Anda di halaman 1dari 4

Nama Lengkap : Yesi Nurfitriana

NIM : 1601960
Departemen : Pendidikan Geografi
Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling
=====================================================================

Masalah-Masalah Siswa di Sekolah serta Pendekatan-Pendekatan Umum dalam


Bimbingan Konseling

Peserta didik adalah remaja yang memiliki karakteristik, kebutuhan, dan tugas-tugas
perkembangan yang harus dipenuhinya, dan tak jarang dalam proses pencapaian dan pencarian
jati dirinya tersebut sering mengalami kesulitan dan permasalahan baik yang di akibatkan oleh
faktor luar (eksternal) maupun dari dalam diri sendiri (Internal). Di sekolah sangat mungkin
ditemukan siswa yang yang bermasalah, dengan menunjukkan berbagai gejala penyimpangan
perilaku. Penyimpangan perilaku ini digolongkan dalam beberapa kategori, yaitu:
1. Masalah (kasus) ringan, seperti: membolos, malas, kesulitan belajar pada bidang tertentu,
berkelahi dengan teman sekolah, bertengkar, minum minuman keras tahap awal,
berpacaran, mencuri kelas ringan. Kasus ringan dibimbing oleh wali kelas dan guru
dengan berkonsultasi kepada kepala sekolah (konselor/guru pembimbing) dan
mengadakan kunjungan rumah.
2. Masalah (kasus) sedang, seperti: gangguan emosional, berpacaran, dengan perbuatan
menyimpang, berkelahi antar sekolah, kesulitan belajar, karena gangguan di keluarga,
minum minuman keras tahap pertengahan, mencuri kelas sedang, melakukan gangguan
sosial dan asusila. Kasus sedang dibimbing oleh guru BK (konselor), dengan
berkonsultasi dengan kepala sekolah, ahli/profesional, polisi, guru dan sebagainya. Dapat
pula mengadakankonferensi kasus.
3. Masalah (kasus) berat,seperti: gangguan emosional berat, kecanduan alkohol dan
narkotika, pelaku kriminalitas, siswa hamil, percobaan bunuh diri, perkelahian dengan
senjata tajam atau senjata api. Kasus berat dilakukan referal (alih tangan kasus) kepada
ahli psikologi dan psikiater, dokter, polisi, ahli hukum yang sebelumnya terlebih dahulu
dilakukan kegiatan konferensi kasus.
Seorang konselor harus memahami berbagai aspek dalam usaha mengarahkan penyelesaian
masalah siswa, seperti aspek sosial, psikologis dan latar belakang siswa dalam keluarga. Ada
beberapa strategi yang bisa digunakan konselor dalam usaha membantu penyelesaian permasalah
siswa, diantaranya adalah:
A. Konseling Individual
Konseling individual adalah proses belajar melalui hubungan khusus secara pribadi dalam
wawancara antara konselor dan seorang konseli (Siswa). konselor dapat menerima konseli
secara pribadi dan tidak memberikan suatu penilaian apapun, sehingga konseli merasakan
adanya orang lain yang dapat mengerti permasalahannya. Secara umum proses konseling
individual terbagi atas tiga tahapan yaitu:
1. Tahap Awal Konseling
Tahap awal ini terjadi sejak klien bertemu dengan konselor. Adapun yang dilakukan oleh
konselor dalam tahapan awal ini adalah:
a) Membangun hubungan konseling dengan melibatkan klien yang mengalami masalah.
b) Memperjelas dan mengidentifikasi Masalah
c) Membuat Penjajakn Alternatif Bantuan untuk Mengatasi Masalah
d) Menegosiasikan Kontrak
2. Tahap Pertengahan
Berdasarkan masalah klien yang telah diketahui pada tahap awal, kegiatan selanjutnya
memfokuskan pada:
a) Penjelajahan masalah yang dialami klien; dan
b) Bantuan apa yang akan diberikan berdasarkan penilaian kembali apa-apa yang
c) di jelajahi tentang masalah klien.
3. Tahap Akhir Konseling
Cavanagh (1982) menyebut tahap ini dengan istilah termenination. Pada tahapan ini,
konseling ditandai oleh beberapa hal berikut:
a) Menurunya kecemasan klien
b) Adanya perubahan prilaku kearah yang lebih positif, sehat dan dinamik.
c) Adanya tujuan hidup yang jelas dimasa yang akan datang dengan program yang jelas
pula.
d) Terjadinya perubahan sikap yang positif terhadap masalah yang dialaminya, dapat
mengkoreksi diri dan meniadakan sikaf yang suka menyalahkan dunia luar.
B. Konsultasi
Brown dan teman-temanya telah menegaskan bahwa konsultasi itu bukan konseling atau
psikoterapi sebab konsultasi tidak merupakan layanan yang langsung diberikan kepada siswa,
tetapi secara tidak langsung melayani siswa melalui bantuan yang diberikan orang lain.
Adapun tujuan konsultasi yaitu:
1) Mengembangkan dan menyempurnakan lingkungan belajar bagi siswa, orang tua, dan
administator sekolah;
2) Mengajak bersama pribadi yang memiliki peranan dan fungsi yang bermacam-macam
untuk menyempurnakan lingkungan belajar;
3) Menciptakan suatu lingkungan yang berisi semua komponen lingkungan belajar yang
baik.
C. Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan
pada diri konseli (siswa). Isi kegiatan bimbingan kelompok terdiri atas penyampaian informasi
yang berkenaan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan masalah sosial yang tidak
disajikan dalam bentuk pelajaran.
D. Konseling Kelompok
Konseling kelompok adalah suatu upaya bantuan kepada peserta didik dalam suasana
kelompok yang bersifat pencegahan dan penyembuhan, dan diarahkan kepada pemberian
kemudahan dalam rangka perkembangan dan pertumbuhan. Prosedur konseling kelompok sama
dengan bimbingan kelompok, yaitu:
1. Tahap pembentukan.
2. Tahap peralihan.
3. Tahap kegiatan.
4. Tahap pengakhiran.
E. Pengajaran Remedial
Pengajaran remedial dapat didefinisikan sebagai upaya guru untuk menciptakan suatu situasi
yang memungkinkan individu atau kelompok siswa tertentu lebih mampu mengembangkan
dirinya seoptimal mungkin sehingga dapat memenuhi kriteria keberhasilan minimal yang
diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai