Anda di halaman 1dari 3

Resep adalah permintaan tertulis dari seorang Dokter kepada Apoteker untuk

membuat dan atau menyerahkan obat kepada pasien. Yang pernah menulis resep ialah
Dokter, Dokter gigi (terbatas pada pengobatan gigi dan mulut) dan Dokter hewan
(terbatas pengobatan untuk hewan) (Anief, 2010). Permasalahan dalam peresepan
merupakan salah satu kejadian medication error. Menurut Surat Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 menyebutkan bahwa medication error
adalah kejadian yang merugikan pasien akibat pemakaian obat selama dalam
penanganan tenaga kesehatan yang sebetulnya dapat dicegah. Bentuk medication error
yang terjadi adalah pada fase prescribing (error terjadi pada penulisan resep) yaitu
kesalahan yang terjadi selama proses peresepan obat atau penulisan resep.
Menurut Permenkes Nomor 35 Tahun 2014 aspek farmasetis yang harus terpenuhi
yaitu bentuk sediaan, ketersediaan kekuatan sediaan, stabilitas serta kompatibilitas
(ketercampuran obat). Peracikan obat harus menjadi perhatian yang khusus, hal ini
dikarenakan banyak munculnya kejadian yang tidak diinginkan yang meliputi kesalahan
dalam pengobatan terutama disebabkan oleh kualitas racikan karena terdapat
kontaminasi bakteri, serta pada obat racik terdapat lebih dari satu zat aktif yang akan
memperbesar kemungkinan terjadinya interaksi obat (Allen, 2003).
Resep yang tepat, aman dan rasional adalah resep yang memenuhi lima tepat, ialah
sebagai berikut:
1. Tepat obat; obat dipilih dengan mempertimbangkan manfaat dan resiko,
rasio antara manfaat dan harga, dan rasio terapi.
2. Tepat dosis; dosis ditentukan oleh factor obat (sifat kimia, fisika dan
toksisitas), cara pemberian obat (oral, parenteral, rektal, lokal), faktor
penderita (umur, berat badan, jenis kelamin, ras, toleransi, obesitas,
sensitivitas individu dan patofisiologi).
3. Tepat bentuk sediaan obat; menentukan bentuk sediaan berdasarkan efek
terapi maksimal, efek samping minimal, aman dan cocok, mudah, praktis
dan harga murah.
4. Tepat cara dan waktu penggunaan obat; obat dipilih berdasarkan daya kerja
obat, bioavailabilitas, serta pola hidup penderita (pola makan, tidur, defekasi
dan lain-lainnya).
5. Tepat penderita; obat disesuaikan dengan keadaan penderita yaitu bayi,
anak-anak, dewasa dan orang tua, ibu menyusui, obesitas, dan malnutrisi.
Evaluasi penulisan resep bertujuan untuk mencegah kesalahan penulisan resep dan
ketidaksesuaian pemilihan obat bagi individu tertentu. Kesalahan penulisan dan
ketidaksesuaian pemilihan obat untuk penderita tertentu dapat menimbulkan
ketidaktepatan dosis, interaksi obat yang merugikan, kombinasi antagonis dan duplikasi
penggunaan. Penyampaian obat untuk penderita biasanya dengan cara penulisan resep.
Resep atau order tersebut sebelum disiapkan harus dikaji terlebih dahulu oleh apoteker.
Pengkajian resep obat oleh apoteker sebelum disiapkan merupakan salah satu kunci
keterlibatan apoteker dalam proses penggunaan obat (Lia, 2007).
Interaksi farmaseutik atau inkompatibilitas terjadi diluar tubuh sebelum obat
diberikan antara obat yang tidak dapat bercampur (inkompatibel). Pencampuran obat
tersebut menyebabkan terjadinya interaksi langsung secara fisik atau kimiawi, yang
hasilnya mungkin terlihat sebagai pembentukan endapan, perubahan warna dan mungkin
juga tidak terlihat secara visual. Interaksi ini biasanya mengakibatkan inaktivasi obat
(Setiawati 2007).
Resep yang tepat, aman, dan rasional adalah resep yang memenuhi 6 (enam) tepat,
ialah setelah diagnosanya tepat maka kemudian :
1. Memilih obatnya tepat sesuai dengan penyakitnya
2. Dosis yang tepat
3. Bentuk sediaan yang tepat
4. Waktu yang tepat
5. Cara yang tepat
6. Penderita yang tepat (Lestari, 2002).
Daftar Pustaka

Lestari, C. S. 2002. Seni Menulis Resep Teori dan Praktek. Jakarta: PT. Perca

Setiawati, A. 2007. Interaksi Obat, dalam Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Departemen
Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: Gaya Baru

Lia, Amalia. 2007. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC

Allen, LV., 2003. Contemporary Annals of Pharmacotherapy 37 (10), 1526-Pharmaceutical


Coumpounding, The 1528

Anief, M. 2010. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.

Anonim. 2004. Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 1197/Menkes/SK/X/2004

Anda mungkin juga menyukai