Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya serta nikmat yang tidak terhingga seperti nikmat iman dan islam,
nikmat sehat wal’afiat sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “asuhan
keperawatan pada klien intranatal”. makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas kelompok
mata kuliah martenitas
Tujuan makalah ini dibuat agar kita tahu bagaimana cara memberikan asuhan
keperawatan pada klien intranatal.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna,
Untuk penyempurnaan makalah ini kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun. Kami juga berharap semoga penyusunan makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami selaku penyusun khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Bab IV Penutup
1 Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan penelitian WHO di seluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 50.000
jiwa per tahun dan kematian bayi khususnya neonatus sebesar 10.000 jiwa per tahun. Pada
tahun 1998 kematian maternal dan bayi tersebut terutama di negara berkembang sebesar 99
%. Kendatipun jumlahnya sangat besar, tetapi tidak menarik perhatian karena kejadiannya
tersebar, berbeda dengan kematian yang terjadi akibat bencana alam. Sebenarnya kematian
ibu dan bayi mempunyai peluang yang sangat besar untuk dihindari dengan meningkatkan
kerja sama antara pemerintah, swasta dan badan sosial lainnya.
WHO memperkirakan jika ibu hanya melahirkan rata-rata 3 bayi maka kematian ibu
dapat diturunkan menjadi 300.000 jiwa dan kematian bayi sebesar 5.600.000 jiwa per tahun.
Sebab kematian ibu di Indonesia bervariasi antara 130 sampai 780 dalam 100.000 persalinan
hidup. Kendatipun telah dilakukan usaha yang insentif, kematian ibu di Indonesia berkisar
307/100.000 kelahiran hidup (Survei Demografi, 2003). Oleh karena hal tersebut persalinan
terhadap pasien inpartu perlu mendapat perhatian yang besar dengan mendapat perawatan
yang besar dan intensi. Diharapkan kelainan-kelainan dapat diketahui secara dini sehingga
dapat diatasi secepatnya dan tidak sampai mengakibatkan komplikasi pada janin dan ibunya.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah yaitu “Bagaimana asuhan
keperawatan intranatal?”
C. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan,
memberikan informasi dan pemahaman mengenai asuhan keperawatan intranatal.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Pengertian
Intranatal adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup
bulan/hampir cukup bulan, disertai dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh
ibu. (Sulaiman Sastrawinata).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat
hidup didunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain. (Rustam Muchtar, 1998).
Persalinan dan kelahiran adalah akhir kehamilan dan titik dimulainya kehidupan di
luar rahim (Bobak, 2005).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2006).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Sarwono, 2006).
Persalinan adalah suatu proses yang dialami, peristiwa normal, namun apabila tidak
dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal (Mufdillah & Hidayat, 2008).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan
bantuan atau tanpa bantuan atau kekuatan sendiri (Manuaba, 2008).
Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup bulan atau
hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu
(Mitayani, 2009).
2. Istilah Yang Berkaitan Dengan Umur Kehamilan Dan Berat Janin Yang Dilahirkan
1) Abortus
Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu atau bayi dengan BB
kurang dari 500 gram.
2) Partus immaturus
Pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu dan 28 minggu atau bayi dengan BB
antara 500 – 999 gram.
3) Partus Prematurus
Pengeluaran buah kehamilan antara 28 minggu & 37 minggu atau bayi dengan BB
antara 1.000 gram dan 2499 gram.
4) Partus Maturus atau partus aterm
Pengeluaran buah kehamilan antara 37 minggu & 42 minggu atau bayi dengan BB
2500 gram.
1) Persalinan Spontan : Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri, dan
melalui jalan lahir.
2) Persalinan Bantuan : Persalinan dengan rangsangan yang dibantu dengan tenaga dari
luar, misalnya extraksi forcep atau dilakukan operasi sectio cesarea.
3) Persalinan Anjuran : Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya, baru
berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau prostaglandin.
3. Sebab-Sebab Persalinan
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori menghubungkan
dengan faktor hormonal,struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada saraf dan
nutrisi (Hafifah, 2011)
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone progesterone dan
estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot–otot polos rahim dan akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila progesterone
turun.
b) Teori placenta menjadi tua
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-otot rahim
sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
e) Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan dalam kanalis
servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser, amniotomi pemecahan
ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus.
4. Patofisiologi
5. Tanda-Tanda Mulanya Persalinan
Tanda-tanda permulaan persalinan adalah Lightening atau settling atau dropping
yang merupakan kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida.
Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun. Perasaan sering-sering atau susah buang air
kecil karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin. Perasaan sakit diperut dan
dipinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah diuterus (fase labor pains). Servik
menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah (bloody
show) (Haffieva, 2011).
Tanda-Tanda In Partu :
1. Rasa sakit oleh adanya his yang dating lebih kuat, sering dan teratur.
2. Keluar lendir dan bercampur darah yang lebih banyak, robekan kecil pada bagian servik.
3. Kadang-kadang ketuban pecah
4. Pada pemeriksaan daam, servik mendatar
6. Faktor Persalinan
Jalan lahir yang paling penting dalam menentukan proses persalinan adalah pelvis
minor, yang terdiri dari susunan tulang yang kokoh dihubungkan oleh persendian dan
jaringan ikat yang kuat. Pelvis minor (panggul kecil) ini terdiri atas :
Batas atas panggul kecil dibentuk oleh promontorium, sayap sakrum, linea inominata,
ramus superior os pubis dan sympisis pubis.
Bidang ini membentang melalui tepi bawah sympisis menuju ke spina isciadika dan
memotong ujung atas sacrum
Terdiri dari dua segitiga dengan dasar garis pembatas tuber isciadikum dengan jarak
10,5 cm. Tinggi segitiga belakang 7,5 cm. Segitiga depan dibatasi oleh askus pubis
ukuran depan belakang pintu bawah panggul 11,5 cm.
Untuk menilai penurunan bagian terendah janin, ditentukan dengan bidang Hodge,
yaitu :
2) Power
Power (tenaga) meliputi kekuatan dan refleks meneran, faktor lain yang berpengaruh dalam
persalinan :
Otot-otot rahim yang dominan di daerah fundus uteri dan semakin berkurang ke arah
serviks diikuti dengan meningkatnya jaringan ikat
Susunan otot rahim terdiri dari lapisan luar, lapisan dalam dan lapisan tengah
Ligamentum rotundum (Ligamentum uteri)Merupakan jaringan otot yang pada saat
hamil mengalami hipertropi dan hiperflasi.Fungsinya adalah untuk menahan uterus
agar tetap berada dalam posisi antefleksi.
Refleks Mengejan, timbul akibat perangsangan fleksus frakenhouser (fleksus ini
terletak di sekitar serviks uteri).Terjadi kontraksi pada diafragma, pelvis yang berguna
untuk mempercepat pembukaan serviks dan melebarkan bagian bawah vagina pada
saat mengejan anus tampak terbuka.
3) Passanger
Merupakan janin dan placenta, terdiri dari janin dengan ukuran dan Moulage, sikap
fetus, letak janin, presentasi fetus dan posisi fetus
Janin merupakan passangge utama dan bagian janin yang paling penting adalah kepala karena
bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala
dapat mempengaruhi jalan persalinan.
Kelainan – kelainan yang sering menghambat dari pihak passangger adalah kelainan ukuran
dan bentuk kepala anak seperti hydrocephalus ataupun anencephalus, kelainan letak seperti
letak muka atau pun letak dahi, kelainan kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau letak
sungsang.
4) Posisi
Ganti posisi secara teratur kala II persalinan karena dapat mempercepat kemajuan persalinan.
Bantu ibu memperoleh posisi yang paling nyaman sesuai dengan keinginannya (Mochtar
Rustam, 2005)
Posisi ½ duduk
Posisi merangkak
o Keuntungan : baik untuk persalinan bagi klien dengan punggung yang sakit dan
peregangan minimal pada perineum
o Keuntungan : Memberi rasa santai bagi ibu, memberi oksigenasi yang baik dan
membantu mencegah terjadinya laserasi
5) Psikis (Psikologi)
6) Penolong Persalinan
In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah, servik
mulai membuka dan mendatar, darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler, kanalis
servikalis. Kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase :
a) Fase laten
b) Fase aktif
c) Periode deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm.
d) Akhir kala I servik mengalami dilatasi penuh, uterus servik dan vagina menjadi
saluran yang continue, selaput amnio ruptur, kontraksi uterus kuat tiap 2-3 menit
selama 50-60 detik untuk setiap kontraksi, kepala janin turun ke pelvis.
His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali, kepala janin telah
turun dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul
yang secara reflek menimbulkan rasa ngedan karena tekanan pada rectum sehingga merasa
seperti BAB dengan tanda anus membuka. Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan,
vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin akan lahir
dan diikuti oleh Seluruh badan janin. Kala II pada primi 1.5-2 jam, pada multi 0.5 jam.
Mekanisme persalinan:
Janin dengan presentasi belakang kepala, ditemukan hampir sekitar 95 % dari semua
kehamilan.Presentasi janin paling umum dipastikan dengan palpasi abdomen dan kadangkala
diperkuat sebelum atau pada saat awal persalinan dengan pemeriksaan vagina (toucher). Pada
kebanyakan kasus, presentasi belakang kepala masuk dalampintu atas panggul dengan sutura
sagitalis melintang. Oleh karena itu kita uraikan dulu mekanisme persalinan dalam presentasi
belakang kepala dengan posisi ubun-ubun kecil melintang dan anterior.
Karena panggul mempunyai bentuk yang tertentu , sedangkan ukuran-ukuran kepala
bayi hampir sama besarnya dengan dengan ukuran dalam panggul, maka jelas bahwa kepala
harus menyesuaikan diri dengan bentuk panggul mulai dari pintu atas panggul, ke bidang
tengah panggul dan pada pintu bawah panggul, supaya anak dapat lahir. Misalnya saja jika
sutura sagitalis dalam arah muka belakang pada pintu atas panggul, maka hal ini akan
mempersulit persalinan, karena diameter antero posterior adalah ukuran yang terkecil dari
pintu atas panggul.
Sebaliknya pada pintu bawah panggul, sutura sagitalis dalam jurusan muka belakang
yang menguntungkan karena ukuran terpanjang pada pintu bawah panggul ialah diameter
antero posterior.
Gerakan-gerakan utama dari mekanisme persalinan adalah :
1. Penurunan kepala
2. Fleksi
3. Rotasi dalam ( putaran paksi dalam)
4. Ekstensi
5. Rotasi luar ( putaran paksi luar)
6. Ekspulsi
Dalam kenyataannya beberapa gerakan terjadi bersamaan, akan tetapi untuk lebih
jelasnya akan dibicarakan gerakan itu satu persatu.
1) Penurunan Kepala.
Pada primigravida, masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul biasanya sudah
terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan, tetapi pada multigravida biasanya baru terjadi
pada permulaan persalinan. Masuknya kepala ke dalam PAP, biasanya dengan sutura sagitalis
melintang dan dengan fleksi yang ringan. Masuknya kepala melewati pintu atas panggul
(PAP), dapat dalam keadaan asinklitismus yaitu bila sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah
jalan lahir tepat di antara simpisis dan promontorium.
Pada sinklitismus os parietal depan dan belakang sama tingginya. Jika sutura sagitalis
agak ke depan mendekati simpisis atau agak ke belakang mendekati promontorium, maka
dikatakan kepala dalam keadaan asinklitismus, ada 2 jenis asinklitismus yaitu :
Derajat sedang asinklitismus pasti terjadi pada persalinan normal, tetapi kalau berat
gerakan ini dapat menimbulkan disproporsi sepalopelvik dengan panggul yang berukuran
normal sekalipun.
Penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala I dan kala II persalinan. Hal ini
disebabkan karena adanya kontraksi dan retraksi dari segmen atas rahim, yang menyebabkan
tekanan langsung fundus pada bokong janin. Dalam waktu yang bersamaan terjadi relaksasi
dari segmen bawah rahim, sehingga terjadi penipisan dan dilatasi servik. Keadaan ini
menyebabkan bayi terdorong ke dalam jalan lahir. Penurunan kepala ini juga disebabkan
karena tekanan cairan intra uterine, kekuatan mengejan atau adanya kontraksi otot-otot
abdomen dan melurusnya badan anak.
Sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat di antara simpisis dan
promontorium. Sutura sagitalis mendekati simpisis dan os parietal belakang lebih rendah dari
os parietal depan. Sutura sagitalis mendekati promontorium sehingga os parietal depan lebih
rendah dari os parietal belakang
2) Fleksi
Pada awal persalinan, kepala bayi dalam keadaan fleksi yang ringan. Dengan majunya
kepala biasanya fleksi juga bertambah. Pada pergerakan ini dagu dibawa lebih dekat ke arah
dada janin sehingga ubun-ubun kecil lebih rendah dari ubun-ubun besar hal ini disebabkan
karena adanya tahanan dari dinding seviks, dinding pelvis dan lantai pelvis. Dengan adanya
fleksi, diameter suboccipito bregmatika (9,5 cm) menggantikan diameter suboccipito frontalis
(11 cm). sampai di dasar panggul, biasanya kepala janin berada dalam keadaan fleksi
maksimal.
Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga
bagian terendah dari bagian depan janin memutar ke depan ke bawah simpisis. Pada
presentasi belakang kepala bagian yang terendah ialah daerah ubun-ubun kecil dan bagian
inilah yang akan memutar ke depan kearah simpisis. Rotasi dalam penting untuk
menyelesaikan persalinan, karena rotasi dalam merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan
posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bidang tengah dan pintu bawah panggul.
4) Ekstensi
Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil berada di bawah
simpisis, maka terjadilah ekstensi dari kepala janin. Hal ini di sebabkan karena sumbu jalan
lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan dan ke atas sehingga kepala harus
mengadakan fleksi untuk melewatinya. Kalau kepala yang fleksi penuh pada waktu mencapai
dasar panggul tidak melakukan ekstensi maka kepala akan tertekan pada perineum dan dapat
menembusnya.
Subocciput yang tertahan pada pinggir bawah simpisis akan menjadi pusat pemutaran
(hypomochlion), maka lahirlah berturut-turut pada pinggir atas perineum: ubun-ubun besar,
dahi, hidung, mulut dan dagu bayi dengan gerakan ekstensi.
Kepala yang sudah lahir selanjutnya mengalami restitusi yaitu kepala bayi memutar
kembali ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena
putaran paksi dalam. Bahu melintasi pintu dalam keadaan miring. Di dalam rongga panggul
bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang dilaluinya, sehingga di dasar
panggul setelah kepala bayi lahir, bahu mengalami putaran dalam dimana ukuran bahu
(diameter bisa kromial) menempatkan diri dalam diameter anteroposterior dari pintu bawah
panggul. Bersamaan dengan itu kepala bayi juga melanjutkan putaran hingga belakang kepala
berhadapan dengan tuber ischiadikum sepihak.
6) Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah simpisis dan menjadi
hipomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Setelah kedua bahu bayi lahir , selanjutnya
seluruh badan bayi dilahirkan searah dengan sumbu jalan lahir.
Dengan kontraksi yang efektif, fleksi kepala yang adekuat, dan janin dengan ukuran
yang rata-rata, sebagian besar oksiput yang posisinya posterior berputar cepat segera setelah
mencapai dasar panggul, dan persalinan tidak begitu bertambah panjang. Tetapi pada kira-
kira 5-10 % kasus, keadaan yang menguntungkan ini tidak terjadi. Sebagai contoh kontraksi
yang buruk atau fleksi kepala yang salah atau keduanya, rotasi mungkin tidak sempurna atau
mungkin tidak terjadi sama sekali, khususnya kalau janin besar.
Setelah bayi lahir, kontraksi, rahim istirahat sebentar, uterus teraba keras dengan
fundus uteri sehingga pucat, plasenta menjadi tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian
timbul his, dalam waktu 5-10 menit, seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam vagina dan
akan lahir secara spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simpisis/fundus uteri,
seluruh proses berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai
dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
4. Kala IV
Pengawasan, selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir, mengamati keadaan ibu
terutama terhadap bahaya perdarahan post partum. Dengan menjaga kondisi kontraksi dan
retraksi uterus yang kuat dan terus-menerus. Tugas uterus ini dapat dibantu dengan obat-obat
oksitosin.
8. Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan Laboratorium
b) Ultrasonografi (USG)
c) Stetoskop Monokuler
Mendengar denyut jantung janin, daerah yang paling jelas terdengar DJJ, daerah
tersebut disebut fungtum maksimum.
e) USG
G. Penatalaksanaan
a) Kala I
b) Kala II
c) Kala III
d) Kala IV
10. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin timbul pada pasien intranatal adalah ketuban pecah dini,
persalinan preterm, kehamilan postmatur, prolaps tali pusat, rupture uterus, kelahiran sesaria,
inverse uterus, dan pendarahan post partum dini.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes.(2008).
Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal
. Jakarta: USAID
FKUI. (2000).
Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2.
Jakarta: Media Aesculapius.
Hafifah. (2011).
Laporan Pendahuluan pada Pasien dengan Persalinan Normal.
Dimuat dalam http:///D:/MATERNITY%20NURSING/LP%20PERSALINAN/laporan-
pendahuluan- pada-pasien-dengan.html (Diakses tanggal 18 Maret 2012)
Mitayani. (2009).
Asuhan Keperawatan Maternitas
. Jakarta: EGC
Wiknjosostro. (2002).
Ilmu Kebidanan Edisi
III.
Jakarta: Yayasan Bima pustaka Sarwana Prawirohardjo.
Hamilton Persis, 1995, Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas , Jakarta : EGC
Edisi 6
Manuaba Ida, 1998, Ilmu Kebidanan,
Penyakit Kandungan, dan Keluarga
Berencana, Jakarta : EGC
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL
1. Pengkajian
Pengkajian tanggal......jam.....
A. Data Subyektif
Biodata
Nama : Memudahkan mengenali ibu dan suami serta mencegah kekeliruan dengan pasien
lain.(Christina, 1998)
Umur : Menentukan prognosa kehamilan, dikatakan primi muda jika kehamilan pertama ≤
16 tahun. Jika kehamilan pertama usia ibu ≥ 35 tahun maka termasuk primipara tua. Selain
itu seorang ibu dikatakan terlalu tua hamil jika umur ≥ 35 tahun (Depkes RI, 1994). Dalam
kurun waktu reproduksi sehat, dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan
adalah 20 - 30 tahun (Wiknjosastro, 1999). Semua usia subur 20-30 tahun saat yang tepat
untuk persalinan dengan jarak kelahiran lebih dari 2 tahun merupakan masa reproduksi yang
sehat (Sastrawinata, 1983).
Agama : Dalam hal ini berhubungan dengan penderita yang berkaitan dengan ketentuan
agama. Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan
kesehatan pasien. Dengan menggunakan asuhan kebidanan (Depkes RI, 1995)
Pendidikan
Untuk memberi bimbingan sesuai dengan tingkat pendidikannya.(Marjati, 2009)
Pekerjaan ibu/ suami
Untuk mengetahui dimana ibu bekerja karena mungkin pekerjaan itu terlalu berat sehingga
mengganggu kesehatan ibu dan bayi. Untuk mengetahui taraf kehidupan (Marjati, 2009)
Alamat : Untuk memudahkan komunikasi dan kunjungan rumah (Marjati, 2009)
Perkawinan :
Ditanya kawin atau tidak, berapa kali kawin, berapa lamanya, untuk membantu menentukan
bagaimana keadaan alat kelamin dalam ibu, misal : pada ibu yang telah lama sekali kawin
dan baru mempunyai anak kemungkinan ada kelainan pada alat kelamin dalamnya (Ibrahim,
1971). Tidak menikah sah dan ibu bercerai dapat mempengaruhi psikologis ibu sehingga
mempengaruhi juga proses persalinan (Ibrahim, 1996). Kalau hamil sudah lama kawin, nilai
anak tentu besar sekali dan ini harus diperhitungkan dalam memimpin persalinan.
(Sastrawinata, 1983 : 155).
2.Alasan Datang
Penjelasan pasien datang tentang tujuannya mencari perawatan kesehatan (Bobak, 2005)
3.Keluhan Utama
Biasanya ibu merasakan nyeri dan kenceng-kenceng pada perut ibu, apakah yang menjadi
keluhan ibu, cemas dan takut dan mengeluarkan darah dan lendir
(Manuaba,2010)
4.Riwayat Kehamilan Yang Lalu
Apakah Ibu pernah menderita penyakit menular dan menurun yang dapat mempengaruhi
kondisi Ibu sehingga dapat mempengaruhi kelancaran proses persalinan. Kehamilan
terdahulu merupakan informasi yang penting karena kondisi yang terdahulu dapat terulang
lagi. Misal perdarahan hipertensi, partus preterm (Depkes RI, 1993). Apabila sejak hamil
sampai melahirkan ibu mengalami penyakit seperti adanya jantung, paru-paru, hipertensi,
ginjal dan lain-lain, maka dalam kehamilan ini bidan hares melakukan konsultasi dengan
dokter atau rujukan. Dan yang jelas dapat mempengaruhi proses persalinan. Selain itu perlu
diketahui usia kehamilan terdahulu seperti melahirkan (Manuaba, 1998).
(1) Induksi persalinan yaitu tindakan ibu hamil untuk merangsang timbulnya kontraksi rahim
agar terjadi persalinan. Dilakukan tindakan ini karena adanya komplikasi pada ibu maupun
janin, misalnya ibu hamil dengan KPD, pre eklamsia, serotinus.
(2) Sectio Caesaria merupakan tindakan untuk melahirkan bayi melalui abdomen dengan
membuka dinding uterus dengan cara mengiris dinding perut dan dinding uterus. Tindakan
ini dilakukan karena ada komplikasi pada kehamilan, misalnya plasenta previa totalis,
panggul sempit, letak lintang, sudah pernah SC dua kali, dan lain-lain.
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan pada usia kurang dari 20 minggu (berat janin
kurang dari 500 gram) atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan.
Penanganan:
Lakukan penilaian awal untuk segera menentukan kondisi pasien (gawat darurat, komplikasi
berat atau masih stabil) Pada kondisi gawat darurat, segera upayakan stabilisasi pasien
sebelum melakukan tindakan lanjutan (evaluasi medik atau merujuk) (Prawirohardjo, 2008 :
145).
4) Riwayat Nifas.
Pengeluaran lochea rubra sampai hari ke 3 yang berwarna merah, lochea serosa hari ke 4
sampai 9 berwarna lebih pucat dan kecoklatan, serta lochea alba dari hari 10-15 berwarna
putih kekuningan. Ibu dengan riwayat pengeluaran lochea purulenta, memerlukan
pengawasan khusus. Dan ibu meneteki kurang dari 2 tahun, adanya bendungan ASI sampai
terjadinya abses pada payudara harus dilakukan observasi yang ketat (Manuaba, 1998).
8 Riwayat Kebidanan
Riwayat Haid
Tentang : Menarch, Haid teratur atau tidak dan siklus, lamanya haid, banyaknya darah, sifat
darah (encer atau beku, warna, baunya), haid nyeri atau tidak, haid yang terakhir.
(Sastrawinata, 1983). Perlu diketahui HPHT untuk membantu menentukan usia kehamilan
dan tafsiran persalinan (Wiknjosastro, 1999).
6) Riwayat Persalinan.
a) Kala I lama untuk primi 12 jam, his adecuat, fundus dominan, tiap 5-10 menit sekali
(minimum) lama 45-60 detik, ketuban pecah spontan, lama multi 6-8 jam.
b) Kala II lama untuk primi 1 – 112 jam, persalinan spontan, bayi lahir hidup tidak cacat,
untuk multi 1/2 - 1 jam.
c) Kala III untuk primi 10 menit, placenta lahir spontan lengkap, untuk multi 10 menit.
d) Kala IV 2 jam post partum perdarahan tidak boleh lebih 500 cc. (Manuaba, 1998: 168)
9 Riwayat KB
KB apa yang pernah diikuti, jenis KB yang digunakan, berapa lama, apakah ada keluhan,
rencana KB yang akan datang. Riwayat KB. KB yang biasa digunakan untuk paska salin
adalah suntikan KB depoprofera 3 bulan, cyclofem 1 bulan, implant, AKDR, pil KB hanya
progesterone, pil kombinasi untuk yang kontap syaratnya usia ibu harus lebih 35 tahun, anak
terkecil usia 10 tahun jumlah anak lebih dari 2 (Manuaba, 1998).
- Psikologis
Kelahiran anak direncanakan/diharapkan/tidak, tanggapan suami, orang tua, keluarga lain
terhadap kelahiran anak, apakah ada gangguan atau tidak.
- Sosial
Hubungan suami istri, orang tua dan keluarga lain apakah baik atau tidak
Orang yang berpengaruh dalam keluarga
Spiritual
Bagaimana pelaksanaan ibadah dari agama dan keyakinan yang dianut.
Latar belakang sosial budaya
B. Data Obyektif
2. Data Obyektif
7) TTV :
a. Inspeksi
Leopold I : Fundus terisi oleh bokong bagian yang lunak melenting dan kurang bundar.
(fisiologi)
Leopold II : Untuk menentukan bagaimana, letak punggung anak dan dimana letak bagian
kecil janin.
Leopold III : Untuk menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan bagian bawah ini
sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul.
Leopold IV : Untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan seberapa jauh masuk
dalam rongga panggul, misal : 1/5 – 5/5 atau disesuaikan dengan hodge berapa.
c. Auskultasi.
d. Perkusi.
Reflek Patella +/+ atau -/-.
e. Pemeriksaan Panggul.
Boudelogue : 18 – 20 cm.
1) Air kencing : periksa glukosa (adanya glukosa dianggap gejala diabetes) , zat putih telur
(pada texoaemia gravidarum, nefritis, dan radang dari saluran kencing) dan sedimen (adanya
laktose).
2) Darah : Hb diperiksa tiga bulan sekali hal ini disebabkan orang hamil timbulanemia karena
defisiensi Fe, cek golongan darah untuk pendonor darah apabila ibu perdarahan. Hb normal
ibu hamil 12gr%.
3) Seksualitas
Servik dilatasi 0-4 cm mungkin ada lender merah muda kecoklatan atau terdiri dari
flek lendir.
B. Diagnosa Keperawatan
1) Ansietas b/d krisis situasi kebutuhan tidak terpenuhi.
2) Kurang pengetahuan tentang kemajuan persalinan b/d kurang mengingat informasi yang
diberikan, kesalahan interpretasi informasi.
3) Risiko tinggi terhadap infeksi maternal b/d pemeriksaan vagina berulang dan kontaminasi
fekal.
4) Risiko tinggi terhadap kekurangan cairan b/d masukan dan peningkatan kehilangan cairan
melalui pernafasan mulut.
5) Risiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif b/d ketidakadekuatan system
pendukung.
C. Intervensi
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC NIC
A. Pengkajian
1) Aktivitas istirahat
2) Integritas ego
Klien tampak serius dan tampak hanyut dalam persalinan ketakutan tentang
kemampuan mengendalikan pernafasan.
4) Keamanan
Irama jantung janin terdeteksi agak di bawah pusat, pada posisi vertexs.
5) Seksualitas
Dilatasi servik dan 4-8 cm (1, 5 cm/jam pada multipara dan 1,2/ jam pada primipara)
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi
No DIAGNOSA NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan asuhan Kaji derajat
ketidak nyamanan
dengan tekanan mekanik dari keperawatan
secara verbal dan
bagian presentasi selama...diharapkan nyeri nonverbal
terkontrol dengan kriteria Pantau dilatasi
servik
hasil : Pantau tanda-
tanda vital
o TTV dalam batas Dan DJJ
normal Bantu penggunaan
o Pasien dapat teknik pernapasan
mendemonstrasika dan relaksasi
n kontrol nyeri Bantu tindakan
kenyamanan
seperti gosok
pungung,kaki
Anjurkan pasien
berkemih setiap 1-
2jam
Berikan informasi
tentang kesedian
analgesic
Dukung
kepeutusan pasien
menggunakan
obat-obat/tidak
Berikan
lingkungan yang
tenang
2. .Perubahan eliminasi urin Setelah dilakukan asuhan
berhubungan dengan keperawatan Palpasi di atas
simpisis pubis
perubahan masukan dan selama….,diharapkan Monitor masukan
kompresi mekanik kandung eliminasi urine pasien dan haluaran
Anjurkan upaya
kemih. normal dengan criteria berkemih
hasil: sedikitnya 1-2 jam
Posisikan klien
o Cairan seimbang tegak dan
o Berkemih teratur cucurkan air
hangat di atas
perineum
Ukur suhu dan
nadi, kaji adanya
peningkatan
Kaji kekeringan
kulit dan
membrane
mukosa
D. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah kategori dari perilaku keperawatan, dimana
perawat melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang
diperkirakan dari asuhan keperawatan (Potter & Perry 1997, dalam Haryanto, 2007).
E. Evaluasi Kala I
1. Ibu dan keluarga mengetahui dan mengerti mengenai hasil pemeriksaan yang dijelaskan
tentang tanda-tanda vital ibu, kemajuan persalinan dan keadaan ibu dan janin.
2. Keadaan ibu sudah membaik dan ibu sudah tidak merasa lemah dan pusing lagi.
3. Observasi tanda-tanda vital masih dalam batas normal, kemajuan persalinan baik dan
keadaan ibu dan janin baik.
4. Keadaan ibu sdah membaik sehingga ibu sudah dapat berjalan-jalan.
5. Ibu tidak melakukan usaha meneran disaat adanya kontraksi sebelum pembukaan lengkap.
6. Ibu sudah mengetahui cara melakukan teknik pernafasan.
7. Ibu dan keluarga masih merasa cemas terhadap proses persalinan nanti.
8. Semua peralatan dan bahan-bahan serta obat-obatan telah dipersiapkan.
9. Keluarga telah menyiapkan perlengkapan kelahiran bayi.
3. KALA II
A. Pengkajian
1) Aktivitas/ istirahat
Melaporkan kelelahan
Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan sendiri / teknik relaksasi
Lingkaran hitam di bawah mata
2) Sirkulasi
3) Integritas ego
4) Eliminasi
5) Nyeri / ketidaknyamanan
6) Pernafasan
7) Seksualitas
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi
NO DIAGNOSA NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan asuhan Identifikasi derajat
dengan tekanan mekanis keperawatan ketidaknyamanan
pada bagian presentasi selama….,diharapkan nyeri Berikan tanda/
terkontrol dengan criteria tindakan
hasil: kenyamanan
seperti perawatan
o TTV dalam batas normal kulit, mulut,
o Pasien dapat perineal dan alat-
mendemostrasikan nafas alat tahun yang
dalam dan teknik mengejan kering
Bantu pasien
memilih posisi
yang nyaman
untuk mengedan
Pantau tanda vital
ibu dan DJJ
Kolaborasi
pemasangan
kateter dan
anastesi
D. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah kategori dari perilaku keperawatan, dimana
perawat melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang
diperkirakan dari asuhan keperawatan (Potter & Perry 1997, dalam Haryanto, 2007).
E. Evaluasi Kala II
1. Setelah semua planning diimplementasikan, bidan mengevaluasi ibu dan keluarga sudah
mengetahui bahwa pembukaan sudah lengkap dan sebentar lagi ibu akan melahirkan.
2. Semua persiapan baik peralatan, bahan-bahan dan obat-obatan untuk pertolongan
persalinan telah dipersiapkan dengan baik.
3. Ibu melahirkan 15 menit setelah pembukaan lengkap, ibu memilih posisi dorsal rekumben
dan meneran dengan benar dan efektif setiap adanya kontraksi dengan didampingi oleh
keluarga persalinan normal tanpa kendala apapun pada kala II.
4. KALA III
A. Pengkajian
1) Aktivitas / istirahat
Klien tampak senang dan keletihan
2) Sirkulasi
Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan kembali normal dengan cepat
Hipotensi akibat analgetik dan anastesi
Nadi melambat
3) Makan dan cairan
Kehilangan darah normal 250 – 300 ml
4) Nyeri / ketidaknyamanan
Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil
5) Seksualitas
Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas
Tali pusat memanjang pada muara vagina
B. Diagnosa Keperawatan
1) Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kurang masukan
oral, muntah.
3) Risiko tinggi terhadap cedera maternal berhubungan dengan posisi selama persalinan
C. Intervensi
D. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah kategori dari perilaku keperawatan, dimana
perawat melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang
diperkirakan dari asuhan keperawatan (Potter & Perry 1997, dalam Haryanto, 2007).
1. Setelah semua planning diimplementasikan, bidan mengevaluasi pada persalinan kala III,
keadaan umum ibu baik, lamanya kala III 10 menit dengan melakukan menejemen aktif
kala III, kemudian plasenta lahir spontan lengkap dengan kotiledon dan selaputnya.
2. Laserasi pada vagina dan perineum tidak ada.
3. Melakukan masase fundus uteri.
4. Kontraksi baik.
5. Jumlah perdarahan biasa 250 cc.
6. Ibu sudah mengerti cara melakukan masase dengan benar.
7. Semua peralatan bekas pakai telah direndam di dalam larutan clhorin 0,5% dan cuci
kemudian disterilkan.
8. Tubuh ibu sudah dibersihkan.
9. Pakaian ibu sudah diganti dengan pakaian yang bersih dan kering.
Tempat bersalin telah dibersikan dengan larutan clhorin 0,5% dan air DTT.
10. Ibu sudah tampak segar setelah ibu makan nasi campur setengah piring sedang
dan air vit 50 cc
11.Keadaan umun ibu dan bayi.
12.Partograf telah dilengkapi.
5. KALA IV
A. Pengkajian
1) Aktivitas
2) Sirkulasi
3) Integritas Ego
4) Eliminasi
5) Makanan/cairan
6) Neurosensori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya anastesi spinal
7) Nyeri/ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau perbaikan episiotomy,
kandung kemih penuh, perasaan dingin atau otot tremor
8) Keamanan
9) Seksualitas
Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi umbilicus, perineum
bebas dan kemerahan, edema, ekimosis, striae mungkin pada abdomen, paha dan
payudara.
B. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan efek hormone, trauma,edema jaringan, kelelahan fisik dan
psikologis, ansietas
C. Intervensi
D. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah kategori dari perilaku keperawatan, dimana
perawat melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang
diperkirakan dari asuhan keperawatan (Potter & Perry 1997, dalam Haryanto, 2007).
E. Evaluasi Kala IV
1. Setelah semua planning diimplementasikan, bidan mengevaluasi ibu dan keluarga sudah
mengerti bahwa rasa mules pada perut ibu merupakan hal yang normal.
2. Disaat ibu merasa mules ibu melakukan relaksasi pernafasan.
3. Pemantauan kala IV semua hail pemeriksaan dalam batas normal, tanda-tanda vital masih
dalam batas normal, tinggi fundus uteri 2 jam post partum 2 jari bawah pusat, kandung
kemih 50 cc, jumlah perdarahan 90 cc/ml dan total perdarahan dari kala I-IV adalah 340
cc/ml.
4. Semua hasil pemeriksaan pada kala IV telah didokumentasikan pada partograf.
5. Ibu sudah mengerti tanda-tanda bahaya nifas.
DAFTAR PUSTAKA
Meidian, JM. (2000). Nursing Outcomes Classification (NOC) . United States of America:
Mosby.
Wiknjosostro. (2002). Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta: Yayasan Bima pustaka Sarwana
Prawirohardjo.
A. Pengkajian
Pengkajian kala I
a. Keluarnya tanda-tanda persalinan
Klien mengatakan mulai merasa sakit perut bagian bawah menjalar ke belakang sejak pukul
10.00 pagi dan adanya keluar darah dan lender walaupun hanya sedikit, ketuban belum pecah
b. HPHT dan TTP
22 – 08 – 2005 , TTP 29 – 05 - 2006
c. Tinggi fundus uteri (TFU)
3 jari dibawah processus xipoideus
d. Turunnya bagian terbawah
Penurunan kepala 4/5 hodge II
e. Taksiran berat badan janin
f. Ukuran panggul luar
1) Distantia spinraum : 25 cm
2) Distantia cirtarum : 28 cm
3) Conjugate eksterna : 18 cm
4) Lingkar panggul :-
g. Denyut jantung janin
146 x/menit
h. His
1) Frekuensi : 3 x 10 menit
2) Durasi : 35 – 40 detik
3) Interval : 30 detik
i. Rectal toucher : tidak dilakukan
j. Vaginal toucher
Pembukaan serviks : 6 cm
Conjugate vera ; 11 cm
Conjugate diagonalis : 13 cm
Conjugate oblique : 13 cm
Linea innominata : teraba
Spina ischiadica : teraba
Promontorium : teraba
k. Pengosongan kandung kemih
Dilakukan dengan pemasangan kateter sementara (tidak tetap)
l. Pengosongan rectum
Tidak dilakukan karena sebelum masuk RS ibu mengatakan sudah BAB di rumah
m. Penggunaan obat-obatan
Menggunakan obat perangsang berupa oksitosin 1 amp
n. Tingkat kecemasan ibu
Ibu mengatakan merasa takut dan cemas jika terjadi sesuai dengan diri dan bayinya
o. Tindakan
1. Pembukaan
2. Penurunan persentasi
3. Moulage
g. Kaji kontraksi