Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 151-162 Andriana Sari

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PASIEN PNEUMONIA


ANAK DI RS. PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE (DDD)
Andriana Sari, Indah Safitri
Universitas Ahmad Dahlan
Email: andriesari@gmail.com

ABSTRAK
Pneumonia adalah salah satu penyakit infeksi saluran napas yang
paling sering terjadi. Pengobatan pneumonia pada umumnya dilakukan
dengan terapi empiris yaitu menggunakan antibiotika spektrum luas.
Tingginya konsumsi antibiotika berkontribusi pada resistensi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kuantitas penggunaan dan jenis penggolongan
antibiotika dengan menggunakan metode Defined Daily Dose (DDD) pada pasien
pneumonia anak rawat inap di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta periode
Januari-Desember 2014.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan
pengumpulan data secara retrospektif yang didasarkan pada lembar rekam medik
pada tahun 2014. Penelitian ini dilakukan terhadap 87 pasien pneumonia anak
yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat 11 jenis antibiotika yang
digunakan. Total nilai penggunaan antibiotika sebesar 24,51 DDD/100 patient-
days. Kuantitas penggunaan antibiotika tiga terbesar yaitu Cefotaxime 14,64
DDD/100 patient-days, Ampicillin 4,06 DDD/100 patient-days, dan Ceftazidime
1,84 DDD/100 patient-days. Berdasarkan perhitungan kuantitas penggunaan
antibiotika yang pemakaiannnya paling besar untuk pasien pneumonia anak
rawat inap di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta periode Januari-Desember
2014 adalah cefotaxime 14,64 DDD/100 patient-days.

Kata Kunci : Antibiotika, Anak, Pneumonia, Metode Defined Daily Dose

ABSTRACT

Pneumonia is one of respiratory tract infections disease which often


occur. Treatment of pneumonia commonly based on empiric therapy is the use of
broad spectrum antibiotic. The high consumption of antibiotic contributes on
antimicrobial resistance. This research aims to acknowledge quantity of
antibiotic and kinds of antibiotics with Defined Daily Dose (DDD) method RS
PKU Muhammadiyah Yogyakarta during January to December 2014
This study used of observational research using collection retrospective
data based on medical record on 2014. The study had 87 children pneumonia
patients who fulfilled the criteria of inclusion and exclusion.

Artikel diterima: 6 September 2016 151


Diterima untuk diterbitkan: 26 September 2016
Diterbitkan: 5 Oktober 2016
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 151-162 Andriana Sari

The result showed there are 11 kinds of antibiotics. Total value of


DDD/100 patientdays of those antibiotics is 24,51. The third highest quantity
of antibiotics are Cefotaxime 14,64 DDD/100 patient-days, Ampicillin 4,06
DDD/100 patient-days, Ceftazidime 1,84 DDD/100 patient-days during January
to December 2014. Based on calculation quantity of antibiotics the most used
antibiotic on children pneumonia patients in RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta period from January to December 2014 was cefotaxime 14,64
DDD / 100 patient-days

Keywords : Antibiotic, Children, Defined Daily Dose Method, Pneumonia

PENDAHULUAN penyakit infeksi, serta resistensi


Pneumonia merupakan bakteri terhadap obat.
penyebab utama kematian anak di Penggunaan antibiotika
dunia terutama negara berkembang dapat dinilai secara kuantitas
(Anonim, 2006). Pneumonia adalah dengan suatu teknik unit
inflamasi akut pada parenkim paru pengukuran yang disebut Defined
atau radang paru yang disebabkan Daily Dose (DDD) untuk studi
oleh mikroorganisme (Shalih, penggunaan obat (Anonim, 2012).
2014). Di Kota Yogyakarta, Penilaian secara kuantitas dengan
pneumonia pada anak tahun 2011 metode DDD ini yaitu untuk
mencapai 619 kasus dan pada tahun mengetahui jumlah antibiotika yang
2012 naik menjadi 821 kasus digunakan. Metode DDD
(Anonim, 2013a). Pneumonia yang diasumsikan sebagai rata-rata dosis
sering terjadi disebabkan infeksi perhari untuk obat yang digunakan
bakteri dan membutuhkan untuk indikasi utama pengobatan
antibiotika. Penggunaan antibiotika pada orang dewasa. Penggunaan
secara tidak tepat dapat metode DDD pada pasien anak dapat
menimbulkan terjadinya dilakukan apabila tersedia dosis
peningkatan efek samping dan harian dan indikasi dalam populasi
toksisitas antibiotika, pemborosan anak-anak dan dibandingkan dengan
biaya dan tidak tercapainya nilai-nilai DDD (Carolina et al.,
manfaat klinik yang optimal dalam 2014). Informasi kuantitas
pencegahan maupun pengobatan penggunaan antibiotika dapat

152
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 151-162 Andriana Sari

menjadi prediksi pasien yang meninggal saat masih


kerasionalan/ketidakrasionalan dalam pemberian antibiotika.
penggunaan obat (Carolina et al., Pengumpulan data antara lain nama
2014). Berdasarkan uraian diatas antibiotika, indikasi, dosis,
maka perlu dilakukan penelitian Frekuensi, lama pemberian, cara
mengenai kuantitas penggunaan pemberian, jenis penggunaan, Length
antibiotika pada pasien pneumonia Of Stay (LOS), data demografi
anak rawat inap di RS PKU (umur, jenis kelamin).
Muhammadiyah Januari – Desember Analisis data yang digunakan
2014. pada penelitian ini dengan cara:
1. Mendeskripsikan data-data yang
METODE PENELITIAN didapatkan dari rekam medik
Penelitian ini mengunakan 2. Analisis kuantitatif dilakukan
metode observasional dengan dengan menghitung kuantitas
pengumpulan data secara penggunaan antibiotika pada
retrospektif terhadap rekam medik pasien anak menggunakan
pasien pneumonia anak rawat inap metode Defined Daily Dose
di Rumah Sakit PKU (DDD) dengan satuan DDD/100
Muhammadiyah Yogyakarta pada patient-days. Rumus :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝐴𝐵 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛
tahun 2014. Teknik pengambilan 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝐷𝐷 𝑊𝐻𝑂 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑥

100
data secara purposive sampling 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡/𝐿𝑂𝑆

dimana memenuhi kriteria inklusi Atau


𝐷𝐷𝐷 100
adalah pasien anak berusia < 18 100 𝑝𝑎𝑡𝑖𝑒𝑛𝑡−𝑑𝑎𝑦𝑠
= 𝐷𝐷𝐷 𝑟𝑒𝑎𝑙 𝑥
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡

tahun yang terdiagnosis pneumonia


yang mendapat terapi antibiotika dan HASIL DAN PEMBAHASAN
kriteria eksklusi berupa data catatan 1. Karakteristik Pasien
medik tidak lengkap (BB, usia, Hasil penelitian diketahui
dosis obat), pasien yang rentang umur pasien yang
mendapatkan antibiotika pulang mendominasi terkena pneumonia
paksa sebelum program pemberian yaitu pasien yang berumur 28 hari -
antibiotika pasien tersebut selesai, < 1 tahun (48,28%). Hal ini berbeda

153
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 151-162 Andriana Sari

dengan Hasil Riset Kesehatan kekebalan tubuh anak pada usia


Dasar tahun 2013 yang tersebut juga sangat rentan sehingga
menunjukkan pneumonia tertinggi mudah terinfeksi oleh penyakit yang
terjadi pada kelompok umur 1-4 ditularkan melalui udara
tahun (Anonim, 2013b). Sistem (Misnadiarly, 2008).

Tabel I. Kelompok umur pasien rawat inap pneumonia


No Umur Jumlah Persentase (%)
1 0-28 hari 2 2,30
2 28 hari - < 1 tahun 42 48,28
3 1 tahun – 4 tahun 35 40,23
4 5-14 tahun 6 6,89
5 15-18 tahun 2 2,30
Total 87 100

Tabel II. Jenis Kelamin pasien rawat inap pneumonia


Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
Perempuan 37 42,52
Laki-Laki 50 57,47
Total 87 100

Tabel III. Distribusi diagnosis pasien anak pneumonia rawat inap


Diagnosa Kode ICD X Jumlah pasien Persentase (%)
Bronchopneumonia J18.0 82 94, 25 %
Pneumonia J18.9 5 5,75 %
Total 87 100 %

Diketahui jenis kelamin yang terlidung dari infeksi pathogen


paling banyak mengalami pneumonia (Uekert et al., 2006). Pneumonia
adalah anak laki-laki (57,47%) tersaji digolongkan atas dasar anatomi
pada tabel II. Hal ini mungkin seperti pneumonia lobaris
berkaitan dengan respon pada anak. (pneumonia), dan pneumonia
Organ paru pada perempuan lobularis (bronchopneumonia).
memiliki daya hambat aliran udara Klasifikasi pneumonia pada tabel
yang lebih rendah dan daya hantar III didasarkan pada gambaran
aliran udara lebih tinggi sehingga radiologi atau distribusi penyakit.
sirkulasi udara dalam rongga Diketahui 94,25% pasien
pernapasan lebih lancar dan paru mengalami bronchopneumonia.

154
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 151-162 Andriana Sari

Tabel IV. Jumlah hari rawat pasien pneumonia anak rawat inap
Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jumlah
Jumlah 26 28 32 58 56 56 16 16 24 9 20 31 372
Hari Rawat
Jumlah Pasien 10 6 8 12 14 11 2 5 5 3 4 7 87
LOS 2,6 4,8 4 4,8 4,6 4,7 8 2,7 4,8 3 5 4,4 4,4
Jumlah pasien adalah dengan jumlah pasien dan jumlah
jumlah total pasien pneumonia hari rawat dapat dilihat pada tabel X
anak yang menjalani rawat inap di yang menunjukkan bahwa pada
rumah sakit pada tahun 2014. tahun 2014 rata-rata LOS adalah 4,4
Data jumlah hari rawat pasien hari atau dapat diartikan bahwa pada
yaitu penguraian dari data jumlah tahun 2014 setiap pasien rata-rata
pasien dan jumlah hari rawat yang dirawat inap di RS PKU
didapatkan dari bagian Instalasi Muhammadiyah Yogyakarta selama
Rekam Medik. Rata-rata LOS 4,4 hari dan jumlah hari rawat pasien
diperoleh dari jumlah hari dibagi (LOS) adalah 372 hari.
2. Jenis Penggunaan Obat Antibiotika
Tabel V. Jenis antibiotika yang digunakan pasien pneumonia anak rawat inap RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta pada tahun 2014 dengan golonganberdasarkan struktur
kimianya, kode ATC, nama obat, nama generik, dan bentuk sediaan
Golongan Kode ATC Nama Paten Nama Generik Bentuk sediaan
Beta laktam J01CA01 Vicillin Ampicillin Parenteral
(Penicilin) J01CA04 Amoxan, Amoxicillin Oral
Amoxan paed drop
J01CR04 Bactesyn Sultamisilin Parenteral
Beta laktam J01DD01 Taxegrame, Cefotaxime Parenteral
(Chepalosporin) Rycef
J01DD02 - Ceftazidime Parenteral
J01DD08 - Cefixime Oral
J01DD04 - Ceftriaxone Parenteral
Golongan lain J01BA01 Colsancentin Chlorampenicol Parenteral
Poliketida (Macrolida) J01FA10 Zistic Azithromycin Oral
Aminoglycoside J01GB03 - Gentamycin Parenteral
J01GB06 - Amikacin Parenteral
2014. Hasil penelitian menunjukkan
Distribusi jenis antibiotika
lama pemakaian 1 sampai dengan
yang digunakan dapat dilihat pada
5 hari merupakan waktu lama
tabel V. Diketahui ada 11 jenis
pemakaian antibiotika terbesar
antibiotika yang digunakan pada
dengan persentase sebesar 89,17 %
pasien pneumonia anak selama
(tabel VI).
periode januari – desember tahun

155
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 151-162 Andriana Sari

3. Kuantitas Penggunaan VII, semakin besar nilai DDD/100


Antibiotika patient-days berarti menunjukkan
Kuantitas penggunaan tingkat pemakaian antibiotika yang
Antibiotika dihitung dengan besar pula. Kuantitas penggunaan
menggunakan metode DDD/100 antibiotika yang memiliki jumlah
patient-days. Dalam penelitian ini terbesar pada tahun 2014 adalah
didapatkan bahwa terdapat 11 cefotaxime sebesar 14,29 DDD/100
jenis penggunaan antibiotika pada patient-days, dapat diartikan bahwa
pasien pneumonia anak rawat inap di asumsi dosis rata-rata per hari
RS PKU Muhammadiyah penggunaan antibiotik cefotaxime
Yogyakarta dengan total 25,13 sebesar 14,29 dengan satuan
DDD/100 patient-days. Dari tabel DDD/100 patient-days.
Tabel VI. Distribusi Lama Pemakaian/Lama Terapi Antibiotika
Lama Pemakaian/Lama terapi Jumlah Antibiotika Persentase (%)
1-5 hari 140 89,17
6-10 hari 16 10,19
11-15 hari 1 0,64
Total 157 100

Tabel VII. Penggunaan antibiotika pada pasien pneumonia anak periode Januari - Desember 2014
di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
NO Jenis Antibiotika DDD/100patient-days % Penggunaan
1 Ampicillin 4, 06 20,02
2 Amoxicillin 0,26 1,03
3 Sultamisilin 1,43 5,7
4 Cefotaxime 14,64 56,86
5 Ceftazidime 1,84 7,32
6 Cefixime 0,25 0,99
7 Ceftriaxone 0,11 0,43
8 Chloramphenicol 0,92 3,66
9 Azytromycin 0,87 3,46
10 Gentamycin 0,05 0,19
11 Amikasin 0,08 0,31
Total 24, 51 100
Tingginya nilai DDD dapat
Tingginya nilai DDD
dipengaruhi oleh jumlah pemakaian
beberapa jenis antibiotika yang
antibiotika. Meningkatnya jumlah
melebihi nilai standar DDD WHO,
pemakaian antibiotika, dapat
menjadi prediksi awal akan adanya
membuat jumlah gram penggunaan
kemungkinan pemberian/penggunaan
antibiotika meningkat karena
antibiotika yang belum tepat.

156
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 151-162 Andriana Sari

semakin lama pemakaian maka menurut protap terbaru, terdapat


semakin banyak pula antibiotika kejadian resistensi antibiotik
yang dikonsumsi sehingga tersebut terhadap bakteri yang
menyebabkan jumlah pemakaian memproduksi ESBL (extended-
antibiotika meningkat dan spectrum β-lactamases) (Urbanek et
berpengaruh terhadap tinggi al, 2012).
rendahnya nilai DDD/100 patient- Meningkatnya jumlah
days yang dihasilkan. pemakaian antibiotika mungkin
Dari hasil penelitian lama disebabkan oleh jumlah pasien
pemakaian antibiotika terbesar yaitu pneumonia anak. Faktor lingkungan
1 sampai dengan 5 hari sebesar merupakan salah satu faktor risiko
89,17%. Terdapat beberapa faktor penyebab pneumonia dengan
kemungkinan mengenai lama perubahan temperatur dan
pemakaian antibiotika 1 sampai kelembaban suhu (Damayanti,
dengan 5 hari diantaranya banyak 2014). Faktor lain terjadinya
antibiotika yang diresepkan dengan penyakit ISPA adalah kelembaban
tujuan sebagai terapi empiris. (Brussels, 2010). Kelembaban udara
Menurut IFIC dan hasil penelitian oleh adanya musim hujan
dari Tim PPRA Kemenkes RI (2010) menyebabkan bakteri akan
(Anonim, 2011) terapi empiris bertahan lebih lama dan dalam
adalah terapi yang menjadi pilihan kondisi rumah yang tidak
utama saat pasien masuk rumah dilengkapi ventilasi yang baik,
sakit. Pemberian secara empiris maka akan mempercepat proses
diberikan kepada kasus infeksi yang penularan penyakit (Mairusnita,
belum diketahui jenis kumannya. 2007). Peningkatan kasus infeksi
Antibiotika diberikan berdasarkan pernafasan kemungkinan
data epidemologik kuman yang ada dipengaruhi oleh curah hujan ekstrim
(Febiana, 2011). Penggunaan (Ayres, 2009).
cefotaxime dan antibiotika generasi Dalam penelitian ini,
ketiga cephalosporin lainnya perlu golongan chepalosporin merupakan
mendapat perhatian khusus karena antibiotika yang paling banyak

157
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 151-162 Andriana Sari

digunakan oleh pasien pneumonia. Pemberian empiris parentral


Sefalosporin generasi ketiga sefalosporin generasi ketiga
digunakan karena jauh lebih aktif (ceftriaxone atau cefotaxime) harus
terhadap Enterobacteriaceae, diresepkan untuk balita yang dirawat
termasuk strain penghasil di rumah sakit (Bradley et al., 2011).
penisilinase (Anonim, 2007). Pengunaan cefixime po tunggal
Cefotaxime lebih aktif terhadap karena cefixime merupakan
bakteri gram negatif dan aktif pada sefalosporin generasi ketiga yang
penyebab Streptococcus pneumoniae lebih aktif melawan bakteri gram
dibandingkan chepalosporin yang negatif (Haemophilus influenzae
lain (Fisher dan Boyce, 2005). termasuk strain penghasil laktamase)
Streptococcus pneumonia dibanding sefalosporin generasi
(pneumococcus) adalah bakteri ketiga yang sebelumnya tersedia,
patogen yang paling umum pada tetapi kurang aktif terhadap S.
anak usia 3 minggu sampai 4 tahun Pneumoniae (Resse et al., 2000).
(Sandora dan Sectish, 2011).

Tabel VIII. Nilai DDD/100 patient-days


Golongan Jenis Antibiotika DDD Standar DDD/100 patient-days
Antibiotika WHO patient-days
Penicillin Ampicillin 2 5 6,72
Amoxicillin 1 0
Sultamisilin 1,5 1
Sefalosporin Cefotaxime 4 14 16,49
Ceftazidime 4 1
Cefixime 0,4 0
Ceftriaxone 2 0
Golongan lain Chloramphenicol 3 0,92 0,92
Macrolida Azytromycin 0,3 0,87 0,87
Aminoglycoside Gentamycin 0,24 0 0,13
Amikasin 1 0
Total 25,13 25,13
Berdasarkan jurnal British ceftriaxone dan cefuroxime. Namun
Thoracic Society update 2011 pada data rekam medik terdapat 11
golongan sefalosporin yang (10,57%) pasien yang
direkomendasikan untuk terapi menggunakan antibiotika
antibiotika intravena pada ceftazidime. Digunakan ceftazidime
pneumonia antara lain cefotaxime, karena aktif terhadap bakteri gram

158
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 151-162 Andriana Sari

negatif (termasuk Pseudomonas disebabkan Streptococcus


aeruginosa), gram positif (termasuk pnemoniae, S. pyogenes,
Staphylococcus aureus), dan bakteri Haemophylus influenza, dan
anaerob (Anonim, 2007). Menurut Enterobacteriaceae (Lacy et al.,
Harris (2011) golongan penisilin 2006).
yang dianjurkan adalah amoxicillin. Hasil perhitungan nilai
Menurut beberapa penelitian yang DDD/100 patient-days terendah
sudah dilakukan, penggunaan pada tabel VIII untuk penggunaan
ampicillin telah banyak mengalami gentamicyn sebesar 0,05 DDD/100
resistensi Dalam penggunaanya patient-days, dapat diartikan bahwa
terapi ampicillin akan dilanjutkan asumsi dosis rata-rata per hari
atau dikombinasikan dengan penggunaan antibiotik gentamicin
antibiotika golongan chepalosporin. sebesar 0,05 dengan satuan
Selanjutnya terapi antibiotika DDD/100 patient-days dan
dari golongan sefalosporin amikacin sebesar 0,08 DDD/100
(cefotaxime) dengan golongan patient-days, dapat diartikan bahwa
antibiotika lain (Chlorampenicol) asumsi dosis rata-rata per hari
digunakan pada infeksi pneumonia penggunaan antibiotik amikacin
balita umur diatas 3 bulan yang sebesar 0,08 dengan satuan
community acquired akibat kuman DDD/100 patient days, jika
gram positif dan sensitif terhadap dibandingkan dengan nilai standar
kuman gram negatif terutama DDD WHO yang artinya
hemofilus sehingga kombinasi penggunaan gentamicin dan
terapi menjadi cefotaxime amikacin masih lebih rendah di
(memiliki aktifitas bakterisida) dan banding batas penggunaan standar
Chlorampenicol (memiliki aktifitas DDD WHO, walaupun masih
bakteriostatik), dengan harapan dibawah batas DDD WHO
mendapatkan efek terapeutik yang penggunaan gentamicin dan
lebih baik (Farida et al., 2008; amikacin tetap perlu dimonitoring
Pudjiadi et al., 2009). Cefixime terkait efek samping seperti
digunakan untuk infeksi yang hipotensi, mual, nefrotoksisitas yang

159
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 151-162 Andriana Sari

insiden kejadiannya 10%-15% Ceftazidime 1,84 DDD/100


(Anonim, 2011a). Pada penggunaan patient-days.
terapi, antibiotika golongan ini
jarang berdiri sendiri biasanya DAFTAR PUSTAKA
dikombinasikan dengan antibiotika Anonim, 2006, Pneumonia: the
forgotten killer of children,
golongan penisilin untuk menangani
Geneva: The United Nations
penyakit infeksi seperti pneumonia Children’s Fund/World
Health Organization, diakses
(Bueno, 2009).
tanggal 29 oktober 2015.
KESIMPULAN DAN SARAN Anonim, 2007, Informatorium Obat
Nasional Indonesia 2000,
Kesimpulan
Departemen Kesehatan
1. Diperoleh 11 Jenis antibiotika Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 2011, Pedoman Umum
yang digunakan untuk terapi
Penggunaan Antibiotika,
pneumonia pada anak di Rumah Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Sakit PKU Muhammadiyah
Anonim, 2012, Guidelines for ATC
Yogyakarta tahun 2014 adalah Classification and DDD
Asssignment,
Ampicillin, Amoxicillin,
http://www.whocc.no/filearch
Sultamicillin, Cefotaxime ive/publications/1_2013guide
lines.pdf,diakses 10 oktober
Ceftazidime, Cefixime,
2015.
Ceftriaxone, Chlorampenicol, Anonim, 2013a, Profil Kesehatan
Indonesia Tahun 2012,
Azithromycin, Gentamicin,
Kementrian Kesehatan
Amikacin. Total DDD/100 Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 2013b, Riset kesehatan
patient days pada tahun 2014
dasar 2013, Badan
untuk semua jenis antibiotika Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan,
adalah 24,51 DDD/100 patient
Kementerian Kesehatan
days. Republik Indonesia, Jakarta.
Ayres, J.G., 2009, Climate Change
2. Kuantitas penggunaan antibiotik
and Respiratory Disease:
tiga terbesar yang digunakan European Respiratory Society
Position Statement, European
selama tahun 2014 yaitu
Respiratory Journal, Vol (34)
Cefotaxime 14,64 DDD/100 No 2.
Bradley J.S., Byington CL., Shah
patient-days, Ampicillin 4,06
S.S., Alverson B., Carter
DDD/100 patient-days, E.R., Harrison C., Kaplan

160
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 151-162 Andriana Sari

S.L, Mace S.E., McCracken Antibiotika Secara Bijak


Jr G.H., Moore M.R., St Untuk Mengurangi Resistensi
Peter S.D., Stockwell J.A., Antibiotika, Studi Intervensi
and Swanson J.T., 2011, di Bagian Kesehatan Anak
The Management of RS Dr. Kariadi. Sari Pediatri,
Community-Acquired Vol. 10, No. 1. Juni 2008,
Pneumonia in Infants and Semarang.
Children Older than 3 Febiana, Tia, Kajian Rasionalitas
Mounths of Age: Clinical Penggunaan Antibiotika Di
Practice Guidelines by the Bangsal Anak Rsup Dr.
Pediatric Infectious Kariadi Semarang Periode
Diseases Society and the Agustus Desember 2011,
Infectious Diseases Society skripsi, 12, Fakultas
of America, Clin Infect Dis, Kedokteran Universitas
53 (7): 617-630. Diponegoro, Semarang.
Brussels, 2010, Climate Change Fisher, G.R., dan Boyce, G.T., 2005,
and Respiratory Disease, Pneumonia Syndromes.
Journal European Pediatric Infectious
Respiratory Disease, Diseases.A Problem-Oriented
Vol(24)No 1. Approach. Fourth Edition,
Bueno, SC., Stull, TL., 2009, Lippincott Williams &
Antibacterial agents Wilkins, USA.
inpediatric, diakses pada Harris, M., Clark, J., Coote, N.,
tanggal 2 November 2015. Fletcher, P., Harnden, A.,
Carolina, M., Widayati, A., 2014, McKean, M., Thomson, A.,
Evaluasi Penggunaan 2011, British Thoracic
Antibiotika Dengan Metode Society Guidelines for The
DDD (Defined Daily Dose Management of Community
Pada Pasien Anak Rawat Acquired Pneumonia in
Inap di Sebuah Rumah Children: Update 2011,
Sakit Pemerintah di Thorax, 2011:66:ii1-ii23.
Yogyakarta Periode Januari- Lacy, C., Amstrong, L., Goldman,
Juni 2013, Media Farmasi, M., Lance, L, 2006, Drug
Vol.11 No.1 Maret 2014: 81- Information Handbook: A
89. Comprehensive Resource
Damayanti, 2004, Kepadatan for all Clinicians and
Hunian, Transportasi Umum, Healthcare Professionals,
Ventilasi Rumah, Dan 14th Ed, Lexi-Comp Inc,
Kejadian Pneumonia Pada United States.
Anak Balita Di Kota Mairusnita, 2007, Karakteristik
Semarang, Tesis, Penderita ISPA yang
Yogyakarta, Universitas Berobat ke Badan Pelayanan
Gadjah Mada.. Kesehatan Rumah Sakit
Farida, H., Hapsari, M.M., Umum Daerah
Notoatmodjo, H., Hardian, (BPKRSUD), Medan,
2008, Penggunaan Universitas Sumatera Utara.

161
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2), 151-162 Andriana Sari

Misnadiarly, 2008, Penyakit Urbanek, K., Kolar, M.,


Infeksi Saluran Napas Loveckova, Y., Strojil, J.,
Pneumonia pada Anak, Santava, L., 2012,
Orang Dewasa, Usia Lanjut Influence of third generation
Edisi 1,Pustaka Obor cephalosporin utilization on
Populer, Jakarta. the occurrence of ESBL-
Pudjiadi, A.H., Hegar, B., positive Klebsiella
Handryastuti, S., Idris, N.S., pneumoniae strains,
Gandaputra, E.P., http://www.ncbi.nlm.nih.gov/
Harmoniati, E.D., 2009, 17635342, diakses tanggal 17
Pneumonia. Pedoman juni 2016.
Pelayanan Medis, Ikatan
Dokter Anak Indonesia.
Jakarta.
Resse, R.E., Betts, R., Gumustop,
B., 2000, Handbook of
Antibiotics, 3rd Ed.,
Philadelphia, Lippincott
Williams & Wilkins.
Sandora, T.J., dan Sectish, T.C.,
2011, Community Acquired
Pneumonia. Nelson
Textbook of Pediatric. 19th
ed, Chap 392: 1474-1479,
Publisher Elsevier, United
States of America.
Shalih, 2014, Poor adherence to the
World Health Organization
guidelines of treatment of
severe pneumonia in children
at Khartoum , Sudan, BMC
Research Notes, 2014, Vol 7
:531.
Uekert, Akan, M., Evans, Z.Li.,
Roberg, K., Tisler, C.,
Dasilva, E.D., Anderson,R.,
Gangnon, D.B., Allen,
J.E.Gern, R.F. Lemanske,
2006, Sex Related
Differences in Immune
Development and The
Expression of Atopy in
Early Childhood, J Allergy
Clin Immunol, hal 118;
6:1375-1381.

162

Anda mungkin juga menyukai