Anda di halaman 1dari 4

TUGAS AKHIR MODUL 4

Karakteristik Peserta Didik

NAMA : IID HUSVIANTI, S.Pd


NO. PESERTA : 19100518010157
: UNIB – 180- S42019 KELAS A

Di suatu kelas terdapat 30 peserta didik dengan rincian :


1. Jumlah laki-laki 20 orang, jumlah perempuan 10 orang
2. Status sosial 60% adalah anak dari pekerja buruh pabrik, 20 % PNS, dan 10 % adalah
pedagang, 20% adalah pegawai swasta/BUMN
3. Minat peserta didik 50% pada kegiatan olahraga, 10% pada aspek akademis, 20% pada
kegiatan seni, dan 20% pada aspek ketrampilan
4. Kemampuan peserta didik 40% pada batas bawah, 40% pada batas menengah, dan 20%
pada batas tinggi
5. Preferensi belajar 40% kinestetik, 30% visual, 30% auditory
Pertanyaan
1. Bagaimana cara mengelola kelas dan mengakomodasi pembelajaran dengan karakteristik
tersebut diatas (ambil 1sub tema pembelajaran/ 1 mapel)
2. Bagaimana mengembangkan kecerdasan majemuk dengan karakteristik diatas (ambil
1sub tema pembelajaran/ 1 mapel)

JAWAB:

1. Kemampuan peserta didik sesuai karakteristik peserta di atas harus bisa di analisis dengan
baik.
Menurut Arikunto Analisis adalah memerinci, menyusun diagram, membedakan,
mendidentifikasikan, mengilustrasikan, menyimpulkan, menunjukkan, menghubungkan,
memilih, memisalkan dan membagikan. Maka jika seorang guru bias menterjemahkan teori
diatas maka analisis karakter adalah kegiatan yang dilakukan dengan mengidentifikasi
Karakteristik peserta didik dan prilaku awal peserta didik terhadap kemampuan peserta didik
dalam bidang ilmu atau mata pelajaran yang akan diberikan. Dikelas menurut (Setiawan,
2007), “analisis yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi perilaku awal peserta didik
yang berikatan dengan penguasaan peserta didik dalam isi mata pelajaran dan mengenali
karakteristik peserta didik yang meliputi asal, usia, bahasa yang digunaka, latar belakang
ekonomi keluarga dan sebagainya.
Kita coba untuk mengambil mata pelajaran Matematika dikelas dalam materi
pembelajaran tentang Bangun Ruang dan Bangun Datar. Guru mencoba menanamkan
konsep tentang pembelajaran ini di mulai dari perencanaan pembelajaran, merencanakan
media, membuat media dan melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik.
MEDIA yang digunakan adalah kertas Origami, lewat kertas ini peserta didik diharapkan bias
memahami jenis-jenis bangun datar sebagai konsep dasar bangun ruang. Setiap anak bias
mengikuti proses pembelajaran. Dikarenakan status peserta didik yang terbesar adalah anak
dari buruh pabrik sebesar 60% maka dengan bahasa yang sederhana dan mengharapkan
peserta didik mengerti tentang bangun datar. Minat peserta didik terbesar ada di pelajaran
olahraga maka buatlah suatu kompetisi dalam pemahaman konsep dengan meletakkan
berbagai potong bangun datar bias menggunakan TANGRAM karena sifat dalam pelajaran
olahraga adalah kompetisi, gerak dan perluteori yang sedikit, namun ketika kita mendesain
pelajaran matematika dengan permainan maka disitulah guru mengetahui bahwa materi
bangun datar dan konsep dasar bangun ruang akan berhasil. Metode bermain sambil belajar
sangat tepat karena peserta didik kebanyakkan presensinya di kinestetik yaitu gerak,
TANGRAM adalah sebuah permainan teka-teki transformasi yang terdiri dari tujuh keeping
potongan, disebut tans, yang disatukan untuk membentuk pola. Tujuan dari permainan ini
adalah untuk membentuk pola tertentu (hanya diberi garis bentuk atau siluet) menggunakan
ketujuh potongan, yang mungkin tidak tumpang tindih. Kemampuan peserta didik yang rata-
rata 40% membuat pembelajaran agak lebih berat jika media yang dipilih bukan media
rekreasi atau permainan.
2. Kecerdasan majemuk terdiri dari kecerdasan verbal-linguistik, kecerdasan logis-atematis,
kecerdasan visual-spasial,kecerdasan musikal, kecerdasan kinestetis, kecerdasan
interpersonal, kecerdasan naturalis dan kecerdasan intrapersonal.
Strategi Meningkatkan Kecerdasan Majemuk Melalui Pembelajaran MATEMATIKA
Secara umum karakteristik pembelajaran MATEMATIKA di tingkat dasar adalah sebagai
berikut :
a. Dilakukan dengan sistem belajar kelompok
Kegiatan permainan rekreasi TANGRAM biasa dimainkan secara kelompok, peserta didik
diberikan potongan-potongan tangram dan mereka di minta menyusun potongan itu
menjadi sebuah bentuk yang ada disekitar sekolah maupun lingkungan
b. Menggunakan prinsip hands on danminds on.
Hands on activity adalah suatu model yang dirancang untuk melibatkan peserta didik
dalam menggali informasi dan bertanya, beraktivitas dan menemukan, mengumpulkan
data dan menganalisis serta membuat kesimpulan sendiri. Peserta didik diberikan
kebebasan dalam mengkonsruksikan pemikiran dan temuan selama melakukan aktifitas
sehingga peserta didik melakukan sendiri dengan tanpa beban, menyenangkan dan
dengan motovasi tinggi.
c. Melatih peserta didik terkait keterampilan proses matematika sederhana
Hal ini bias dilihat dari kegiatan selama permaian tangram terjadi, mereka paham bahwa
sifat-sifat bangun datar tidak serumit yang dipikirkan oleh peserta didik
d. Fokus pada penanaman konsep, prinsip, hukum dan teori
Permainan rekreasi tangram bias membuat guru mudah menanamkan konsep tentang
bangun datar, menggunakan kertas origami bisa membuat peserta didik pahamakan ciri
dan sifat bangun datar.
e. Pembelajaran dilakukan di dalam dan di luar kelas
Pembelajaran matematika bias dilakukan di luar kelas, apalagi tentang materi bangun
datar dan bangun ruang, peserta didik dapat membedakan bangun datar itu seperti apa
dan bangun ruang seperti apa, sehingga konsep mereka tentang materi bangun datar dan
bangun ruang tidak akan tertukar.
f. Pembelajaran dilakukan secara menyenangkan dan berpusat pada peserta didik
Sudah jelas semua aktifitas permaian rekreasi dilakukan oleh peserta didik dan itu
menyenangkan pastinya, mereka dapat pengetahuan baru dan mempermudah guru
melakukan tahap selanjutnya yaitu evaluasi, karena jika peserta didik sudah senang maka
konsep, paparan, teorisitik apapun akan masuk dengan mudah dan sendirinya.
Berdasarkan karakterstik tersebut, maka pembelajaran matematika memiliki potensi untuk
mengembangkan kecerdasan majemuk peserta didik tingkat dasar.
Peran Guru dan Sekolah dalam Pengembangan Kecerdasan Majemuk
Pengembangan kecerdasan majemuk di sekolah dasar memerlukan peran guru dan sekolah.
Peran yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Guru melaksanakan pembelajaran berpusat peserta didik. Kecerdasan majemuk
akan tumbuh jika peserta didik menjadi actor utama dalam kegiatan pembelajaran.
Kondisi di lapangan yang sering terjadi adalah pembelajaran justru dominan
dilakukan oleh guru.
b. Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang bervariasi.
Peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda-beda yaitu visual, auditori dan
kinestetik. Dengan menggunakan media dan sumber belajar yang bervariasi, maka
peserta didik yang memiliki gaya belajar yang berbeda akan berkembang kecerdasan
majemuknya
c. Sekolah senantiasa memfasilitasi perkembangan kecerdasan majemuk pesertadidik
dengan cara membuat berbagai jenis lomba intern dalam hari besar nasional dan
keagamaan, mengadakan berbagai jenis ekstrakurikuler dan mengikut sertakan
peserta didik dalam berbagai lomba.

Anda mungkin juga menyukai