(RPP)
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran Discovery Learning dan Problem based learning dengan
menggali informasi dari berbagai sumber belajar, dan mengolah informasi, diharapkan siswa
terlibat aktif selama proses belajar mengajar berlangsung, memiliki sikap ingin tahu, teliti
dalam melakukan pengamatan dan bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat,
menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik, serta dapat menganalisis data hasil
percobaan, serta dapat mengkomunikasikan data hasil penelusuran informasi tentang hakikat
ilmu kimia, metode ilmiah, peranan ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari, mengenal
fungsi alat dan bahan laboratorium kimia, keselamatan kerja laboratorium dan percobaan
sederhana menentukan variable yang mempengaruhi kelarutan gula dalam air.
D. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta : Produk-produk kimia dalam kehidupan.
2. Materi Konsep : Hakikat ilmu kimia.
3. Materi Prosedural :
a. Metode ilmiah
b. Keamanan dan keselamatan kerja dilaboratorium.
4. Materi Metakognitif : peranan ilmu kimia
Materi terlampir dalam lampiran
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan pembelajaran : Pendekatan Scientifik
2. Model Pembelajaran : Discovery Learning dan Problem based learning
3. Metode : Tanya jawab, diskusi, latihan dan penugasan
F. Media Pembelajaran
Media :
LKPD
Lembar penilaian
Powerpoint
Alat/Bahan :
Penggaris, spidol, papan tulis
Laptop
LCD proyektor
Contoh produk kimia dalam kehidupan sehari-hari
G. Sumber Belajar
Buku Kimia Siswa Kelas X
Buku referensi yang relevan,
Lingkungan setempat
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan pertama : 3 JP
Kegiatan Sintaks Deskripsi Kegiatan Alokasi
Discovery waktu
Learning
Pendahuluan 1. Pengkodisian 15
Mengawali pembelajaran dengan berdoa. menit
Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai
sikap disiplin.
2. Aperpepsi
Menyampaikan materi, kompetensi dasar
dan tujuan pembelajaran pada pertemuan
yang berlangsung.
Guru memberikan apersepsi mengenai
pembelajaran kimia yang pernah dipelajari
selama peserta didik di SMP.
Membagikan LKPD untuk menunjang
pembelajaran
3. Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan dipelajari
dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan Inti Pemberian Mengamati 100
stimulus / Peserta didik mengamati gambar-gambar: menit
rangsangan a. contoh produk yang mengandung bahan
kimia (misalnya sabun, detergen,pasta
gigi, shampo, kosmetik, obat, susu, keju,
mentega, minyak goreng)
b. alat-alat laboratorium dan simbol kimia
berbahaya yang disajikan guru lewat
tayangan slide.
Menanya
Setelah mengamati gambar-gambar yang
ditampilkan oleh guru melalui LCD proyektor,
diharapkan muncul pertanyaan dari peserta
didik:
“Bahan-bahan tersebut sering kita temukan
dalam kehidupan sehari-hari? Lalu, apa
hubungannya dengan ilmu kimia?”
“Apa nama alat itu Bu? Fungsinya untuk apa
alat itu?”
“itu gambar simbol itu Bu? Apa arti simbol itu?”
Problem CRITICAL THINKING
statemen/identi Guru memberikan kesempatan pada peserta
fikasi masalah didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang
disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan
belajar.
Data collection COLLABORATION
/ pengumpulan Mengumpulkan data
data a. Peserta didik secara berkelompok mencari
informasi mengenai hakikat ilmu kimia,
metode ilmiah dan keselamatan kerja di
laboratorium serta peran kimia dalam
kehidupan. Setiap kelompok membaca dan
mengikuti instruksi pada pada LKPD yang
telah disediakan oleh guru.
b. Setiap kelompok melakukan studi pustaka
lebih lanjut guna memperkuat informasi yang
didapat dan melengkapi kegiatan di LKPD.
(literasi)
Data Mengasosiasi/Mengumpulkan informasi
proscessing / Guru membimbing peserta didik dalam
pengolahan mengolah data dan informasi yang telah
data diperoleh peserta didik melalui diskusi tentang
hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan
keselamatan kerja di laboratorium serta peran
kimia dalam kehidupan.
Verification/ CRITICAL THINKING, CREATIVITY
pembuktian Guru membimbing peserta didik untuk
melakukan pemeriksaan secara cermat dan
memverifikasi hasil diskusinya dengan data-data
atau teori pada buku sumber untuk menambah
keluasan dan kedalaman sampai kepada
pengolahan informasi yang bersifat mencari
solusi dari berbagai sumber.
Generalization/ COMMUNICATION
menarik Mengkomunikasikan
kesimpulan
Beberapa peserta didik perwakilan dari
kelompok yang telah ditunjuk guru
mempresentasikan hasil diskusi beserta
kesimpulannya tentang hakikat ilmu kimia,
metode ilmiah dan keselamatan kerja di
laboratorium serta peran kimia dalam
kehidupan dengan tata bahasa yang benar di
hadapan semua peserta didik.
Penutup Peserta didik bersama guru melakukan 20
tanya jawab untuk semakin memahamkan, menit
juga meluruskan jika ada miskonsepsi.
Peserta didik bersama guru menyimpulkan
hasil pembelajaran hari ini.
Peserta didik mendapatkan soal evaluasi
dari guru.
Hasil pekerjaan siswa dikumpulkan untuk
portofolio.
Peserta didik mendapatkan penugasan untuk
mempersiapkan praktikum pada pertemuan
berikutnya.
Peserta didik bersama guru berdoa untuk
mengakhiri pembelajaran.
Pertemuan kedua: 3 JP
3. Remedial
a. Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang capaian KD nya belum
tuntas.
b. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching (klasikal),
atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes.
c. Tes remedial, dilakukan sebanyak 1 kali dan apabila setelah 1 kali tes remedial belum
mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa tes tertulis
kembali.
Sekolah : SMA
Kelas/Semester : X / ganjil
Mata Pelajaran : Kimia
Ulangan Harian Ke : ……………………………………………..
Tanggal Ulangan Harian : ……………………………………………..
Bentuk Ulangan Harian : ……………………………………………..
Materi Ulangan Harian : ……………………………………………..
(KD / Indikator) : ……………………………………………..
KKM : ……………………………………………..
No soal
Indikator
Nama Bentuk yang Nilai
Nilai yang
No Peserta Tindakan dikerjakan Setelah Ket
Ulangan Belum
Didik Remedial dalam tes Remedial
Dikuasai
remidial
Diberikan
2 Budi 68 3 Tugas 3,4 98 Tuntas
khusus
dst
Keterangan :
Pada kolom ( 6 ), masing-masing indikator dibuatkan 1 atau 2 nomor soal dengan tingkat
kesukaran berbeda-beda
Misalnya : Indikator 2 menjadi 2 soal yaitu nomor 1, 2
Indikator 3 menjadi 2 soal yaitu nomor 3, 4
Pada kolom ( 7 ), nilai yang diperoleh hanya digunakan untuk menentukan tuntas atau
tidak tuntasnya dari siswa yang telah ikut remidial, karena nilai yang akan diolah adalah
nilai batas ketuntasan. Artinya bahwa Ani dan Budi memperoleh nilai setelah remidial
masing-masing 70 (Jika batas ketuntasan(KKM)adalah 70).
4. Pengayaan
a. Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran
pengayaan sebagai berikut: Siwa yang mencapai nilai ketuntasan minimal diberikan
materi masih dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan
tentang penelitian ilmiah atau bisa menjadi tutor sebaya.
CONTOH PROGRAM PENGAYAAN
Sekolah : SMA
Kelas / Semester : X /Ganjil
Mata Pelajaran : Kimia
KKM Mata Pelajaran : 70
Materi (KD/Indikator :
A. Materi Fakta
1. Pengertian dan Penggolongan Bahan Kimia
a. Pengertian BahanKimia
Semua yang terdapat disekitar kita merupakan “materi” dan semua materi terdiri dari
bahan kimia. Namun dalam kehidupan sehari-hari kita sering menggunakan “materi”
daripada “bahan kimia”.
Jika ditinjau dari asalnya, bahan kimia dapat dibagi kedalam dua golongan, yaitu:
a.Bahan kima alami, yaitu bahan kimia yang terdapat di alam.
Misalnya air, kayu, bawang, kunyit, dan lain-lain.
b.Bahan kimia sintesis, atau bahan kimia buatan pabrik. Misalnya deterjen, plastik,
sampo, bahan pembasmi serangga, dan lain-lain.
Bahan kimia alami umumnya tidak menimbulkan masalah, baik bagi manusia maupun
lingkungan. Sebaliknya bahan kimia sintesis dapat menimbulkan masalah. Masalah
dapat terjadi karenaada beberapa bahan kimia yang bersifat racun, atau sukar terurai
oleh mikroorganisme, sehingga limbahnya mencemari lingkungan.
Bahan pembersih yang sering digunakan yaitu sabun. Sabun mampu mengankat kotoran
yang menempel pada kulit atau pakaian, kemudian melarutkannya dalam air. Selain sabun
dikenal pula deterjen yang lebih ampuh dari sabun untuk mencuci pakaian. Kedalam
deterjen ditambahkan bahan tertentu sehingga kotoran yang sudah lepas tidak menempel
lagi pada cucian. Bahan pembersih yang lain misalnya pembersih lantai, pembersih kaca,
dan lain-lain.
b.Bahan pemutih
Senyawa yang digunakan sebagai bahan pewangi biasanya diperoleh dari alam,
misalnya tanaman melati dan mawar. Namun para ahli juga berupaya mendapatkan
senyawa buatan (sintesis) yang lebih murah daripada yang alami. Seiring dengan
perkembangan zaman, penggunaan ini semakin berkembang. Pewangi atau parfum
digunakan pada setiap produk, mulai dari produk kebutuhan wanita, hingga produk
kebutuhan rumah tangga seperti cairan pembersih bahkan obat anti nyamuk.
Produk yang memiliki wewangian yang khas dan menarik memang cukup
digemari oleh masyarakat, karena memang kesan bersih, segar dan menyenangkan akan
ditimbulkan dari wewangian tersebut. Namun apakah penambahan zat pewangi atau
parfum pada beberapa produk harian atau kosmetik tersebut aman bagi penggunanya?
Bagaimana dengan ibu hamil yang mengirupnya apakah wangi tersebut benar-benar
murni terbuat dari campuran bunga dan buah seperti yang dicantum pada kemasan atau
pada iklan produk tersebut. Mungkinkah kita mendapatkan wewangian yang benar-benar
asli dan aman dengan harga yang sangat murah?
Kita sering menggunakan obat nyamuk untuk mengusir nyamuk, begitupun petani yang
menggunakan obat pembasmi serangga untuk membunuh belalang, atau kumbang
penggerek. Bahan Pembasmi serangga tergolong zat yang bersifat racun. Zat ini tidak
hanya beracun bagi serangga, tetapi juga bagi berbagai jenis hewan lain, bahkan bagi
manusia. Adapun macam-macam obat pembasmi serangga yaitu DDT, aldrin, dieldrin,
dan endrin. Meskipun demikian, obat pembasmi serangga juga berbahaya jika
digunakan secara berlebihan. Efek samping obat pembasmi serangga dalam dunia
pertanian dapat merusak kesehatan karena terutama kesehatan petani yang
menggunakannya. Oleh karena itu sebaiknya diperhatikan cara pengggunaannya.
B. Materi Konsep
1. Hakikat Ilmu Kimia
Nama ilmu kimia berasal dari bahasa Arab, yaitu al-kimia yang artinya perubahan materi,
oleh ilmuwan Arab Jabir ibn Hayyan (tahun 700-778). Ini berarti, ilmu kimia secara singkat
dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari rekayasa materi, yaitu mengubah materi menjadi
materi lain. Secara lengkapnya, ilmu kimia adalah ilmu mempelajari tentang susunan, struktur,
sifat, perubahan serta energi yang menyertai perubahan suatu zat atau materi. Zat atau materi itu
sendiri adalah segala sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa.
Susunan materi mencakup komponen-komponen pembentuk materi dan perbandingan
tiap komponen tersebut. Struktur materi mencakup struktur partikel-partikel penyusun suatu
materi atau menggambarkan bagaimana atom-atom penyusun materi tersebut saling berikatan.
Sifat materi mencakup sifat fisis (wujud dan penampilan) dan sifat kimia. Sifat suatu materi
dipengaruhi oleh : susunan dan struktur dari materi tersebut.
Perubahan materi meliputi perubahan fisis/fisika (wujud) dan perubahan kimia
(menghasilkan zat baru). Energi yang menyertai perubahan materi menyangkut banyaknya
energi yang menyertai sejumlah materi dan asal-usul energi itu.
Hakekat ilmu kimia adalah bahwa benda itu bisa mengalami perubahan bentuk, maupun
susunan partikelnya menjadi bentuk yang lain sehingga terjadi deformasi, perubahan letak
susunan, ini mempengaruhi sifat-sifat yang berbeda dengan wujud yang semula.
Fakta yang terdapat di alam mempunyai banyak hubungan dengan ilmu kimia. Dari ciri
pemikiran filsafat yang telah dipelajari mempunyai arti besar dalam menumbuhkan sikap kritis
terhadap suatu fakta. Sikap kritis ini merangsang otak untuk mengajukan berbagi pertanyaan
terhadap fenomena yang ada. Sebagai contoh ; fakta kimia yaitu larutan elektrolit dan non-
elektrolit. Dari sikap kritis muncul pertanyaan ; apa yang menyebabkan larutan elektrolit dapat
menghantarkan arus listrik dan apa yang menyebabkan larutan non-elektrolit tidak dapat
menghantarkan arus listrik, bagaimana ciri-ciri larutan elektrolit dan non-elektrolit, dan lain-lain.
Ilmu kimia diperlukan dan terlibat dalam kegiatan industri dan perdagangan, kesehatan,
dan berbagai bidang lain. Kedepan, Ilmu Kimia sangat berperan dalam penemuan dan
pengembangan material dan sumber energi baru yang lebih bermanfaat, bernilai ekonomis tinggi,
dan lebih ramah lingkungan.
C. Materi Prosedural
1. Metode Ilmiah
Ada dua cara untuk menentukan IPA, yaitu secara kebetulan dan dengan metode ilmiah.
Cara pertama jarang terjadi dan tidak dapat diandalkan. Contohnya penemuan zat radioaktif oleh
Hendri Bacquerel dan penisilin oleh Alexander Fleming. Cara kedua memerlukan kerja keras
yang cukup lama dilaboratorium dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Langkah umum
dalam metode ilmiah adalah mengadakan pengamatan, merumuskan hipotesis, melakukan
percobaan, menarik kesimpulan dan membuat laporan.
1. Mengadakan pengamatan/merumuskan masalah
Dalam melakukan pengamatan, kita melakukan percobaan dengan keadaan yang
dikendalikan agar didapat data yang sama bila percobaan diulang. Data yang terkumpul
kemudian disusun sedemikian rupa sehingga ditemukan hal yang menarik, seperti
keteraturan, kecendrungan atau perbedaan. Hal ini diperluan untuk mencari gambaran
umum tentang gejala alam sehingga mudah dipahami.
2. Merumuskan hipotesis
hipotesis merupakan penjelasan sementara yang masuk akal dan telah teruji kebenaranya
sehingga dapat diterima. Hipotesis yang dibuat akan menentukan bentuk percobaan yang
akan dilakukan dan akhirnya mempengaruhi keberhailan menemukan teori yang dapat
diandalkan. Merumuskan hipotesis memerlukan pengetahuan dan penalaran, karen harus
didasarkan pada teori yang mapan.
3. Melakukan percobaan
Kebenaran hipotesis dapat diketahui setelah diuji dengan percobaan di laboratorium. Data
yang diperoleh mungkin sesuai denga hipotesis tetapi mungkin juga tidak.
Jika tidak berarti kesalahan mungkin saja terjadi pada percobaan atau hipotesis yang
keliru. Kesulitan yang biasa timbul dalam tahap ini adalah dalam merancang dan
melakukan percobaan yang cocok dan layak dilaksanakan.
4. Menarik kesimpulan
Kesimpulan dari suatu penelitian adalah pernyataan yang merangkum apa yang sudah
dilakukan selama kegiatan penelitian. Dalam suatu kesimpulan perlu dibahas apakah data
yang Anda dapatkan dari hasil penelitian telah mendukung hipotesis yang anda buat atau
tidak.
5. Membuat laporan
Langkah terakhir dari suatu penelitian adalah menyususn laporan ilmiah. Laporan ilmiah
dibuat agar peneliti dapat mengkomunikasikan hasil penemuannya. Dengan laporan
tersebut diharapkan pembaca dapat mengikuti, memahami, dan memberi kritik yang
konstruktif (bersifat memperbaiki dan membangun).
Kecelakaan kerja yang terjadi di laboratorium bisa saja terjadi setiap saat. Banyak alasan
terjadinya kecelakaan kerja, diantaranya adalah :
1. Faktor manusia
Kelalaian manusia yang kurang memperhatikan aspek keselamatan kerja sehingga
dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Kelalaian manusia juga dapat terjadi karena
belum memahami panduan keselamatan kerja dengan benar. Perilaku baik akan terbawa
setiap saat jika telah menjadi kebiasaan dalam kehidupan seseorang. Begitu pula budaya
keselamatan kerja akan terbangun apabila selalu ada pembiasaan dalam setiap aktivitas di
laboratorium. Mengenakan sepatu tertutup saat bekerja di laboratorium merupakan
kebiasaan kecil. Jika sekali dua kali bekerja dengan sepatu terbuka tetap aman, biasanya
akan merasa sama saja mengenakan sepatu terbuka atau tertutup sehingga tidak ada
kekhawatiran lagi jika tumpahan atau percikan bahan kimia setiap saat bisa terjadi.
2. Bahan kimia
Penanganan bahan kimia yang tidak sesuai menjadi salah satu faktor terjadinya
kecelakaan kerja. Penyimpanan bahan kimia harus mempertimbangkan kualifikasi dan
sifat bahan. Bahan kimia tidak harus disimpan sesuai dengan urutan abjad.
Penyimpanan bahan cair dan padat harus terpisah dan harus disesuaikan dengan
sifatnya. Bahan cair yang telah diencerkan dan bahan padat yang telah dibuat dalam
larutan harus disimpan dalam wadah yang sesuai dan diberi label. Label bahan kimia
minimal menyertakan nama, konsentrasi, dan tanggal pembuatan. Bahan kimia yang
tidak mempunyai label harus disingkirkan dan tidak diperbolehkan untuk digunakan, jika
perlu ditelusur identitasnya.
Mereaksikan bahan kimia harus sesuai dengan prosedur kerja dengan
memperhatikan sifat bahan kimia yang digunakan. Sebelum mereaksikan atau
mencampurkan bahan kimia, paling tidak jumlah yang digunakan telah diketahui dengan
pasti dan tersedia petunjuk teknik mereaksikan atau pencampurannya. Mengenal sifat
bahan kimia menjadi suatu keharusan sebelum berinteraksi dengan bahan kimia.
3. Alat dan instrumentasi
Penggunaan alat-alat gelas laboratorium yang tidak sesuai dengan fungsi dan cara
pemakaian yang benar dapat menimbulkan resiko kecelakaan kerja. Menuangkan larutan
asam ke dalam buret tanpa bantuan corong gelas atau dengan menaiki meja kerja dapat
menyebabkan resiko percikan bahan kimia di wajah atau tangan. Alat gelas yang telah
berkurang fungsi dan kegunaannya, seperti ada bagian yang telah hilang, retak atau pecah
sebaiknya tidak lagi digunakan. Instrumentasi yang tidak layak pakai juga tidak
digunakan, seperti necara yang telah rusak sehingga menimbulkan kesalahan
penimbangan, dapat berakibat kesalahan dalam pembuatan bahan atau campuran reaksi.
Sentrifuge yang rusak sebaiknya tidak digunakan.
4. Sarana dan prasarana penunjang
Saluran air bersih di laboratorium harus tersedia dengan baik untuk keperluan
kebersihan, penanganan kecelakaan, sebagai pendingin proses distilasi, ekstraksi, atau
refluks serta berbagai keperluan lainnya. Saluran listrik yang digunakan selalu diperiksa
secara rutin dan harus dilengkapi pengontrol otomatis apabila terjadi hubungan arus
pendek.
15. Letakkan kaca arloji diatas gelas Sebagai penutup gelas kimia
kimia saat memanaskan sampel. saat memanaskan sampel,
Letakkan kaca arloji di atas dan wadah untuk menimbang
neraca saat menimbang zat zat padat.
berupa padatan.
16. Semprotkan aquades ke alat Digunakan untuk menyimpan
yang akan dibersihkan. aquades dan membersihkan
antara cairan dan padatan.
5. Pahami sifat dari bahan-bahan kimia serta simbol dan makna simbol dari bahan kimia
berbahaya biasanya pada botol bahan kimia ditempel labelnya, antara lain dapat dilihat
pada tabel berikut:
No SIMBOL KETERANGAN
.
1. Explosive Bersifat mudah meledak
(mudah meledak) Bahaya : eksplosif pada kondisi tertentu
Dapat meledak dengan pukulan/benturan, gesekan,
pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen
atmosferik.
Keamanan : hindari benturan, gesekan, loncatan api, dan
panas
Contoh : ammonium nitrat, nitroselulosa, TNT
2. Oxidizing Biasanya tidak mudah terbakar.
(pengoksidasi) Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar atau bahan
sangat mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko
kebakaran secara signifikan
Bahaya: oksidator dapat membakar bahan lain, penyebab
timbulnya api atau penyebab sulitnya pemadaman api
Keamanan: hindari panas serta bahan mudah terbakar dan
reduktor
Contoh: hidrogen peroksida, kalium perklorat
3. Flammable Bahaya : mudah terbakar
(mudah terbakar) Meliputi :
1. zat terbakar langsung, contohnya aluminium alkil
fosfor; keamanan : hindari campuran dengan udara.
2. gas amat mudah terbakar. Contoh : butane, propane.
Keamanan : hindari campuran dengan udara dan hindari
sumber api.
3. Zat sensitive terhadap air, yakni zat yang membentuk
gas mudah terbakar bila kena air atau api.
4. Cairan mudah terbakar, cairan dengan titik bakar di
bawah 21 0C. contoh : aseton dan benzene. Keamanan :
jauhkan dari sumber api dan loncatan bunga api.
4. Toxic Bahaya: toksik; berbahaya bagi kesehatan bila terhisap,
(beracun) tertelan atau kontak dengan kulit, dan dapat mematikan.
Kemananan: hindari kontak atau masuk dalam tubuh, segera
berobat ke dokter bila kemungkinan keracunan.
Contoh: arsen triklorida, merkuri klorida
8. Simbol Iritant Jika terjadi kontak secara langsung dan/atau terus menerus
dengan kulit atau selaput lendir dapat menyebabkan iritasi
atau peradangan atau alergi kulit
juga menyebabkan iritasi pernafasan, mengantuk atau pusing
Iritasi /kerusakan parah pada mata yang dapat menyebabkan
iritasi serius pada mata.
Contoh : Asam Format
9. Simbol karsinogenik, Bahan ini menyebabkan karsinogenik (yaitu penyebab sel
mutagenik, dan kanker)
teratogenik Tetragenik (yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhi)
pembentukan dan pertumbuhan embrio
Mutagenik (yaitu sifat bahan yang menyebabkan perubahan
kromosom yang berarti dapat merubah genetika)
Toksisitas sistemik terhadap organ sasaran spesifik; toksisitas
terhadap sistem reproduksi; dan/atau gangguan saluran
pernafasan.
Contoh: Formaline
D. Materi Metakognitif