(RPP)
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
Mengidentifikasi berbagai produk yang mengandung bahan kimia dalam kehidupan
sehari-hari. (Indikator 3.1.1)
Mengidentifikasi alat-alat laboratorium kimia dan fungsinya. (Indikator 3.1.2)
Mengidentifikasi beberapa bahan kimia dan sifatnya (mudah meledak, mudah terbakar,
beracun, penyebab iritasi, korosif, dan lain-lain). (Indikator 3.1.3)
Memahami cara kerja ilmuwan kimia dalam melakukan penelitian dengan menggunakan
metode ilmiah (membuat hipotesis, melakukan percobaan, dan menyimpulkan).
(Indikator 3.1.4)
Merancang percobaan ilmiah, misalnya menentukan variabel yang mempengaruhi
kelarutan gula dalam air dan mempresentasikan hasil percobaan. (Indikator 3.1.5)
Menjelaskan hakikat ilmu Kimia (Indikator 3.1.6)
Memahami prosedur standar tentang keselamatan dan keamanan kimia di laboratorium.
(Indikator 3.1.7)
Memahami peran kimia dalam penguasaan ilmu lainnya baik ilmu dasar, seperti biologi,
astronomi, geologi, maupun ilmu terapan seperti pertambangan, kesehatan, pertanian,
perikanan dan teknologi. (Indikator 3.1.8)
Menyajikan hasil rancangan percobaan ilmiah, misalnya menentukan variabel yang
mempengaruhi kelarutan gula dalam air dan mempresentasikan hasil percobaan.
(Indikator 4.1.1)
Menyajikan peran kimia dalam penguasaan ilmu lainnya baik ilmu dasar, seperti biologi,
astronomi, geologi, maupun ilmu terapan seperti pertambangan, kesehatan, pertanian,
perikanan dan teknologi. (Indikator 4.1.2)
D. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta : Produk-produk kimia dalam kehidupan.
2. Materi Konsep : Hakikat ilmu kimia.
3. Materi Prosedural :
a. Metode ilmiah
b. Keamanan dan keselamatan kerja dilaboratorium.
4. Materi Metakognitif : peranan ilmu kimia
Materi terlampir dalam lampiran
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan pembelajaran : Pendekatan Scientifik
2. Model Pembelajaran : Discovery Learning
3. Metode : Tanya jawab, diskusi, latihan dan penugasan
F. Media Pembelajaran
Media :
LKPD
Lembar penilaian
Powerpoint
Alat/Bahan :
Penggaris, spidol, papan tulis
Laptop
LCD proyektor
Contoh produk kimia dalam kehidupan sehari-hari
G. Sumber Belajar
Buku Kimia Siswa Kelas X
Buku referensi yang relevan,
Lingkungan setempat
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan pertama : 3 JP
Kegiatan Sintaks Deskripsi Kegiatan Alokasi
Discovery waktu
Learning
Pendahuluan Orientasi 1. Pengkodisian 15
Mengawali pembelajaran dengan berdoa menit
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai
sikap disiplin
Membagikan LKPD untuk menunjang
pembelajaran
2. Aperpepsi
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan yang berlangsung
Mengajukan pertanyaan yang ada
keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan.
Guru menunjukkan contoh produk yang
mengandung bahan kimia (misalnya sabun,
detergen,pasta gigi, shampo, kosmetik, obat,
susu, keju, mentega, minyak goreng)
kemudian menanyakan kepada siswa
komposisi kimia dari contoh yang
diberikan.
3. Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan dipelajari
dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan Inti Pemberian Mengamati 100
Peserta didik mengamati artikel/
stimulus / menit
gambar/video yang relevan yang disajikan
rangsangan
oleh guru
Literasi
- Membaca artikel tentang peran kimia dalam
perkembangan ilmu lain (biologi, astronomi,
geologi, maupun ilmu terapan seperti
pertambangan, kesehatan, pertanian,
perikanan dan teknologi) dan peran kimia
dalam menyelesaikan masalah global.
- Membaca artikel tentang hakikat ilmu
kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja
di laboratorium.
Problem CRITICAL THINKING
statemen/identi Guru memberikan kesempatan pada peserta
fikasi masalah didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang
disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan
belajar, contohnya :
Mengajukan pertanyaan tentang materi :
Metode ilmiah dan Hakikat ilmu Kimia,
Keselamatan dan keamanan kimia di
laboratorium, Peran Kimia dalam
kehidupan
yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau
pertanyaan untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari
pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang
bersifat hipotetik) untuk mengembangkan
kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan
merumuskan pertanyaan untuk membentuk
pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan
belajar sepanjang hayat.
Data collection COLLABORATION
/ pengumpulan Mengumpulkan data
Peserta didik :
data
Mengkaji literatur tentang peran kimia
dalam kehidupan, perkembangan IPTEK,
dan dalam menyelesaikan masalah global
dan menjawab pertanyaan yang ada di
dalam LKPD
Mengunjungi laboratorium untuk mengenal
alat-alat dan bahan kimia serta tata tertib
laboratorium.
Mendiskusikan kerja seorang ilmuwan kimia
dalam melakukan penelitian untuk
memperoleh produk kimia menggunakan
metode ilmiah meliputi: penemuan masalah,
perumusan masalah, membuat hipotesis,
melakukan percobaan dan mengolah data
serta membuat laporan.
Data Mengasosiasi/Mengumpulkan informasi
Peserta didik menyimpulkan hasil pengamatan
proscessing /
dan diskusi tentang hakikat ilmu kimia, metode
pengolahan
ilmiah dan keselamatan kerja di laboratorium
data
serta peran kimia dalam kehidupan.
Verification/pe CRITICAL THINKING (BERPIKIR
mbuktian KRITIS)
Peserta didik mendiskusikan hasil
pengamatannya dan memverifikasi hasil
pengamatannya dengan data-data atau teori pada
buku sumber melalui kegiatan :
Menambah keluasan dan kedalaman sampai
kepada pengolahan informasi yang bersifat
mencari solusi dari berbagai sumber yang
memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada
yang bertentangan untuk mengembangkan sikap
jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras,
kemampuan menerapkan prosedur dan
kemampuan berpikir induktif serta deduktif
dalam membuktikan tentang materi :
Metode ilmiah dan Hakikat ilmu Kimia,
Keselamatan dan keamanan kimia di
laboratorium, peran kimia dalam kehidupan
antara lain dengan : Peserta didik dan guru
secara bersama-sama membahas jawaban soal-
soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.
Generalization/ COMMUNICATION
menarik
Mengkomunikasikan
kesimpulan Peserta didik mempresentasikan hasil
pengamatan dan diskusi tentang hakikat
ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan
kerja di laboratorium serta peran kimia
dalam kehidupan dengan tata bahasa yang
benar.
Penutup Peserta didik membuat resume 20
(CREATIVITY) dengan bimbingan guru menit
tentang point-point penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran tentang materi
Metode ilmiah dan Hakikat ilmu Kimia yang
baru dilakukan.
Peserta didik bersama guru merefleksi
pembelajaran yang telah dilakukan
Peserta didik mengumpulkan LKPD yang
telah dikerjakan
Guru memeriksa pekerjaan siswa yang
selesai
Peserta didik yang selesai mengerjakan
tugas diberi paraf untuk penilaian tugas
Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran
dengan berdoa dan salam.
Pertemuan kedua: 3 JP
Kegiatan Sintaks Deskripsi Kegiatan Alokasi
Discovery waktu
Learning
Pendahuluan Orientasi 1. Pengkodisian 15
Mengawali pembelajaran dengan berdoa
menit
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai
sikap disiplin
Membagikan LKPD untuk menunjang
pembelajaran
2. Aperpepsi
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan yang berlangsung
Mengingatkan kembali aturan di dalam
laboratorium.
3. Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan
dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
Memberi motivasi bahwa siswa dapat
melakukan percobaan untuk menemukan
konsep dalam pembelajaran.
Siswa berkelompok sesuai kelompoknya.
Kegiatan Inti Pemberian Mengamati 100
stimulus / Peserta didik diajak ke laboratorium kimia untuk menit
rangsangan mengamati alat dan bahan serta cara kerja
dalam percobaan menentukan variabel yang
mempengaruhi kelarutan gula dalam air
Problem CRITICAL THINKING
Menyanya
statemen/identi
Guru memberikan kesempatan pada peserta
fikasi masalah
didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
pertanyaan yang berkaitan dengan alat dan bahan
yang disajikan dan akan dijawab melalui
kegiatan belajar dalam LKPD, contoh:
“apakah hasil percobaan akan sesuai dengan
dasar teori?
Data collection Literasi
/ pengumpulan Mengumpulkan data
Peserta didik mengumpulkan data dari
data
percobaan dan literature yang dimiliki
Peserta didik diarahkan untuk dapat
menentukan variable yang mempengaruhi
kelarutan gula dalam air.
Data CRITICAL THINKING (BERPIKIR
proscessing / KRITIS)
pengolahan Mengasosiasi/Mengumpulkan informasi
Peserta didik mengolah data hasil percobaan
data
yang dilakukan dengan dasar teori yang
diketahui
Verification/pe COLLABORATION
mbuktian Peserta didik mendiskusikan hasil
pengolahan data
Generalization/ COMMUNICATION
menarik Mengkomunikasikan
kesimpulan
Pada tahap ini peserta didik :
1. menyimpulkan hasil percobaan dan diskusi
dengan cara:
a. Menyimpulkan tentang kegunaan dan
fungsi alat dan bahan kimia
b. Menyimpulkan cara menjaga
keselamatan kerja di laboratorium
c. Menyimpulkan tentang variable yang
mempengaruhi kelarutan gula dalam air
2. menuliskan laporan sementara setelah
selesai menganalisis yang kemudian
menjadi bahan penulisan laporan praktikum.
Penutup Peserta didik bersama guru merefleksikan 20
pembelajaran yang telah dilakukan menit
Peserta didik diberikan evaluasi berupa
pengerjaan soal pada LKPD
Guru memberikan tugas (PR) dan
mengarahkan siswa untuk membaca materi
pada pertemuan selanjutnya tentang model
atom
Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran
dengan berdoa dan salam.
Sekolah : SMA
Kelas/Semester : X / ganjil
Mata Pelajaran : Kimia
Ulangan Harian Ke : ……………………………………………..
Tanggal Ulangan Harian : ……………………………………………..
Bentuk Ulangan Harian : ……………………………………………..
Materi Ulangan Harian : ……………………………………………..
(KD / Indikator) : ……………………………………………..
KKM : ……………………………………………..
No soal
Indikator
Nama Bentuk yang Nilai
Nilai yang
No Peserta Tindakan dikerjakan Setelah Ket
Ulangan Belum
Didik Remedial dalam tes Remedial
Dikuasai
remidial
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Diberikan
Bimbingan
1 Ani 60 2,3 Khusus dan 1, 2, 3, 4 85 Tuntas
tugas
Individu
Diberikan
2 Budi 68 3 Tugas 3,4 98 Tuntas
khusus
No soal
Indikator
Nama Bentuk yang Nilai
Nilai yang
No Peserta Tindakan dikerjakan Setelah Ket
Ulangan Belum
Didik Remedial dalam tes Remedial
Dikuasai
remidial
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
dst
Keterangan :
Pada kolom ( 6 ), masing-masing indikator dibuatkan 1 atau 2 nomor soal dengan tingkat
kesukaran berbeda-beda
Misalnya : Indikator 2 menjadi 2 soal yaitu nomor 1, 2
Indikator 3 menjadi 2 soal yaitu nomor 3, 4
Pada kolom ( 7 ), nilai yang diperoleh hanya digunakan untuk menentukan tuntas atau
tidak tuntasnya dari siswa yang telah ikut remidial, karena nilai yang akan diolah adalah
nilai batas ketuntasan. Artinya bahwa Ani dan Budi memperoleh nilai setelah remidial
masing-masing 70 (Jika batas ketuntasan(KKM)adalah 70).
4. Pengayaan
a. Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran
pengayaan sebagai berikut: Siwa yang mencapai nilai ketuntasan minimal diberikan
materi masih dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan
tentang penelitian ilmiah atau bisa menjadi tutor sebaya.
CONTOH PROGRAM PENGAYAAN
Sekolah : SMA
Kelas / Semester : X /Ganjil
Mata Pelajaran : Kimia
KKM Mata Pelajaran : 70
Materi (KD/Indikator :
A. Materi Fakta
Bahan pembersih yang sering digunakan yaitu sabun. Sabun mampu mengankat kotoran
yang menempel pada kulit atau pakaian, kemudian melarutkannya dalam air. Selain sabun
dikenal pula deterjen yang lebih ampuh dari sabun untuk mencuci pakaian. Kedalam
deterjen ditambahkan bahan tertentu sehingga kotoran yang sudah lepas tidak menempel
lagi pada cucian. Bahan pembersih yang lain misalnya pembersih lantai, pembersih kaca,
dan lain-lain.
b.Bahan pemutih
Pemutih pakaian digunakan untuk menghilangkan noda membandel yang
menempel pada pakaian, serta dapat membunuh bakteri. Pemutih tersedia dalam bentuk
larutan maupun serbuk. Pemutih juga digunakan sebagai disinfektan.
Pemutih yang beredar dipasaran, umumnya mengandung senyawa hipoklorit
sebagai bahan aktifnya. Larutan pemutih mengandung senyawa natrium hipoklorit
(NaClO) dengan kadar 5,25 % ; sedangkan serbuk pemutih mengandung senyawa
kalsium hipoklorit, Ca(ClO)2. Senyawa hipoklorit mudah melepaskan klorin. Dalam
kadar tinggi klorin dapat merusak pakaian. Pemutih Hipoklorit tidak baik untuk bahan
poliester, sebab lebih member kesan kuning daripada memutihkan. Pemutih merupakan
bahan kimia yang sangat reaktif.
Mencampur bahan pemutih dengan bahan rumah tangga lainnya dapat sangat
berbahaya. Misalnya, jika pemutih dicampur dengan pembersih kloset yang mengandung
asam klorida dapat menghasilkan gas klorin. Gas klorin dapat merusak saluran
pernafasan, dan jika kadarnya cukup besar dapat mematikan. Mencampur pemutih
dengan ammonia juga menghasilkan gas beracun, yaitu kloramin (NH 2Cl) dan hidrazin
(N2H4). Oleh karena itu jangan sekali-kali mencampur pemutih dengan bahan lain tanpa
petunjuk atau pengetahuna yang jelas.
c.Bahan pewangi
Senyawa yang digunakan sebagai bahan pewangi biasanya diperoleh dari alam,
misalnya tanaman melati dan mawar. Namun para ahli juga berupaya mendapatkan
senyawa buatan (sintesis) yang lebih murah daripada yang alami. Seiring dengan
perkembangan zaman, penggunaan ini semakin berkembang. Pewangi atau parfum
digunakan pada setiap produk, mulai dari produk kebutuhan wanita, hingga produk
kebutuhan rumah tangga seperti cairan pembersih bahkan obat anti nyamuk.
Produk yang memiliki wewangian yang khas dan menarik memang cukup
digemari oleh masyarakat, karena memang kesan bersih, segar dan menyenangkan akan
ditimbulkan dari wewangian tersebut. Namun apakah penambahan zat pewangi atau
parfum pada beberapa produk harian atau kosmetik tersebut aman bagi penggunanya?
Bagaimana dengan ibu hamil yang mengirupnya apakah wangi tersebut benar-benar
murni terbuat dari campuran bunga dan buah seperti yang dicantum pada kemasan atau
pada iklan produk tersebut. Mungkinkah kita mendapatkan wewangian yang benar-benar
asli dan aman dengan harga yang sangat murah?
Kita sering menggunakan obat nyamuk untuk mengusir nyamuk, begitupun petani yang
menggunakan obat pembasmi serangga untuk membunuh belalang, atau kumbang
penggerek. Bahan Pembasmi serangga tergolong zat yang bersifat racun. Zat ini tidak
hanya beracun bagi serangga, tetapi juga bagi berbagai jenis hewan lain, bahkan bagi
manusia. Adapun macam-macam obat pembasmi serangga yaitu DDT, aldrin, dieldrin,
dan endrin. Meskipun demikian, obat pembasmi serangga juga berbahaya jika
digunakan secara berlebihan. Efek samping obat pembasmi serangga dalam dunia
pertanian dapat merusak kesehatan karena terutama kesehatan petani yang
menggunakannya. Oleh karena itu sebaiknya diperhatikan cara pengggunaannya.
B. Materi Konsep
C. Materi Prosedural
1. Metode Ilmiah
Ada dua cara untuk menentukan IPA, yaitu secara kebetulan dan dengan metode ilmiah.
Cara pertama jarang terjadi dan tidak dapat diandalkan. Contohnya penemuan zat radioaktif oleh
Hendri Bacquerel dan penisilin oleh Alexander Fleming. Cara kedua memerlukan kerja keras
yang cukup lama dilaboratorium dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Langkah umum
dalam metode ilmiah adalah mengadakan pengamatan, merumuskan hipotesis, melakukan
percobaan, menarik kesimpulan dan membuat laporan.
1. Mengadakan pengamatan/merumuskan masalah
Dalam melakukan pengamatan, kita melakukan percobaan dengan keadaan yang
dikendalikan agar didapat data yang sama bila percobaan diulang. Data yang terkumpul
kemudian disusun sedemikian rupa sehingga ditemukan hal yang menarik, seperti
keteraturan, kecendrungan atau perbedaan. Hal ini diperluan untuk mencari gambaran
umum tentang gejala alam sehingga mudah dipahami.
2. Merumuskan hipotesis
hipotesis merupakan penjelasan sementara yang masuk akal dan telah teruji kebenaranya
sehingga dapat diterima. Hipotesis yang dibuat akan menentukan bentuk percobaan yang
akan dilakukan dan akhirnya mempengaruhi keberhailan menemukan teori yang dapat
diandalkan. Merumuskan hipotesis memerlukan pengetahuan dan penalaran, karen harus
didasarkan pada teori yang mapan.
3. Melakukan percobaan
Kebenaran hipotesis dapat diketahui setelah diuji dengan percobaan di laboratorium. Data
yang diperoleh mungkin sesuai denga hipotesis tetapi mungkin juga tidak. Jika tidak
berarti kesalahan mungkin saja terjadi pada percobaan atau hipotesis yang keliru.
Kesulidan yang biasa timbul dalam tahap ini adalah dalam merancang dan melakukan
percobaan yang cocok dan layak dilaksanakan.
4. Menarik kesimpulan
Kesimpulan dari suatu penelitian adalah pernyataan yang merangkum apa yang sudah
dilakukan selama kegiatan penelitian. Dalam suatu kesimpulan perlu dibahas apakah data
yang Anda dapatkan dari hasil penelitian telah mendukung hipotesis yang anda buat atau
tidak.
5. Membuat laporan
Langkah terakhir dari suatu penelitian adalah menyususn laporan ilmiah. Laporan ilmiah
dibuat agar peneliti dapat mengkomunikasikan hasil penemuannya. Dengan laporan
tersebut diharapkan pembaca dapat mengikuti, memahami, dan memberi kritik yang
konstruktif (bersifat memperbaiki dan membangun).
Kecelakaan kerja yang terjadi di laboratorium bisa saja terjadi setiap saat. Banyak alasan
terjadinya kecelakaan kerja, diantaranya adalah :
1. Faktor manusia
Kelalaian manusia yang kurang memperhatikan aspek keselamatan kerja sehingga
dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Kelalaian manusia juga dapat terjadi karena
belum memahami panduan keselamatan kerja dengan benar. Perilaku baik akan terbawa
setiap saat jika telah menjadi kebiasaan dalam kehidupan seseorang. Begitu pula budaya
keselamatan kerja akan terbangun apabila selalu ada pembiasaan dalam setiap aktivitas di
laboratorium. Mengenakan sepatu tertutup saat bekerja di laboratorium merupakan
kebiasaan kecil. Jika sekali dua kali bekerja dengan sepatu terbuka tetap aman, biasanya
akan merasa sama saja mengenakan sepatu terbuka atau tertutup sehingga tidak ada
kekhawatiran lagi jika tumpahan atau percikan bahan kimia setiap saat bisa terjadi.
2. Bahan kimia
Penanganan bahan kimia yang tidak sesuai menjadi salah satu faktor terjadinya
kecelakaan kerja. Penyimpanan bahan kimia harus mempertimbangkan kualifikasi dan
sifat bahan. Bahan kimia tidak harus disimpan sesuai dengan urutan abjad. Penyimpanan
bahan cair dan padat harus terpisah dan harus disesuaikan dengan sifatnya. Bahan cair
yang telah diencerkan dan bahan padat yang telah dibuat dalam larutan harus disimpan
dalam wadah yang sesuai dan diberi label. Label bahan kimia minimal menyertakan
nama, konsentrasi, dan tanggal pembuatan. Bahan kimia yang tidak mempunyai label
harus disingkirkan dan tidak diperbolehkan untuk digunakan, jika perlu ditelusur
identitasnya.
Mereaksikan bahan kimia harus sesuai dengan prosedur kerja dengan
memperhatikan sifat bahan kimia yang digunakan. Sebelum mereaksikan atau
mencampurkan bahan kimia, paling tidak jumlah yang digunakan telah diketahui dengan
pasti dan tersedia petunjuk teknik mereaksikan atau pencampurannya. Mengenal sifat
bahan kimia menjadi suatu keharusan sebelum berinteraksi dengan bahan kimia.
3. Alat dan instrumentasi
Penggunaan alat-alat gelas laboratorium yang tidak sesuai dengan fungsi dan cara
pemakaian yang benar dapat menimbulkan resiko kecelakaan kerja. Menuangkan larutan
asam ke dalam buret tanpa bantuan corong gelas atau dengan menaiki meja kerja dapat
menyebabkan resiko percikan bahan kimia di wajah atau tangan. Alat gelas yang telah
berkurang fungsi dan kegunaannya, seperti ada bagian yang telah hilang, retak atau pecah
sebaiknya tidak lagi digunakan. Instrumentasi yang tidak layak pakai juga tidak
digunakan, seperti necara yang telah rusak sehingga menimbulkan kesalahan
penimbangan, dapat berakibat kesalahan dalam pembuatan bahan atau campuran reaksi.
Sentrifuge yang rusak sebaiknya tidak digunakan.
4. Sarana dan prasarana penunjang
Saluran air bersih di laboratorium harus tersedia dengan baik untuk keperluan
kebersihan, penanganan kecelakaan, sebagai pendingin proses distilasi, ekstraksi, atau
refluks serta berbagai keperluan lainnya. Saluran listrik yang digunakan selalu diperiksa
secara rutin dan harus dilengkapi pengontrol otomatis apabila terjadi hubungan arus
pendek.
15. Letakkan kaca arloji diatas gelas Sebagai penutup gelas kimia
kimia saat memanaskan sampel. saat memanaskan sampel,
Letakkan kaca arloji di atas
dan wadah untuk menimbang
neraca saat menimbang zat
zat padat.
berupa padatan.
16. Semprotkan aquades ke alat Digunakan untuk menyimpan
yang akan dibersihkan. aquades dan membersihkan
antara cairan dan padatan.
No SIMBOL KETERANGAN
.
1. Explosive Bersifat mudah meledak
(mudah meledak) Bahaya : eksplosif pada kondisi tertentu
Dapat meledak dengan pukulan/benturan, gesekan,
pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen
atmosferik.
Keamanan : hindari benturan, gesekan, loncatan api, dan
panas
Contoh : ammonium nitrat, nitroselulosa, TNT
2. Oxidizing Biasanya tidak mudah terbakar.
(pengoksidasi) Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar atau bahan
sangat mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko
kebakaran secara signifikan
Bahaya: oksidator dapat membakar bahan lain, penyebab
timbulnya api atau penyebab sulitnya pemadaman api
Keamanan: hindari panas serta bahan mudah terbakar dan
reduktor
Contoh: hidrogen peroksida, kalium perklorat
3. Flammable Bahaya : mudah terbakar
(mudah terbakar)
Meliputi :
1. zat terbakar langsung, contohnya aluminium alkil
fosfor; keamanan : hindari campuran dengan udara.
2. gas amat mudah terbakar. Contoh : butane, propane.
Keamanan : hindari campuran dengan udara dan hindari
sumber api.
3. Zat sensitive terhadap air, yakni zat yang membentuk
gas mudah terbakar bila kena air atau api.
4. Cairan mudah terbakar, cairan dengan titik bakar di
bawah 21 0C. contoh : aseton dan benzene. Keamanan :
jauhkan dari sumber api dan loncatan bunga api.
4. Toxic Bahaya: toksik; berbahaya bagi kesehatan bila terhisap,
(beracun)
tertelan atau kontak dengan kulit, dan dapat mematikan.
Kemananan: hindari kontak atau masuk dalam tubuh, segera
berobat ke dokter bila kemungkinan keracunan.
Contoh: arsen triklorida, merkuri klorida
5. Harmful irritant Kode Xn:
(bahaya, iritasi)
Bahaya: menimbulkan kerusakan kecil pada tubuh,
Contoh: peridin
Kemanan: hindari kontak dengan tubuh atau hindari
menghirup, segera berobat ke dokter bila kemungkinan
keracunan.
Kode Xi:
Bahaya: iritasi terhadap kulit, mata, dan alat pernapasan
Contoh: ammonia dan benzyl klorida
Keamanan: hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit
dan mata.
6. Corrosive Bahaya: korosif atau merusak jaringan tubuh manusia
(korosif) Contoh: klor, belerang dioksida
Keamanan: hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit
dan mata
8. Simbol Iritant Jika terjadi kontak secara langsung dan/atau terus menerus
dengan kulit atau selaput lendir dapat menyebabkan iritasi
atau peradangan atau alergi kulit
juga menyebabkan iritasi pernafasan, mengantuk atau pusing
Iritasi /kerusakan parah pada mata yang dapat menyebabkan
iritasi serius pada mata.
Contoh : Asam Format
9. Simbol karsinogenik, Bahan ini menyebabkan karsinogenik (yaitu penyebab sel
mutagenik, dan kanker)
teratogenik Tetragenik (yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhi)
pembentukan dan pertumbuhan embrio
Mutagenik (yaitu sifat bahan yang menyebabkan perubahan
kromosom yang berarti dapat merubah genetika)
Toksisitas sistemik terhadap organ sasaran spesifik; toksisitas
terhadap sistem reproduksi; dan/atau gangguan saluran
pernafasan.
Contoh: Formaline
D. Materi Metakognitif