Anda di halaman 1dari 5

Tugas Akhir Modul 6 Kimia

Senyawa karbon atau yang biasa dikenal dengan senyawa organik adalah suatu senyawa yang
unsur-unsur penyusunnya terdiri dari atom karbon dan atom-atom hidrogen, oksigen, nitrogen,
sulfur, halogen, atau fosfor. Senyawa jenis ini di alam begitu banyak dan melimpah.
Diperkirakan sudah mencapa jutaan dan akan terus bertambah dengan hadirnya senyawa-
senyawa baru hasil sintesis para ahli kimia organik. Oleh karena jumlahnya yang demikian
banyak, maka diperlukan metode yang tepat untuk mengetahui rumus kimia suatu senyawa
organik. Salah cara untuk analisis kualitatif suatu senyawa organik adalah dengan identitas
gugus fungsi. Dengan mengetahui gugus fungsi maka dapat diketahui golongan dari senyawa
organik tersebut karena setiap golongan senyawa organik mempunyai sifat tertentu bergantung
pada gugus fungsionil yang dimilikinya. Secara umum senyawa organik yang mempunyai
gugus fungsi yang sama akan mempunyai sifat yang sama.

Tugas: Buatlah rangkuman identifikasi senyawa organik maupun polimer organik dalam bentuk tabel
seperti berikut ini.

Reagent
Observasi terhadap
Jenis yang
No Reaksi yang terjadi perubahan yang
identifikasi digunaka
terjadi
n
1 Membedaka  Amina primer amina primer akan
Asam membebaskan gas N2 ,
n amina sedangkan amina sekunder
nitrit
primer, akan didapat suatu zat
sekunder,  Amina sekunder seperti minyak yang
bewarna kuning, sedangkan
tersier
pada amina tersier yang
pada atom nitrogen tidak
 Amina tersier mempunyai atom H, tidak
membebaskan tidak
membebaskan nitrogen
melainkan membentuk
suatu garam nitrit yang
tidak stabil.
Amina primer :
Uji Apabila senyawa amina
hinsberg primer direaksikan dengan
benzensulfonil klorida
(larutan dalam larutan basa kuat,
toluen maka akan terjadi reaksi
dengan benzensulfonil
sulfonilkl
klorida membentuk endapan
orida yang dapat larut dalam
dalam KOH atau NaOH, kemudian
suasana jika ditambahkan asam
basa) maka akan terbentuk
endapan lagi.
Amina sekunder :
Apabila senyawa amina
sekunder direaksikan
dengan benzensulfonil
klorida dalam larutan basa
kuat, maka akan terjadi
reaksi dengan
benzensulfonil klorida
membentuk endapan yang
tidak larut dalam KOH atau
NaOH, dan jika
ditambahkan asam maka
tidak terjadi perubahan
Amina tersier : tidak bereaksi terhadap uji
hinsberg dalam kondisi basa Amina tersier tidak
mengalami perubahan jika
ditambahkan benzilsulfonil
klorida dalam suasana basa,
dan jika ditambahkan asam
-H2O
maka larut dalam air
C = + RNH2 C = NR
Tes
Tes rimini pada percobaan
Rimini ini dilakukan dengan
(aseton Aldehid/keton amina primer imina
mereasikan anilin dengan
dan asetaon dan Na-Nitroprusid,
natrium Amina tersier tidak positif terhadap tes ini dimana reaksi yang terjadi
nitroprusi pada anilin yang merupakan
d) amina primer dengan aseton
yang merupakan keton
adalah reaksi adisi
nukleofilik amina
membentuk imina.
Untuk menguji suatu amina,
apakah termasuk amina
primer atau amina sekunder
dapat dilakukan dengan cara
mereaksikan suatu senyawa
amina dengan aseton dan
natrium nitroprusid,
pengamatan pada reaksi ini
dapat diliihat dengan
adanya perubahan warna
dalam larutan,
mula – mula larutan
berwarna ungu dan lama –
kelamaaan menjadi merah
maka senyawa yang diuji
merupakan senyawa amina
primer, jika lama –
kelamaan warna menjadi
biru maka senyawa
termasuk ke dalam
golongan amina sekunder
Amina primer:
Reaksi Reaksi yang terjadi pada tes karbilamin adalah Reaksi Karbilamin
karbilami digunakan sebagai tes untuk
R-NH2 + CHCl3 + 3KOH  RNC + 3KCl + 3H2O identifikasi amina primer.
n Ketika amina primer alifatik
(karbilamin)
dan aromatik yang
Amina sekunder dan tersier tidak menunjukan dipanaskan dengan
kloroform dan etanol
hasil positif dengan tes ini. kalium hidroksida,
karbilamin (atau isosianida)
terbentuk.
Karbilamin memiliki bau
yang sangat tidak
menyenangkan.

Tes Tes ini positif untuk amina sekunder. Peraksi simon digunakan
simon Reaksi pada percobaan ini merupakan reaksi untuk mengidentifikasi
Pereaksi pembentukan enamina, dimana merupakan reaksi senyawa amina yang
simon antara suatu amina sekunder dengan gugus tergolong dalam amina
merupakan aldehid atau keton, dengan reaksi sebagai berikut sekunder.
natrium Hasil pengamatan pada
nitroprusid percobaan ini adalah warna
dalam larutan berubah menajdi
larutan biru, jika suatu sampel
buffer basa direaksikan dengan Na-
Nitroprusid dan sebuah
aldehid dimana warna awal
ungu dan lama kelamaan
menajdi biru menunjukan
sampel tersebut positif
senyawa amina sekunder.

Berikut reaksi oksidasi pada masing-masing alkohol Pada alkohol primer,


2 Membedaka sekunder, dan tersier
Uji asam 1. Reaksi oksidasi alkohol primer
n alkohol kromat memberikan reaksi yang
primer, (uji berbeda terhadap oksidator
Akan menghasilkan alkanal (aldehida), jika dibiarkan K2CrO7, KMnO4, dan O2.
sekunder dan Bordwell) beberapa lama, maka proses oksidasi akan berlanjut Dengan bantuan katalis,
tersier menghasilkan suatu asam karboksilat. Jika kita ingin atom O dari oksidator akan
memperoleh aldehida dari proses oksidasi ini, maka menyerang atom H yang
secepatnya dilakukan destilasi untuk menghindari terikat ke atom C yang
proses oksidasi berlanjut. mengandung gugus – OH
(atom C karbinol).
Alkohol primer dapat
teroksidasi menjadi asam
karboksilat dengan adanya
asam kromat. Bilangan
oksidasi Cr +6 pada asam
2. Reaksi oksidasi alkohol sekunder akan kromat, yang berwarna
menghasilkan suatu keton (alkanon) merah kecoklatan, tereduksi
menjadi Cr +3, yang
berwarna hijau. Alkohol
sekunder teroksidasi
menjadi keton oleh asam
kromat. Alkohol tersier
tidak dapat teroksidasi oleh
asam kromat. Oleh karena
itu reaksi ini di satu sisi
dapat membedakan alkohol
3. Pada alkohol tersier primer dan sekunder, dan di
sisi lain membedakan
Tidak terjadi proses oksidasi. Hal ini disebabkan pada alkohol primer dan
alkohol tersier, tidak terdapat atom H yang terikat pada sekunder dengan alkohol
atom C karbinol tersier.

Pengamatan yang terjadi ketika ditambah pereaksi


Lucas adalah: Uji Lucas dalam alkohol
Uji Lucas adalah tes untuk
dibuat Untuk alkohol primer ketika ditembahkan pereaksi membedakan antara alkohol
dengan Lucas tidak terjadi perubahan karena tidak terjadi reaksi primer, sekunder dan tersier
dengan kimia. Metanol : . Hal ini didasarkan pada
mereaksika H3C-OH + HCl ZnCl2 Tidak bereaksi. perbedaan reaktivitas dari
n asam tiga kelas alkohol dengan
klorida hidrogen halida . Alkohol
pekat dan Namun pada alkohol primer, energi yang dimiliki atom tersier bereaksi dengan
seng C primer untuk mengikat gugus OH karena atom Creagen Lucas untuk
klorida. hanya mengikat satu atom C lain, sehingga sulit untukmenghasilkan kekeruhan
disubtitusi. walaupun tanpa pemanasan,
2. Pada alkohol sekunder ketika ditambah pereaksi sementara alkohol sekunder
Lucas terjadi reaksi kimia namun sangat lambat. Hal inimelakukannya dengan
terjadi karena gugus OH terikat pada atom C sekunder pemanasan. Alkohol primer
yang mengikat dua atom C lainnya sehingga energi tidak bereaksi dengan
ikatannya lebih lemah dan lebih mudah bereaksi dengan reagen Lucas. Reagen
reagen lugas, namun lambat sehingga harus dibantu melarutkan alkohol,
dengan pemanasan menghilangkan gugus OH,
2-propanol : membentuk karbokation.
C3H7OH + HCl  C3H7Cl + H2O Kecepatan reaksi ini
3. Sedangkan alkohol tersier ketika ditambahkansebanding dengan energi
pereaksi Lucas akan bereaksi denga cepat membentukyang dibutuhkan untuk
membentuk karbokation,
alkil klorida yang tak larut dalam
sehingga tersier, benzilik,
larutan ( Syukri, 1999 ). dan karbokation allylic
bereaksi cepat, sementara
yang lebih kecil, substitusi
kurang, alkohol bereaksi
lebih lambat. Hal ini
disebabkan oleh
karbokation segera bereaksi
dengan ion klorida yang
mudah larut dalam
chloroalkane.

3 Menunjukka
n adanya
gugus
karbonil

4 Menunjukka
n adanya
guguh
alkohol

5 Membedaka
n gugus
aldehid dan
keton

6 Membedaka
n alkohol
dan eter

7 Dan
seterusnya

Anda mungkin juga menyukai