Anda di halaman 1dari 32

KEDUDUKAN

DAN STATUS
KELEMBAGAAN
BPJS KESEHATAN
KEDUDUKAN
DAN STATUS
KELEMBAGAAN
BPJS KESEHATAN
DAFTAR ISI

Kata Sambutan �������������������������������������������������������3


Direktur Utama BPJS Kesehatan

Kata Pengantar �������������������������������������������������������5

Badan Hukum ��������������������������������������������9

Jenis Badan Hukum ��������������������������������14

Badan Hukum Publik ����������������������������17

Lembaga Non-Struktural ����������������������21

Kewenangan BPJS Kesehatan �������������25

2 Kedudukan dan Status Kelembagaan BPJS Kesehatan


KATA SAMBUTAN
Direktur Utama BPJS Kesehatan

S
ejak 1 Januari 2014 BPJS Kesehatan mulai beroperasi
dalam penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN). BPJS Kesehatan merupakan badan
hukum yang dibentuk dengan Undang-Undang untuk
menyelenggarakan program jaminan sosial, bidang kesehatan
yang merupakan satu dari lima program dalam Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN), yaitu Jaminan Kesehatan, Jaminan
Kecelakaan Kerja, Jaminan Hari Tua, Jaminan Pensiun, dan
Jaminan Kematian.
Status BPJS Kesehatan dalam pemerintahan negara
Republik Indonesia termasuk ke dalam badan hukum publik.
Hal ini sejalan dengan ketentuan dalam Pasal 7 Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial yang menyebutkan bahwa BPJS adalah badan
hukum publik berdasarkan Undang-Undang tersebut dan
bertanggung jawab kepada Presiden. Badan Hukum Publik
yang dibentuk khusus melalui Undang-Undang tentunya
memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan badan
hukum maupun lembaga negara lainnya.

Kedudukan dan Status Kelembagaan BPJS Kesehatan 3


Tujuan dari penyusunan buklet mini ini adalah untuk
memberikan pemahaman mengenai status BPJS Kesehatan
sebagai badan hukum publik dan juga sebagai sarana sosialisasi
dan edukasi di internal BPJS Kesehatan dan juga bagi siapa saja
yang ingin mengetahui tentang kelembagaan BPJS Kesehatan.
Akhirnya, semoga dengan adanya buklet mini ini status
kelembagaan BPJS Kesehatan sebagai badan hukum publik
dapat lebih dipahami dengan baik.

Jakarta, November 2017


Direktur Utama

Fachmi Idris

4 Kedudukan dan Status Kelembagaan BPJS Kesehatan


KATA PENGANTAR
Oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H.

S
aya menyambut dengan sukacita terbitnya buku saku ini
untuk maksud memandu seluruh pegawai BPJS Kesehatan
dan semua pemangku kepentingan terhadap pelayanan
jasa BPJS Kesehatan dengan informasi pengenalan yang akurat
tentang status BPJS Kesehatan sebagai badan hukum yang
tersendiri berdasarkan Undang-Undang dan sekaligus adalah
lembaga publik yang dibentuk dengan Undang-Undang. Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan adalah badan hukum
publik yang tersendiri yang dibentuk untuk menyelenggarakan
program jaminan sosial nasional berdasarkan Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial.
Di samping sebagai badan hukum publik, BPJS Kesehatan
juga dapat dilihat sebagai lembaga pemerintahan yang
menjalankan fungsi pemerintahan (governing function) di bidang
pelayanan umum (public services) yang sebelumnya sebagian
dijalankan oleh badan usaha milik negara dan sebagian lainnya
oleh lembaga pemerintahan. Gabungan antara kedua fungsi
pemerintahan dan fungsi badan usaha itulah, yang dewasa ini,
tercermin dalam status BPJS Kesehatan sebagai badan hukum
publik yang menjalankan fungsi pelayanan umum di bidang
penyelenggaraan jaminan sosial nasional.

Kedudukan dan Status Kelembagaan BPJS Kesehatan 5


Dapat dikatakan, suatu badan hukum tidak lain adalah
badan yang berisi kumpulan orang tertentu, kumpulan
kekayaan tertentu, dan/atau bersifat kewilayahan tertentu,
dibentuk oleh orang perorang, sekelompok orang, badan
hukum, atau oleh pemerintahan negara, disahkan sebagai
subjek hak dan kewajiban yang tersendiri dalam lalu lintas
hukum berdasarkan peraturan perundang-undangan, dan
memiliki kekayaan tertentu, baik yang bersifat terlihat ataupun
tidak terlihat, serta memiliki kekuasaan tertentu, baik ke luar
ataupun ke dalam. Badan hukum BPJS Kesehatan dibentuk
dengan Undang-Undang dengan modal awal dibiayai dari
APBN dan selanjutnya memiliki kekayaan tersendiri yang
meliputi aset BPJS Kesehatan dan aset dana jaminan sosial
dari sumber-sumber sebagaimana ditentukan dalam Undang-
Undang. Kewenangan BPJS Kesehatan meliputi seluruh wilayah
Republik Indonesia dan dapat mewakili Indonesa atas nama
negara dalam hubungan dengan badan-badan Internasional.
Karena itu, BPJS Kesehatan merupakan salah satu bentuk
Badan Hukum Milik Negara (BHMN), sehingga pelaksanaan
tugasnya dipertanggungjawabkan kepada Presiden sebagai
kepala pemerintahan negara.
Sebagai badan hukum publik, BPJS Kesehatan dikelola
oleh Direksi dan Dewan Pengawas. Dewan Pengawas
melakukan fungsi pengawasan atas pelaksanaan tugas BPJS
sebagai institusi. Dalam pelaksanaannya, Dewan Pengawas :

6 Kedudukan dan Status Kelembagaan BPJS Kesehatan


1. Melakukan pengawasan atas kebijakan pengelolaan, dan
memberikan saran, nasihat, dan pertimbangan kepada
Direksi mengenai kebijakan pengelolaan BPJS Kesehatan;
2. Melakukan pengawasan, dan memberikan saran, nasihat,
dan pertimbangan atas pelaksanaan pengelolaan dan
pengembangan Dana Jaminan Sosial oleh Direksi;
3. Melakukan pengawasan atas kinerja Direksi; dan
4. Menyampaikan laporan pengawasan penyelenggaraan
jaminan sosial sebagai bagian dari satu kesatuan laporan
BPJS Kesehatan kepada Presiden dengan tembusan
kepada Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN).
Sedangkan fungsi Direksi adalah sebagai pelaksana
penyelenggaraan kegiatan operasional BPJS Kesehatan yang
menjamin peserta mendapatkan manfaat sesuai dengan
haknya. Dalam menjalankan fungsinya itu, Direksi diberi
bertugas :
1. Melaksanakan pengelolaan BPJS Kesehatan yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan
evaluasi;
2. Mewakili BPJS Kesehatan di dalam dan di luar pengadilan,
termasuk dalam berhubungan dengan badan-badan lain,
baik di dalam maupun luar negeri; dan
3. Menjamin tersedianya fasilitas dan akses bagi Dewan
Pengawas untuk melaksanakan fungsinya.

Kedudukan dan Status Kelembagaan BPJS Kesehatan 7


Semoga buku ini dapat membantu bagi siapa saja yang
ingin mengetahui secara ringkas seluk beluk badan hukum
BPJS Kesehatan dalam sistem hukum dan pelayanan umum di
Indonesia.

Wassalam,
Jakarta, 6 November 2017

Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H.

Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Indonesia, Pendiri dan


Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, 2003-2008.

8 Kedudukan dan Status Kelembagaan BPJS Kesehatan


BADAN HUKUM

Pengertian

B
adan hukum dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai
organisasi atau perkumpulan yang didirikan dengan akta
yang otentik dan dalam hukum diperlakukan sebagai
orang yang memiliki hak dan kewajiban atau disebut juga
dengan subjek hukum.
Menurut Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H., badan hukum
adalah suatu badan yang berisi kumpulan orang tertentu,
kumpulan kekayaan tertentu, ataupun bersifat kewilayahan
tertentu, dibentuk oleh orang per orang, sekelompok orang,
badan hukum, atau oleh pemerintahan negara, disahkan
sebagai subjek hak dan kewajiban yang tersendiri dalam lalu
lintas hukum berdasarkan peraturan perundang-undangan,
dan memiliki kekayaan tertentu, baik yang bersifat terlihat
ataupun tidak terlihat, serta memiliki kekuasaan tertentu, baik
ke luar ataupun ke dalam.

Kedudukan dan Status Kelembagaan BPJS Kesehatan 9


Selain itu, menurut sejumlah pakar lain sebagaimana
dihimpun oleh Chidir Ali (2011): a. s/d l sebagaimana dihimpun
oleh Chidir Ali, pengertian badan hukum adalah sebagai
berikut:
a. Maijers : badan hukum adalah meliputi sesuatu
yang dapat menjadi pendukung hak dan
kewajiban;
b. Logemann : badan hukum adalah suatu personifikatie
yaitu suatu bestendigheid (perwujudan,
penjelmaan) hak, kewajiban.
c. Utrecht : badan hukum yaitu badan yang menurut
hukum berkuasa (berwenang) menjadi
pendukung hak, selanjutnya dijelaskan,
bahwa badan hukum ialah setiap
pendukung hak yang tidak berjiwa, atau
lebih tepat yang bukan manusia.
d. Bothingk : badan hukum itu hanya suatu gambar
yuridis tentang identitas bukan manusia
yang dapat melakukan perbuatan-
perbuatan.

10 Kedudukan dan Status Kelembagaan BPJS Kesehatan


e. Subekti : badan hukum pada pokoknya adalah
suatu badan atau perkumpulan yang
dapat memiliki hak-hak dan melakukan
perbuatan seperti seorang manusia, serta
memiliki kekayaan sendiri, dapat digugat
atau menggugat di depan hakim.
f. Rochmat Soemitro : badan hukum adalah suatu badan
yang dapat memiki harta, hak serta
kewajiban seperti seorang pribadi.
g. Sri Soedewi Mashcun Sofwan : badan hukum yaitu
kumpulan orang-orang yang bersama-
sama mendirikan suatu badan
(perhimpunan) dan kumpulan harta
kekayaan, yang ditersendirikan untuk
tujuan tertentu.
h. Th. Ch. Kal dan V.F. M Den Hartog : badan hukum
adalah subjek hukum selain manusia,
dapat bertindak dalam hubungan
hukum sebagai purusa wajar (badan
hukum) wajar boleh mempunyai milik,
boleh berunding, boleh mengikat
perjanjian, boleh bertindak dalam
persengketaan hukum dan
sebagainya, memikul
tangung jawab
dalam arti
h u k u m
tentang segala
perbuatannya.

Kedudukan dan Status Kelembagaan BPJS Kesehatan 11


i. Purnadi Purbacara dan Agus Brotosusilo : pribadi hukum
(badan hukum) adalah suatu badan
yang memiliki harta kekayaan terlepas
dari anggota-anggotanya, dianggap
sebagai subjek hukum seperti yang
dimiliki seseorang. Pribadi hukum ini
memiliki kekayaan tersendiri, mempunyai
pengurus atau pengelola dan dapat
bertindak sendiri sebagai pihak di dalam
suatu perjanjian.
j. Wirjono Prodjodikoro : badan hukum yaitu badan
yang di samping manusia perseorangan
juga dianggap dapat bertindak dalam
hukum dan yang mempunyai hak-hak ,
kewajiban-kewajiban dan perhubungan
hukum terhadap orang lain atau badan
lain.

12 Kedudukan dan Status Kelembagaan BPJS Kesehatan


k. J. Dormeier : badan hukum dapat diartikan sebagai
persekutuan orang-orang, yang dalam
pergaulan hukum bertindak selaku
seorang saja dan badan hukum juga dapat
diartikan sebagai yayasan, yaitu suatu
harta atau kekayaan, yang dipergunakan
untuk suatu maksud yang tertentu,
yayasan itu diperlakukan sebagai oknum.
l. Chidir Ali : badan hukum merupakan segala sesuatu
yang berdasarkan tuntutan kebutuhan
masyarakat yang demikian itu oleh hukum
diakui sebagai pendukung hak kewajiban.

Kedudukan dan Status Kelembagaan BPJS Kesehatan 13


JENIS BADAN
HUKUM

B
erdasarkan Pasal 1653 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata disebutkan mengenai adanya 3 jenis badan
hukum, yaitu:
1. Yang diadakan oleh kekuasaan atau pemerintah atau
negara.
2. Yang diakui oleh kekuasaan.
3. Yang diperkenankan dan yang didirikan
dengan tujuan tertentu yang tidak
bertentangan dengan Undang-
Undang atau kesusilaan biasa
juga disebut dengan badan
hukum dengan konstruksi
keperdataan.

14 Kedudukan dan Status Kelembagaan BPJS Kesehatan


Menurut Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H.
badan hukum dibedakan atas 4 macam, yaitu:

Lembaga-lembaga negara yang dibentuk dengan maksud untuk


kepentingan umum dapat mempunyai status sebagai badan
hukum yang mewakili kepentingan umum dan menjalankan
1 aktivitas di bidang hukum publik. Misalnya Komisi Pemilihan
Umum yang dalam menjalankan tugasnya menetapkan
keputusan tentang partai politik yang berhak mengikuti
pemilihan umum.

Badan hukum yang mewakili kepentingan publik dan


menjalankan aktivitas di bidang hukum perdata. Misalnya, Bank
Indonesia sebagai bank sentral menurut ketentuan Undang-
2
Undang Dasar 1945 mengadakan dan menandatangani
perjanjian jual beli valuta asing dengan badan usaha lain.

Badan hukum yang mewakili kepentingan perdata pendirinya


tetapi menjalankan aktivitas di bidang hukum publik. Misalnya,
suatu yayasan yang dibentuk oleh pribadi-pribadi para
3
dermawan untuk membantu pemberian bantuan obat-obatan
dan fasilitas kesehatan bagi orang miskin atau pegawai negeri
sipil golongan I di suatu daerah tertentu.

Badan hukum yang mewakili kepentingan perdata pendirinya


dan menjalankan aktivitas di bidang perdata. Misalnya koperasi
ataupun perseroan terbatas yang didirikan oleh pendirinya
4 untuk kepentingan Perdata dan menjalankan aktivitas
perdagangan yang mendatangkan keuntungan perdata bagi
yang bersangkutan.

Kedudukan dan Status Kelembagaan BPJS Kesehatan 15


Badan Hukum dapat dibedakan
menjadi 2 (dua) jenis, yaitu

Badan Hukum Badan Hukum Publik


Privat (privaatrecht) (publiekrecht)
Badan hukum yang Badan hukum yang
didirikan atas dasar didirikan berdasarkan
hukum perdata hukum publik atau orang
atau hukum sipil banyak atau menyangkut
yang menyangkut kepentingan negara.
kepentingan orang atau
individu-individu yang
termasuk dalam badan
hukum tersebut.

16 Kedudukan dan Status Kelembagaan BPJS Kesehatan


BADAN HUKUM PUBLIK

Pengertian

B
adan hukum publik (publiekrecht) merupakan badan
hukum yang didirikan berdasarkan hukum publik atau
orang banyak atau menyangkut kepentingan negara.
Badan hukum ini merupakan badan negara, mempunyai
kekuasaan wilayah, lembaga yang dibentuk oleh yang
berkuasa, berdasarkan perundang-undangan yang dijalankan
secara fungsional oleh eksekutif/pemerintah/Badan pengurus
yang diberikan tugas untuk itu.

Kedudukan dan Status Kelembagaan BPJS Kesehatan 17


Landasan Hukum BPJS Kesehatan sebagai
Badan Hukum Publik
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS
Kesehatan) merupakan salah satu dan hukum publik di
Indonesia yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor
40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dan
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial. Dalam Pasal 7 Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2011 menyebutkan bahwa BPJS Kesehatan
adalah badan hukum publik dan bertanggung jawab kepada
Presiden.

18 Kedudukan dan Status Kelembagaan BPJS Kesehatan


Pemilik BPJS Kesehatan sebagai Badan Hukum
Publik
Pada prinsipnya suatu badan hukum publik, pemiliknya adalah
orang/lembaga yang menempatkan modal/aset pada Badan
hukum tersebut. Sumber dana BPJS Kesehatan adalah dari
pemerintah dan peserta yang membayar iuran. Jadi pemilik
BPJS Kesehatan adalah pemerintah dan peserta program
jaminan sosial, termasuk orang asing yang bekerja paling
singkat 6 (enam) bulan di Indonesia.

Kedudukan dan Status Kelembagaan BPJS Kesehatan 19


Ciri-Ciri BPJS Kesehatan sebagai Badan Hukum Publik

Dibentuk dengan
Undang-Undang,
dalam hal ini
Un d a n g - Un d a n g
SJSN dan Undang-
Diberikan Undang BPJS.
kewenangan publik
seperti menagih
pembayaran iuran* Laporan keuangannya
disusun dan disajikan
sesuai dengan standar
Bertanggung jawab akuntasi keuangan
langsung kepada yang berlaku;
Presiden (tidak
melalui Menteri yang
mengoordinasikan).

*Melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan Peserta dan


Pemberi Kerja dalam memenuhi kewajibannya, dan mengenakan sanksi
administratif kepada Peserta atau Pemberi Kerja yang tidak memenuhi
kewajibannya.

20 Kedudukan dan Status Kelembagaan BPJS Kesehatan


LEMBAGA
NON-STRUKTURAL

L
embaga Non-Struktural adalah lembaga yang dibentuk
melalui peraturan perundang-undangan tertentu guna
menunjang pelaksanaan fungsi negara dan pemerintah,
yang dapat melibatkan unsur-unsur pemerintah, swasta dan
masyarakat sipil, serta dibiayai oleh anggaran negara.

Kategori BPJS Kesehatan dalam Susunan


Lembaga Negara Indonesia
BPJS Kesehatan merupakan salah satu Lembaga Non-Struktural.
Lembaga Non-Struktural (disingkat LNS) adalah lembaga yang
dibentuk melalui peraturan perundang-undangan tertentu
guna menunjang pelaksanaan fungsi negara dan pemerintah,
yang dapat melibatkan unsur-unsur pemerintah, swasta dan
masyarakat sipil, serta dibiayai oleh anggaran negara.

Kedudukan dan Status Kelembagaan BPJS Kesehatan 21


Menurut Dr. Drs. Chazali H. Situmorang, Apt, M.Sc., BPJS
Kesehatan termasuk dalam kategori LNS karena memenuhi
kriteria sebagai berikut:

1
Dibentuk berdasarkan Undang-
Undang yaitu UU BPJS;

2 Melaksanakan tugas tertentu/spesifik


yang diamanatkan secara khusus
oleh negara yaitu menyelenggarakan
program jaminan sosial di bidang
kesehatan;

3
Bersifat independen, bertanggung
jawab kepada Presiden; dan

4 Menggunakan dana APBN/APBD.

22 Kedudukan dan Status Kelembagaan BPJS Kesehatan


BPJS Kesehatan dalam menyelenggarakan program
Jaminan Kesehatan Nasional berhubungan dengan badan
hukum publik lainnya (Kementerian/Lembaga). Hubungan
kerja tersebut bersifat kemitraan, koordinatif, konsultatif,
sinergitas, dan joint working. Oleh karenanya, tidak ada
Kementerian/Lembaga yang dapat mengendalikan, mengatur,
dan mengintervensi BPJS Kesehatan, kecuali ada penugasan
khusus dari Presiden.

Kedudukan dan Status Kelembagaan BPJS Kesehatan 23


Tata Hubungan Kerja BPJS Kesehatan sebagai
Badan Hukum Publik yang Bertanggung Jawab
kepada Presiden
Sepanjang tidak ada Menteri atau Pejabat lain yang ditunjuk
Presiden, sesuai dengan hubungan ketatalaksanaan
pemerintahan, Direksi BPJS Kesehatan mempunyai kewajiban
hukum untuk menyampaikan pelaksanaan program JKN yang
diamanatkan oleh Undang-Undang SJSN dan Undang-Undang
BPJS secara tertulis dan/atau lisan kepada Presiden.

24 Kedudukan dan Status Kelembagaan BPJS Kesehatan


KEWENANGAN BPJS
KESEHATAN
Dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut, Pasal 11 Undang-
Undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial menyebutkan
bahwa BPJS Kesehatan berwenang:

checklist
i

Menagih Menempatkan Dana Jaminan Melakukan pengawasan


pembayaran Iuran Sosial untuk Investasi Jangka dan pemeriksaan atas
Pendek dan Jangka Panjang kepatuhan Peserta dan
Pemberi Kerja

Mengenakan sanksi Membuat atau Membuat kesepakatan


administratif kepada Peserta menghentikan kontrak kerja dengan fasilitas kesehatan
atau Pemberi Kerja yang tidak dengan fasilitas kesehatan mengenai besar
memenuhi kewajibannya pembayaran fasilitas
kesehatan

Melaporkan Pemberi Kerja kepada Melakukan Kerja Sama


instansi yang berwenang mengenai dengan Pihak Lain
ketidakpatuhannya dalam membayar iuran
atau dalam memenuhi kewajiban lain

Kedudukan dan Status Kelembagaan BPJS Kesehatan 25


Kewajiban BPJS Kesehatan

01 Memberikan nomor identitas tunggal kepada Peserta;

Mengembangkan aset Dana Jaminan Sosial dan aset


02 BPJS untuk sebesar-besarnya kepentingan Peserta;

Memberikan informasi melalui media massa cetak


03 dan elektronik mengenai kinerja, kondisi keuangan,
serta kekayaan dan hasil pengembangannya;

Memberikan manfaat kepada seluruh Peserta sesuai


04 dengan Undang-Undang tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional;

Memberikan informasi kepada Peserta mengenai hak


05 dan kewajiban untuk mengikuti ketentuan yang berlaku;

Memberikan informasi kepada Peserta


06 mengenai prosedur untuk mendapatkan hak dan
memenuhi kewajibannya;

Membentuk cadangan teknis sesuai dengan standar


07 praktik aktuaria yang lazim dan berlaku umum;

Melakukan pembukuan sesuai dengan standar


08 akuntansi yang berlaku dalam penyelenggaraan
Jaminan Sosial; dan

Melaporkan pelaksanaan setiap program, termasuk


09 kondisi keuangan, secara berkala 6 (enam) bulan sekali
kepada Presiden dengan tembusan kepada DJSN.

26 Kedudukan dan Status Kelembagaan BPJS Kesehatan


Kekuatan Peraturan/Regulasi yang Diterbitkan
oleh BPJS Kesehatan
Sehubungan dengan kedudukan BPJS Kesehatan yang
termasuk dalam Badan Hukum Publik yang dibentuk dengan
Undang-Undang, BPJS Kesehatan memiliki kewenangan untuk
membuat keputusan atau peraturan yang mengikat orang
lain yang tidak tergabung dalam badan hukum tersebut. Hal
ini sejalan dengan amanat Pasal 8 Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan. Pasal 8 menyebutkan,
1) Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) mencakup peraturan
yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat,
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,
Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Badan
Pemeriksa Keuangan, Komisi Yudisial, Bank Indonesia,
Menteri, badan, lembaga, atau komisi yang setingkat
yang dibentuk dengan Undang-Undang atau Pemerintah
atas perintah Undang-Undang, Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Provinsi,
Gubernur, Dewan
Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten/
Kota, Bupati/Walikota,
Kepala Desa atau yang
setingkat.

Kedudukan dan Status Kelembagaan BPJS Kesehatan 27


2) Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diakui keberadaannya dan mempunyai
kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh
Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau
dibentuk berdasarkan kewenangan.

Mengacu pada ketentuan dalam Pasal 8 di atas, BPJS


Kesehatan memenuhi rumusan ayat (1) dan ayat (2) yakni:
(1) Peraturan BPJS Kesehatan termasuk dalam jenis peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia karena
BPJS Kesehatan sebagai penyusun Peraturan merupakan
badan yang dibentuk dengan Undang-Undang, dalam hal
ini Undang-Undang SJSN dan Undang-Undang BPJS.
(2) Peraturan BPJS Kesehatan diakui keberadaannya dan
mempunyai kekuatan hukum yang mengikat karena
diperintahkan oleh peraturan perundang-undangan yang
lebih tinggi dan/atau dibentuk berdasarkan kewenangan.

28 Kedudukan dan Status Kelembagaan BPJS Kesehatan


Kedudukan dan Status Kelembagaan BPJS Kesehatan 29
BPJS Kesehatan Kantor Pusat
Jl. Letjen Suprapto Kav. 20 No. 14 Cempaka Putih
PO BOX 1391 JKT 10510
021-4212938
www.bpjs-kesehatan.go.id

Anda mungkin juga menyukai