Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan individu berlangsung terus menerus dan tidak dapat diulang kembali.
Masa remaja merupakan masa yang rentan terhadap perbuatan-perbuatan yang kurang baik
diakibatkan sikap mereka yang suka mencoba-coba pada hal yang baru. Pada perkembangan
fisik remaja mulai nampak terutama pada bagian organ-organ seksualnya secara fisik, pada
masa remaja pula mulai pembentukan hormon-hormon seksual sudah mulai terbentuk
sehingga perilaku atau tingkah lakunya banyak dipengaruhi oleh hormon tersebut.
Bimbingan orang tua terhadap anak pada suai remaja sangatlah dibutuhkan agar
mereka dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya. Agar
orang tua dapat memberikan bimbingan kepada putra-putrinya hendaknya mengetahui
perkembangan fisik remaja.

B. Rumusan Masala
1. Apa pengertian fisik secara umum?
2. Bagaimana fase-fase perkembangan fisik remaja?
3. Apa saja fase fase perkembangan fisik dan mental pada bayi, anak, remaja, dewasa dan
lansia?
4. Bagaimana perkembangan fisik dewasa dan lansia?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian fisik secara umum.
2. Untuk mengetahui fase-fase perkembangan fisik anak sejak lahir sampai dewasa.
3. Untuk mengetahui perkembangan fisik dan mental pada bayi, anak, remaja, dewasa dan
lansia
4. Untuk mengetahui perkembangan fisik pada dewasa dan lansia

D. Manfaat Penulisan
1. Memberi informasi tentang perkembangan fisik secara umum.
2. Member informasi tentang pengaruh perkembangan fisik pada remaja
3. Member jawaban tentang perkembangan fisik pada dewasa dan lansia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian fisik remaja secara umum


Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan hanya dalam
artian psikologis tetapi juga fisik. Bahkan perubahan-perubahan fisik yang terjadi itulah
yang merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja, sedangkan perubahan-
perubahan psikologis muncul antara lain sebagai akibat dari perubahan-perubahan fisik
itu. ( Sarlito W Sarwono : 2012.6 )
Menurut penulis, masa remaja yang disebutkan di atas dimana pada masa remaja
yang merupakan masa peralihan dari anak-anak ke dewasa. Pada tahap ini remaja lebih
bersifat sensitif secara psikologis dalam artian sering galau dan belum bisa menentukan
pilihan, masih sering ikut teman-temannya, Yang merupakan peralihan dari sifat kekanak-
kanakannya. Dan seperti disebutkan diatas bahwa perubahan psikologis ini muncul akibat
perubahan fisik.
Jadi dapat disimpulkan Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak
menuju dewasa. Pada masa ini terjadi perubahan psikologis dan perubahan fisik.
Tumbuh kembang adalah gabungan kata pertumbuhan (growth) dan
perkembangan (development). Tumbuh yang peristiwanya disebut pertumbuhan adalah
proses yang berhubungan dengan bertambah besarnya ukuran fisik karena terjadi
pembelaan dan bertambah banyaknya sel, disertai bertambahnya substansi intersiil pada
jaringan tubuh proses tersebut dapat diamati dengan adanya perubahan-perubahan pada
besar dan bentuk yang dinyatakan dalam nilai-nilai ukuran tubuh, misalnya berat badan,
tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas dan sebagainya.
Kembang yang peristiwanya disebut perkembangan adalah proses yang
berhubungan dengan fungsi organ atau alat tubuh karena terjadinya pematangan. Pada
pematangan ini terjadi diferensiasi sel dan maturasi alat atau organ sesuai dengan
fungsinya. Proses tersebut dpat diamati dengan bertambahnya kepandain ketrampilan dan
perilaku (afektif).
Maka pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang terjadi bersama-
sama secara utuh, karena seorang anak tidak mungkin tumbuh kembang sempurna bila
hanya bertambah besarnya saja tanpa disertai bertambahnya kepandaian dan ketrampilan
dan sebaliknya kepandaian dari ketrampilan seorang anak tidak mungkin tercapai tanpa
disertai oleh bertambah besarnya organ atau alat sampai optimal. (Ikatan Dokter Anak
Indonesia:2002.51).
Menurut penulis, dapat di simpulkan bahwa pertumbuhan merupakan
perkembangan ukuran fisik sedangkan perkembangan merupakan proses yang
berhubungan dengan fungsi organ karena terjadi pematangan . Namun, jika dikatakan di
atas bahwa perkembangan dan pertumbuhan terjadi bersama-sama di mana seorang anak
yang tumbuh besar akan berkembang ketrampilan dan kepandaiannya . Tetapi, belum
tentu perkembangan dan pertumbuhan terjadi secara bersamaaan. Adakalanya, anak yang
bertambah besar tidak bertambah ketrampilan dan kepandaiannya. Mereka itu mengalami
pertumbuhan terlebih dahulu setelah itu baru mengalami perkembangan, Tidak terjadi
secara bersama-sama. Mungkin memang sebagian orang mengalami perkembangan dan
pertumbuhan secara bersamaan. Seperti yang telah kita pelajari dalam biologi , ciri-ciri
yang telah disebutkan diatas misalnya berkumis, keluar mani, menstruasi dan lain-lain
merupakan ciri-ciri fisik memasuki masa remaja.
Jadi pertumbuhan merupakan perkembangan ukuran fisik sedangkan
perkembangan merupakan proses yang berhubungan dengan fungsi organ karena terjadi
pematangan. Keduanya kadang terjadi secara bersamaan, dan kadang juga tidak terjadi
secara bersamaan.
a. Usia belum bisa menjamin kedewasaan seseorang.
b. Kedewasaan seseorang tidak hanya di ukur oleh faktor usia.
c. Pertumbuhan dan perkembangan idealnya harus bersinergi dalam tumbuh
kembang baik fisik maupun psikis.
d. Perkembangan fisik secara umum tidak hanya bisa di lihat kaca mata fisik.
Namun, faktor psikologis juga sangat berpengaruh dalam pembentukan
perkembangan fisik secara umum.
e. Faktor lingkungan seperti berpengaruh dalam membentuk perkembangan fisik
maupun psikologis.
f. Pendidikan formal dan non formal mempunyai andil yang sangat penting
dalam menjadikan seorang mampu bertumbuh dan berkembang dengan baik.
B. Fase-Fase Perkembangan Fisik Dan Mental Pada Bayi, Anak, Remaja, Dewasa
Dan Lansia
1. Periode prakelahiran (prenatal period)
Saat dari pembuahan hingga kelahiran. Periode ini merupakan masa
pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel tunggal hingga menjadi organisme
yang sempurna dengan kemampuan otak dan perilaku, yang dihasilkan kira
kira dalam periode 9 bulan.
2. Masa bayi (infacy)
Periode perkembangan yang merentang dari kelahiran hingga 18 atau
24 bulan. Masa bayi adalah masa yang sangat bergantung pada orang dewasa.
Banyak kegiatan psikologis yang terjadi hanya sebagai permulaan seperti
bahasa, pemikiran simbolis, koordinasi sensorimotor, dan belajar sosial.

3. Masa awal anak anak (early chidhood)


Periode pekembangan yang merentang dari masa bayi hingga usia lima
atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan periode prasekolah.
Selama masa ini, anak anak kecil belajar semakin mandiri dan menjaga diri
mereka sendiri, mengembangkan keterampilan kesiapan bersekolah
(mengikuti perintah, mengidentifikasi huruf), dan meluangkan waktu berjam
jam untuk bermain dengan teman teman sebaya. Jika telah memasuki kelas satu
sekolah dasar, maka secara umum mengakhiri masa awal anak anak.
4. Masa pertengahan dan akhir anak anak (middle and late childhood)
Periode perkembangan yang merentang dari usia kira kira enam hingga
sebelas tahun, yang kira kira setara dengan tahun tahun sekolah dasar, periode
ini biasanya disebut dengan tahun tahun sekolah dasar. Keterampilan
keterampilan fundamental seperti membaca, menulis, dan berhitung telah
dikuasai. Anak secara formal berhubungan dengan dunia yang lebih luas dan
kebudayaan. Prestasi menjadi tema yang lebih sentral dari dunia anak dan
pengendalian diri mulai meningkat.
5. Masa remaja (adolescence)
Suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal
dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir
pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik
yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan
bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran
buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada
perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol
(pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak
menghabiskan waktu di luar keluarga.
6. Masa awal dewasa (early adulthood)
Periode perkembangan yang bermula pada akhir usia belasan tahun atau
awal usia duapuluhan tahun dan yang berakhir pada usia tugapuluhan tahun.
Ini adalah masa pembentukan kemandirian pribadi dan ekonomi, masa
perkembangan karir, dan bagi banyak orang, masa pemilihan pasangan, belajar
hidup dengan seseorang secara akrab, memulai keluarga, dan mengasuh anak
anak.
7. Masa pertengahan dewasa (middle adulthood)
Periode perkembangan yang bermula pada usia kira kira 35 hingga 45
tahun dan merentang hingga usia enampuluhan tahun. Ini adalah masa untuk
memperluas keterlibatan dan tanggung jawab pribadi dan sosial seperti
membantu generasi berikutnya menjadi individu yang berkompeten, dewasa
dan mencapai serta mempertahankan kepuasan dalam berkarir.
8. Masa akhir dewasa (late adulthood)
Periode perkembangan yang bermula pada usia enampuluhan atau tujuh
puluh tahun dan berakhir pada kematian. Ini adalah masa penyesuaian diri atas
berkurangnya kekuatan dan kesehatan, menatap kembali kehidupannya,
pensiun, dan penyesuaian diri dengan peran peran sosial baru.
9. Masa lansia (elderly)
Periode penutup dalam rentang hidup seseorang, masa ini dimulai dari
umur 60 tahun sampai meninggal,yang ditandai dengan adanya perubahan
yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun
C. Gangguan Perkembangan Fisik Dan Mental

Perkembangan fisik dimulai sejak usia bayi dan berhenti ketika anak berusia
sekitar 17 th. Pada masa bayi, seseorang ada pada masa ketergantungan penuh pada orang
lain untuk bisa mempertahankan hidup. Pada masa ini seseorang mengalami proses
pertumbuhan dan perkembangan yang menghasilkan perubahan bertahap baik dalam
ukuran, bentuk tubuh, perasaan hingga perilakunya

Menurut tokoh-tokoh psikologi seperti H.E Erikson dan J. Piaget, kelainan fisik
bisa meliputi terhambatnya perkembangan fungsi sensori motorik anak, utamanya dalam
hal fungsi penglihatan, pendengaran dan fungsi otak. Oleh karena itu, yang tergolong
dalam kelainan ini adalah:

1. Tuna Netra
Tuna netra adalah orang yang memiliki ketajaman penglihatan 20/200 atau
kurang pada mata yang baik, walaupun dengan memakai kacamata, atau yang daerah
penglihatannya sempit sedemikian kecil sehingga yang terbesar jarak sudutnya tidak
lebih dari 20 derajad. Tunanetra dapat dibagi atas dua kelompok besar, yaitu buta total
dan kurang penglihatan (low vision). Orang dikatakan buta total jika tidak dapat
melihat dua jari di mukanya atau hanya melihat sinar atau cahaya yang lumayan dapat
dipergunakan untuk orientasi mobilitas. Mereka tidak dapat menggunakan huruf selain
huruf braille. Adapun mereka yang tergolong low vision, adalah mereka yang bila
melihat sesuatu, mata harus didekatkan, atau mata harus dijauhkan dari objek yang
dilihatnya, atau mereka yang memiliki pemandngan kabur ketika melihat objek.

2. Tuna Rungu.
Penderita tunarungu adalah mereka yang memiliki hambatan perkembangan
indera oendengar. Tuna rungu tidak dapat mendengar suara atau bunyi. Dikarenakan
tidak mampu mendengar suara atau bunyi, kemampuan berbicaranyapun kadang
menjadi terganggu. Sebagaimana kita ketahui, ketrampilan berbicara seringkali
ditentukan oleh seberapa sering seseorang mendengar orang lain berbicara., akibatnya
anak-anak tunarungu sekaligus memiliki hambatan bicara dan menjadi bisu. Untuk
berkomunikasi dengan orang lain, mereka menggunakan bahasa bibir atau bahasa
isyarat. Sebagaimana anak tuna netra, mereka memiliki potensi perkembangan yang
sama dengan anak-anak lain yang tidak mengalami hambatan perkembangan apapun.

3. Tuna daksa
Tunadaksa adalah penderita kelainan fisik, khususnya anggota badan, seperti
tangan, kaki, atau bentuk tubuh. Penyimpangan perkembangan terjadi pada ukuran,
bentuk atau kondisi lainnya. Sebab kondisi ini bisa bermula dari lahir, atau ketika
melewati proses kanak-kanak yang mungkin disebabkan oleh obat-obatan ataupun
kecelakaan. Sebenarnya, secara umum mereka memiliki peluang yang sama untuk
melakukan aktualisasi diri. Namun seringkali, karena lingkungan kurang mempercayai
kemampuanya, terlalu menaruh rasa iba, anak-anak tuna daksa sedikit memiliki
hambatan psikologis, seperti tidak percaya diri dan tergantung pada orang lain.
Akibatnya penampilan dan keberadaan mereka di kehidupan umum kurang
diperhitungkan. Oleh karena itu, perlakuan yang selama ini menganggap penderita
tunadaksa adalah orang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan untuk hidup, perlu
ditinjau lagi. Dengan kemajuan teknologi sebagaimana sekarang, penderita kelainan
fisik dapat memperoleh fasilitas hidup yang lebih layak dan memadai.

4. Tuna grahita/kelainan intelektual/kelainan mental

Perkembangan mental intelektual adalah perkembangan dalam hal berfikir


simbolik, berfikir intuitif, berfikir praoperasional, dan perkembangan dalam hal
mengolah informasi. Secara konkret perkembangan mental intelektual ini dapat kita
lihat ketika anak memberikan nama kepada bonekanya, atau main lainnya, ketika
anakbermain menjadi tokoh ibu atausiapapun yang diidolakannya, ketika anak mampu
menggambarkan sesuatu yang ia bayangkan, ketika anak-anak menganggap mimpinya
adalah sebagai sesuatu yang nyata, ketika anak menyimpulkan bahwa benda-benda
matipun memiliki keinginan, perasaan dan pikiran seperti dirinya, dan bahkanketika
anak sudahmampu mengklasifikan dan mengambil kesimpulan atas sesuatu konsep.

Menurut seorang tokoh psikologi perkembangan J. Piaget, perkembangan


mental dimulai bersamaan dengan fungsi sensori motor, yaitu sejak usia 0 – 2 th.
Dikatakan juga oleh beberapa pakar psikologi yang lain, bahwa keterkaitan kondisi fisik
utamanya fungsi sensori motor dengan perkembangan mental, sungguh sangat besar.
Asumsinya, dengan semakin bertambahnya kemampuan anak secara fisik, anak akan
mengeksplorasi lingkungan dan menyerap informasi-infprmasi yang akan membantu
perkembangan mental intelektualnya. Ada kecenderungan semakin cepat
perkembangan fisik anak, kemampuan mental intelektualnyapun akan cepat
berkembang.

Kelainan mental, adalah kondisi dimana seorang anak memiliki hambatan untuk
dapat berfikir sebagaimana di atas tadi. Atau kalaupun mampu, maka kwalitas hasil
berfikirkan jauh dari yang diharapkan. Ada tidaknya kelainan mental intelektual secara
pasti ditunjukkan oleh hasil tes psikologi, utamanya tes inteligensi.

Dari tes tsb akan diperoleh gambaran, apakah seseorang memiliki taraf
kecerdasan rata-rata ( 90 – 109), di bawah (39 – 89) atau di atasnya (140-169).
Seseorang dikatakan memiliki penyimpangan intelektual jika memiliki angka
kecerdasan di bawah rata-rata dan genius. Menurut Azwar, dari sejarah penyebabnya,
kelainan mental terbagi atas 2 macam, yaitu lemah mental dan cacat mental. Penderita
lemah mental biasanya tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan fisik, tidak
mempunyai sejarah penyakit atau luka yang menyebabkan kerusakan mentalnya.
Dengan kata lain kelemahan mental yang diderita tidak mempunyai dasar organik,
namun seringkali didapati bahwa penderita memang mempunyai garis retardasi mental
dalam keluarganya.

Adapun pada penderita cacat mental, kelainan ini disebabkan oleh terjadinya
luka di otak, penyakit atau kecelakaan yang mengakibatkan pertumbuhan mentalnya
tidak normal. Penyebab tersebut bisa terjadi sewaktu masih dalam kandungan, semasa
masih kanak-kanak, bahkan setelah menjelang dewasa.

Secara gradasi dapat diketahui, bahwa kelainan mental cukup variatif yaitu sebagai
berikut:
Moron IQ : 50 –70

Imbesil IQ : 25 – 50

Idiot IQ : di bawah 25.

Menurut Telford dan Sawrey, selain tingkat inteligensi, beberapa kriteria dalam
identifikasi kelainan mental ini ditentukan juga oleh kriteria perilaku adaptif, kriteria
kemampuan belajar, dan kriteria penyesuaian sosial .
BAB II

KASUS

A. GIGANTISME
Pengertian Gigantisme adalah kondisi seseorang yang kelebihan pertumbuhan,
dengan tinggi dan besar yang di atas normal. gigantisme disebabkan oleh kelebihan
jumlah hormon pertumbuhan. tidak terdapat definisi tinggi yang merujukan orang
sebagai "raksasa". tinggi orang dewasa yang mengalami gigantisme dapat mencapai
2,25 - 2,51 meter.
B. KASUS
Anak y pertumbuhannya normal sampai usia 8 tahun, sejak saaat itu dia tumbuh
besar sampai usia 16 tahun. Tingginuya mencapai 2,28 m dan beratnya mencapai 163
kg. Pemeriksaan optalmologi mengungkapkan ketajaman visualnya normal namun
tingkat gula darah yang diperiksa sedikit lebih tinggi yaitu 117 mg/dl.

No. Data Etiologi Masalah


1 S : tidak nafu makan Gigantisme Resiko tinggi nutrisi
O : lidah membesar, gigi ↓ kurang dari kebutuhan
terpisah pisah Lidah membesar

Penurunan nafsu makan

Resiko tinggi nutrisi kurang dari
kebutuhan
2. S : Pasien merasa malu Gigantisme Gangguan citra tubuh.
dengan orang lain. ↓
O : Pasien cenderung diam, Tumbuh tinggi dan besar
tidak banyak bicara dan melebihi normal
kurang bersosialisasi dengan ↓
sekitar. Merasa malu

Gangguan citra tubuh

3. S : pasien merasa diacuhkan Gigantisme Perubahan proses


keluarga ↓ keluarga
O : keluarga acuh tak acuh Pertumbuhan dan perkembangan
menjadi abnormal

Keluarga Merasa malu

Perubahan proses keluarga

Anda mungkin juga menyukai