Penguji 1
Penguji 2
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah Dengan Judul
Telah Disetujui dan Disahkan pada Hari…. Tanggal…. Bulan……. Tahun 2015
Pembimbing
NIP. 197510042001031996
Mengetahui,
“ Dan sesungguhnya telah kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu : bersyukurlah
kepada Allah dan barang siapa yang bisa bersyukur (kepada Allah), maka
sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri dan barang siapa yang tidak
bersyukur , maka sesungguhnya Allah yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji “ QS.
31:12
“barang siapa yang menapaki suatu jalan dalam rangka mencari ilmu maka Allah akan
memudahkan bagi nya jalan ke syurga”. (HR. ibnu majah & abu dawud )
Jatuh dan bangkit , air mata dan senyuman, do’a dan nasihat menyertaiku dalam
menyelesaikan satu tahap tugasku sebagai khalifah dibumi walau takkan terhenti disini
dan akan terus melangkah ke tempat teratas hingga melampauinya.
karya tulis ilmiah yang masih tak sempurna ini kupersembahkan untuk
seorang wanita yang lisannya selalu basah mendo’akan ku yaitu Ibu dan seorang
pria bernama Ayah yang lelahnya selalu lillah dalam mencari nafkah untuk
menyelesaikan pendidikanku serta untuk sahabat-sahabatku yang selalu siap
menemani dan membantuku saat suka maupun duka
ABSTRAK
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena
berkat rahmat, rahiim dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas akhir sebagai salah satu syarat dalam
mendapatkan bimbingan dan bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada
Kemenkes Bandung.
Keperawatan Gigi
3. Drg. Hj. Tati Svasti selaku wali tingkat yang senantiasa selalu memberikan
ini.
4. Drg. Hj. Sri Artini M.Pd dan Deru Marahlaut M.Kes selaku pembimbing
6. Drg. Dewi Sodja Laela , M.kes dan H. Isa Insanuddin, S.SIT, M.Kes selaku
dosen penguji yang telah memberikan masukan kepada penulis serta dukungan
hingga penulis dapat memperbaiki dan menyelesaikan Kara Tulis Ilmiah ini.
7. Seluruh staf dosen, staf Tu dan Staf Perpustakaan Jurusan Keperawatan Gigi
kepada penulis.
8. Seluruh ustadz dan santri Pondok Pesantren Wasilatul Huda Cicalengka yang
9. Orang tua yang telah merawatku, terimakasih untuk do’a dan perjuangannya
untuk membesarkanku.
10. Sahabat- sahabatku Susi, Hana Adlina, Riska, Siti Yuni, Vinny, Lia, Dinda,
Dita.D, Kiki, Novita dan Agus yang selalu ada serta memberikan dukungan
bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis butuhkan untuk
perbaikan.
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGUJIAN
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERSEMBAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .............................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian....................................................................................... 4
1. Tujuan Umum .......................................................................................... 4
2. Tujuan Khusus ............................................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 5
A. Kesimpulan ................................................................................................. 35
B. Saran ....................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Lampiran 3 Kuesioner
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
menjadi faktor penyebab dari penyakit gigi dan mulut yaitu dipengaruhi oleh
faktor lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan gigi dan mulut. ( Sukra,
2011)
bagian dari kesehatan secara umum yang perlu diperhatikan oleh masyarakat,
maka dari itu kesehatan gigi dan mulut pun harus sangat diperhatikan. Adanya
skunder yang terakhir, padahal gigi merupakan fokal infeksi (sumber infeksi
atau pemicu utama) terjadinya penyakit sistemik seperti ginjal dan jantung.
ditemukan sebagian besar penduduk Indonesia menyikat gigi pada saat mandi
pagi maupun mandi sore sebesar 76,6% sementara penduduk yang menyikat
gigi dengan benar yaitu setelah makan pagi dan sebelum tidur malam
1
ditemukan hanya sebesar 2,3%. Perilaku benar dalam menyikat gigi berkaitan
dan mulut adalah 25,9% tetapi yang mendapatkan pelayanan dari tenaga medis
gigi hanya sebesar 8,1% EMD (Effective Medical Demand). Effective Medical
yang efektif.
penduduk yang bermasalah dengan gigi dan mulut dalam 12 bulan terakhir
dari tenaga medis gigi diantaranya dokter gigi specialis, dokter gigi dan
perawat gigi. Hal ini dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, ekonomi dan daerah
tempat tinggal.
prosedur yang menjadi keharusan karena sikat gigi adalah alat untuk
membersihkan gigi dari sisa makanan dan kebiasaan menyikat gigi yang salah
menyebabkan plak makin melekat dan akan menjadi karang gigi yang bila
kemudian tulang penyangga gigi akan dirusak sedikit demi sedikit secara
pelan-pelan lama kelamaan gigi akan goyang dan akhirnya tanggal sendiri.
Plak bila tidak di bersihkan akan teremineralisasi dan menjadi karang gigi.
(Pratiwi, 2009)
baik bila yang bersangkutan dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi
kebersihan kulit, kuku, rambut, mulut dan gigi, pakaian, mata, hidung, dan
hal ini dipengaruhi oleh faktor kebiasaan dari santri sebelum datang
padahal hygiene yang baik sangat penting untuk kesehatan. ( Badri, 2007)
pondok pesantren Wasilatul Huda mengaku menyikat gigi hanya pada saat
mereka mandi dan 80% santri memiliki karang gigi di permukaan giginya.
gigi dan mulutnya sehingga pada santri yang diperiksa hampir seluruhnya
terhindar dari penyakit salah satunya karang gigi yang jika dibiarkan dapat
merusak jaringan penyangga gigi maka dari itu sangat penting untuk
B. Rumusan Masalah
terhadap kejadian karang gigi pada santri Pondok Pesantren Wasilatul Huda
Cicalengka?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Huda cicalengka
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
A. Menyikat gigi
Menyikat gigi atau bisa disebut juga dengan fisiotherapy oral ialah
suatu tindakan membersihkan gigi dan mulut dari sisa makanan dan debris
yang sama bahwa menyikat gigi adalah suatu cara membersihkan gigi dan
mulut dengan sikat gigi guna menjaga kebersihan gigi dan mulut serta
gusi.
diletakan pada area batas gusi dan gigi, kemudian digerakan maju
mundur berulang-ulang.
b. Roll, menyikat gigi dengan tehnik ini merupakan cara yang paling
6
permukaan kunyah gigi belakang, gusi dan seluruh permukaan gigi
sisanya. Bulu sikat diletakan di area batas gusi dan gigi dengan posisi
gerakan memutar. Bulu sikat diletakkan pada area batas gusi dan gigi
fasial gigi dari depan sampai belakang bergerak dari leher gigi
perbatasan garis gusi dan gigi kearah mahkota gigi dan gerakan ini
sikat pada permukaan gigit atau kunyah yang disebut oklusal dengan
(letakkan gigi pada permukaan fasial dan lakukan gerakan memutar dari
atas sampai bawah dan dari belakang kiri, ke depan sampai belakang
kanan)
3. Frekuensi dan waktu menyikat gigi
satunya dengan menyikat gigi dengan frekuensi 1 kali, 2 kali, 3 kali hingga
4 kali namun frekuensi menyikat gigi yang baik adalah minimal 2-3 kali
membersihkan gigi dalam sehari yaitu minimal 2 kali. Banyak dokter gigi
menyarankan untuk selalu menyikat gigi sebelum tidur malam. dan gigi
juga harus dibersihkan pada waktu pagi hari sebelum atau sesudah sarapan
dengan menggosok gigi sehingga kondisi mulut tetap bersih sampai makan
a. Menyikat gigi sebelum tidur karena air ludah berkurang pada waktu
tidur.
Menyikat gigi pada malam hari sangat penting dan juga banyak
makanan yang menempel. Jadi pada prinsipnya “sikatlah gigi anda setiap
B. Karang gigi
plak bersama bahan-bahan yang ada dalam ludah akan bersatu menjadi
a. Bakteri dalam plak dan jika plak tidak dibersihkan lama-lama akan
mengeras.
b. Mengunyah dengan satu sisi, maka sisi atau gigi yang tidak digunakan
disebabkan apabila seseorang mengunyah pada satu sisi saja sehingga pada
penimbunan plak yaitu yang menempel di permukaan gigi lalu oleh zat
pelicle pada pelicle tersebut bakteri bisa melekat apabila tidak dibersihkan
maka plak itu akan semakin menebal karena berikatan dengan kalsium
fospat sehingga mengeras dan terbentuklah karang gigi. (Putri, dkk. 2009)
pengapuran yang lama kelamaan menjadi keras juga terbentuk oleh karena
a. Bau mulut
b. Estetik buruk
c. Gingivitis
diantaranya:
a. Resesi gusi
b. Gingivitis
c. Periodontitis
Menurut Pratiwi Donna tahun 2009 akibat dari karang gigi yaitu:
a. Gusi berdarah
b. Bau mulut
c. Gingivitis
d. Periodontitis
e. Gigi goyang
5. Cara menghitung indeks karang gigi
permukaan gigi yang ditutupi plak maupun kalkulus (karang gigi) dengan
dkk. 2009).
saja diantaranya:
b. Kriteria kalkulus
seluruhnya. Contoh :
1 1 1 2 0 1
1 1 1 1 0 2
= 6/6 = 1,00
Debris indeks memiliki kriteria tersendiri yaitu :
kebersihan gigi dan mulutnya yaitu menggunakan rumus OHI-S atau Oral
OHI-S = DI + CI
Baik = 0 -1,2
santri berasal dari bahasa sanskerta, shastri yang memiliki akar kata yang
sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan.
Ada pula yang mengatakan berasal dari kata cantrik yang berarti para
pembantu begawan atau resi, seorang cantrik diberi upah berupa ilmu
pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut. Hal tersebut tidak jauh
Kata pondok berarti tempat yang dipakai untuk makan dan istirahat
dan istilah pondok dalam konteks dunia pesantren ialah berasal dari
dari kata santri yang berawalah pe didepan dan akhiran an berarti tempat
tinggal para santri maka, pondok pesantren adalah asrama bagi para santri.
(Megarani, 2010)
Huda didirikan pada tahun 1997 oleh K.H Hasan Ammaruddin dan
mandi yang penuh dan mereka takut terlambat berangkat sekolah dan
beraktifitas selain itu lasan kedua mereka lelah karena aktifitas dalam
membersihkan diri.
D. Kerangka Teori
KARANG GIGI
MENYIKAT GIGI
Pada permukaan gigi terdapat plak yang berasal dari endapan lunak
apabila mengabaikan kebersihan gigi dan mulut dan jika dibiarkan dalam
waktu yang lama endapan tersebut akan menebal menjadi plak, dan plak
saliva ( air liur) yang basa akan terjadi proses remineralisasi (pengapuran
dan waktu yang tepat. Pernyataan tersebut didukung dengan teori yang
dikemukakan oleh Pratiwi (2010) bahwa plak gigi tidak bisa dibersihkan
dengan berkumur dan hanya bisa dibersihkan dengan cara mekanis yaitu
tetap mengeluh memiliki gigi berlubang dan munculnya karang gigi, hal
ini disebabkan karena cara menyikat gigi yang kurang efektif sehingga
banyak plak yang masih tertinggal oleh karena itu, dalam menyikat gigi
dengan memperhatikan tehnik, frekuensi dan waktu yang tepat maka plak
akan terbersihkan dan hilang tidak ada yang tertinggal sehingga tidak akan
E. Pertanyaan Penelitian
Bagaimana gambaran tehnik, frekuensi dan waktu menyikat gigi
terhadap kejadian karang gigi pada santri podok pesantren Wasilatul Huda
Cicalengka?
F. Definisi Operasional
menyikat gigi yang tepat ialah minimal dilakukan 2 kali dalam sehari.
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
gambaran tehnik, frekuensi dan waktu menyikat gigi terhadap kejadian karang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Sampel dalam penelitian ini
18
berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah di ketahui sebelumnya.
(Notoadmodjo, 2005)
b. Santri putra/laki-laki
n= N
1+ N.(d2)
1+ 100.(0,01) 1+ 1 2
n = 50 orang
N = jumlah populasi
1. Jenis data
pada santri, dan mengamati cara menyikat gigi santri serta menggunakan
data skunder mengenai data santri Pondok Pesantren Wasilatul Huda
intra oral.
Data yang diperoleh melalui hasil kuesioner, pemeriksaan intra oral dan
pengamatan akan dihitung secara manual. Setiap nilai yang dihasilkan dari
mengetahui kriteria responden dan data yang diperoleh akan disajikan dalam
F. Prosedur Penelitian
a. Persiapan
consent
b. Pelaksanaan
1. Pengumpulan data
4. Memberikan kuesioner
7. Pemeriksaan data
3. Pengolahan data
Alat pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain:
a. Jas lab
b. sarung tangan
c. masker
2. Alat pemeriksaan :
a. Kaca mulut
b. Sonde
c. Disclosing solution
d. Sikat gigi
3. Bahan desinfeksi :
a. Alcohol 70 %
b. Kapas
c. Pasta gigi
4. Format pemeriksaan
5. Alat tulis
BAB IV
A. Hasil Penelitian
memiliki karang gigi dan sudah mondok selama lebih dari 2 tahun.
seputar karang gigi dan perilaku yang dilakukan responden untuk menjaga
kebersihan gigi dan mulutnya guna mencegah terjadinya karang gigi. Tahap
menjumlahkan skor debris dan skor kalkulus (karang gigi) kemudian peneliti
sebagai berikut :
23
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tehnik Menyikat Gigi Pada Santri
Pondok Pesantren Wasilatul Huda Cicalengka
sebesar 36 orang (72%) yang memiliki perilaku tidak benar dalam tehnik
Tabel 4.2
1 Benar 28 56 %
2 Tidak benar 22 44 %
Jumlah 50 100 %
Tabel 4.3
waktu menyikat gigi yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.
Table 4.4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kriteria Karang Gigi melalui Indeks
OHI-S Pada Santri Pondok Pesantren Wasilatul Huda Cicalengka
No Kriteria OHI-S N %
1 Baik 11 22 %
2 Sedang 18 36 %
3 Buruk 21 42 %
Jumlah 50 100
karang gigi yang dapat dilihat melalui status kebersihan gigi dan mulut
menunjukkan indeks kebersihan gigi dan mulut dari 50 responden
Tabel 4.4
menyikat gigi yang tidak benar sebesar 72%, frekuensi menyikat gigi yang tidak
benar sebesar 44% dan waktu menyikat gigi yang tidak benar sebesar 76%
B. Pembahasan
menyikat gigi dengan tehnik yang tidak benar atau tidak menggunakan tehnik
kombinasi dan hanya 14 orang (48%) menyikat gigi dengan tehnik yang benar
semua tehnik (scrub, bass, roll, stillman, dan fones) yang kemudian di
dinilai lebih efektif karena mudah dan seluruh permukaan gigi terbersihkan.
Hal ini sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Pratiwi (2009) bahwa
menggabungkan semua metode (scrub, bass, roll, stillman, dan fones) dan
secara umum sampai saat ini metode kombinasi merupakan metode yang
paling efektif
yang benar dan bagus atau seberapa lama dan seringnya menyikat gigi dalam
sehari bukan menjadi patokan khusus tetapi soal cara yang benar sehingga
tidak merusak bagian lain dari gigi karena jika salah dalam menyikat gigi
maka gusi akan berdarah, timbulnya karang gigi, gigi berlubang, bau mulut
tehnik yang tidak benar diantaranya sebagian besar santri di Pondok Pesantren
kurang tepat serta para santri belum pernah mendapatkan penyuluhan tentang
bagaimana tehnik menyikat gigi dengan benar dan hanya sebagian kecil santri
Pantow (2014) bahwa penyuluhan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah
satu upaya untuk mencegah masalah kesehatan gigi dan mulut, salah satunya
menyikat gigi. Sehingga, jika kita ingin memiliki gigi dan mulut yang sehat
maka, penting bagi kita mengetahui cara menyikat gigi yang benar.
(Margareta, 2012)
gigi , para santri juga belum pernah mendapatkan pelatihan menyikat gigi dari
responden yang menyikat gigi dengan frekuensi benar dan 22 orang (44%)
responden yang menyikat gigi dengan frekuensi yang tidak benar yaitu
menyikat gigi hanya 1 kali dalam sehari, padahal frekuensi menyikat gigi
sebaiknya dilakukan minimal 2-4 kali dalam sehari seperti yang dikemukakan
oleh Potter & Perry, 2005 (cit Sari, 2014) menggosok gigi dengan teliti
setidaknya empat kali dalam sehari adalah dasar program hygiene mulut yang
responden terhadap pentingnya menyikat gigi untuk kesehatan gigi dan mulut,
pernyataan ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Tuhuteru ( 2014) bahwa
kemauan dari responden untuk menjaga kesehatan gigi dan mulutnya maka,
cara yang paling mudah dan umum dilakukan adalah dengan cara menyikat
gigi secara teratur dan benar karena hal tersebut merupakan usaha yang dapat
Gopdianto (2015) bahwa faktor kesadaran dan kemauan dari individu adalah
gigi baik (66,7%) lebih tinggi dibanding frekuensi menyikat gigi sedang
(25,9%) dan buruk (7,4%). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
dengan kriteria baik lebih tinggi dibanding frekuensi menyikat gigi dengan
bahwa sebagian besar santri menyikat gigi dengan waktu yang tidak benar
sebesar 38 orang (76%) dan hanya 12 orang (24%) yang menyikat gigi dengan
waktu yang benar yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.
Menurut Potter & Perry, 2005 (cit Setiyawati, 2012) menyatakan dalam
membersihkan gigi harus memperhatikan waktu yang tepat yaitu pagi hari
Dari persentase diatas dapat dilihat bahwa santri yang menyikat gigi
dengan waktu yang tidak benar jauh lebih banyak, salah satu penyebabnya
pada waktu pagi dan sore pada saat mandi sehingga hal itu menjadi suatu
tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Badri (2007)
hidup bersih dan sehat di Pondok Pesantren kurang mendapat perhatian dari
santri.
Pada tabel 4.4 yaitu tabel distribusi frekuensi tentang kriteria karang
gigi yang diukur melalui indeks kebersihan gigi dan mulut (OHI-S) yang
kriteria sedang dan 21 orang (42%) memiliki kriteria buruk. Hal ini
memelihara kesehatan gigi dan mulut seperti cara menyikat gigi dan
serat seperti buah dan sayur yang baik untuk kesehatan gigi dan mulut karena
pola makan santri di Pondok Pesantren yang sangat sederhana dan ala
kadarnya seperti nasi putih, tempe, tahu, ikan asin dan jarang sekali santri
menyediakan makanan yang baik dan sehat untuk kesehatan gigi dan mulut
pesantren kecuali untuk kepentingan yang mendesak sehingga para santri tidak
dapat membeli makanan diluar sehingga mereka hanya bisa makan makanan
yang disediakan oleh pihak Pesantren. Hal ini didukung dengan pernyataan
Pratiwi (2009) tentang cara pencegahan karang gigi yaitu dapat dicegah denga
benar dan teratur minimal 2 kali sehari (pagi setelah sarapan dan malam
sebelum tidur serta makan makanan yang berserat seperti sayur dan buah
membersihkan gigi.
anjuran cara menyikat gigi dengan benar meliputi tehnik, frekuensi dan waktu
dalam menyikat gigi juga menjadi salah satu penyebab persentase status
karang gigi dengan kriteria buruk lebih tinggi dibanding yang lainnya karena
Tuhuteru (2014) bahwa kebersihan gigi dan mulut yang baik berdampak pada
kesehatan gigi dan mulut, sebaliknya kebersihan mulut yang kurang terjaga
karang gigi.
Pada tabel 4.5 mengenai distribusi frekuensi tehnik, frekuensi dan waktu
menyikat gigi terhadap kejadian karang gigi pada santri Pondok Pesantren
yang tidak benar sebesar 72%, frekuensi menyikat gigi yang tidak benar
sebesar 44% dan waktu menyikat gigi yang tidak benar sebesar 76% sementara
karang gigi dengan kriteria buruk sebesar 42%. Hal tersebut berkaitan di
karenakan faktor penyebab utama terjadinya karang gigi adalah plak dan plak
yang tidak terbersihkan atau tersisa jika dibiarkan akan menjadi karang gigi
mengeras seperti karang. Pernyataan ini sejalan dengan teori dari Pratiwi
(2009) karang gigi adalah plak yang telah mengalami pengerasan, kalsifikasi
atau remineralisasi.
Plak bisa terbersihkan dan hilang dengan cara mekanis yaitu menyikat gigi
namun, ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan dalam menyikat gigi
diantaranya meliputi tehnik menyikat gigi, frekuensi menyikat gigi dan waktu
menyikat gigi karena jika dengan menyikat gigi saja tetapi tidak
terutama pada daerah yang sulit dibersihakan seperti bagian interdental dan
lingual gigi. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Pratiwi (2007) apabila kita
menyikat gigi namun tidak memperhatikan metode dan waktu yang tepat
fluoride, tehnik menyikat gigi yang tepat, waktu menyikat yang tepat yaitu
pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur, rutin menyikat gigi, dan
tehnik, frekuensi dan waktu menyikat gigi yang tidak tepat menjadi penyebab
terjadinya karang gigi yang di awali dengan penimbunan plak akibat kurang
tepatnya dalam menyikat gigi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Hamsar (2005) bahwa pembersihan gigi yang kurang baik
dapat menyebabkan plak makin melekat dan akan menjadi karang gigi
BAB V
A. Kesimpulan
1. Tehnik menyikat gigi yang memiliki kriteria tidak benar sebesar 36 sampel
(72%).
sampel (4 %)
3. Waktu menyikat gigi yang memiliki kriteria tidak benar sebesar 38 sampel
(76%)
4. Mengenai kriteria karang gigi yang diukur melalui indeks kebersihan gigi
masal dan akan lebih baik jika pihak Pesantren dan tenaga kesehatan
Alhamda Syukra. 2011. Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Dan Status
Karies Gigi (Kajian Pada Murid Kelompok 12 Tahun Di Sekolah
Dasar Negeri Bukit Tinggi). Berita Kedokteran Masyarakat, vol 27
no 2 accessed 2 februari 2015
Arina Da’at Mahdiyah Yuliana. 2009. Instruksi Kontrol Plak dan Skaling
Sebagai Metode Perawatan Gingivitis Pubertas Pada Santri Pondok
Pesantren. Jurnal IKESMA, vol 2 no 2 accessed 2 maret 2015
Margareta Silvia. 2012. Tips & Terapi Alami Agar Gigi Putih & Sehat.
Yogyakarta : Pustaka Cerdas
Pratiwi Donna. 2009. Gigi Sehat dan Cantik. Jakarta : PT Kompas Media
Nusantara
Ramadhan Gilang Ardyan, 2010. Serba Serbi Kesehatan Gigi & Mulut.
Jakarta Selatan: bukune
Riduwan, Akdon. 2009. Rumus Dan Data Dalam Analisis Statistika.
Bandung : alfabeta
Soebroto Ikhsan. 2009. Apa yang tidak dikatakan Dokter tentang gigi
anda. Yogyakarta : Bookmark
Srigupta Ahmad Aziz. 2004. Panduan Singkat Perawatan Gigi dan Mulut.
Jakarta : KDT
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Berilah tanda silang (X) pada jawaban dari pertanyaan dibawah ini yang menurut
anda benar
b. Minuman bersoda
a. Setiap hari
b. 2 kali
c. Tidak pernah
d. 1 kali
a. 1 kali sehari
b. 2 kali sehari
c. 3 kali sehari
d. 4 kali sehari
c. Gerakan mencungkil
10. Berapa kali anda mendapatkan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan
b. 2 kali
c. Lebih dari 2 kali
d. Belum pernah
Tabel 4.1
1 Baik 14 28 %
2 Kurang Baik 36 72 %
Jumlah 50 100 %
= 14 × 100% = 28%
50
= 36 × 100% =72%
50
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Frekuensi Menyikat Gigi Pada
Santri Pondok Pesantren Wasilatul Huda Cicalengka
No Frekuensi N %
Menyikat Gigi
1 Baik 28 56 %
2 Kurang Baik 22 44 %
Jumlah 50 100 %
= 28 × 100% = 56%
50
= 22 × 100% = 44%
50
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Waktu Menyikat Gigi Pada Santri
Pondok Pesantren Wasilatul Huda Cicalengka
No Waktu Menyikat N %
Gigi
1 Baik 12 24 %
2 Kurang Baik 38 76 %
Jumlah 50 100 %
= 12 × 100% = 24%
50
Table 4.4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kriteria Karang Gigi melalui
Indeks OHI-S Pada Santri Pondok Pesantren Wasilatul Huda
Cicalengka
No Kriteria OHI-S N %
1 Baik 11 22 %
2 Sedang 18 36 %
3 Buruk 21 42 %
Jumlah 50 101
( Informed Consent )
Nama :
Umur :
Alamat :
Nama :
Umur :
Orang tua/wali
LEMBAR PEMERIKSAAN
Nama :
Usia :
Gigi indeks
DI CI
= __ =
Kriteria =
OHI-S = __ +__ =
Kriteria =