Anda di halaman 1dari 6

PENGORGANISASIAN INFORMASI/PENGETAHUAN DALAM

INGATAN MANUSIA

Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Teori Belajar dan Pembelajaran

Penyusun

Nama : Ajizah Tri Lestari


Nomor Peserta PPG : 19016218710449

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN ANGKATAN III

UNIVESITAS NEGERI JAKARTA


JAKARTA
2019

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah


Kita selama ini telah mengenal istilah belajar. Mungkin sejak bayi kita telah
mengalami hal yang namanya belajar. Pengertian dari belajar sangat beragam,
banyak dari para ahli yang mengartikan secara berbeda-beda definisi dari belajar.
Seperti kebanyakan orang mendefiniskan belajar sebagai suatu proses yang tadinya
tidak tahu menjadi tahu, dan yang tadinya tidak bisa menjadi bisa.
Tindakan belajar dari suatu hal tersebut nampak sebagai perilaku belajar
yang nampak dari luar. Sebagaimana kita ketahui bahwa belajar merupakan hal yang
penting dalam bidang pendidikan. Belajar itu sendiri merupakan suatu aktivitas,
dimana aktivitas manusia dimulai dari yang paling sederhana sampai yang paling
kompleks membutuhkan ingatan. Semakin banyak dan kompleks materi yang
dipelajari maka semakin besar usaha yang dibutuhkan individu untuk mengingatnya.
Pengolahan informasi yang terjadi di dalam sistem koordinasi disimpan dalam
memori berupa sebuah pengalaman belajar. Informasi terus memasuki pikiran
melalui panca indera kita, sebagian ada yang di simpan dalam ingatan kita
dalam waktu yang singkat dan kemudian dilupakan. Pentingnya pengorganisasian
informasi dalam ingatan manusia agar mempermudah kegiatan belajar dan tetap
konsisten dalam sistem penyelesaian masalah tiapindividu. Perlunya pengetahuan
dan pemahaman ini sangat melatar belakangi makalah ini dibuat. Dalam makalah ini
penulis bermaksud menjabarkan tentang pentingnya pengorganisasian informasi
atau pengetahuan dalam ingatan manusia.

B.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud teori pengolahan informasi?
2. Apa yang dimaksud sistem memori manusia ?
2. Bagaimanakah pengorganisaian informasi/pengetahuan dalam ingatan
manusia?

C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Teori Belajar dan Pembelajaran
serta untuk menambah wawasan pengetahuan tentang Pengorganisaian
informasi/pengetahuan dalam ingatan manusia.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Pengolahan Informasi


Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang
individu mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi
yang diterima individu dari lingkungan. Hal yang demikian juga dapat dikatakan
bahwa pengolahan informasi dapat dikatakan sebagai bagaimana respon individu
terhadap informasi yang di berikan oleh lingkungan di sekitarnya.
Pengolahan informasi merupakan perluasan dari bidang kajian ranah
psikologi kognitif. Dalam teori pengolahan informasi memiliki suatu perbedaan
dengan teori belajar yaitu pada derajat penekanan pada soal belajar. Teori
pengolahan informasi tidak memberlakukan belajar sebagai titik pusat penelitian
yang utama melainkan juga melihat sisi lainnya, seperti pada informasi yang
diperoleh ataupun melihat kemampuan memori seorang individu.
Ada tiga proses pengolahan informasi yang dilakukan di dalam memori yaitu:
1. Encoding, merupakan proses yang bertujuan untuk mengubah informasi menjadi
bentuk yang dapat diproses dan digunakan oleh otak. Tahap ini melibatkan alat
indera untuk mempersepsi stimulus yang masuk. Dalam proses ini dibutuhkan
perhatian. Seseorang bisa memasukkan pengalamannya baik secara sengaja atau
tidak sengaja. Pengalaman yang sengaja misalnya ilmu pengetahuan, sedangkan
pengalaman yang tidak disengaja misalnya pengalaman yang terjadi sehari-hari.
2. Storage, yaitu menyimpan pengalaman yang telah dipersepsikan, sehingga suatu
saat dapat ditimbulkan kembali. Pengalaman yang sudah dipersepsikan tadi akan
meninggalkan jejak dimemori sebagai memory traces yang disimpan dalam ingatan.
Memory traces bisa hilang ataupun rusak karena proses lupa. Sehingga memory
traces tidak sepenuhnya bisa bertahan dalam ingatan.
3. Retrieval. Menimbulkan kembali pengalaman yang sudah disimpan dalam memori
sehingga dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Proses ini bisa dilakukan
dengan mengingat kembali (recall) atau mengenal kembali (recognize). Mengenal
kembali menunjukkan hasil yang lebih baik daripada mengingat kembali. Mengingat
kembali menuntut seseorang untuk bekerja dua kali, yaitu membangkitkan kembali
informasi yang mungkin sesuai, atau mengenalinya sebagai informasi yang
sebelumnya sudah disimpan. Sedangkan mengenal kembali, informasi yang akan
dipanggil akan langsung dikenali melalui penelusuran isyarat terhadap pilihan item
yang disajikan.

B. Sistem Memori Manusia


Konsepsi lama tentang memori manusia adalah bahwa memori itu semata-
mata hanya tempat penyimpanan informasi dalam waktu yang lama. Jadi memori
adalah koleksi potongan-potongan kecil informasi yang terlepas-lepas dan tidak
saling berkaitan. Berdasar penjelasan-penjelasan tersebut kita dapat berpandangan
bahwa memori itu adalah sebuah wadah yang berisi data-data, dimana data-data
tersebut belum tentu saling berkaitan.. Ada juga yang mengatakan memori adalah
merupakan gudang yang pasif, tetapi merupakan suatu yang aktif memilih data
penginderaan mana yang akan di olahnya, mengubah data data menjadi informasi
yang bermakna dan menyimpan infotmasi itu untuk digunakan di waktu kemudian.
Hal ini berarti memori juga dapat dikatakan sebagai suatu alat yang berfungsi
untuk menangkap, mengolah dan menggunakannya di lain waktu ketika di butuhkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ingatan manusia adalah :

1. Mood dan emosi


Ada tiga hal dimana mood dan emosi dapat mempengaruhi ingatan, antara lain :
a. Manusia akan mengingat stimulus yang menyenangkan lebi akurat dari stimulus lain.
b. Proses recall akan lebih akurat jika mood seseorang cocok dengan mood alamiah
sesuatu hal.
c. Proses recall akan lebih mudah jika mood selama proses encoding cocok dengan
mood selama retrieval.
2. Atensi
Atensi merupakan sebuah konsentrasi dari aktifitas mental. Ketika indera
menerima stimulus, tidak semua akan dipertahankan. Stimulus yang dipilih akan
diproses lebih detil. Stimulus yang tidak mendapat perhatian akan dibuang dan tidak
akan di proses.
3. Kesamaan Semantik
Arti dari kata-kata akan mempengaruhi jumlah kata yang akan tersimpan pada
short term memory. Selain itu ada juga proactive interference bahwa orang akan
kesulitan belajar hal yang baru karena hal yang lama akan mengganggu hal yang
baru dipelajari.
4. Prinsip pengkodean spesifik
Bahwa recall akan lebih baik jika konten dalam retrieval sama dengan konten encoding.
5. Umur
Umur dapat mempengaruhi ingatan seseorang. Anak-anak tidak dapat
mengingat peristiwa sebelum umur 2 atau 3 tahun. Orang yang lebih tua akan lebih
baik dalam mengingat ketika mereka memiliki kemampuan verbal yang tinggi dan
berpendidikan tinggi.
6. Metamemory
Metamemory akan membantu seseorang untuk menggunakan strategi yang efektif
untuk dipakai karena tidak semua strategi mengingat itu sama.

C. Pengorganisasian Informasi/Pengetahuan dalam Ingatan Manusia


Telah dijelaskan sebelumnya bahwa pengolahan informasi mengandung
pengertian tentang bagaimana seorang individu mempersepsi, mengorganisasi, dan
mengingat sejumlah besar informasi yang diterima individu dari lingkungan. Kita
dapat mencatat bahwa karakteristik penting dari proses belajar manusia dan
pengorganisasian memori. Pendekatan kognitif untuk belajar memberikan peran
penting untuk proses organisasi dan menekankan peran aktif dari peserta didik.
Pelajar aktif dipandang sebagai pengolahan informasi yang akan dipelajari, bukan
hanya pasif mendaftarkan informasi. Informasi yang disimpan dalam memori jangka
panjang diasumsikan sangat terorganisir untuk memanfaatkan kapasitas
penyimpanan yang tersedia dan membantu dalam pencarian dan pengambilan
informasi. Akibatnya, informasi yang masuk biasanya hati-hati mengatur kembali
sehingga informasi baru yang terintegrasi dan dibuat kompatibel dengan organisasi
yang ada di memori jangka panjang.
Dalam kaitannya dengan dunia pendidikan, diketahui bahwa jenjang
pendidikan terdiri dari pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan
menengah dan tinggi. Semakin tinggi jenjang maka semakin tinggi dan variatif pula
kompetensi yang ingin dicapai. Pencapaian kompetensi dilakukan melalui pemberian
materi ajar. Pada saat peserta didik menerima materi ajar di ruang kelas, ia harus
mengolah informasi tersebut sedemikian rupa agar dapat mengingatnya dengan
baik.
Pada saat informasi baru diterima, individu harus mengenali, menginterpretasi
dan menstruktur informasi tersebut agar dapat masuk ke dalam ingatannya. Hal ini
menunjukkan bahwa terjadi proses kognitif dalam proses belajar seorang individu.
Kemampuan kognitif merupakan salah satu aspek dalam proses pembelajaran yang
perlu diperhatikan. Salah satu tujuan dari pembelajaran adalah tercapainya tujuan
pembelajaran itu sendiri yang disimpan oleh siswa di dalam kognisi mereka masing-
masing.
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan,
maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau
tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa mempelajari sesuatu
yang ada di lingkungan sekitar. Pengetahuan yang diproses dan dimaknai dalam
memori kerja disimpan dalam memori jangka panjang dalam bentuk skema-skema
teratur secara hirarkis.
Secara umum prestasi belajar siswa di Indonesia ditentukan oleh kemampuan
kognitifnya dalam memahami sebaran materi pelajaran yang telah ditentukan di
dalam kurikulum. Hal ini dapat terlihat dari adanya kegiatan penilaian tengah
semester (PTS) dan penilaian akhir semester (PAS). Evaluasi belajar diberikan pada
peserta didik dengan tujuan untuk melihat sejauhmana pemahaman mereka akan
materi-materi yang telah diberikan. Oleh karena itu penting bagi peserta didik untuk
dapat memahami materi dengan baik. Pemahaman materi yang baik dapat dilihat
dari seberapa banyak materi yang dapat diingat kembali oleh peserta didik pada saat
menjawab soal-soal.
BAB III

SIMPULAN

A. Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dijabarkan maka dapat disimpulkan:


1. Pengolahan informasi dapat dikatakan sebagai bagaimana respon individu terhadap
informasi yang diberikan oleh lingkungan di sekitarnya.
2. Dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah
sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar.
3. Dengan adanya pengorganisasian informasi atau pengetahuan akan memudahkan
individu untuk menjalani proses pembelajaran secara maksimal.

Anda mungkin juga menyukai