KARAKTERISTIK AERODROME
5
asing dan perusahan penerbangan nasional adapun istilah yang berkaitan dengan
operasi dengan operasi penerbangan adalah sebagai berikut:
1. Penerbangan terjadwal
Penerbangan terjadwal adalah penerbangan secara teratur dan tetap pada
jalur-jalu tertentu untuk mengangkut penumpang, barang, dan pos
2. Penerbangan tidak terjadwal
Penerbangan tidak terjadwal penerbangan sewaktu-waktu pada jalur-jalur
yang di perlukan untuk pengangkutan penumpang, barang, dan pos
termasuk penerbangan carteran.
Faktor – faktor yang mempengaruhi lokasi pembangunan lapangan Bandar udara
adalah sebagai berikut:
1. Tipe pembangunan lingkungan sekitar
2. Kondisi atmosfir
3. Kemudahan untuk mendapat transportasi darat
4. Tersedianya tanah untuk pengembangan
5. Adanya lapangan terbang lain
6. Halangan sekliling (surround obstraction)
7. Perkembangan ekomoni
8. Tersedia utilitas
7
Penentuan jenis bandar udara ini berdasarkan:
1. Kebutuhan masa sekarang dan yang akan datang dari kota dan lingkungan
sekitar bandar udara atau bahkan lingkup suatu negara tehadap luas
jangkauan jalur penerbangan
2. Kebutuhan politis yang disyaratkan misalnya sebuah bandara udara
internasional untuk sebuah ibukota negara dan sebuah bandara udara
domestik untuk ibukota propinsi atau sesuai pertimbangan politis lainnya.
Pengelolaan bandara merupakan salah satu unsur yang menarik dan perlu
diperhatikan. Bandara sebagai penghubung antara dunia internasional dengan
dalam negeri merupakan hal yang wajib dikelola secara professional.
Bandara/bandar udara mencakup suatu kumpulan aneka kegiatan yang luas dengan
berbagai kebutuhan yang berbeda dan sering bertentangan. Bandara merupakan
terminal tentunya.
8
2. Sebagai pengendali dan mengatur lalu lintas angkutan udara dalam hal ini
adalah pesawat
3. Sebagai tempat naik/turun penumpang dan bongkar muat barang/muatan.
Perhubungan No. 36 tahun 1993 didasarkan pada beberapa kriteria berikut ini:
Konfigurasi bandar udara adalah julah dan arah (orientasi) dari landasan
serta penempatan bangunan terminal termasuk lapangan parkirannya yang terkiatan
dengan landasan itu. Jumlah landasan tergantung pada , volume lalu lintas dann
orientasi landasan tergantung kepada arah angina dominan bertiup, namun luas
tanah juga berpengaruh bagi pengembangan.
9
2.3.1 FASILITAS LANDAS PACU (RUNWAY)
1. Runway Tunggal
Merupakan konfigurasi yang paling sederhana dan mempunyai kapasitas
berkisar antara 50 – 100 operasi perjam pada kondisi VFR dan 50 – 70
operasi perjam pada kondisi IFR. Kapasitas dipengaruhi oleh komposisi
campuran pesawat terbang dan alat – alat bantu navigasi yang tersedia.
2. Runway sejajar
Terdiri atas dua atau lebih runway yang mempunyai orientasi sama,
kebanyakan dua runway sejajar hanya sedikit beberapa lapangan terbang
yang mempunyai tiga runway sejajar belum ada. Kapasitas runway sejajar
tergantung pada jumlah runway digolongkan dalam jarak yang rapat.
Menengah dan renggang. Jarah pemisah antara runway sejajar sangat
bervariasi, seperti terlihat pada tabel berikut ini:
10
Tabel 2.1 Klasifikasi Jarak Pemisah Runway Sejajar
3. Runway Berpotongan
Runway berpotongan ini diperlukan apabila terdapat angina yang relative
kuat (Prevalling Wind) bertiup lebih dari satu arah, sehingga mengakibatkan
angina sisi (Cross Wind) yang terjadi berlebihan dan lebih besar dari pada
Presmisible Crosswind, serta akan berbahaya apabila dibuat hanya satu
runway saja.
11
Kapasitas dua runway tergantung pada letak perpotonganya (misalnya
ditengah atau dekat ujung), makin jauh letak titik potong dari ujung lepas
landas runway dan ambang pendaratan kapasitasnya semakin rendah. Bila
angin yang bertiup sangat kuat maka ada kemungkinan hanya satu runway
yang dapat dioperasikan, sebaliknya bila tidak kuat maka kedua runway
dapat dipergunakan.
12
Gambar 2.4 Runway dengan konvigurasi open V
Sumber: Aripsusanto, 2018
Aeroplane
Code Code Quter Main Gear
Reference Field Wing Span
Number Letter Wheel Span
Length (ARFL)
A 2%
B 2%
C 1,50%
D 1,50%
E 1,50%
14
Tabel 2.4 Kemiringan Memanjang Runway
Kemiringan Memanjang
Deksripsi Code Number
4 3 2 1
Kemiringan efektif maximum 1,00% 1% 1% 1%
15
2) Koreksi terhadap temperature
16
Tabel 2.6 Standar Lebar Runway
Tetapi untuk keadaan tertentu tidak boleh lebih dari 1,5% atau 2% dan tidak
boleh kurang dari 1% kecuali pada persimpangan runway atau taxiway yang
memerlukan permukaan datar. Untuk menjamin agar runway tidak tergenang air,
maka diperlukan saluran drainase yang baik disekitar runway.
17
2.3.1.6 Permukaan Runway
Permukaan runway sebaiknya dirancang agar tidak menyebabkan
pergeseran (slip) pada saat runway basah. Selain itu permukaan runway juga
dirancang agar tidak menyebabkan kesulitan dalam pengontrolan pesawat, baik itu
pada saat landing maupun take-off, seperti goncangan dan lain-lain.
18
Gambar 2.6 Runway Strip
Sumber: Aripsusanto, 2018
19
4) Kemiringan Transversal
Kemiringan transversal dari runway strip berguna untuk menjaga agar
permukaan tidak tergenang oleh air. Kemiringan transversal menurut ICAO,
tidak boleh lebih dari :
20
2.3.2 FASILITAS PENGHUBUNG LANDAS PACU (TAXIWAY)
Taxiway adalah suatu jaur tertentu di dalam lokasi bandar udara yang
menghubungkan antara landas pacu (runway) dengan landas parker (apron) di
daerah bangunan terminal dan sebaliknya, terdiri dari exit taxiway, paralel taxiway
dan high speed taxiway. Taxiway berfungsi sebagai fasilitas penghubung, maka
taxiway dalam perencanaan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Jarak antar garis tengah taxiway dengan garis tengah runway
2. Lebar taxiway
3. Wheel clearance
4. Kemiringan dan jarak pandang
5. Taxiway strip
21
Tabel 2.8 Jarak Minimum Antara Taxiway dengan Taxiway atau Objek
Antara Formula A B C D E
22
Tabel 2.9 Lebar Taxiway
KODE
LEBAR TAXIWAY
HURUF
A 7,5 m
B 10,5 m
15 m jika wheel bse pesawat yang
akan menggunakannya kurang dari
18 m
C
18 m jika wheel base pesawat yang
akan menggunakannyua lebih dari
atau sama dengan 18 m
23
Keterangan:
a. Bila taxiway digunakan pesawat dengan roda dasar kurang dari 18 m
b. Bila taxiway digunakan pesawat dengan seperempat roda dasar lebih dari 18
m.
c. Bila taxiway digunakan pesawat dengan roda putaran kurang dari 9 m.
d. Bila taxiway digunakan pesawat dengan seperempat roda putaran lebih dari 9
m.
24
Apabila pada taxiway dengan penggolongan pesawat III,IV,V dan VI untuk jenis
pesawat Jet Propelled, harus menggunakan lebar bahu
Code
Penggolongan Kemiringan
Number Letter Pesawat melintang (%)
1 A I 2
2 B II 2
3 C III 1,5
D IV 1,5
4 E V 1,5
F VI 1,5
Sumber: ICAO, 2005
Tabel 2.14 Jarak Garis Tengah Taxiway dan Garis Tengah Runway
pesawat
Penggolongan
Landasan Non
Landasan Instrumen taxiway taxiway berada
Instrumen
pada pada pada
Number Letter garis suatu garis
tengah Obyek tengah
1 2 3 4 1 2 3 4 taxiway
1 A I 82,5 82,5 - - 37,5 47,5 - - 23,75 16,25 12
2 B II 87 87 - - 42 52 - - 33,5 21,5 16,5
3 C III - - 168 - - 93 - 44 26 24,5
D IV - - 176 176 - - 101 101 66,5 40,5 36
4 E V - - - 128,5 - - - 107,5 80 47,5 42,5
F VI - - - 190 - - - 115 97,5 57,5 50,5
Sumber: ICAO, 2005
25
Tabel 2.15 Jari - jari Minimum Taxiway
26
Gambar 2.9 Fillet Taxiway
Sumber: Aripsusanto, 2018
Lebar
lebar lebar
Code letter / dari dan
runway parallel R1 R2 r1 r2 r3
penggolongan keluar
(Wr1) (Wr2) (m) (m) (m) (m) (m)
pesawat taxiway
(m) (m)
(Wr3) (m)
A/I 18 15 30 30 30 39 25 25
B/II 23 18 26,5 41,5 30 41,5 25 30
C/III 30 23 26,5 41,5 41,5 53 25 35
D/IV 45 30 26,5 30 60 71,5 35 55
E/V 45 30 23 60 60 71,5 35 55
F/VI 60 45 18 60 60 75 45 50
Sumber : Aerodrome Design Manual, 2005
27
Gambar 2.10 Jari – jari Fillet
Sumber: Aripsusanto, 2018
28
2.3.2.1 Taxiway Shoulder
Sebuah taxiway adalah area yang bertujuan untuk melindungi pesawat dari
kerusakan yang lebih parah jika pesawat keluar dari taxiway, jadi fungsinya hampir
sama dengan runway shoulder. Permukaan taxiway shoulder dirancang agar tahan
terhadap erosi dan kerusakan akibat adanya benturan dengan objek-objek yang
keras. Ketebalan dari runway shouder, taxiway shoulder dan blast pads harus dapat
dilalui oleh pesawat. Berikut ini adalah beberapa kriteria yang harus dipenuhi antara
lain:
1) Ketebalan minimum untuk shoulder dan blast pads dapat diambil dari
setengah ketebalan yang dibutuhkan oleh pertemuan paved area.
2) Untuk menjaga kesetabilan dari shoulder dan blast pads, material beton
setebal 5 cm dapat digunakan.
3) Adalah keuntungan menggunakan semen konsentrat dan granular sub-
base dengan tebal 15 cm.
4) Kriteria konstruksi yang sama untuk sub grade dan pavement course pada
shoulder dan blast pads harus dapat digunakan secara optimum.
Direkomendasikan sekitar 2,5 cm drop off yang digunakan pada pinggiran
dari kekuatan penuh pavement, shoulder dan blast pads untuk
menyediakan demarkasi.
29
2.3.2.2 Taxiway Strip
Taxiway strip adalah suatu daerah yang meliputi taxiway yang bertujuan
untuk menjaga operasi pesawat pada taxiway dan mengurangi resiko kecelakaan
pada pesawat jika pesawat keluar dari taxiway. Taxiway strip dapat ditambahkan
secara simetris pada kedua sisi dari garis tengah taxiway. Pusat taxiway strip harus
mempunyai ruang kosong yang jarak minimalnya dari pusat taxiway ialah:
30
2.3.2.3 Holding Bays
Holding bay diperlukan pada saat pergerakan pesawat dalam bandara
sangat tinggi. Posisi dari taxi-holding dapat ditempatkan pada pertemuan antara
taxiway dengan runway. Jarak antara holding bay atau taxi-holding dengan garis
tengah runway ditetapkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.19 Jarak Minimum antara Holding Bay dengan Sumbu Landasan
Non-Instrument 30 m 40 m 75 m 75 m
Non-Precision
30 m 40 m 75 m 75 m
Approach
Precision Approach
60 m 60 m 90 m 90 m
kategori I
Precision Approach
- - 90 m 90 m
kategori II dan III
Sumber : Aerodrome Design Manual, 2005
A 12 13,5
B 16,5 19,5
C 24,5 28,5
D 36 42,5
E 40 46,5
Sumber : ICAO, 2005
31
Sumber: Aripsusanto, 2018
32
pesawat. Area ini juga dilengkapi dengan fasilitas pengisian bahan
baker ataupun fasilitas perawatan kecil.
c. Apron Parkir
Apron Parkir Kadang suatu bandara memerlukan Apron parkir yang
agak terpisah, disini pesawat dapat parkir dalam waktu yang lebih
lama, digunakan selama Crew pesawat beristirahat atau karena
diperlukan perbaikan kecil terhadap pesawat.
d. Apron Hanggar dan Apron Service
Apron Hangar dan Apron Service adalah areal didekat hangar
perbaikan yang digunakan untuk perbaikan ringan.
Sedangkan Apron hangar adalah areal tempat dimana pesawat
masuk keluar hangar.
e. Isolated Apron
Isolated Apron Adalah Apron yang diperuntukkan pesawat-pesawat
yang perlu diamankan, misalnya yang dicurigai membawa bahan
peledak, lokasinya agak diletakkan jauh dari Apron biasa ataupun dari
Bandar udara dan bangunannya.
33
Sedangkan untuk kerugian Nose – in/out parking adalah:
1) Membutuhkan peralatan untuk menarik pesawat
2) Pintu pesawat bagian belakang relative tidak dapat digunakan
karena terlalu jauh dari gedung terminal
34
Gambar 2.17 Angle Nose - out Parking Gambar 2.18 Angle Nose – in Parking
Sumber: Aripsusanto, 2018 Sumber: Aripsusanto, 2018
c) Parallel Parking
Cara parkir termudah dari sisi manuver pesawat. Keuntungan dari
parallel parking adalah pintu depan dan belakang pesawat dapa
digunakan untuk loading/unloading, sedangkan kerugian dari parallel
parking adalah area gate lebih besar.
35
4) transfer pax
5) Logistik khusus untuk penanganan
b) Sistem satellite
Sistem satellite adalah sistem satellite yang dikelilingi oleh pesawat.
Pesawat yang terparkir pada sistem ini disusun radial maupun linier
disekitar satellite. Satellite disini bukan satellite untuk diluar angkasa
ya, tetapi satellite disini adalah bangunan terminal yang dibuat
melingkar yang terhubung oleh piers dari terminal utama. Kelebihan
sistem satellite ini adalah:
1) Sumber daya terpusat (manusia dan fasilitas)
2) Memfasilitasi manajemen pax
3) Satelit tambahan bisa dirancang untuk mengakomodasi masa
depan pengembangan desain pesawat terbang
Sedangkan kekurangan sistem satellite ini adalah:
1) Membutuhkan teknologi tinggi, transportasi bawah tanah sistem
dan Modal tinggi.
2) pemeliharaan & biaya operasional
3) Kemacetan Kerbside
4) Kemampuan ekspansi terbatas di terminal utama
5) Waktu tutup lebih awal
36
Gambar 2.21 Sistem Parkir satellite
Sumber: Aripsusanto, 2018
c) Sistem Transporter
Sistem Transporter adalah sistem transporter tidak diparkirkan dekat
dengan terminal alias jauh dari terminal sistem ini digunakan jika
pesawat tersebut berukuran ekstra atau besar sehingga tidak bias
bersandar pada garbarata atau sistem ini dipakai jika garbarata di
gate sudah penuh oleh pesawat lain yang terparkir, maka pesawat
yang tidak kebagian akan parkir agak jauh dari gate dan penumpang
yang akan naik pesawat tersebut akan diangkut dengan mobil
bandara atau bis bandara menuju pesawat.
Kelebihan sistem transporter ini adalah:
1) Kompatibilitas mudah terminal /geometri apron dan masa depan
pengembangan desain pesawat terbang.
2) Kemudahan manuver pesawat
3) Kemudahan kemampuan ekspansi untuk pesawat terbang
4) Pusat sederhana dan lebih kecil terminal
5) Penghematan biaya
Sedangkan kekurangan sistem transporter ini adalah:
d) Sistem Pier
Sistem Pier adalah sistem dermaga atau finger concept. Sistem ini
diperpanjang dengan pier dari terminal utama dan parking stand
diletakkan pada sepanjang pier dengan susunan pesawat yang
berhadapan nose to nose. Kelebihan sistem Pier ini adalah:
1) Sumber daya terpusat, skala ekonomi (manusia dan fasilitas)
2) Memfasilitasi manajemen pax
3) Ekonomis untuk membangun Penggunaan lahan yan efisien
Sedangkan kekurangan sistem Pier ini adalah:
1) Jarak berjalan kaki yang panjang
2) Kemacetan Kerbside
3) Kemampuan ekspansi terbatas
4) Mengurangi sirkulasi pesawat & kemampuan manuver
5) Kesesuaian masa depan yang terbatas
6) Pengembangan desain pesawat terbang
38
Gambar 2.23 Sistem Parkir Pier
Sumber: Aripsusanto, 2018
39
Perencanaan apron dilaksanakan bersamaan dengan perencanaan gedung
terminal untuk dapat melayani volume lalu lintas yang akan menggunakan bandar
udara. Hal – hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan apron antara
lain adalah faktor keamanan, efisiensi, fleksibilatas, ketersediaan lahan, volume
lalu lintas pesawat serta banyak faktor lain yang membutuhkan prioritas tersendiri
dalam perencanaan tersebut. Ukuran dari apron dirancang agar apron masih
dapat beroperasi dengan baik pada saat bandara tersebut berada pada
kepadatan maksimum yang mungkin terjadi. Data – data yang diperlukan dalam
perencanaan apron antara lain:
a) Panjang pesawat rencana
b) Lebar pesawat rencana
c) Jarak minimum pesawat yang parkir dengan suatu objek
d) Safety factor
e) area kosong
40
Gambar 2.24 Apron
Sumber: Aripsusanto, 2018
41
Ruang kosong ini dapat direncanakan dalam kebijakan dari perecanaan
bandara, akan diperluas bila di butuhkan untuk menjamin keselamatan operasi
pada apron. Lokasi stand oesawat taxilines dan taxiways apron harus
menyediakan jarak antara garis tengah dari pesawat dengan tidak kurang dari
dimensi yang diberikan pada tabel berikut ini:
1) Jumlah Gate
Ukuran gate tergantung ukuran pesawat, turning radius pesawat, dan
konfigurasi parkir pesawat. Seperti halnya dengan fasilitas-fasilitas bandar
udara lainnya, jumlah gate ditetapkan sedemikian sehingga jumlah gerakan
pesawat per jam yang telah ditetapkan lebih dulu dapat ditampung. Jadi,
jumlah gate yang dibuftlhkan bergantung pada jumlah pesawat yang harus
ditampung selama jam rencana dan berapa lama pesawat mendiami suatu
gate.
42
Dalam menghitung jumlah gate yang dibutuhkan, langkah-langkah yang
harus diikuti adalah:
a) Tetapkan kelas pesawat yang harus ditampung dan persentase dari
komposisi tersebut.
b) Tetapkan pemakaian gate untuk tiap kelas pesawat.
c) Tetapkan volume total rencana per jam dan persentase pesawat yang
datang.
d) Hitung volume total rencana per jam dari kedatangan dengan
mengalikan persentase kedatangan dengan volume total rencana per
jam
e) Dengan menggunakan rumus jumlah kedatangan, rumus berikut ini
memberikan jumlah gate yang dibutuhkan, yaitu
V×T
G=
U
Dimana :
2) Kemiringan Permukaan
Kemiringan apron semaksimal mungkin harus lebih kecil dari 1%, hal ini
bertujuan untuk menghindari adanya genangan air di apron, namun
kemiringan apron tidak diperbolehkan terlalu besar yang dapat
menyebabkan pesawat terbang bergerak saat diparkir di apron.
43
4) Jumlah Pesawat Jam Puncak
Untuk menganalisis besamya penumpang dan pergerakan pesawat pada
jam sibuk perlu dirumuskan terlebih dahulu nilai koefisien permintaan
angkutan lalu lintas pada jam sibuk ( Cp ).
2.3.4 CLEARWAY
Clearway adalah suatu bidang ayng letaknya pada perpanjangan ujung
runway, lebarnya tidak kurang dari 500 ft, sumbunya sama dengan sumbu runway,
kemiringannya (memanjang) tidak lebih dari 1,25%, dan tidak boleh ada sesuatu
yang mencuat ke atas lebih dari 26” kecuali lampu – lampu runway. Panjang
clearway maksimal adalah setengah dari selisih take off distance dan lift off distance,
sedangkan sisanya dinamakan take off run, yaitu bagianyang mendapat lapis keras
penuh. Dalam peraturan penerbangan dibedakan 2 macam yaitu:
1. Peraturan yang mengatur penerbangan pesawat dengan piston
engine aja
2. Peraturan yang mengatur penerbangan pesawat dengan mesin jet
44
Untuk landasan yang hanya melayani pesawat bermesin piston saja, maka
take off distance ini harus diberi lapis keras penuh (full strength Pavement). Untuk
landasan yang juga melayani pesawat jet, tidak perlu seluruh take off distance diberi
lapis keras penuh. Sebagian dari take off distance boleh ada bagian yang tidak
diberi lapis keras yang dinamakan clearway, tetapi seluruh take off distance harus
merupakan daerah yang bebas rintangan.
2.3.5 STOPWAY
Stopway adalah area segiempat di permukaan tanah pada ujung landasan
yang digunakan sebagai daerah aman bagi pesawat yang gagal take – off. Lebar
stopway sama dengan lebar runway. Kekuatan stopway harus dirancang untuk
mampu mendukung beban pesawat yang gagal take – off dan permukaan stopway
dilapisi konstruksi yang sama dengan lapisan runway.
45
2.3.6 DRAINASE
Lokasi bandar udara merupakan suatu area ayng luas deng permukaan
yang rata, oleh karena itu pengolahan air huja harus diperhatikan (analisa dampak
lingkungan) drainase runway, pada landas pacu drainase memliki fungsi yang
sangat penting bagi keselamatan penerbangan antara air:
1. Air hujan yang turun diatas runway akan meresap dan bila tanah
sudah jenuh, akan menjadi air permukaan yang mengalir ke drainase
2. Terletak di kedua sisi runway strip
3. Kemiringan drainase harus dipelihara agar air hujan cepat pergi dan
tidak menggenangi runway
4. Drainase yang buruk menyebabkan shoulder runway basah/tidak.
46
Fasilitas – fasilitas di area terminal di tata secara terpusat
namun dihubungkan dengan suatu jaringa jalan operasional
yang kolektif
3. Bandara besar
Bentuknya maupun ukuran bangunan terminal penupang dan
apron lebih rumit dan luas, untuk memperoleh lebih banyak
posisi parkir pesawat di apron serta untuk mengurangi jarak
tempuh dari ruang check in ke pintu pemberangkatan.
Fasilitas – fasilitas di area terminal ditata secara terpisah pada
lokasi
Dalam perancangan apron perlu pula dipertimbangkan
kemudahan pesawat “taxing” pada apron taxiway
47
2.5 TATA LETAK BANGUNAN TERMINAL PENUMPANG
Rencana bangunan terminal penumpang tata letak bangunan terminal
penumpang pengaturan tata letak bangunan terminal harus memperhatikan dan
memperhitungkan posisi fasilitas lainnya, sirkulasi bagi pelayanan umum, kondisi
eksisting dan kemungkinan pengembangan. Secara skematik tata letak terminal
dapat dijelaskan pada gambar berikut:
Gambar 2.27 Bangunan terminal kecil Gambar 2.28 Bangunan terminal sedang
Sumber: Aripsusanto, 2018 Sumber: Aripsusanto, 2018
Keterangan:
A/P = Apron
P = Parkir Mobil
T/P = Terminal Penumpang
C = Cargo
P/N = Peralatan Navigasi
A = Administrasi
P/P = Perawatan Pesawat
B/B = Bahan Bakar
48
2.6 KLASIFIKASI TERMINAL BANDAR UDARA
Dalam UU no.1 tahun 2009 tentang penerbangan menyebutkan 6 jenis
bandar udara, yaitu:
a) Bandar Udara Umum adalah Bandar udara yang digunakan untuk melayani
kepentingan umum
b) Bandar Udara Khusus adalah Bandar udara yang hanya digunakan untuk
melayani kepentingan sendiri untuk menunjang kegiatan usaha pokoknya.
c) Bandar udara Domestik adalah Bandar udara yang ditetapkan sebagai
Bandar udara yang melayani rute penerbangan dalam negeri.
d) Bandar udara Internasional adalah bandar udara yang ditetapkan sebagai
Bandar udara yang melayani rute penerbangan dalam negeri dan rute
penerbangan dari dan ke luar negeri.
e) Bandar Udara Pengumpul (hub) adalah Bandar udara yang mempunyai
cakupan pelayanan yang luas dari berbagai bandar udara yang melayani
penumpang dan/atau kargo dalam jumlah besar dan mempengaruhi
perkembangan ekonomi secara nasional atau berbagai provinsi.
f) Bandar Udara Pengumpan (spoke) adalah bandar udara yang mempunyai
cakupan pelayanan dan mempengaruhi perkembangan ekonomi terbatas
49
Syarat atau ketentuan konter check-in dalam sebuah terminal bandar udara
ditentukan oleh beberapa hal antara lain :
a) Jumlah maskapai penerbangan.
b) Lama waktu yang digunakan penumpang untuk sampai ke dalam
terminal.
c) Jumlah jam sibuk enplaning (naik ke pesawat) O&D passenggers.
d) Lama waktu rata-rata untuk melayani pneumpang dan target
menunggu maksimal.
e) Persentase penumpang yang menggunakan lobi tiket/check-in
terhadap lokasi/fasilitas lain
a) Konter Check-in
Jenis konter check-in pada umumnya melayani penumpang checkin
secara tatap muka dengan pegawai maskapai pesawat.
50
Gambar 2.30 Konter Check – in mandiri Koisks
Sumber: Aripsusanto, 2018
51
d) Self – tagging station
Secara prinsip, self tagging station ini sama halnya dengan bag drop
counters tetapi dilakukan secara mandiri oleh penumpang
menggunakan mesin.
2. Area Pemeriksaan
Area Pemeriksaan merupakan area dimana terjadi aktivitas pemeriksaan
terhadap penumpang maupun barang yang dibawa oleh penumpang guna
menjaga keamanan terminal bandara maupun mencegah terjadimya
penyelundupan barang-barang seperti narkoba dan sebagainya.
Pemeriksaan ini menggunakan alat-alat keamanan khusus, dan biasanya
pemeriksaan terjadi dua kali yaitu pada saat sebelum penumpang
memasuki area lobi konter check-in dan yang kedua adalah sebelum
penumpang memasuki ruang tunggu (holdroom).
3. Hall keberangkatan
Hall Keberangkatan merupakan area yang ada disepanjang jalan menuju
ruang tunggu (Holdroom). Area digunakan para penumpang untuk
melakukan kegiatan-kegiatan seperti makan di tenant, membeli souvenir
atau bersantai menunggu pesawat.
52
Terdapat fasilitas yang ada pada Hall keberangkatan agar penumpang
merasa aman dan nyaman berada di area Hall keberangkatan, fasilitas ini
diantaranya:
Area Sirkulasi Penumpang.
Eskalator dan elevator
Tenant (toko makan, toko buku atau toko souvenir)
4. Ruang Tunggu Keberangkatan (gate holdroom)
Ruang tunggu Keberangkatan merupakan ruangan yang ada di sebuah
terminal bandar udara. Ruang tunggu merupakan fasilitas yang ada di
terminal bandar udara yang berfungsi sebagai area bagi para penumpang
untuk menunggu pesawat. Terdapat beberapa fasilitas yang ada di ruang
tunggu untuk menunjang kegiatan para penumpang selama berada di ruang
tunggu seperti area duduk bagi penumpang, kamar mandi, kantin, dan
tenant
5. Area Pengambilan Bagasi
Area Pengambilan Bagasi merupakan area atau tempat pengambilan
barang oleh penumpang di area kedatangan penumpang (Arrival).
6. Hall Kedatangan
Area Kedatangan merupakan area terakhir yang dilalui para penumpang
setelah sampai ke kota tujuan. Area ini juga merupakan area pengecekan
barang oleh petugas bandara terhadap bagasi yang telah diambil oleh
penumpang di area sebelumnya yaitu area pengambilan bagasi
53