net/publication/303753061
CITATION READS
1 1,590
3 authors:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Abdul Rahman Saleh on 03 June 2016.
Oleh:
Abdul Rahman Saleh 1; Erni Sumarni 2; dan Sri Rahayu Safitri 3
1 Kepala Pusat Informasi dan Dokumentasi Standardisasi, BSN dan Pustakawan Utama IPB
2 Kepala Bidang Dokumentasi dan Perpustakaan, BSN dan Pustakawan Madya Perpustakaan BSN
3 Pustakawan Pertama pada Perpustakaan BSN
Abstrak
15
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 13 No. 2
Perpustakaan BSN melaku-kan kajian barang/jasa) (3) ilmuwan atau pakar, dan
kualitas layanan kepada pelanggan (4) konsumen. Jumlah pemustaka
menggunakan metode ServQual. informasi standardisasi memang
berfluktuasi, namun menunjukkan trend
Tujuan Kajian yang meningkat. Menurut laporan
Tujuan umum kajian ini adalah tahunan Pusat Informasi dan
untuk mengetahui kualitas layanan Dokumentasi jumlah pemustaka yang
Perpustakaan BSN yang diberikan datang sendiri ke perpustakaan pada
kepada para pemustakanya. Selain tujuan tahun 2012 adalah 2.660 pelanggan
secara umum tersebut, kajian (BSN, 2013).
mempunyai tujuan khusus yaitu Lembaga seperti perpustakaan,
mengukur Indeks Persepsi dan Indeks pusat dokumentasi serta pusat informasi
Harapan Pelanggan terhadap layanan (Perpusdokinfo) merupakan suatu
Perpustakaan BSN. lembaga nirlaba dengan produk
berbentuk jasa. Jasa yang dimaksud di
Ruang Lingkup Kajian sini berupa jasa layanan informasi kepada
Kajian ini hanya dilakukan terbatas masyarakat pelanggan atau dalam UU 43
terhadap layanan Perpustakaan BSN saja tahun 2007 disebut dengan pemustaka
yaitu yang mencakup layanan penyediaan (PNRI, 2009). Karena sifatnya yang
dokumen standar baik SNI maupun nirlaba tersebut maka seringkali kualitas
standar asing lainnya. layanan kurang diperhatikan. Staf bekerja
mengikuti norma yang ada dan yang
Tinjauan Pustaka lebih penting bagi para staf tersebut
Kepuasan konsumen telah menjadi bekerja aman, tidak melanggar aturan
titik perhatian dalam bisnis dan bahkan sering bekerja tanpa target
manajemen sehingga berbagai literatur tertentu sehingga kualitas layanan
yang menyangkut bisnis dan manajemen menjadi sangat lemah (Perpustakaan
organisasi, baik yang bersifat mencari IPB, 2011).
laba ataupun nirlaba menempatkan Layanan atau jasa menurut
kepuasan konsumen sebagai ukuran Suwardi yang mengutip Kotler (1998)
utama (Mulyana, 2011). Selajutnya adalah setiap tindakan atau kegiatan yang
Mulyana juga mengutip Ujang Sumarwan ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak
(2004) bahwa konsumen tidak akan lain, pada dasarnya tidak berwujud dan
berhenti sampai pada tahap tidak mengakibatkan kepemilikan
mengonsumsi akan tetapi tahap apapun (Suwardi, 2006). Menurut Kotler
berikutnya yakni melakukan evaluasi (2007) yang dikutip oleh Zoeldan, jasa
terhadap barang dan jasa yang memiliki empat macam karakteristik
dikonsumsinya tersebut. Tahapan ini yaitu: (1) intangibility (tak berwujud)
kemudian disebut dengan pasca artinya jasa tersebut tidak dapat dilihat,
konsumsi, dimana setelah mengonsumsi dirasakan, dicicipi, didengar atau dicium
produk atau barang/jasa konsumen sebelum jasa dibeli; (2) Inseparability (tidak
akan memilih perasaan puas atau tidak dapat dipisahkan) artinya jasa tersebut
puas terhadap produk yang diproduksi dan dikonsumsi secara
dikonsumsinya (Mulyana, 2011). bersamaan. Jasa tidak bisa diproduksi
Stakeholder atau pemangku terlebih dahulu baru kemudian
kepentingan menjadi pemustaka dilayankan dan dinikmati oleh pelanggan.
Perpustakaan BSN terdiri dari empat Ketika jasa tersebut diproduksi maka
kelompok yaitu: (1) Regulator atau terjadi interaksi antara penyedia jasa dan
pemerintah, (2), Pelaku usaha (produsen pembeli jasa sehingga antara pembeli jasa
16
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 13 No. 2
dan penyedia jasa merupakan bagian dari Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
jasa itu sendiri; (3)Variability (sangat kualitas layanan tersebut bukanlah
bervariasi), artinya jasa sangat bervariasi kriteria yang ditetapkan oleh perusahaan
karena jasa tergantung pada penyedia atau organisasi melainkan kriteria yang
jasa, kapan dan di mana jasa tersebut ditetapkan oleh pelanggan.
diberikan. Jasa mempunyai variasi Kualitas layanan sangat tergantung
bentuk, kualitas, dan jenis tergantung kepada penilaian pelanggan yang
kepada siapa, kapan dan dimana jasa dilayani. Penilaian pelanggan terhadap
tersebut dihasilkan; (4) Perishability (tidak layanan yang diberikan oleh penyedia
dapat disimpan), artinya jasa tidak bisa jasa sangat subyektif dan dipengaruhi
disimpan. Sifat jasa ini tidak menjadi oleh banyak faktor. Oleh karena itu
masalah jika permintaan stabil. Ketika penilaian tersebut tergantung kepada
permintaan berfluktuasi, orga-nisasi yang persepsi masing-masing pelanggan. Hasil
bergerak dalam bidang jasa harus penilaian ini akan bermuara kepada rasa
melakukan langkah-langkah untuk puas atau tidak puasnya pengguna.
menyeimbangkan permintaan dan Kepuasan menurut definisi Mowen
penawaran (Zoeldhan, 2013). (2002) yang dikutip oleh Suwardi adalah
Subagyo dan Sujana mengutip keseluruhan sikap yang ditunjukkan
definisi kualitas dari Tjiptono (2008) pengguna atas suatu produk (barang atau
yang mendefinisikan kualitas secara jasa) setelah mereka memperoleh dan
sederhana yaitu ”ukuran seberapa bagus mengkon-sumsinya. Ini merupakan
tingkat layanan yang diberikan mampu penilaian evaluatif pasca pemilihan yang
sesuai dengan ekspektasi pelanggan” disebabkan oleh seleksi pembelian
(Subagyo & Sujana, 2011). Sedangkan khusus dan pengalaman mengkonsumsi
menurut Suparman yang mengutip suatu produk (Suwardi, 2006).
Nasution (2004) mendefinisikan kualitas Model kualitas layanan yang paling
adalah kecocokan penggunaan produk populer hingga kini dan banyak dijadikan
(fitness for use) untuk memenuhi acuan riset manajemen dan pemasaran
kebutuhan dan kepuasan pelanggan jasa adalah model ServQual (Service
(Suparman, 2007). Selanjutnya Pasaribu Quality). Cara ini mulai dikembangkan
mengutip definisi Parasuraman at al. pada tahun 1980-an oleh Zeithaml,
(1985) tentang kualitas jasa yaitu Parasuraman & Berry, dan telah
perbandingan antara harapan dan digunakan dalam mengukur berbagai
persepsi konsumen terhadap jasa yang kualitas jasa (Wikipedia, 2013). Model ini
mereka terima (perceptions-expectation), dikenal pula dengan istilah Gap Analysis
apabila pelayanan yang diterima atau Model yang berkaitan erat dengan model
dirasakan sesuai dengan yang kepuasan pelanggan.
diharapkan, maka kualitas layanan Kualitas layanan (ServQual) terdiri
dipersepsikan baik dan memuaskan atas lima dimensi yaitu bukti fisik
(Pasaribu, 2001). Sedangkan jika persepsi (tangibles), keandalan (reliability), daya
pelanggan melebihi harapan pelanggan, tanggap (responsiveness), jaminan
maka kualitas layanan dipersepsikan (assurance), dan empati (emphaty)
sebagai kualitas ideal. Sebaliknya jika (Tjiptono, 2008); (Wikipedia, 2013);
persepsi pelanggan lebih jelek Parasuraman et.al. (1985, 1988) dalam
dibandingkan harapannya, maka kualitas Donnelly (Donnelly, Dalrymple,
layanan dipersepsikan negatif atau buruk, Wisniewski, & Curry, 1995). Dimensi
sebagaimana dikutip oleh Arash Shahin bukti fisik (tangibles) merupakan bukti
(Shahin, 2004) dari Parasuraman et al. fisik kemampuan suatu unit dalam
(1985) dan Lewis and Mitchell (1990). menunjukkan kepada pihak eksternal,
17
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 13 No. 2
18
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 13 No. 2
19
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 13 No. 2
20
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 13 No. 2
responden pada kajian ini adalah dari ini disebabkan karena fasilitas fisik
kelompok pelaku usaha (produsen seperti kondisi ruangan dan perabot yang
barang/jasa) yaitu sebesar 176 responden kurang nyaman; penampilan petugas
atau 50,72 %, diikuti oleh kelompok yang kurang meyakinkan; keadaan
regulator sebanyak 57 responden (16,43 koleksi yang mungkin dirasa kurang
%), kelompok pakar atau pendidikan lengkap; serta kondisi teknologi
(dosen/mahasiswa) sebanyak 55 informasi, khususnya komputer, yang
responden (15,85 %), lembaga penilaian kurang mendukung. Pada dimensi
kesuaian sebanyak 26 responden (7,49 tangible tersebut nilai persepsi yang paling
%), konsumen (masyarakat umum) rendah adalah pada fasilitas teknologi
sebanyak 23 responden (6,63 %), dan informasi (dengan nilai persepsi sebesar
anggota panitia teknis sebanyak 7 3,62), dalam hal ini adalah komputer
responden (2,02 %). Sedangkan sisanya yang mendukung layanan Perpustakaan
sebanyak 3 responden (0,86 %) BSN dianggap kurang baik dari aspek
menjawab lain-lain. jumlah maupun kualitasnya. Dapat
Berdasarkan jenis kelamin, dimengerti jika pelanggan kurang puas
responden laki-laki berjumlah 235 orang terhadap layanan perpustakaan terkait
atau 67,72 %, sedangkan responden dengan komputer yang disediakan untuk
perempuan berjumlah 112 orang atau pelanggan, karena komputer yang
sebesar 32,28 %. Tabel 6 menyajikan diperuntukkan pelanggan hanya
gambaran responden berdasarkan berjumlah 1 (satu) unit. Selain jumlahnya
kelompok jenis kelamin. yang hanya satu unit, kualitasnya pun
Tabel 2 Kelompok Responden Berdasarkan ”sudah ketinggalan jaman” dengan
Jenis Kelamin spesifikasi mesin AMD Athlon 64 yang
No. Jenis kelamin Jumlah % dirilis tahun 2005 (setingkat pentium
core 2 duo yang dirilis tahun 2006) yang
1 Laki-laki 235 67,72
memiliki memori sebesar 512 MB.
2 Perempuan 112 32,28 Sedangkan pada saat ini spesifikasi
Grand Total 374 100,00 komputer tercanggih sudah
menggunakan Core i7 Extreme Edition
Persepsi merupakan sesuatu yang (dirilis tahun 2011) (Wikipedia, 2013)
telah dirasakan (percived servive) oleh dengan memori sebesar 8 GB. Dengan
responden yang bersangkutan mendapat- jumlah dan kualitas mesin yang sangat
kan layanan dari Perpustakaan BSN terbatas tersebut maka pelanggan harus
(Suwardi, 2006). Berdasarkan hasil antri menggunakannya dan harus sabar
pengolahan data, maka diperoleh karena komputer tersebut seringkali
persepsi pelanggan terhadap layanan lambat dalam mengakses informasi.
Perpustakaan BSN seperti disajikan pada Nilai-nilai persepsi pada dimensi tangible
tabel 7. Berdasarkan tabel 7 nilai persepsi tersebut nyaris berada pada nilai tengah
terendah terhadap layanan Perpustakaan yaitu 3 dari skala 1-5.
BSN adalah pada kelompok dimensi
tangible dengan indeks sebesar 3,80. Hal
21
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 13 No. 2
Rata-rata
Rata-rata
No. Item Dimensi Skor
per Item
Persepsi
3 Kualitas koleksi Perpustakaan 3,82
4 Kualitas sarana teknologi informasi 3,62
5 Prosedur layanan perpustakaan (SOP) 3,82
6 Kesungguhan petugas membantu pemustaka 3,99
7 Reliabilty (item 5
Ketersediaan waktu layanan 3,89 3,88
s/d 9)
8 Layanan bebas kesalahan 3,85
9 Ketepatan waktu layanan 3,84
10 Kepastian layanan 3,92
11 Responsiveness
Kesegeraan pemberian layanan 4,08
(item 10 s/d 4,01
12 Kesediaan petugas membantu 4,15 13)
13 Keseriusan petugas melayani 3,90
14 Kepercayaan pemustaka dilayani petugas 4,01
15 Keyakinan pemustaka bertransaksi 4,07 Assurance (item
4,07
16 Kesopanan petugas dalam melayani 4,19 14 s/d 17)
17 Kemampuan petugas menjawab pertanyaan 4,00
18 Kenyamanan jam layanan bagi pemustaka 3,93
19 Kewajaran tarif/biaya layanan 3,73
20 Emphaty (item
Perhatian petugas terhadap pemustaka 3,83 3,87
18 s/d 22)
21 Petugas mementingkan kebutuhan pemustaka 3,97
22 Pemahaman petugas terhadap kebutuhan pemustaka 3,89
Rata-rata Total 3,93
Sedangkan nilai persepsi tertinggi dan sebagian lain mendekati sangat
ada pada dimensi assurance dengan nilai baik.
persepsi sebesar 4,07. Hal ini disebabkan Harapan pelanggan atau ekspektasi
karena petugas perpustakaan BSN pelanggan adalah keinginan pelanggan
mampu secara sigap melayani pelanggan terhadap kualitas layanan yang akan
dan cepat dalam menangani transaksi diberikan oleh perpustakaan ketika
pelanggan. pelanggan tersebut ingin memanfaatkan
Jika diperhatikan nilai persepsi layanan perpustakaan. Tabel 8
untuk seluruh dimensi berada di atas 3,4 menyajikan skor rata-rata harapan
dimana nilai tersebut merupakan batas pelanggan terhadap layanan
nilai sedang dengan nilai baik. Artinya, perpustakaan BSN.
semua dimensi berada pada kisaran baik,
walaupun sebagian mendekati sedang
Tabel 4 Harapan Pelanggan dalam Mendapatkan Layanan Perpustakaan BSN
Rata-rata
Rata-rata
No. Item Dimensi Skor
per Item
Harapan
1 Fasilitas fisik 4,31
2 Prenampilan dan kerapihan staf 4,37 Tangible
4,35
3 Kualitas koleksi Perpustakaan 4,37 (item 1 s/d 4)
4 Kualitas sarana teknologi informasi 4,33
5 Prosedur layanan perpustakaan (SOP) 4,27 Reliabilty (item 4,35
22
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 13 No. 2
Rata-rata
Rata-rata
No. Item Dimensi Skor
per Item
Harapan
6 Kesungguhan petugas membantu pemustaka 4,40 5 s/d 9)
7 Ketersediaan waktu layanan 4,39
8 Layanan bebas kesalahan 4,37
9 Ketepatan waktu layanan 4,34
10 Kepastian layanan 4,40
Responsiveness
11 Kesegeraan pemberian layanan 4,51
(item 10 s/d 4,42
12 Kesediaan petugas membantu 4,49 13)
13 Keseriusan petugas melayani 4,30
14 Kepercayaan pemustaka dilayani petugas 4,41
15 Keyakinan pemustaka bertransaksi 4,42 Assurance (item
4,43
16 Kesopanan petugas dalam melayani 4,45 14 s/d 17)
17 Kemampuan petugas menjawab pertanyaan 4,44
18 Kenyamanan jam layanan bagi pemustaka 4,39
19 Kewajaran tarif/biaya layanan 4,31
20 Perhatian petugas terhadap pemustaka 4,33 Emphaty (item
4,36
18 s/d 22)
21 Petugas mementingkan kebutuhan pemustaka 4,39
Pemahaman petugas terhadap kebutuhan
22 pemustaka 4,37
Rata-rata Total 4,38
Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat konsistensi, kehandalan serta akurasi
bahwa rata-rata responden berharap dalam melakukan layanan. Pelanggan
mendapatkan layanan sangat baik yaitu umumnya lebih mengharapkan dilayani
berada diatas 4,20 (kisaran sangat baik oleh petugas yang kompeten dan
adalah 4,20 - 5). Artinya semua mempunyai kredibilitas tinggi, sopan dan
responden berharap mendapatkan sigap dalam melayani mereka serta cepat
layanan dengan kualitas sangat baik. dalam melakukan proses transaksi. Nilai
Harapan tertinggi adalah pada dimensi rata-rata harapan pelanggan dari
assurance (dengan nilai 4,43) atau pertanyaan nomor 1 sampai 22 adalah
responden mengharapkan dilayani oleh 4,38 dengan nilai tertinggi pada
petugas yang memiliki kompetensi tinggi pertanyaan nomor 11 yaitu mengharap-
di dalam bidang layanan informasi kan petugas perpustakaan BSN dapat
dengan kredibilitas tinggi serta dilayani melayani mereka dengan segera (4,51).
dengan sopan. Sedangkan dimensi Sedangkan nilai harapan terendah adalah
tangible dan dimensi realiability pada pertanyaan apakah BSN memiliki
mempunyai nilai sama yaitu 4,35 yang prosedur baku yang diketahui oleh pelanggan
berarti walaupun responden tetap dalam melakukan layanan (4,27).
mengharapkan dilayani dengan kualitas
sangat baik, namun responden Kualitas Layanan Perpustakaan
memaklumi kalau Perpusta-kaan BSN Kualitas layanan perpustakaan
masih belum maksimal dalam hal fasilitas merupakan selisih antara persepsi
fisik, peralatan, perlengkapan serta dengan harapan pelanggan (Suwardi,
penampilan staf. Begitu juga halnya 2006). Umumnya harapan seorang
dengan hal-hal yang menyangkut pelanggan lebih tinggi dari layanan yang
23
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 13 No. 2
24
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 13 No. 2
merupakan peralatan yang canggih dan kepada pelanggan (-0,27). Sikap sopan
tidak ketinggalan jaman. Namun mereka tersebut harus tetap dipertahankan
mendapatkan kenyataan bahwa peralatan sekalipun banyak pelanggan yang
yang tersedia untuk mereka sangat kadang-kadang tidak sabar dalam
minim. memperoleh layanan dari petugas
Selisih skor terkecil antara harapan perpustakaan.
dan persepsi pelanggan adalah pada Indeks Persepsi Kepuasan
dimensi assurance yaitu sebesar -0,36. Pelanggan (IPKP) secara keseluruhan
Dimensi yang memiliki skor paling baik diperoleh sebesar 3,93 pada skala 1 - 5
adalah dimensi assurance dengan skor atau sebesar 78,41 pada skala 20 - 100.
harapan 4,43 (atau 88,6) dan skor Angka tersebut memang masih termasuk
persepsi 4,07 (atau 81,4). Penyumbang kisaran baik, namun berada di bawah
selisih skor tertinggi ada pada pertanyaan sangat baik. Angka ini berada jauh di
nomor 17 yaitu menyangkut apakah bawah Indeks Harapan Pelanggan (IHP)
petugas perpustakaan mampu menjawab yang sebesar 4,38 pada skala 1 - 5 atau
pertanyaan pelanggan. Beberapa sebesar 87,61 pada skala 1 - 100. Angka
pertanyaan pelanggan kadang-kadang tersebut menggambarkan bahwa pemus-
memang tidak mampu dijawab oleh taka mengharapkan dilayani oleh
petugas perpustakaan, terutama per- perpustakaan dengan sangat baik, namun
tanyaan yang menyangkut substansi SNI layanan yang diperoleh baru pada
atau standar lainnya. Oleh karena itu di tingkatan baik. Nilai terendah dari IPKP
Perpustakaan BSN perlu ditempatkan adalah sebesar 3,62 yaitu terkait dengan
spesialis subyek (subject matter specialist) fasilitas teknologi informasi yang dimiliki
untuk menjawab pertanyaan yang perpustakaan. Responden menyatakan
bersifat substantif sangat mendalam. kekurang setujuannya ketika diberi
Penyum-bang berikutnya adalah pernyataan bahwa perpustakaan memiliki
pertanyaan nomor 14 yaitu pertanyaan peralatan sesuai perkembangan tek-
menyangkut apakah perilaku staf nologi informasi dan komunikasi (TIK).
perpustakaan memberikan kepercayaan Sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh
kepada pelanggan bahwa petugas pada IHP tersebut adalah 4,19 yaitu
tersebut dapat melayaninya dengan baik terkait dengan kesopanan petugas per-
(-0,41). Untuk memperbaiki hal ini pustakaan dalam melayani pemustaka
terhadap staf Perpustakaan BSN perlu yang membutuhkan informasi stan-
diberikan pelatihan kepribadian sehingga darisasi.
setiap petugas dapat berperilaku sangat Berdasarkan hasil tersebut maka
baik dan meyakinkan kepada pelanggan. dapat dibuat analisis gap seperti pada
Berikut-nya adalah pertanyaan nomor 15 gambar 1. Dari gambar tersebut terlihat
yaitu menyangkut keyakinan pelanggan bahwa dimensi tangible, reliability dan
ber-transaksi dengan petugas emphaty berada pada kuadran III yang
Perpustakaan BSN. Keyakinan berarti bahwa harapan stakeholder
pelanggan ini bisa dibentuk dari perilaku terhadap layanan perpustakaan tidak
petugas sehingga hal yang sama harus terlalu baik atau dengan kata lain
dilakukan yaitu pelatihan kepribadian stakeholder sudah memberikan penilaian
terhadap staf perpustakaan. Penyumbang yang tidak baik terhadap apa yang akan
berikutnya sekaligus penyumbang diperoleh dari perpustakaan. Hal ini
dengan selisih nilai terendah pada mungkin disebabkan oleh pengalaman
pertanyaan nomor 16 yaitu staf responden dalam mendapatkan layanan
perpustakaan konsisten bersikap sopan di masa lalu. Harapan mendapatkan
27
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 13 No. 2
28
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 13 No. 2
27