Anda di halaman 1dari 11

MODUL PEMBELAJARAN KIMIA

Gaya Antar-Molekul

Disusun oleh :

Ajizah Tri Lestari

Pendidikan Profesi Guru


Program Studi Pendidikan Kimia
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2019
PETA KONSEP

Gaya Antar-Molekul

Gaya
Gaya van der Walls

Senyawa dengan Senyawa tanpa Antara H dengan N,


gugus polar gugus polar O dan F

Gaya
Gaya dipol-dipol
dipol-dipol Gaya
Gaya London
London Ikatan
Ikatan Hidrogen
Hidrogen

mengakibatkan

Perbedaan
Perbedaan titik
titik didih
didih senyawa
senyawa
A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar dari KI 3 Kompetensi Dasar dari KI 4


3.7 Menghubungkan interaksi antar ion, 4.7 Menerapkan prinsip interaksi antar
ion, atom dan molekul dalam
atom dan molekul dengan sifat fisika
menjelaskan sifat-sifat fisik zat di
zat.
sekitarnya.
Indikator Pencapaian Kompetensi dari KD 3 Indikator Pencapaian Kompetensi dari KD 4
3.7.1 Menjelaskan jenis interaksi antar 4.7.1 Menentukan pengaruh interaksi antar
molekul (ikatan hidrogen, gaya van- molekul (ikatan hidrogen, gaya van-
der Walls). der Walls) terhadap titik didih suatu
3.7.2 Menjelaskan kaitan interaksi antar
senyawa.
molekul (ikatan hidrogen, gaya van-
der Walls) dengan sifat fisik senyawa.

B. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran Discovery Learning dengan menggali informasi dari
berbagai sumber belajar, penyelidikan sederhana dan mengolah informasi, diharapkan
peserta didik terlibat aktif selama proses belajar mengajar berlangsung, memiliki sikap
ingin tahu, teliti dalam melakukan pengamatan dan bertanggungjawab dalam
menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik, serta dapat
menjelaskan interaksi antar molekul (ikatan hidrogen, gaya van-der Walls), menjelaskan
kaitan interaksi antar molekul (ikatan hidrogen, gaya van-der Walls) dengan sifat fisik
senyawa serta menentukan pengaruh interaksi antar molekul (ikatan hidrogen, gaya van-
der Walls) terhadap titik didih suatu senyawa.

C. Materi Pokok
Gaya Antarmolekul (Ikatan Antar-Molekul)

D. Sub Materi Pokok


1. Gaya van der Walls:
a. Gaya dipol-dipol
b. Gaya London
2. Ikatan Hidrogen
E. Uraian Materi

Gaya Antar-molekul (Ikatan Antar-Molekul)

Suatu kelompok tertentu dari molekul yang berikatan secara kimia dapat berbentuk padat,
cair, atau gas. Penentuan bentuk tersebut tidak hanya bergantung pada ikatan yang ada di dalam
masing-masing molekul (gaya intramolekul), tetapi juga bergantung pada adanya dan jenis ikatan
antarmolekul (gaya antarmolekul). Gaya antarmolekul adalah gaya tarik-menarik antarmolekul.
Umumnya, gaya antarmolekul jauh lebih lemah dibandingkan gaya intramolekul, karena energi
yang dibutuhkan untuk sekedar merenggangkan jarak ikatan antarmolekul lebih sedikit daripada
energi yang dibutuhkan untuk memutuskan ikatan dalam suatu molekul. Sebagai contoh,
dibutuhkan energi sebesar 16 kJ untuk menguapkan 1 mol asam klorida pada titik didihnya; tetapi
dibutuhkan energi sebesar 431 kJ untuk memutuskan ikatan kovalen H – Cl dalam 1 molekul asam
klorida.

Banyak sifat fisik dari cairan, termasuk titik didih, yang mencerminkan kekuatan gaya
antarmolekul. Pada saat mencapai titik didih, dibutuhkan energi yang cukup untuk mengalahkan
gaya antarmolekul sebelum molekul tersebut dapat memasuki fase gas. Semakin kuat gaya
antarmolekul, maka semakin banyak energy yang dibutuhkan untuk melemahkan ikatan
antarmolekul, sehingga titik didihnya makin tinggi. Prinsip yang sama juga diterapkan pada titik
leleh suatu zat padat. Semakin kuat gaya antarmolekul, maka semakin banyak energi yang
dibutuhkan untuk melemahkan ikatan antarmolekul sebelum molekul tersebut dapa t memasuki
fase cair, sehingga titik leburnya makin tinggi.

Ada tiga jenis gaya antarmolekul, yaitu gaya dipol-dipol, gaya London, dan ikatan
hidrogen. Gaya dipol-dipol dan gaya London dapat dianggap sebagai satu jenis gaya, yaitu gaya
van der Waals.
1. Gaya van der Waals
Gaya Van Der Waals ditemukan oleh kimiawan Belanda Johannes van der Waals (1837-
1923). Gaya van der waals adalah gaya antarmolekul yang paling lemah dan terdiri dari gaya
dipol-dipol dan gaya disperse Gaya Van der waals merupakan gaya tarik menarik listrik yang
relatif lemah akibat kepolaran molekul yang permanen atau terinduksi (tidak permanen).
Kepolaran permanen terjadi akibat kepolaran ikatan dalam molekulnya, sedangkan kepolaran
tidak permanen terjadi akibat molekulnya terinduksi oleh partikel lain yang bermuatan sehingga
molekul bersifat polar sesaat secara spontan.
Gaya Van Der Waals dapat terjadi antara partikel yang sama atau berbeda. Karena Ikatan
Van Der Waals muncul akibat adanya kepolaran, maka semakin kecil kepolaran molekulnya maka
gaya Van Der Waalsnya juga akan makin kecil. Gaya van der waals merupakan ikatan
intermolekul . ikatan ini lebih kecil kekuatannya daripada ikatan intramolekul. Jika ikatannya
lebih besar dari ikatan intramolekul maka molekul tidak stabil dan terdekomposisi, dan akan
terjadi reaksi.

a. Gaya dipol-dipol
Gaya dipol-dipol adalah gaya tarik-menarik antara molekul polar, yaitu antara molekul
yang memiliki momen dipol permanen.Gaya ini berasal dari gaya elektrostatik antara ujung
molekul yang bermuatan parsial positif (δ+)dengan ujung molekul lainnya yang bermuatan parsial
negatif(δ-). Karena gaya ini terjadi antara muatan parsial, maka gaya dipol-dipol jauh lebih lemah
dibandingkan ikatan kovalen (gaya intramolekul), kekuatannya hanya sekitar 1-4% dari ikatan
kovalen.Gaya dipol-dipol hanya efektif ketika dua molekul terletak sangat berdekatan. Gaya
dipol-dipol menurun seiring dengan bertambahnya jarak. Energi yang dibutuhkan untuk

memisahkan sepasang dipol sebanding dengan , di mana adalah jarak antar dipol.
Untuk melihat pengaruh dari gaya dipol-dipol, kita membandingkan titik didih dua
senyawa dengan berat molekul yang sama: asetonitril (CH 3CN, berat molekul 41 sma, titik didih
355 K) dan propana (CH3CH2CH3, berat molekul 44 sma, titik didih 231 K).Asetonitril adalah
molekul polar, dengan momen dipol 3,9 D, sehingga terdapat gaya dipol-dipol. Namun, propana
bersifat nonpolar, yang berarti bahwa tidak terjadi gaya dipol-dipol. Karena asetonitril dan
propana memiliki berat molekul yang hampir sama, kekuatan gaya dispersi London hampir sama
pula untuk kedua molekul ini. Oleh karena itu, titik didih asetonitril yang lebih tinggi
dibandingkan propane dapat dikaitkan dengan gaya dipol-dipol.Untuk senyawa yang memiliki
berat molekul hampir sama, semakin besar momen dipol, semakin besar gaya antarmolekulnya.
2. Gaya London
Gaya London adalah gaya yang terjadi pada atom atau molekul, baik polar maupun nonpolar.
Gaya London atau disebut juga gaya dispersi, yaitu gaya yang timbul akibat dari pergeseran
sementara (dipol sementara) muatan elektron dalam molekul homogen. Dalam ungkapan lain,
dapat dikatakan bahwa gaya London terjadi akibat kebolehpolaran atau distorsi “awan elektron”
dari suatu molekul membentuk dipol sementara (molekul polar bersifat dipol permanen). Mengapa
awan elektron dapat terdistorsi? Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Pada sekumpulan besar molekul, setiap saat selalu terjadi tumbukan antarmolekul, tumbukan ini
menimbulkan dipol sementara membentuk muatan parsial positif pada salah satu ujung molekul
dan muatan parsial negatif pada ujung yang lain (terdistorsi).
b. Molekul-molekul yang terdistorsi selanjutnya menginduksi molekul lain membentuk dipol
terinduksi.
c. Akibat terbentuk dipol sementara pada sejumlah molekul yang bertumbukan dan menginduksi
sejumlah molekul lain membentuk dipol terinduksi, menimbulkan gaya tarik-menarik di antara
molekul- molekul tersebut. Gaya tarik-menarik seperti ini dinamakan gaya London.
d. Gejala tersebut berlangsung secara terus menerus dan berimbas kepada molekul-molekul lain
sehingga terjadi gaya London di antara molekul-molekul yang ada. Dengan demikian, gaya
London adalah gaya antaraksi antaratom atau molekul yang memiliki dipol sementara dengan
jarak yang sangat berdekatan satu sama lain. Kekuatan gaya London dipengaruhi oleh ukuran,
bentuk molekul, dan kemudahan distorsi dari awan elektron. Sentuhan di antara atom atau
molekul dengan luas permukaan sentuhan besar menghasilkan peluang lebih besar membentuk
dipol sementara dibandingkan bidang sentuh yang relatif kecil. Semakin besar luas permukaan
bidang sentuh molekul, semakin besar peluang terjadinya dipol sementara.

3. Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen merupakan ikatan antara molekul yang memiliki atom H yang terikat pada
atom yang memiliki keelektronegativitas yang tinggi. Ikatan hidrogen juga dapat didefenisikan
sebagai sejenis gaya tarik antar molekul yang terjadi antara dua muatan listrik parsial dengan
polaritas yang berlawanan. Walaupun lebih kuat dari kebanyakan gaya antar molekul, ikatan
hidrogen jauh lebih lemah dari ikatan ion dan ikatan kovalen. Ikatan hidrogen seperti interaksi dipol-
dipol dari Van der Waals. Perbedaannya adalah muatan parsial positifnya berasal dari sebuah atom
hidrogen dalam sebuah molekul, sedangkan muatan parsial negatifnya berasal dari sebuah molekul
yang dibangun oleh atom yang memiliki elektronegativitas yang besar, seperti atom Fluoro (F),
oksigen (O), dan nitrogen (N). Muatan parsial negatif tersebut berasal dari pasangan elektron bebas
yang dimilikinya.
Perhatikan gambar

Muatan parsial yang berasal dari atom yang memiliki pasangan elektron bebas

Apabila kita perhatikan keelektronegatifan dari unsur H2O, HF, dan NH3, atom H mempunyai
sifat sangat positif, sedangkan atom O, F, dan N mempunyai sifat sangat negatif. Perbedaan
keelektronegatifan yang besar ini menyebabkan atom H terikat kuat pada atom O, F dan N. Ikatan ini
yang disebut sebagai ikatan hidrogen. Perhatikan data Mr dan perbedaan keelektronegatifan dari
beberapa molekul pada Tabel di bawah.
Tabel perbedaan keelektronegativan

Bandingkan elektronegativitas unsur-unsur dalam satu golongan, seperti yang tertulis pada
Tabel di atas. Tabel ini menunjukkan bahwa dalam satu golongan, yakni golongan VIIA,
kemampuan menarik dari atom H lebih efektif pada unsur dengan Mr yang lebih kecil, karena
perbedaan elektronegativitasnya yang tinggi. Padahal secara teoritis, semakin besar Mr semakin
besar pula elektronegativitasnya. Mengapa bisa demikian?

Kasus penyimpangan tersebut disebabkan oleh adanya ikatan hidrogen. Gaya yang
dihasilkan oleh ikatan hidrogen lebih kuat dibandingkan Gaya Van der Walls. Pada unsur-unsur
golongan VII dalam Tabel perbedaan keelektronegativan diatas, terbentuk ikatan hidrogen yang
kuat dan menyebabkan penyimpangan sifat fisis pada molekul sehingga molekul dengan ikatan
hidrogen mempunyai titik didih yang relatif tinggi.
a. Asal Mula Ikatan Hidrogen

Molekul-molekul yang memiliki kelebihan ikatan adalah:

Harus diperhatikan bahwa tiap molekul tersebut:


Hidrogen tertarik secara langsung pada salah satu yang unsur yang paling elektronegatif,
menyebabkan hidrogen memperoleh jumlah muatan positif yang signifikan. Tiap-tiap unsur
yang mana hidrogen tertarik padanya tidak hanya negatif secara signifikan, tetapi juga memiliki
satu-satunya pasangan elektron bebas yang aktif. Pasangan elektron bebas pada tingkat-2 memiliki
elektron yang dikandungnya pada volume ruang yang relatif kecil yang mana memiliki densitas yang
tinggi muatan negatif. Pasangan elektron bebas pada tingkat yang lebih tinggi lebih tersebar dan tidak
terlalu atraktif pada sesuatu yang positif.

b. Contoh Ikatan Hidrogen


Contoh yang paling banyak ditemui dan paling sederhana dari ikatan hidrogen dalam air, dimana
setiap molekul air terikat pada empat molekul air yang berdekatan melalui ikatan hidrogen. Atom
oksigen dalam tiap molekul air memiliki dua elektron tunggal yang ditawarkan, yang segera terikat
dengan dengan atom hidrogen dalam molekul air lainnya. Selanjutnya, dua atom hidrogen yang
terikat pada setiap ikatan oksigen ke molekul oksigen dalam molekul air yang berdekatan. Ikatan
antarmolekul ini bertanggung jawab atas titik didih air yang relatif tinggi.
Air memiliki titik didih yang sangat tinggi dibandingkan dengan bahan yang terdiri dari molekul
dengan ukuran yang sama. Jika ikatan ini tidak ada, air akan mendidih pada suhu yang sama dengan
karbon dioksida (yang mendidih pada -78 ° C atau -108,4 ° F) dan kehidupan seperti yang kita tahu
itu tidak mungkin.
Gaya tarik antara molekul polar yang mengandung hidrogen dengan pasangan elektron
bebas dari molekul oksigen. Pada ikatan polar setiap atom hidrogen bermuatan agak positif
sehingga dapat menarik elektron. Ikatan hidrogen menyebabkan titik didih dan titik leleh air tinggi
bila dibandingkan molekul lain yang kecil tapi molekulnya nonpolar.

Membandingkan Gaya Antarmolekul


Untuk membandingkan kekuatan gaya antarmolekul, kita dapat mempertimbangkan generalisasi
sebagai berikut:
1. Ketika molekul dari dua zat mempunyai berat molekul dan bentuk yang hampir sama, gaya
dispersi yang terjadi juga hampir sama pada kedua zat. Perbedaan kekuatan gaya antarmolekul
disebabkan oleh perbedaan kekuatan gaya dipol-dipol. Gaya antarmolekul menjadi lebih kuat
ketika polaritas molekul meningkat. Ketika molekul tersebut dapat membentuk ikatan hidrogen,
maka interaksinya paling kuat.
2. Ketika molekul dari dua zat berbeda jauh dalam hal berat molekul, gaya London cenderung
membedakan zat mana yang memiliki gaya antarmolekul yang lebih kuat. Gaya antarmolekul
umumnya lebih tinggi pada zat yang memiliki berat molekul lebih besar.

Urutan kekuatan gaya antarmolekul adalah sebagai berikut:

Gaya dispersi London < Gaya dipol-dipol < Ikatan hidrogen


Uji Kompetensi
Kerjakanlah di dalam buku latihan.

1. Hal apa saja yang menunjukkan adanya gaya antamolekul, jelaskan!


2. Faktor apa sajakah yang berpengaruh terhadap kekuatan gaya van der Walls?
3. Jelaskan manakah yang titik didih dan titik leburnya lebih tinggi: etanol (C 2H5OH) atau dimetil eter
(CH3-O-CH3)!
4. Apakah yang dimaksud ikatan hidrogen? Senyawa apa sajakah yang berpotensi membentuk ikatan
hidrogen?
5. Mengapa pada senyawa hidrokarbon berlaku jika rantai karbonnya makin panjang maka tittik
didihnya makin tinggi, jelaskan!
Rangkuman

1. Wujud suatu materi, seperti gas, cair dan padat ditentukan oleh gaya antar molekul. Ada tiga jenis
gaya, yaitu gaya dipol-dipol, gaya London dan ikatan hidrogen. Gaya dipol-dipol dan gaya London
tergolong gaya van der Walls.
2. Gaya dipol-dipol adalah antaraksi antara molekul- molekul yang memiliki kepolaran. Kepolaran dalam
molekul terjadi akibat perbedaan skala keelektro negatifan atom yang membentuk molekul.
3. Gaya London yang disebabkan oleh adanya dipol sementara sebagai akibat tumbukan antaratom atau molekul
yang berdekatan.
4. Gaya dipol yang lebih kuat terjadi pada molekul yang mengandung atom hidrogen terikat pada unsur
dengan keelektronegatifan tinggi, seperti nitrogen, oksigen, atau fluorin. Gaya dipol yang dihasilkan
dinamakan ikatan hidrogen.
5. Gaya antarmolekul umumnya lebih tinggi pada zat yang memiliki berat molekul lebih besar.

Urutan kekuatan gaya antarmolekul adalah sebagai berikut:

Gaya dispersi London < Gaya dipol-dipol < Ikatan hidrogen

Daftar Pustaka
Parning, Mika, Horale. 2003. Kimia SMA semester pertama untuk Kelas X. Jakarta : Yudhistira
Unggul Sudarmo. 2016. Kimia untuk SMA/MA Kelas X . Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai