safety lab
Penyelenggaraan pendidikan di bidang sains tentunya bukan hanya sekedar teori tetapi juga memerlukan
aplikasi nyata yang dapat dilakukan dalam bentuk praktikum maupun riset. Kegiatan praktikum dan riset
tersebut dilakukan di laboratorium yang harus ditunjang dengan berbagai sarana pendukung baik itu
peralatan, bahan kimia, maupun personil laboratorium dengan kompetensi yang baik. Laboratorium
pendidikan sama halnya seperti laboratorium di industri maupun di lingkungan pemerintahan,
laboratorium pendidikan juga harus tetap memperhatikan keselamatan kesehatan kerja (K3) di
laboratorium untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja. Terdapat tiga sumber bahaya di
laboratorium yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja yaitu bahaya fisika, bahaya kimia, dan bahaya
biologis. Bahaya fisika dapat diakibat oleh tatanan ruang laboratorium yang buruk, penggunaan
peralatan laboratorium yang tidak sesuai dengan prosedur, dan instalasi listrik yang tidak benar. Bahaya
kimia dapat diakibatkan oleh penanganan tidak benar dari bahan kimia dengan sifat yang korosif, mudah
terbakar, beracun maupun karsinogenik. Bahaya biologis dapat disebabkan oleh adanya infeksi dari
bakteri patogen dan hewan. Dari ketiga sumber bahaya tersebut, tentunya bahaya kimia yang
memerlukan penanggulangan yang lebih rumit karena terkait dengan penataan bahan kimia mulai dari
penerimaan, penyimpanan, pemakaian bahkan sampai pengelolaan limbahnya.
Pengelolaan bahan kimia di dalam laboratorium, berfokus pada proses penerimaan hingga
penyimpanannya dalam ruang khusus sehingga dapat menjamin keamanan (security) dan keselamatan
(safety) ketika penggunaannya serta meningkatkan efisiensi dalam hal inventaris bahan kimia di
laboratorium. Perlu diketahui bahwa konsep keamanan dan keselamatan bukanlah hal yang sama tapi
merupakan dua hal yang saling melengkapi. Konsep keselamatan mengacu pada kegiatan untuk
menghindari manusia dan bahan kimia dari kecelakaan akibat kesalahan prosedur penggunaan bahan
kimia yang tidak disengaja atau dengan kata lain, melindungi manusia dari bahaya bahan kimia
sedangkan konsep keamanan mengacu pada kegiatan untuk melindungi manusia dari kecelakaan akibat
kesalahan prosedur penggunaan bahan kimia yang dilakukan oleh orang lain dengan sengaja atau
dengan kata lain melindungi bahan kimia dari kegiatan manusia yang tidak bertanggung jawab.
Pelaksanaan implementasi Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di laboratorium dapat dilaksanakan dengan
tahapan berikut:
Pengetahuan tentang K3 dapat diketahui melalui adanya training internal dari pihak laboratorium itu
sendiri dengan pemberitahuan secara tertulis maupun lisan. Selain itu pengetahuan K3 dapat
dikembangkan mealui system pelatihan yang sudah banyak ditawarkan oleh berbagai pihak lembaga
pelatihan untuk laboratorium. Dengan adanya pengetahuan ini, implementasi K3 dapat berjalan lebih
efektif.
Kondisi laboratorium yang kondusif dan sesuai dengan standar untuk bekerja di laboratorium
best laboratory
Bekerja di laboratorium harus senyaman mungkin secara psikis dan kondisi lingkungannya. Ketelitian dan
keterampilan sangat diperlukan selaku pranata laboratorium. Desain laboratorium dengan ventilasi
udara yang cukup atau sistem sirkulasi udara yang baik namun tetap menjaga kualitas lingkungan
laboratorium untuk mengasilkan data analisis yang baik. Selain itu yang terpenting adalah tata ruang
laboratorium yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
chemical storage
Berdasarkan data bahan kimia yang telah tersedia maka dapat dilakukan penataan letak penyimpanan
bahan kimia berdasarkan tanda bahaya, sifat, dan wujud dari bahan kimia tersebut (informasi dari
Material Safety Data Sheet). Pada kegiatan ini, tentunya memerlukan lemari bahan kimia, ruang khusus
dan fasilitas pendukung lainnya. Selain itu akan dilakukan pula pemisahan bahan kimia berdasarkan
keadaan kemasannya (masih disegel atau sudah terbuka
Tersedianya peralatan perlindungan diri yang lengkap serta jaminan keselamatan kesehatan kerja di
laboratorium
alat-pelindung-diri1