Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Program Gizi
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Kelompok 12
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2017
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................15
ii
A. Millennium Development Goals (MDGs)1
1
Memasuki tahun ke sepuluh, pencapaian MDGs dirasa belum optimal,
maka pemerintah melakukan percepatan pencapaian, oleh karena itu percepatan
pencapaian target MDGs merupakan amanah dari Inpres No 1 Tahun 2010 tentang
Percepatan Pelaksanaan Pembangunan Nasional 2010, dan Inpres No 3 Tahun
2010 tentang Program Pembangunan Berkeadilan. Pada tingkat daerah (provinsi
dan kabupaten/kota), dituangkan dalam RAD percepatan pencapaian tujuan
pembangunan millenium. Kemudian delapan sasaran umum itu, dikembangkan
melalui program Ditjen Bina Kesmas, Kementrian Kesehatan RI, dengan lima
tambahan sasaran utama MDGs, yakni :1
1. Meningkatkaan cakupan antenatal,
2. Meningkatkan cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
terlatih,
3. Meningkatkan cakupan neonatal,
4. Menurunkan prevalensi kurang gizi pada balita,
5. Meningkatkan tingkat kunjungan penduduk miskin ke puskesmas.
2
berasaskan kelestarian dimana memenuhi kebutuhan saat ini tanpa
mengorbankan kebutuhan generasi dimasa akan datang.
Laporan dari KTT Dunia 2005, yang menjabarkan pembangunan berkelanjutan
terdiri dari tiga tiang utama yakni ekonomi, sosial dan lingkungan yang saling
bergantung dan memperkuat.
Jadi Pembangunan Berkelanjutan itu mempunyai 3 kaki yaitu
keberlanjutan ekonomi, keberlanjutan sosial dan keberlanjutan lingkungan.
Keberlanjutan ekonomi tidak bisa jalan apabila keberlanjutan sosial berantakan.
Keberlanjutan ekonomi dan sosial tidak bisa berjalan juga kalau lingkungan
berantakan, pertama adalah dengan menempatkan modal alam sebagai faktor
utama.
SDG’s memiliki 5 pondasi yaitu manusia, planet, kesejahteraan,
perdamaian, dan kemitraan yang ingin mencapai tiga tujuan mulia di tahun 2030
berupa mengakhiri kemiskinan, mencapai kesetaraan dan mengatasi perubahan
iklim. Untuk mencapai tiga tujuan mulia tersebut, maka disusunlah 17 Tujuan
Global sebagai berikut :
1. Tanpa Kemiskinan
Mengakhiri segala bentuk kemiskinan di seluruh penjuru dunia.
2. Tanpa Kelaparan
Tidak ada lagi kelaparan, mencapai ketahanan pangan, perbaikan nutrisi,
serta mendorong budidaya pertanian yang berkelanjutan.
3. Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan
Menjamin kehidupan yang sehat serta mendorong kesejahteraan hidup
untuk seluruh masyarakat di segala umur.
4. Pendidikan Berkualitas
Menjamin pemerataan pendidikan yang berkualitas dan meningkatkan
keempatan belajar untuk semua orang, menjamin pendidikan yang inklusif
dan berkeadilan serta mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi
semua orang.
5. Kesetaraan Gender
Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan kaum ibu dan
perempuan.
3
6. Air Bersih dan Sanitasi
Menjamin ketersediaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk
semua orang.
7. Energi Bersih dan Terjangkau
Menjamin akses terhadap sumber energy yang terjangkau, terpercaya,
berkelanjutan, dan modern untuk semua orang.
8. Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan yang Layak
Mendukung perkembangan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif,
lapangan kerja yang penuh dan produktif, serta pekerjaan yang layak
untuk semua orang.
9. Industri, Inovasi dan Infrastruktur
Membangun infrastruktur yang berkualitas, mendorong peningkatan
industri yang inklusif dan berkelanjutan serta mendorong inovasi.
10. Mengurangi Kesenjangan
Mengurangi ketidaksetaraan baik di dalam sebuah Negara maupun di
antara Negara-negara di dunia.
11. Keberlanjutan Kota dan Komunitas
Membangun kota-kota serta pemukiman yng inklusif, berkualitas, aman,
berketahanan dan berkelanjutan.
12. Konsumsi dan Produksi Bertanggung Jawab
Menjamin keberlangsungan konsumsi dan pola produksi.
13. Aksi Terhadap Iklim
Bertindak cepat untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya.
14. Kehidupan Bawah Laut
Melestarikan dan menjaga keberlangsungan laut dan kehidupan sumber
daya laut untuk perkembangan pembangunan yang berkelanjutan.
15. Kehidupan Darat
Melindungi, mengembalikan, dan meningkatkan keberlangsungan
pemakaian ekosistem darat, mengelola hutan secara berkelanjutan,
mengurangi tanah tandus, serta tukar guling tanah, memerangi
penggurunan, menghentikan dan memulihkan degradasi tanah, serta
menghentikan kerugian keanekaragaman hayati.
4
16. Institusi Peradilan yang Kuat dan Kedamaian
Meningkatkan perdamaian termasuk masyarakat untuk pembangunan
berkelanjutan, menyediakan akses untuk keadilan bagi semua orang
termasuk lembaga dan bertanggung jawab untuk seluruh kalangan, serta
membangun institusi yang efektif, akuntabel, dan inklusif di seluruh
tingkatan.
17. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan
Memperkuat implementasi dan menghidupkan kembali kemitraan global
untuk pembangunan yang berkelanjutan.
5
d. Tujuan MDGs sebagian besar untuk mengatasi kemiskinan, masalah
ekologi dan lingkungan, pajak dan pembiayaan pembangunan tidak
mendapat perhatian.
e. MDGs tidak memiliki standar HAM, sehingga dianggap tidak mampu
memberikan prioritas keadilan yang merata yang dibuktikan dengan
banyaknya orang yang masih dalam kondisi miskin.
f. MDGs hanya memberikan tanggung jawab yang besar kepada negara
berkembang dan tidak melibatkan peran yang seimbang bagi negara
maju.
1. SDGs 1
a. SDGs menargetkan sasaran tercapai hingga 100%.
b. Berlaku universal, tiap negara harus bekerja sama untuk menemukan
sumber pembiayaan dan perubahan kebijakan yang diperlukan.
c. Dokumen SDGs dirumuskan oleh tim bersama, dengan pertemuan
tatap muka lebih dari 100 negara dan survey warga.
d. Terdapat 17 tujuan SDGs, yang berupaya merombak struktur dan
sistem kesetaraan gender, tata pemerintahan, perubahan
modelkonsumsi dan produksi, perubahan sistem perpajakan, diakuinya
masalah ketimpangan, diakuinya masalah perkotaan.
e. SDGs dinilai sudah di dukung oleh prinsip HAM yang lebih baik.
f. SDGs bersifat umum, dengan memberikan peran yang seimbang
terhadap semua negara, baik negara berkembang maupun negara maju.
6
a. Tujuan 2 : Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan
meningkatkan gizi, serta mendorong pertanian yang berkelanjutan.
b. Tujuan 3 : Menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan
bagi semua orang disegala usia
c. Tujuan 6 : Menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi bagi
semua orang.
7
Kartu Indonesia sehat (KIS) menjamin dan memastikan
masyarakat kurang mampu untuk mendapat pelayanan kesehatan seperti yang
dilaksankan ,melalui jaminan kesehatan nasional yang diselenggarakan oleh
BPJS kesehatan. KIS memberikan tambahan manfaat, layanan preventif,
promotive dan deteksi dini yang akan dilaksanakan secara lebih intensif dan
terintegrasi, serta memberikan jaminan bahwa pelayanan oleh fasilitas
kesehatan tidak membedakan peserta berdasarkan status social.
4. Scalling Up Nutrition (SUN)10
Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan merupakan suatu gerakan
percepatan perbaikan gizi yang diadopsi dari gerakan Scaling Up-Nutrition
(SUN) Movement. Gerakan Scaling Up-Nutrition (SUN) Movement
merupakan suatu gerakan global di bawah koordinasi Sekretaris Jenderal
PBB. Hadirnya gerakan ini merupakan respons dari negara-negara di dunia
terhadap kondisi status pangan dan gizi di negara berkembang. Tujuan global
dari SUN Movement adalah untuk menurunkan masalah gizi pada 1000 HPK
yakni dari awal kehamilan sampai usia 2 tahun. Periode 1000 HPK ini telah
dibuktikan secara ilmiah merupakan periode yang menentukan kualitas
kehidupan seseorang, oleh karena itu periode ini sering disebut sebagai
“periode emas” (Kemenko Kesra RI, 2013). Pemenuhan asupan gizi pada
1000 HPK anak sangat penting. Jika pada rentang usia tersebut anak
mendapatkan asupan gizi yang optimal maka penurunan status gizi anak bisa
dicegah sejak awal.
Pedoman Perencanaan Program Gizi pada 1000 HPK menjelaskan
bahwa gizi 1000 HPK terdiri dari 2 jenis kegiatan, yaitu intervensi spesifik
dan intervensi sensitif. Kedua intervensi ini sangat baik bila mampu berjalan
beriringan karena akan berdampak sustainable dan jangka panjang. Kegiatan
intervensi spesifik ditujukan khusus untuk kelompok 1000 HPK. Intervensi
spesifik bersifat jangka pendek, hasilnya juga dapat dicatat dalam waktu yang
relatif pendek. Sedangkan intervensi sensitif merupakan berbagai kegiatan
yang berada di luar sektor kesehatan. Sasarannya adalah masyarakat umum,
tidak khusus untuk 1000 HPK. Namun apabila dilaksanakan secara khusus
dan terpadu dengan kegiatan spesifik, dampaknya terhadap keselamatan
proses pertumbuhan dan perkembangan kelompok 1000 HPK akan semakin
8
baik. Intervensi gizi sensitif meliputi, penyediaan air bersih dan sanitasi,
ketahanan pangan dan gizi, keluarga berencana, jaminan kesehatan
masyarakat, jaminan persalinan dasar, fortifikasi pangan, pendidikan gizi
masyarakat, intervensi untuk remaja perempuan dan pengentasan kemiskinan.
9
Dengan pertanyaan waktu kritis Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) DI
LIMA WAKTU penting menunjukan bahwa baru 24,2% responden sudah
melakukan CTPS dan 76,8% responden belum melakukan CTPS.
Pengelolaan air minum rumah tangga di kota metro secara keseluruhan
masih belum memenuhi persyaratan, sebanyak 62,1% menggunakan air
terlindungi dan sebanyak 37,9% masih menggunakan air berisiko
tercenar. Dalam penanganan sumber air, sebanyak 95% responden
mengolah air dengan cara direbus sebelum diminum dan memasak,
hanya sebanyak 5% responden tidak mengolah.
Prosentase paling tinggi yang dilakukan masyarakat dalam pengelolaan
sampah adalah dengan cara dibakar sebesar 65,2%, prosentase terbesar
kedua adalah dikumpulkan dan dibuang ke TPAS sebesar 18,5%.
Pengelolaan limbah yang ada di kota Metro, menunjukan bahwa 76,6%
responden telah memiliki SPAL dan sebanyak 23,4% responden telah
memiliki SPAL.
10
membentuk kader STBM diseluruh kelurahan yang ada di Kota Metro
dengan mengembangkan jejaring kerja STBM di tingkat kelurahan dengan
melatih kader posyandu sebagai fasilitator STBM.
C. Pemicuan STBM tidak hanya ditekankan pada kelompok penduduk yang
masih buang air besar sembarangan tetapi juga melibatkan masyarakat
setempat yang peduli terhadap kesehatan sehingga menimbulkan sikap
solidaritas dan gotong royong diantara warga.
D. Memanfaatkan peluang anggaran yang berasal dari dana Bantuan
Operasional Kesehatan Puskesmas.
E. Terbitnya Instruksi Walikota Metro Nomor 05 tahun 2016 tentang
pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di Kota Metro yang
mengatur peranan lintas sektor secara terpadu dalam upaya percepatan
pencapaian Kota Metro Stop BABS tahun 2017.
11
kabupaten untuk melakukan pembinaan pada desa-desa pelaksana.
Perencanaan di tingkat desa dilakukan secara partisipatif, dengan melibatkan
Tim Pangan Desa (TPD), penyuluh, kelompok kerja kabupaten, dan
pendamping sebagai fasilitator, serta Lembaga Pembangun Desa (LPD),
Kepala Desa dan Kaur Pembangunan, aparat, serta tokoh masyarakat.
Hasil yang diperoleh selanjutnya diintegrasikan dengan berbagai
program pembangunan yang telah disusun ditingkat desa. Perencanaan
pembangunan desa merupakan upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan
serta pembangunan sarana dan prasarana penunjang, yang dilakukan
berdasarkan hasil base line surveydan PRA. Melalui kegiatan Desa Mandiri
Pangan yang dilaksanakan selama 4 (empat) tahun (tahap persiapan,
penumbuhan, pengambangan dan kemandirian) diharapkan masyarakat desa
mempunyai kemampuan untuk mewujudkan ketahanan pangan dan gizi
sehingga dapat menjalani hidup sehat dan produktif dari hari ke hari.
Desa Mandiri Pangan sejalan dengan pemberdayaan masyarakat
dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat miskin di desa
terkategori daerah rawan dan rentan pangan. Strategi yang dilakukan adalah
melalui peningkatan peran Pemangku Kepentingan dalam bentuk:
peningkatan usaha ekonomi produktif, peningkatan kualitas konsumsi,
penguatan cadangan pangan, peningkatan pendapatan, menjamin ketersediaan
pangan dan peningkatan peran kelembagaan masyarakat.
Fokus pengembangan desa mandiri pangan pada tahun 2014 dan
2015 diarahkan untuk peningkatan kualitas kelembagaan kelompok afinitas
desa mandiri pangan dan peningkatan kapasitas aparat dan pendamping desa
mandiri pangan. Strategi yang dilakukan dalam upaya peningkatan kualitas
kelembagaan demapan tersebut melalui : Workshop Desa Mandiri Pangan,
Pelatihan Penguatan Kapasitas Kelembagaan Kelompok (Capacity Building),
Pembinaan Desa Mandiri Pangan dan Pemberian Bantuan Hibah Peralatan
Pengolahan Pangan.
12
No Kegiatan Jumlah Sasaran
2014 2015
1 Hibah Peralatan 20 20
Pengolahan Pangan Kelompok Kelompok
2 Jumlah Desa yang 50 Desa 60 Desa
dilakukan
Pendampingan
13
kesejahteraan sosial (PMKS) dan 2,2 juta bayi yang lahir dari para pemegang
kartu BPJS kategori penerima bantuan iuran (PBI) yang selama ini belum ter-
cover jaminan kesehatannya.
Kartu Indonesia Sehat merupakan program baru dari Pemerintah Baru
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk melanjutkan
Program JKN dari Pemerintah sebelumnya. Implementasi KIS di Rumah
Sakit Umum Daerah Noongan, yaitu:
Ketersediaan Informasi yang Akurat Kepada Pasien KIS
Sikap Petugas Dalam Memberikan Pelayanan
Ketersediaan Prasarana dan Sarana KIS di RSUD Noongan
14
DAFTAR PUSTAKA
15
13. http://www.manajemen-pembiayaankesehatan.net/index.php/91-arsip-
pengantar/1335-kebijakan-baru-pemerintah-baru [ Diakses pada tanggal 10
Februari 2018 pukul 14.00]
16