Anda di halaman 1dari 11

“PEMAHAMAN TERHADAP STRUKTUR

PENGENDALIAN INTERN”

Kelompok 2 :

I GEDE ANGGA AGASTYA SUEKA PUTRA (1702622010175)

I GEDE SUARNAWA (1702622010176)

NI PUTU PURNAMA SARI (1702622010207)

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

TAHUN 2019
11.1 DEFINISI DAN PENTINGNYA PENGENDALIAN

INTERN

Struktur Pengendalian Intern (SPI) adalah suatu hal yang sangat

memegang peranan penting dalam auditing. Dalam Standar Profesional

Akuntan Publik pada SA 319. Par 06 dikemukakan bahwa:

Pengendalian Intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan

komisaris, manajemen, dan personel lain entitas yang didesain untuk

memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan

tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas

dan efisiensi operasi dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan

yang berlaku.

Dengan demikian struktur pengendalian intern merupakan rangkaian

proses yang dijalankan entitas, yang mana proses tersebut mencangkup

berbagai kebijakan dan prosedur sistematis, bervariasi dan memiliki tujuan

utama:

a. Menjaga keandalan pelaporan keuangan entitas

b. Menjaga efektivitas dan efisiensi operasi yang dijalankan

c. Menjaga kepatuhan hukum dan peraturan yang berlaku.

Dari berbagai macam kebijakan dan prosedur yang ditetapkan dan

dijalankan oleh entitas ada beberapa yang benar – benar relevan dengan audit

atas laporan keuangan. Relevansi kebijakan dan prosedur terhadap audit atas

laporan keuangan misalnya adalah kemampuan satuan usaha untuk mencatat,

memproses, mengikhtisarkan dan melaporkan data keuangan sesuai dengan


asersi yang termuat dalam laporan keuangan. Yang tidak relevan seperti

kebijakan dan prosedur mengenai efektivitas proses pengambilan

keputusan manajemen tertentu, misal tentang penentuan harga produk yang

layak, penentuan besarnya aktivitas periklanan dan lain – lain. Hal tersebut

memang penting bagi entitas tetapi tidak berkaitan langsung dengan audit atas

laporan keuangan, sehingga tidak perlu dipertimbangkan.

Ikatan Akuntan Indonesia melalui seksi ini khususnya memberikan

panduan tentang pengimplementasian standar pekerjaan lapangan kedua,

yaitu:

Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus

diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan

lingkup pengujian yang akan dilakukan.

Fokus yang diutamakan dalam standar pekerjaan lapangan kedua adalah

pentingnya struktur pengendalian intern dan komponen – komponen yang ada

dalam suatu entitas. Auditor berkepentingan untuk memperoleh bukti yang

cukup atas struktur pengendalian intern klien. Hal ini disebabkan karena

struktur pengendalian intern merupakan salah satu tipe bukti audit.

11.2 PENTINGNYA PENGENDALIAN INTERN

Pengendalian intern menjadi penting berkaitan dengan:

a. Lingkup dan ukuran entitas bisnis semakin kompleks. Hal ini

mengakibatkan manajemen harus mengandalkan laporan dan analisis yang

banyak jumlahnya agar peranan pengendalian dapat berjalan efektif.


b. Pemeriksaan dan penelaahan bawaan dalam sistem yang baik memberikan

perlindungan terhadap kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan

kekeliruan dan ketidakberesan yang terjadi.

c. Pengendalian intern yang baik akan mengurangi beban pelaksanaan audit

sehingga dapat mengurangi biaya ataupun fee audit.

Bagi perusahaan, struktur pengendalian intern dapat digunakan secara

efektif untuk mencegah penggelapan maupun penyimpangan. Auditor

berkepentingan untuk memperoleh pemahaman atas struktur pengendalian

intern, yang akan digunakan kemudian untuk melakukan penaksiran resiko

pengendalian untuk asersi yang terdapat dalam saldo akun, golongan transaksi,

dan komponen pengungkapan dalam laporan keuangan. Setelah memperoleh

pemahaman dan menaksir resiko pengendalian, auditor dapat mencari

pengurangan lebih lanjut tingkat resiko pengendalian taksiran untuk asersi

tertentu.

11.3 PENGHIMPUNAN PEMAHAMAN STRUKTUR

PENGENDALIAN INTERN

Standar pekerjaan lapangan kedua menyatakan bahwa auditor harus

memperoleh pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern

untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian

yang akan dilakukan. Penghimpunan pemahaman meliputi rancangan

kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan elemen struktur pengendalian

intern, dan apakah kebijakan dan prosedur etrsebut telah dilaksanakan dalam

operasional atau praktiknya.


Pemahaman struktur pengendalian intern klien digunakan auditor untuk:

a. Mengidentifikasi Bentuk-Bentuk Salah Saji Yang Potensial

Dengan memahami struktur pengendalian intern klien, auditor dapat

menilai auditabilitas atau dapat tidaknya dilaksanakan audit terhadap

laporan keuangan klien. Pemahaman atas struktur pengendalian intern

klien, dapat mendukung auditor untuk mengidentifikasi jenis kekeliruan

dan ketidakberesan potensial yang mungkin mempengaruhi laporan

keuangan.

b. Mempertimbangkan Faktor Yang Mempengaruhi Risiko Salah Saji

Material

Pemahaman stuktur pengendalian intern klien juga dapat digunakan

untuk menetapkan risiko bahwa kekeliruan dan ketidakberesan mungkin

terjadi dalam jumlah yang material terhadap laporan keuangan.

c. Merancang Pengujian Substantive

Informasi mengenai struktur pengendalian intern klien dapat

digunakan untuk menentukan risiko pengendalian untuk setiap tujuan

pengendalian dan secara tidak langsung mempengaruhi risiko deteksi.

Auditor dapat merancang pengujian yang efektif terhadap saldo akun.

Tingkat pemahaman elemen struktur pengendalian inter tergantung

judgement auditor yang dipengaruhi:

a. Pengetahuan terhadap klien dari audit yang dilakukan pada tahun

sebelumnya

b. Risiko bawaan dan materialitas yang telah ditentukan

c. Pemahaman terhadap industri klien


d. Kompleksitas dan tingkat kemajuan teknologi operasi dan sistem

akuntansi klien\

Sesuai dengan elemen yang dimilikinya, maka pemahaman struktur

pengendalian intern yang harus diperoleh meliputi:

a. Pemahaman Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian intern terdiri dari tindakan, kebijakan,

dan prosedur yang menggambarkan keseluruhan sikap dari top

manajemen, direktur, dan pemilik entitas mengenai pengendalian intern

dan pentingnya pengendalian intern bagi entitas. Subkomponen dalam

lingkungan pengendalian intern adalah sebagai berikut:

a) Integritas dan nilai etika (integrity and ethical values)

Merupakan entitas yang dimiliki dan standar perilaku yang berlaku

serta bagaimana mereka megkomunikasikan dan mengaplikasikan

dalam praktik. Termasuk di dalamnya adalah tindakan manajemen

untuk mengurangi atau mengganti insentif dan gangguan yang

memungkinkan terjadinya ketidakjujuran, tindakan ilegal, atau tidak

etis.

b) Komitmen terhadap kompeten(commitment to competence)

Kompetensi merupakan pengetahuan dan keterampilan yang

diperlukan untuk menyelesaikan tugas. Komitmen terhadap

kompetensi termasuk kesadaran manajemen tentang tingkat

kompetensi untuk tugas spesifik dan bagaimana tingkat kompetensi

tersebut diubah menjadi keterampilan dan pengetahuan yang

dibutuhkan.
c) Jajaran direktur dan partisipasi komite audit (board of directors and

audit committee participation)

d) Jajaran direktur yang efektif adalah yang independen terhadap

manajemen. Jajaran direktur akan mendelegasikan tanggung jawab

atas pengendalian internal kepada manajemen serta memiliki beban

untuk memberi penilaian yang independent terhadap pencapaian

keefektifan aplikasi pengendalian internal oleh manajemen.

Komite audit bertanggungjawab sebagai komunikator baik bagi

internal maupun eksternal auditor. Hal tersebut memungkinkan bagi

auditor dan direktur untuk selalu mendiskusikan berbagai hal yang

berkaitan dengan integritas dan tindakan manajemen.

e) Filosofi dan gaya operasi manajemen (management’s philosophy and

operating style)

Manajemen dalam bertindak memberikan sinyal bagi karyawan

mengenai pentingnya pengendalian intern. Pemahaman dan aspek-

aspek tentang filosofi manajemen dan gaya operasi memberi auditor

suatu pemahaman mengenai sikao manajemen terhadap pengendalian

intern.

f) Struktur organisasi (organization stucture)

Pemahaman struktur organisasi memberi gambaran bagi auditor

mengenai manajemen dan lemen-elemen fungsional dari bisnis dan

bagaimana pengendalian diimplementasikan.

g) Penetapan otoritas dan tanggung jawab (assigment authority and

responbility)
Memberi pemahaman mengenai pengendalian dan cara-cara yang

digunakan untuk pengendalian, perencanaan formal organisasi dan

operasi, penugasan karyawan dan kebijakan yang dimiliki entitas.

h) Kebijakan dan praktik sumber daya manusia (human resources policie

sand practies)

Sumber daya manusia merupakan aspek penting dalam

pengendalian intern. Pengendalian intern yang dikembangkan entitas

berusaha untuk mengatur, menjaga tindakan-tindakan yang dilakukan

manusia dalam entitas. Metode untuk mengevaluasi, menggaji,

memberi pelatihan, adanya promosi dan kompensasi diatur secara

jelas, agar manusia yang terlibat dalam entitas dapat dipercaya, karena

mereka percaya pada sistem yang ada.

b. Pemahaman Atas Penaksiran Risiko

Perubahan ekonomi, industri, regulasi serta kondisi operasi

memungkinkan timbulnya risiko berbeda. Manajemen harus bisa

mengembangkan suatu mekanisme sehingga risiko yang akan terjadi dapat

segera dideteksi dan diatasi. Identifikasi dan penganalisaan risiko

merupakan proses terus menerus dan komponen kritis pada pengendalian

intern. Auditor berkepentingan untuk memahami mengenai pengetahuan

tentang penilaian risiko yang dilakukan oleh manajemen, seperti

pengidentifikasian risiko terhadap laporan keuangan, pengevaluasian

kemungkinan terjadinya, keputusan manajemen atas tindakan yang akan

dilakukan.
c. Pemahaman Atas Aktivitas Pengendalian

Merupakan kebijakan dan prosedur yang termasuk di dalamnya

empat komponen yang memberi jaminan atas tindakan untuk mencapai

tujuan organisasi dan mencegah risiko yaitu pemisahan tugas, pemrosesan

informasi, pengendalian fisik, penelaahan kinerja. Pengembangan atas

aktivitas pengendalian berkaitan dengan kebijakan dan prosedur dapat

dijabarkan dalam lima aktivitas pengendalian berikut :

a) Pemisahan tugas

b) Otorisasi yang jelas atas transaksi dan aktivitas

c) Pendokumentasian dan pencatatan

d) Pengendalian fisik atas aset dan catatan

e) Pengecekan secara independen atas kinerja

d. Pemahaman Atas Informasi Dan Komunikasi

Bertujuan untuk mengidentifikasi, mengklasifikasi, menganalisa,

mencatat dan melaporkan transaksi yang berguna untuk

mempertanggungjawabkan kekayaan perusahaan. Auditor memahami

mengenai lingkup informasi dan komunikasi dengan melihat : klasifikasi

transaksi utama perusahaan, bagaimana transaksi tersebut terjadi, catatan

akuntansi apa yang digunakan dan sifat alaminya, bagaimana transaksi

diproses termasuk pemakaian komputer, sifat dan rincian proses pelaporan

keuangan yang dilakukan.


e. Pemahaman Atas Monitoring

Aktivitas pemantauan berkaitan dengan penilaian yang dilakukan

terus menerus untuk memantau kinerja pengendalian internal oleh

manajemen untuk menjelaskan operasi sudah dilaksanakan dengan benar

dan diubah sesuai dengan kondisi yang ada. Auditor perlu memahami

mengenai pemantauan untuk mengetahui aktivitas pemantauan seperti

apakah yang digunakan perusahaan dan bagaimana aktivitas tersebut dapat

digunakan untuk mengembangkan pengendalian internal bila dibutuhkan.

PENDOKUMENTASIAN PEMAHAMAN

Pendokumentasian pehamaman SPI merupakan satu hal yang

disyaratkan oleh Standar Profesional Akuntan Publik. Pendokumentasian

dimaksud ditujukan untuk merencanakan audit. Bentuk dan lingkup

dokumentasi dipengaruhi baik oleh lingkup dan kerumitan suatu usaha,

maupun sifat dari struktur pengendalian internnya. Ada tiga dokumentasi

kertas kerja yang dapat digunakan untuk itu, yaitu :

a. Kuisioner Pengendalian Intern

Kuisioner pengendalian intern berisi pertanyaan-pertanyaan

mengenai operasi kebijakan dan prosedur pengendalian intern.

Kuisioner merupakan cara yang banyak dipakai auditor untuk

mendokumentasikan pemahaman atas SPI klien.

Keuntungan utama penggunaan kuisioner adalah kemampuannya

untuk mendokumentasikan pemahaman secara lengkap. Disamping

itu, kuisioner dapat disiapkan dengan cepat pada permulaan

penugasan audit. Kelemahan utama kuisioner adalah bahwa


pemeriksaan bagian individual sistem klien, dilaksanakan tanpa

menghasilkan pandangan menyeluruh.

b. Bagan Alir

Bagan alir pengendalian intern merupakan representasi

simbolik dalam bentuk diagram yang menjelaskan mengenai

dokumen-dokumen klien, dan alur dokumen tersebut dalam

organisasi. Penggunaan bagan alir ini memungkinkan auditor untuk

melakukan penilaian secara tepat mengenai efektifitas SPI.

Disamping itu, auditor dapat menghindari penelaahan secara rinci

terhadap uraian tertulis dan jawaban yang terdapat dalam kuisioner

pengendalian intern. Kelemahan cara ini adalah biasanya

memerlukan biaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan cara lain.

c. Narrative Memoranda Atau Deskripsi Naratif Yang Berisi

Komentar Tertulis Tentang Pertimbangan Auditor Tentang SPI

Deskripsi naratif adalah deskripsi tertulis yang berisi

komentar tentang pertimbangan atau penilaian auditor mengenai

SPI. Kebijakan cara ini adalah bahwa penggunaan deskripsi naratif

merupakan hal yang umum karena mudah dan sederhana untuk

dilaksanakan. Kelemahannya adalah kesulitan mendeskripsikan

rincian SPI ke dalam kata-kata yang sederhana dan jelas. Deskripsi

dalam kata-kata yang jelas dan sederhana akan membuatnya lebih

mudah untuk dipahami, dan menghasilkan informasi yang memadai

untuk menganalisis pengendalian secara efektif, dan menetapkan

risiko pengendalian.

Anda mungkin juga menyukai