Anda di halaman 1dari 43

FITOKIMIA

Ekstraksi Separasi
Infusa, dekokta Penguapan
Maserasi Pengeringan
Perkolasi Kristalisasi
Sokletasi Kromatografi
Destilasi
EKSTRAKSI
Pengertian
Ekstraksi adalah proses penyarian atau
pemisahan secara kimia dan fisika zat-zat
aktif dari bagian simplisia menggunakan
pelarut yang sesuai.
• ekstrak adalah sediaan yang diperoleh dengan
mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia
nabati atau simplisia hewani menggunakan
pelarut yang sesuai, kemudian semua atau
hampir semua pelarut diuapkan dan massa
atau serbuk yang tersisa diperlakukan
sedemikian hingga memenuhi baku yang telah
ditetapkan.
Tahap penelitian bahan alam :
• Penelitian bahan alam biasanya dimulai dari
ekstraksi,
• isolasi dengan metode kromatografi sehingga
diperoleh senyawa murni,
• identifikasi unsur dari senyawa murni yang
diperoleh dengan metode spektroskopi,
• dilanjutkan dengan uji aktivitas biologi baik
dari senyawa murni ataupun ekstrak kasar.
• Setelah diketahui struktur molekulnya
biasanya dilanjutkan dengan modifikasi
struktur untuk mendapatkan senyawa dengan
aktivitas dan kestabilan yang diinginkan.
• Disamping itu dengan kemajuan bidang
bioteknologi, dapat juga dilakukan
peningkatan kualitas tumbuhan atau
organisme melalui kultur jaringan atau
pembentukan menjadi tumbuhan transgenik
yang juga akan menghasilkan berbagai jenis
senyawa metabolit sekunder baru yang
beraneka ragam dan mungkin juga dengan
struktur molekul yang berbeda dengan yang
ditemukan dari tumbuhan awalnya.
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses
ekstraksi antara lain :
1. Jenis pelarut
Dalam dunia farmasi dan produk bahan obat
alam, pelarut etanol, air dan campuran
keduanya lebih sering dipilih karena dapat
diterima oleh konsumen.
2. Temperatur
• Secara umum, kenaikan temperatur akan
meningkatkan jumlah zat terlarut ke dalam
pelarut. Temperatur pada proses ekstraksi
memang terbatas hingga suhu titik didih
pelarut yang digunakan.
• akan menguntungkan jika pada proses
ekstraksi titik didih pelarut tidak terlalu tinggi
3. Rasio pelarut dan bahan baku
Jika rasio pelarut-bahan baku besar maka akan
memperbesar pula jumlah senyawa yang
terlarut. Akibatnya laju ekstraksi akan semakin
meningkat. Akan tetapi semakin banyak
pelarut, proses ekstraksi juga semakin mahal.
4. Ukuran partikel
Laju ekstraksi juga meningkat apabila ukuran
partikel bahan baku semakin kecil. Dalam arti
lain, rendemen ekstrak akan semakin besar
bila ukuran partikel semain kecil.
• Rendemen merupakan persentasi produk yang
diperoleh dari suatu proses.
• Rendemen adalah berat akhir per berat awal
sebelum proses dikali 100 persen.
• ukuran simplisia harus diperkecil dengan cara
perajangan untuk memperluas sudut kontak
pelarut dan simplisia, tapi jangan terlalu halus
karna dikhawatirkan menyumbat pori-pori
saringan menyebabkan sulit dan lamanya
poses ekstraksi.
• Bahan yang diekstraksi bisa berupa bahan
segar maupun bahan kering. Untuk bahan
kering harus dikecilkan dahulu ukuran
partikelnya (diserbuk).
Pertimbangan Kriteria Pelarut
1. Selektivitas
Pilih pelarut yang selektif sesuai polaritas
senyawa yang akan disari agar mendapat
ekstrak yang lebih murni. Pelarut hanya boleh
melarutkan komponen ekstrak yang
diinginkan, bukan komponen-komponen lain
dari bahan ekstraksi.
Pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi
antara lain sebagai berikut :
a. Pelarut polar :
Untuk melarutkan garam alkaloid, glikosida, dan
bahan penyamak
Contoh : air, metanol, etanol, n-propanol,
isopropanol, n-butanol
b. Pelarut non polar :
Untuk melarutkan minyak atsiri
contoh : heksana, benzena, toluena, dietil
eter, kloroform, etil asetat
2. Kestabilan kimia
Pelarut yang dipilih harus stabil pada kondisi
operasi ekstraksi dan proses hilir.
3. Reaksi dengan solut
Pelarut tidak boleh bereaksi dengan senyawa
yang terlarut.
4. Viskositas
Jika viskositas pelarut rendah maka koefisien
difusi akan meningkat sehingga laju ekstraksi
pun juga meningkat.
5. Recoveri pelarut
Guna meningkatkan nilai ekonomis proses,
pelarut perlu direcoveri sehingga dapat
digunakan kembali. Pelarut yang mempunyai
titik didih rendah, lebih ekonomis untuk
direkoveri dan digunakan kembali.
6. Tidak mudah terbakar
Untuk kepentingan safety, perlu memilih
pelarut yang tidak mudah terbakar
7. Tidak beracun
Pilih pelarut yang tidak beracun untuk
keamanan produk dan keamanan bagi
pekerja.
8. Murah dan mudah diperoleh
Pilih pelarut yang harganya murah dan mudah
diperoleh.
9. Daya larut
Pelarut sedapat mungkin memiliki
kemampuan melarutkan ekstrak yang besar
(kebutuhan pelarut lebih sedikit)
10. Kerapatan
Terutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat
mungkin terdapat perbedaan kerapatan yang
besar antara pelarut dan bahan ekstraksi. Hal
ini dimaksudkan agar kedua fase dapat dengan
mudah dipisahkan kembali setelah
pencampuran (pemisahan dengan gaya berat).
Pertimbangan pemilihan metode ekstraksi
didasarkan pada :
• bentuk/tekstur bahan yang digunakan
• sifat senyawa yang akan diekstraksi
• Pemilihan metode ekstraksi tergantung bahan
yang digunakan, untuk bahan yang tahan
panas sebaiknya diekstrasi dengan cara refluks
Metode Ekstraksi
Ada beberapa metode ekstraksi simplisia
bahan alam, antara lain maserasi, perkolasi,
infundasi, dan soxletasi.
Ekstraksi dengan menggunakan pelarut
1. Cara dingin
Pada metoda ini tidak ada proses pemanasan
selama proses ekstraksi berlangsung,
tujuannya untuk menghindari rusaknya
senyawa karena pemanasan.
• Maserasi
Maserasi dilakukan dengan cara merendam
serbuk simplisia dalam cairan penyari dengan
beberapa kali pengocokan atau pengadukan
pada temperature ruangan (kamar).
• Perkolasi
merupakan penyarian dengan cara
mengalirkan cairan penyari melalui serbuk
simplisia yang telah dibasahi. Cairan penyari
dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk
tersebut, cairan penyari ini akan melarutkan
zat aktif sel-sel yang dilaluinya hingga
mencapai keadaan jenuh.
2. Cara Panas
Metoda ini melibatkan panas dalam
prosesnya. Dengan adanya panas secara
otomatis akan mempercepat proses penyarian
dibandingkan cara dingin.
• Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada
temperature titik didihnya, selama waktu
tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang
relatif konstan dengan adanya pendingin balik.
• Soxhlet
Soxhlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut
yang selalu baru yang umumnya dilakukan
dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi
kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan
dengan adanya pendingin balik.
• Infuse
merupakan metode penyarian dengan cara
menyari simplisia dalam air pada suhu 90OC
selama 15 menit.
• Dekok
Dekok adalah proses penyarian dengan
menggunakan pelarut air pada temperatur
90oC selama 30 menit.
Destilasi uap
Destilasi uap adalah ekstraksi senyawa
kandungan menguap (minyak atsiri) dari
bahan dengan uap air sehingga senyawa
kandungan menguap ikut terdestilasi.
Tahap Ekstraksi
• Proses awal pembuatan ekstrak adalah
tahapan pembuatan serbuk simplisia kering
(penyerbukan). Dari simplisia dibuat serbuk
simplisia dengan peralatan tertentu sampai
derajat kehalusan tertentu. Proses ini dapat
mempengaruhi mutu ekstrak.
• Tahap selanjutnya adalah menambahkan
pelarut yang sesuai untuk mengektraksi
kandungan zat aktif dari serbuk simplisia.
• Setelah itu, dilakukan tahap separasi dan
pemurnian. Tujuan dari tahapan ini adalah
menghilangkan (memisahkan) senyawa yang
tidak dikehendaki semaksimal mungkin tanpa
berpengaruh pada senyawa berkhasiat yang
dikehendaki, sehingga diperoleh ekstrak yang
lebih murni.
Proses-proses pada tahapan ini adalah
pengendapan, pemisahan dua cairan tak
campur, sentrifugasi, filtrasi serta proses
adsorbsi dan penukar ion.
• Selanjutnya dilakukan pemekatan dengan cara
penguapan/evaporasi cairan pelarut tapi tidak
sampai pada kondisi kering, hanya sampai
diperoleh ekstrak kental/pekat.
Faktor yang berpengaruh pada mutu ekstrak :
a) Faktor biologi (kualitas bahan baku yang
digunakan) :
• 1.Identitas jenis
• 2.Lokasi tumbuhan asal
• 3.Periode pemanenan hasil tumbuhan
• 4.Penyimpanan bahan tumbuhan.
• 5.Umur tumbuhan dan bagian yang digunakan
b) Faktor kimia
•Faktor internal: jenis senyawa aktif, komposisi
kualitatif, komposisi kuantitatif, kadar total
rata-rata senyawa aktif
•Faktor eksternal: metode ekstraksi,
perbandingan ukuran alat ekstraksi; ukuran,
kekerasan dan kekeringan bahan; pelarut,
cemaran, suhu, metoda pemurnian
Ekstraksi didasarkan pada perpindahan
massa komponen zat padat ke dalam
pelarut dimana perpindahan mulai
terjadi pada lapisan antar muka,
kemudian berdifusi masuk ke dalam
pelarut.
• Proses pengekstraksian komponen kimia
dalam sel tanaman yaitu pelarut organik akan
menembus dinding sel dan masuk ke dalam
rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif
akan larut dalam pelarut organik dr luar sel,
maka larutan terpekat akan berdifusi keluar
sel dan proses ini akan berulang terus sampai
terjadi keseimbangan antara konsentrasi
cairan zat aktif di dalam dan di luar sel.

Anda mungkin juga menyukai