilai persepsi yang paling
%), konsumen (masyarakat umum) rendah adalah pada fasilitas teknologi
sebanyak 23 responden (6,63 %), dan informasi (dengan nilai persepsi sebesar
anggota panitia teknis sebanyak 7 3,62), dalam hal ini adalah komputer
responden (2,02 %). Sedangkan sisanya yang mendukung layanan Perpustakaan
sebanyak 3 responden (0,86 %) BSN dianggap kurang baik dari aspek
menjawab lain-lain. jumlah maupun kualitasnya. Dapat
Berdasarkan jenis kelamin, dimengerti jika pelanggan kurang puas
responden laki-laki berjumlah 235 orang terhadap layanan perpustakaan terkait
atau 67,72 %, sedangkan responden dengan komputer yang disediakan untuk
perempuan berjumlah 112 orang atau pelanggan, karena komputer yang
sebesar 32,28 %. Tabel 6 menyajikan diperuntukkan pelanggan hanya
gambaran responden berdasarkan berjumlah 1 (satu) unit. Selain jumlahnya
kelompok jenis kelamin. yang hanya satu unit, kualitasnya pun
Tabel 2 Kelompok Responden Berdasarkan ”sudah ketinggalan jaman” dengan
Jenis Kelamin spesifikasi mesin AMD Athlon 64 yang
No. Jenis kelamin Jumlah % dirilis tahun 2005 (setingkat pentium
core 2 duo yang dirilis tahun 2006) yang
1 Laki-laki 235 67,72
memiliki memori sebesar 512 MB.
2 Perempuan 112 32,28 Sedangkan pada saat ini spesifikasi
Grand Total 374 100,00 komputer tercanggih sudah
menggunakan Core i7 Extreme Edition
Persepsi merupakan sesuatu yang (dirilis tahun 2011) (Wikipedia, 2013)
telah dirasakan (percived servive) oleh dengan memori sebesar 8 GB. Dengan
responden yang bersangkutan mendapat- jumlah dan kualitas mesin yang sangat
kan layanan dari Perpustakaan BSN terbatas tersebut maka pelanggan harus
(Suwardi, 2006). Berdasarkan hasil antri menggunakannya dan harus sabar
pengolahan data, maka diperoleh karena komputer tersebut seringkali
persepsi pelanggan terhadap layanan lambat dalam mengakses informasi.
Perpustakaan BSN seperti disajikan pada Nilai-nilai persepsi pada dimensi tangible
tabel 7. Berdasarkan tabel 7 nilai persepsi tersebut nyaris berada pada nilai tengah
terendah terhadap layanan Perpustakaan yaitu 3 dari skala 1-5.
BSN adalah pada kelompok dimensi
tangible dengan indeks sebesar 3,80. Hal

Tabel 3 Persepsi Responden Terhadap Layanan Perpustakaan BSN


Rata-rata
Rata-rata
No. Item Dimensi Skor
per Item
Persepsi
1 Fasilitas fisik 3,86 Tangible
3,80
2 Prenampilan dan kerapihan staf 3,90 (item 1 s/d 4)

21
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 13 No. 2

Rata-rata
Rata-rata
No. Item Dimensi Skor
per Item
Persepsi
3 Kualitas koleksi Perpustakaan 3,82
4 Kualitas sarana teknologi informasi 3,62
5 Prosedur layanan perpustakaan (SOP) 3,82
6 Kesungguhan petugas membantu pemustaka 3,99
7 Reliabilty (item 5
Ketersediaan waktu layanan 3,89 3,88
s/d 9)
8 Layanan bebas kesalahan 3,85
9 Ketepatan waktu layanan 3,84
10 Kepastian layanan 3,92
11 Responsiveness
Kesegeraan pemberian layanan 4,08
(item 10 s/d 4,01
12 Kesediaan petugas membantu 4,15 13)
13 Keseriusan petugas melayani 3,90
14 Kepercayaan pemustaka dilayani petugas 4,01
15 Keyakinan pemustaka bertransaksi 4,07 Assurance (item
4,07
16 Kesopanan petugas dalam melayani 4,19 14 s/d 17)
17 Kemampuan petugas menjawab pertanyaan 4,00
18 Kenyamanan jam layanan bagi pemustaka 3,93
19 Kewajaran tarif/biaya layanan 3,73
20 Emphaty (item
Perhatian petugas terhadap pemustaka 3,83 3,87
18 s/d 22)
21 Petugas mementingkan kebutuhan pemustaka 3,97
22 Pemahaman petugas terhadap kebutuhan pemustaka 3,89
Rata-rata Total 3,93
Sedangkan nilai persepsi tertinggi dan sebagian lain mendekati sangat
ada pada dimensi assurance dengan nilai baik.
persepsi sebesar 4,07. Hal ini disebabkan Harapan pelanggan atau ekspektasi
karena petugas perpustakaan BSN pelanggan adalah keinginan pelanggan
mampu secara sigap melayani pelanggan terhadap kualitas layanan yang akan
dan cepat dalam menangani transaksi diberikan oleh perpustakaan ketika
pelanggan. pelanggan tersebut ingin memanfaatkan
Jika diperhatikan nilai persepsi layanan perpustakaan. Tabel 8
untuk seluruh dimensi berada di atas 3,4 menyajikan skor rata-rata harapan
dimana nilai tersebut merupakan batas pelanggan terhadap layanan
nilai sedang dengan nilai baik. Artinya, perpustakaan BSN.
semua dimensi berada pada kisaran baik,
walaupun sebagian mendekati sedang
Tabel 4 Harapan Pelanggan dalam Mendapatkan Layanan Perpustakaan BSN
Rata-rata
Rata-rata
No. Item Dimensi Skor
per Item
Harapan
1 Fasilitas fisik 4,31
2 Prenampilan dan kerapihan staf 4,37 Tangible
4,35
3 Kualitas koleksi Perpustakaan 4,37 (item 1 s/d 4)
4 Kualitas sarana teknologi informasi 4,33
5 Prosedur layanan perpustakaan (SOP) 4,27 Reliabilty (item 4,35

22
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 13 No. 2

Rata-rata
Rata-rata
No. Item Dimensi Skor
per Item
Harapan
6 Kesungguhan petugas membantu pemustaka 4,40 5 s/d 9)
7 Ketersediaan waktu layanan 4,39
8 Layanan bebas kesalahan 4,37
9 Ketepatan waktu layanan 4,34
10 Kepastian layanan 4,40
Responsiveness
11 Kesegeraan pemberian layanan 4,51
(item 10 s/d 4,42
12 Kesediaan petugas membantu 4,49 13)
13 Keseriusan petugas melayani 4,30
14 Kepercayaan pemustaka dilayani petugas 4,41
15 Keyakinan pemustaka bertransaksi 4,42 Assurance (item
4,43
16 Kesopanan petugas dalam melayani 4,45 14 s/d 17)
17 Kemampuan petugas menjawab pertanyaan 4,44
18 Kenyamanan jam layanan bagi pemustaka 4,39
19 Kewajaran tarif/biaya layanan 4,31
20 Perhatian petugas terhadap pemustaka 4,33 Emphaty (item
4,36
18 s/d 22)
21 Petugas mementingkan kebutuhan pemustaka 4,39
Pemahaman petugas terhadap kebutuhan
22 pemustaka 4,37
Rata-rata Total 4,38
Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat konsistensi, kehandalan serta akurasi
bahwa rata-rata responden berharap dalam melakukan layanan. Pelanggan
mendapatkan layanan sangat baik yaitu umumnya lebih mengharapkan dilayani
berada diatas 4,20 (kisaran sangat baik oleh petugas yang kompeten dan
adalah 4,20 - 5). Artinya semua mempunyai kredibilitas tinggi, sopan dan
responden berharap mendapatkan sigap dalam melayani mereka serta cepat
layanan dengan kualitas sangat baik. dalam melakukan proses transaksi. Nilai
Harapan tertinggi adalah pada dimensi rata-rata harapan pelanggan dari
assurance (dengan nilai 4,43) atau pertanyaan nomor 1 sampai 22 adalah
responden mengharapkan dilayani oleh 4,38 dengan nilai tertinggi pada
petugas yang memiliki kompetensi tinggi pertanyaan nomor 11 yaitu mengharap-
di dalam bidang layanan informasi kan petugas perpustakaan BSN dapat
dengan kredibilitas tinggi serta dilayani melayani mereka dengan segera (4,51).
dengan sopan. Sedangkan dimensi Sedangkan nilai harapan terendah adalah
tangible dan dimensi realiability pada pertanyaan apakah BSN memiliki
mempunyai nilai sama yaitu 4,35 yang prosedur baku yang diketahui oleh pelanggan
berarti walaupun responden tetap dalam melakukan layanan (4,27).
mengharapkan dilayani dengan kualitas
sangat baik, namun responden Kualitas Layanan Perpustakaan
memaklumi kalau Perpusta-kaan BSN Kualitas layanan perpustakaan
masih belum maksimal dalam hal fasilitas merupakan selisih antara persepsi
fisik, peralatan, perlengkapan serta dengan harapan pelanggan (Suwardi,
penampilan staf. Begitu juga halnya 2006). Umumnya harapan seorang
dengan hal-hal yang menyangkut pelanggan lebih tinggi dari layanan yang

23
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 13 No. 2

diperoleh atau yang dirasakan. Jarang perpustakaan BSN. Kajian kualitas


sekali ada pelanggan yang merasa puas layanan perpustakaan yang terdiri atas
dengan layanan perpustakaan seberapa lima dimensi (tangible, reliability,
pun responsiveness, assurance, dan emphaty) ini
baiknya layanan yang telah diterimanya. diperoleh hasil semua dimensi dalam
Hal ini sangat wajar karena sifat posisi nilai atau skor negatif. Walaupun
manusia selalu menginginkan sesuatu demikian semua skor negatif tersebut
yang lebih baik dari apa yang telah tidak melebihi nilai minus satu. Tabel
diterimanya. Tabel 9 berikut adalah tabel berikut menyajikan kualitas layanan
kualitas layanan pelanggan pada Perpustakaan BSN.
Tabel 5 Kualitas Layanan Perpustakaan BSN
Rata-rata per Skor Rata-rata per
Skor
Item Gap Dimensi
No Item Dimensi ServQ
per
Perse Harap Perse Harap ual
Item
psi an psi an
1 Fasilitas fisik 3,86 4,31 -0,45
Tangible
2 Prenampilan dan kerapihan staf 3,90 4,37 -0,46
(item 1 3,80 4,35 -0,55
3 Kualitas koleksi Perpustakaan 3,82 4,37 -0,56
s/d 4)
4 Kualitas sarana teknologi informasi 3,62 4,33 -0,71
5 Prosedur layanan perpustakaan (SOP) 3,82 4,27 -0,44
6 Kesungguhan petugas membantu 3,99 4,40
Reliabilty
pemustaka -0,41
(item 5 3,88 4,35 -0,48
7 Ketersediaan waktu layanan 3,89 4,39 -0,50
s/d 9)
8 Layanan bebas kesalahan 3,85 4,37 -0,52
9 Ketepatan waktu layanan 3,84 4,34 -0,50
10 Kepastian layanan 3,92 4,40 -0,48 Responsive
11 Kesegeraan pemberian layanan 4,08 4,51 -0,43 ness (item
4,01 4,42 -0,41
12 Kesediaan petugas membantu 4,15 4,49 -0,34 10 s/d
13 Keseriusan petugas melayani 3,90 4,30 -0,40 13)
14 Kepercayaan pemustaka dilayani petugas 4,01 4,41 -0,41
15 Keyakinan pemustaka bertransaksi 4,07 4,42 -0,35 Assurance
16 Kesopanan petugas dalam melayani 4,19 4,45 -0,27 (item 14 4,07 4,43 -0,36
17 Kemampuan petugas menjawab 4,00 4,44 s/d 17)
pertanyaan -0,44
18 Kenyamanan jam layanan bagi 3,93 4,39
pemustaka -0,46
19 Kewajaran tarif/biaya layanan 3,73 4,31 -0,58
20 Perhatian petugas terhadap pemustaka 3,83 4,33 Emphaty
-0,50 (item 18 3,87 4,36 -0,49
21 Petugas mementingkan kebutuhan 3,97 4,39 s/d 22)
pemustaka -0,43
22 Pemahaman petugas terhadap kebutuhan 3,89 4,37
pemustaka -0,48
Rata-rata Total -0,46 3,93 4,38 -0,46
Seperti terlihat pada tabel 5 di 0,71. Hal ini dapat dimengerti karena
atas bahwa semua dimensi memiliki nilai Perpustakaan BSN menyediakan
harapan di atas nilai persepsi. Artinya komputer sangat terbatas yaitu hanya
semua layanan yang diterima oleh satu unit dengan spesifikasi yang juga
responden tidak sesuai dengan sudah ketinggalan jaman yaitu masih
harapannya. Selisih nilai terbesar adalah setara core 2 duo. Melihat kelembagaan
pada dimensi tangible yaitu sebesar -0,55 BSN yang merupakan lembaga tingkat
dan sumbangan tertinggi berasal dari pusat dengan peran internasional maka
selisih nilai pada pertanyaan nomor 4 pelanggan BSN tentunya memperkirakan
yaitu menyangkut fasilitas teknologi atau memiliki ekspektasi peralatan yang
informasi dengan selisih nilai sebesar - dimiliki oleh Perpustakaan BSN

24
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 13 No. 2

merupakan peralatan yang canggih dan kepada pelanggan (-0,27). Sikap sopan
tidak ketinggalan jaman. Namun mereka tersebut harus tetap dipertahankan
mendapatkan kenyataan bahwa peralatan sekalipun banyak pelanggan yang
yang tersedia untuk mereka sangat kadang-kadang tidak sabar dalam
minim. memperoleh layanan dari petugas
Selisih skor terkecil antara harapan perpustakaan.
dan persepsi pelanggan adalah pada Indeks Persepsi Kepuasan
dimensi assurance yaitu sebesar -0,36. Pelanggan (IPKP) secara keseluruhan
Dimensi yang memiliki skor paling baik diperoleh sebesar 3,93 pada skala 1 - 5
adalah dimensi assurance dengan skor atau sebesar 78,41 pada skala 20 - 100.
harapan 4,43 (atau 88,6) dan skor Angka tersebut memang masih termasuk
persepsi 4,07 (atau 81,4). Penyumbang kisaran baik, namun berada di bawah
selisih skor tertinggi ada pada pertanyaan sangat baik. Angka ini berada jauh di
nomor 17 yaitu menyangkut apakah bawah Indeks Harapan Pelanggan (IHP)
petugas perpustakaan mampu menjawab yang sebesar 4,38 pada skala 1 - 5 atau
pertanyaan pelanggan. Beberapa sebesar 87,61 pada skala 1 - 100. Angka
pertanyaan pelanggan kadang-kadang tersebut menggambarkan bahwa pemus-
memang tidak mampu dijawab oleh taka mengharapkan dilayani oleh
petugas perpustakaan, terutama per- perpustakaan dengan sangat baik, namun
tanyaan yang menyangkut substansi SNI layanan yang diperoleh baru pada
atau standar lainnya. Oleh karena itu di tingkatan baik. Nilai terendah dari IPKP
Perpustakaan BSN perlu ditempatkan adalah sebesar 3,62 yaitu terkait dengan
spesialis subyek (subject matter specialist) fasilitas teknologi informasi yang dimiliki
untuk menjawab pertanyaan yang perpustakaan. Responden menyatakan
bersifat substantif sangat mendalam. kekurang setujuannya ketika diberi
Penyum-bang berikutnya adalah pernyataan bahwa perpustakaan memiliki
pertanyaan nomor 14 yaitu pertanyaan peralatan sesuai perkembangan tek-
menyangkut apakah perilaku staf nologi informasi dan komunikasi (TIK).
perpustakaan memberikan kepercayaan Sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh
kepada pelanggan bahwa petugas pada IHP tersebut adalah 4,19 yaitu
tersebut dapat melayaninya dengan baik terkait dengan kesopanan petugas per-
(-0,41). Untuk memperbaiki hal ini pustakaan dalam melayani pemustaka
terhadap staf Perpustakaan BSN perlu yang membutuhkan informasi stan-
diberikan pelatihan kepribadian sehingga darisasi.
setiap petugas dapat berperilaku sangat Berdasarkan hasil tersebut maka
baik dan meyakinkan kepada pelanggan. dapat dibuat analisis gap seperti pada
Berikut-nya adalah pertanyaan nomor 15 gambar 1. Dari gambar tersebut terlihat
yaitu menyangkut keyakinan pelanggan bahwa dimensi tangible, reliability dan
ber-transaksi dengan petugas emphaty berada pada kuadran III yang
Perpustakaan BSN. Keyakinan berarti bahwa harapan stakeholder
pelanggan ini bisa dibentuk dari perilaku terhadap layanan perpustakaan tidak
petugas sehingga hal yang sama harus terlalu baik atau dengan kata lain
dilakukan yaitu pelatihan kepribadian stakeholder sudah memberikan penilaian
terhadap staf perpustakaan. Penyumbang yang tidak baik terhadap apa yang akan
berikutnya sekaligus penyumbang diperoleh dari perpustakaan. Hal ini
dengan selisih nilai terendah pada mungkin disebabkan oleh pengalaman
pertanyaan nomor 16 yaitu staf responden dalam mendapatkan layanan
perpustakaan konsisten bersikap sopan di masa lalu. Harapan mendapatkan

27
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 13 No. 2

layanan yang kurang baik tersebut sehingga kalaupun nilainya belum


kemudian dibuktikan oleh yang mencapai sempurna atau berada pada
bersangkutan dengan mendapatkan koordinat (5,5), namun belum memerlu-
layanan yang memang kurang baik kan program prioritas perbaikan.
menurut penilaian responden (persepsi). Peningkatan kinerja atau minimal
Untuk meningkat-kan citra yang kurang mempertahankan kinerja yang sudah
baik tersebut maka diperlukan program dicapai tetap diperlukan agar
prioritas perbaikan agar ketiga dimensi Perpustakaan dapat memberikan layanan
tersebut bergerak menuju kuadran I. yang prima kepada para pelanggannya.
Sedangkan dimensi responsiveness
dan emphaty sudah berada pada kuadran I

Gambar 1 Analisis Gap Pada Kajian Kepuasan Pelanggan Perpustakaan BSN

Kesimpulan Dan Saran 2. Indeks Persepsi Kepuasan


Dari pembahasan dapat diperoleh Pelanggan (IPKP) Perpustakaan
kesimpulan bahwa: BSN secara keseluruhan adalah
1. Kualitas layanan Perpustakaan BSN sebesar 3,93 pada skala 1-5 atau
dicerminkan oleh selisih antara sebesar 78,41 pada skala 1-100.
Indeks Harapan Pelanggan dengan Sedangkan Indeks Harapan
Indeks Persepsi Kepuasan Pelang- Pelanggan (IHP) Perpus-takaan
gan. Terdapat gap antara harapan BSN secara keseluruhan diperoleh
pemustaka dengan persepsi pemus- sebesar 4,38 pada skala 4,38 atau
taka terhadap layanan yang diterima sebesar 87,61 pada skala 1-100.
dimana pemustaka berharap dilayani 3. Berdasarkan gap analysis (analisis
dengan kualitas sangat baik, namun kesenjangan) maka dimensi emphaty,
mereka memperoleh layanan pada reliability, dan tangible berada pada
level baik. kuadran III dan memerlukan

28
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 13 No. 2

perhatian serius untuk segera Pasaribu, A. M. (2001). Analisis kualitas jasa


diperbaiki sehingga dapat bergerak dengan menggunakan model ServQual
menuju kuadran I. Sedangkan (Service Quality): Studi kasus di Perum
dimensi responsiveness dan assurance Pegadaian Salatiga cabang Salatiga Utara
sudah berada pada kuadran I yang dan Salatiga Selatan (Tesis). Semarang:
Program Pascasarjana, Universitas
berarti bahwa kedua dimensi ini Diponegoro.
sudah baik dan harus dipertahankan. Perpustakaan IPB. (2011). Kajian Kualitas
Bahkan jika masih tersedia Layanan Perpustakaan Pusat. Bogor:
sumberdaya kedua dimensi tersebut Perpustakaan Institut Pertanian
tetap perlu diperbaiki atau Bogor.
ditingkatkan kinerjanya sehingga PNRI. (2009). Undang-undang Republik
menuju koordinat sempurna (5,5). Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang
4. Hal yang sudah baik dan harus Perpustakaan. Jakarta: Perpustakaan
dipertahankan adalah menyangkut Nasional RI.
Shahin, A. (2004). SERVQUAL and Model of
sikap staf yang bersedia membantu Service Quality Gaps: A Framework for
pelanggan, kemampuan staf Determining and Prioritizing Critical
mengutamakan pelanggan daripada Factors in. Isfahan: Department of
kepentingan lain, perilaku staf yang Management, University of Isfahan,.
membuat pelanggan yakin bisa Singarimbun, M., & Effendi, S. (Penyunt.).
(1989). Metode penelitian survey. Jakarta:
dilayani oleh staf, keyakinan LP3ES.
pelanggan dalam bertransaksi Subagyo, S., & Sujana, J. (2011). Kajian
dengan Perpustakaan BSN, serta kualitas layanan Perpustakaan IPB.
kesopanan staf dalam melayani Media Pustakawan , 10-20.
pelanggan. Suparman. (2007). Kajian kepuasan pengguna
Daftar Pustaka terhadap kualitas layanan perpustakaan
Institut Pertanian Bogor (Tesis).
BSN. (2013). Laporan Tahunan BSN 2012. Purwokerto: Program Pascasarjana
Jakarta: Badan Standardisasi Nasional. Magister Manajemen, Universitas
Donnelly, M., Dalrymple, J. F., Wisniewski, Jenderal Soedirman.
M., & Curry, A. C. (1995). The Suwardi, S. (2006). Mengukur kualitas
portability of SERVQUAL scale to pelayanan untuk membangun
the public sector. Dalam G. K. Kanji, kepuasan pengguna perpustakaan.
Total Quality Management: Proceeding of Media Pustakawan , 1-10.
the first world congress (hal. 271). Tjiptono, F. (2008). Service management:
London: Chapman & Hall. Mewujudkan layanan prima. Yogyakarta:
Muljono, P. (2012). Metodologi penelitian sosial. Andi Offset.
Bogor: IPB Press. Wikipedia. (2013, April 5). ServQual. Dipetik
Muljono, P., Sujana, J., & Prabowo, B. August 4, 2013, dari Wikipedia:
Ensiklopedia bebas: http://
(2009). Metodologi Penelitian dan laporan id.wikipedia.org/wiki/Servqual
kearsipan. Jakarta: Universitas Zoeldhan, R. (2013, February 20). Memahami
Terbuka. definisi dan karakteristik data. Dipetik
Mulyana, A. (2011). Kepuasan Konsumen. August 2, 2013, dari Zoeldhan Arsip
Dalam U. Sumarwan, Riset Pemasaran Manajemen: http://zoeldhan-infor-
dan Konsumen (hal. 139-157). Bogor: matika.blogspot.com/2013/02/mema
IPB Press. hami-definisi-dan-karakteristik-
jasa.html

27

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai