Kayu Laminasi PDF
Kayu Laminasi PDF
Gambar 1. Skema Pengujian Lentur Dengan Metode One Point loading ........................... 6
Gambar 2. Diagram momen lentur (Mx) dan gaya geser (Vx) sepanjang bentang balok
dengan beban tunggal di tengah batang. ............................................................................. 7
Gambar 3. Skema pengujian lentur dengan metode two point loading. ............................. 7
Gambar 4. Diagram momen lentur (Mx) dan gaya geser (Vx) pada balok dengan beban
ganda (two points load). ...................................................................................................... 8
Komponen dinding sekat meliputi dinding sekat itu sendiri, pintu dan
kusen. Dinding sekat pada umumnya memerlukan suatu konstruksi yang mampu
meredam suara dan cukup mampu menahan beban sedang. Kayu laminasi
asimetris dapat menjadi alternatif pemenuhan kebutuhan khusus seperti itu dengan
menambahkan bahan yang memiliki sifat peredam, refleksi dan refraksi yang baik
seperti styrofoam sebagai lapisan pembentuk kayu laminasinya. Kayu laminasi
asimetris dapat disusun dengan mengkombinasikan bahan-bahan yang berbeda
sifatnya sehingga dapat dihasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan. Kayu
akasia berfungsi sebagai komponen yang menahan beban karena keunggulannya
dalam kekuatan dan kekakuannya. Sebagai peredam suara dan panas dipilih
styrofoam, MDF, dan kayu balsa, sedangkan plywood dipilih sebagai pelapis
bagian muka. Akhirnya diharapkan kayu laminasi dapat dimanfaatkan untuk
komponen dinding sekat yang efektif dan efisien.
2.4.2 Kerapatan
Energi akustik yang mencapai kayu akan memasuki massa kayu, kemudian
sebagian akan diserap, dipantulkan dan dibiaskan. Keuntungan kayu dibanding
dengan bahan-bahan yang lain yaitu strukturnya yang menyerap namun mempunyai
koefisien rendah yaitu kurang dari 10 %. Faktor-faktor yang mempengaruhi sound
absorption adalah kerapatan kayu, modulus elastisitas, kadar air, temperatur,
intensitas dan frekuensi dari suara, serta kondisi pada permukaan kayu. Kayu
dengan kerapatan dan modulus elastisitas yang rendah, serta kadar air dan
temperatur yang tinggi lebih banyak menyerap suara (Tsoumis1991).
Kelebihan :
Kayu lapis adalah suatu produk yang diperoleh dengan cara menyusun
bersilangan tegak lurus lembaran venir yang diikat dengan perekat, minimal
tiga lapis (SNI 1992). Pemasangan venir dengan arah saling tegak lurus
dimaksudkan untuk mendapatkan kekuatan mekanis yang lebih tinggi,
penyusutan lebih kecil sehingga menjadikan produk tersebut memiliki
stabilitas dimensi yang tinggi. SNI (1992) menyatakan bahwa kayu lapis
Indonesia terdiri atas kayu lapis penggunaan umum, kayu lapis struktural, dan
kayu lapis bermuka film. Kayu lapis penggunaan umum adalah kayu lapis
yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan tanpa diproses lebih lanjut.
Kayu lapis tersebut dikelompokkan ke dalam kelas mutu (A, B, C, dan D),
menurut penampilan, kandungan cacat dari venir muka atau belakang
(venir luar), dan menurut ukurannya. Toleransi ukuran, kesikuan, dan kadar
air merupakan prasyarat dalam pengujian kayu lapis. Tipe kayu lapis
struktural dapat dibedakan berdasarkan kekuatan ikatan perekat, yaitu :
2.7.2 Styrofoam