Anda di halaman 1dari 15

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu penentu dalam meningkatkan kemajuan
suatu bangsa. Pendidikan memiliki peran yang sangat besar terhadap
pertumbuhan ekonomi dan sumber daya manusia, suatu bangsa berpengaruh
pada produktivitas dan kreativitas masyarakat. Melalui pendidikan dapat
menjadikan masyarakat yang cerdas memiliki keterampilan dan keahlian serta
mampu menghadapi tantangan, perubahan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dan akhirnya masyarakat suatu bangsa akan
mampu bersaing dengan bangsa lain dalam era globalisasi untuk itu perlu
diadakan inovasi dalam pendidikan.
Inovasi pendidikan akan terus menjadi pembahasan yang tidak akan ada
habisnya bagi praktisi pendidikan atau orang-orang yang berada dalam dunia
pendidikan. Karena inovasi merupakan suatu tindakan pembaharuan yang
akan terus dilaksanakan selama proses pendidikan masih berlangsung.
Inovasi harus disebarluaskan agar terjadi pembaharuan yang diharapkan.
Namun sistem norma juga dapat menjadi faktor penghambat untuk menerima
suatu ide baru. Lemahnya pengetahuan tentang karakteristik strukstur sosial,
norma dan orang kunci dalam suatu sistem sosial (misal: suatu institusi
pendidikan), memungkinkan ditolaknya suatu inovasi walaupun secara ilmiah
inovasi tersebut terbukti lebih unggul dibandingkan dengan apa yang sedang
berjalan saat itu.
Berdasarkan uraian diatas, unsur-unsur dan karakteristik inovasi
pendidikan berperan penting dalam dunia pendidikan yang menjadi tujuan
dari sebuah inovasi dapat terwujud. Dalam dunia pendidikan Inovasi adalah
hal yang mutlak dilakukan karena tanpa inovasi maka dunia pendidikan tidak
akan berkembang yang kemudian berimbas pada pada elemen-elemen
kehidupan yang lain seperti politik, ekonomi, sosial dan lain-lain.
2

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik inovasi pendidikan ?
2. Seperti apa Karakteristik guru professional ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui karakteristik inovasi pendidikan.
2. Untuk mengetahui karakteristik guru professional yang benar
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Inovasi Pendidikan
Menurut Udin Saefudin Sa’ud (2008 : 6), inovasi pendidikan adalah
suatu perubahan yang baru, dan kwalitatif berbeda dari hal (yang ada
sebelumnya), serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna
mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan, ini berarti inovasi di bidang
pendidikan adalah usaha mengadakan perubahan dengan tujuan untuk
memperoleh hal yang lebih baik dalam bidang pendidikan.
Inovasi adalah sesuatu yang dipandang baru baik berupa ide,
pelaksanaan/praktek ataupun sebuah objek/benda yang baik untuk
kepentingan individu atau organisasi seperti dikemukakan oleh (Rogers E.
Miller, 1971).
Menrut Ibrahim (1988) mengemukakan bahwa inovsi pendidikan adalah
inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah
pendidikan. Jadi, inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode, yang
dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi hasil seseorang atau
kelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil inverse (penemuan baru)
atau discovery (baru ditemukan orang), yang digunakan untuk mencapai
tujuan pendidikan atau untuk memcahkan masalah pendidikan.
Inovasi pendidikan adalah inovasi untuk memecahkan masalah dalam
pendidikan. Inovasi pendidikan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan
komponen sistem pendidikan, baik dalam arti sempit tingkat lembaga
pendidikan maupun arti luas di sistem pendidikan nasional. Sehingga dapat
dikatakan inovasi kurikulum merupakan suatu hal yang dapat terjadi dalam
ruang lingkup pendidikan itu sendiri.1

1
https://www.academia.edu/9990396/Unsur_dan_Karakteristik_Inovasi_Pendidikan rev udin syaefudin
4

1. Karakteristik Inovasi Pendidikan


Cepat lambatnya penerimaan inovasi oleh masyarakat luas dipengaruhi
oleh karakteristik inovasi itu sendiri. Misalnya penyebarluasan penggunaan
kalkulator dan blue jean, dalam waktu kurang 1 sampai 5 tahun sudah merata
ke seluruh Amerika Serikat, sedangkan penggunaan tali pengaman bagi
pengendara mobil baru tersebar merata setelah memakan waktu beberapa
puluh tahun. Everett M.Rogers (1993:14-16) mengemukakan karakteristik
inovasi yang dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan inovasi,
sebagai berikut:
1. Keuntungan Relatif
Keuntungan relative yaitu sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan
bagi penerimanya. Tingkat keuntungan atau kemanfaatan suatu inovasi
dapat diukur berdasarkan nilai ekonominya atau mungkin dari factor
status social (gengsi), kesenangan, kepuasan atau karena mempunyai
komponen yang sangat penting. Makin menguntungkan bagi pengguna
maka makin vepat tersebar inovasi.
2. Kompatibel (Compatibility)
Kompatibel adalah tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai (values),
pengetahuan lalu, dan kebutuhan dari penerima. Inovasi yang tidak sesuai
dengan nilai dengan norma atau nilai yang diyakini oleh penerima tidak
akan diterima secepat inovasi yang sesuai dengan norma yang ada.
Misalnya penyebarluasan penggunaan alat kontrasepsi di masyarakat
yang mempunyai keyakinan agamanya melarang penggunaan alat
tersebut, maka tentu saja penyebaran inovasi akan terhambat.
3. Kompleksitas (complexity)
Kompleksitas adalah tingkat kesukaran untuk memahami dan
menggunakan inovasi bagi penerima. Suatu inovasi yang mudah
dimengerti dan mudah digunakan oleh oleh penerima akan cepat tersebar,
sedangkan inovasi yang sukar dimengerti atau sukar digunakan oleh
penerima akan lambat proses penyebarannya. Misalnya masyarakat
pedesaan yang tidak mengetahui tentang teori penyebaran bibit penyakit
5

melalui kuman, diberitahu oleh penyuluh kesehatan agar membiasakan


memasak air yang akan diminum, karena air yang tidak dimasak jika
diminum dapat menyebabkan sakit perut. Tentu saja ajakan itu sukar
dimengerti, makin mudah dimengerti suatu inovasi maka semakin mudah
diterima oleh masyarakat.
4. Trialabilitas (trialability)
Trialabilitas adalah dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh
penerima. Suatu inovasi yang dicoba akan cepat diterima oleh
masyarakat daripada inovasi yang tidak dapat dicoba terlebih dahulu.
Misalnya penyebarluasan penggunaan bibit unggul padi gogo akan cpat
diterima jika masyarakat dapat mencoba menanam dan dapat melihat
hasilnya.
5. Dapat diamati (observability)
Observabilitas adalah mudah tidaknya suatu inovasi diamati proses serta
hasilnya. Suatu inovasi yang dapat diamati hasil srta prosesnya dapat
diterima dengan mudah oleh masyarakat, sebaliknya inovasi yang sukar
diamati hasilnya akan lambat dan sukar untuk diterima masyarakat.
Misalnya penyebarluasan penggunaan bibit unggul padi, karena petani
dapat dengan mudah melihat hasil padi yang menggunakan bibit unggul
tersebut maka akan mudah inovasi disebarluaskan dan diperkenalkan.
Tetapi mengajak petani yang buta huruf untuk belajar membaca dan
menulis tidak dapat segera dibuktikan karena para petani sukar untuk
mambaca panduan atau petunjuk yang diberikan.
Zaltman, Duncan dan Holbek mengemukakan bahwa cepat lambatnya
penerimaan inovasi dipengaruhi oleh atributnya sendiri. Suatu inovasi dapat
merupakan kombinasi dari berbagai macam atribut (Zaltman,1973:32-50).
Untuk memperjelas kaitan antara inovasi dengan cepat lambatnya proses
penerimaan (adopsi), maka kita lihat secara singkat atribut inovasi yang
dikemukakan oleh Zaltman, sebagai berikut:
1. Pembiayaan (cost), cepat lambatnya penerimaan inovasi dipengaruhi oleh
pembiayaan, baik pembiayaan pada awal penggunaan maupun
6

pembiayaan untuk pembinaan selanjutnya. Walaupun diketahui pula


bahwa biasanya tingginya pembiayaan ada kaitannya dengan kualitas
inovasi itu sendiri. Misalnya penggunaan modul di sekolah dasar.
Ditinjau dari perkembangan pribadi anak, kemandirian dalam usaha
belajar mempunyai nilai positif., tetapi karena pembiayaan mahal maka
akhirnya tidak dapat disebarluaskan.
2. Balik modal (returns to investment), atribut ini hanya ada dalam inovasi
di bidang perusahaan atau industry. Artinya suati inovasi akan dapat
dilaksanakan kalau hasilnya dapat dilihat sesuai dengan modal yang telah
dikeluarkan (perusahaan tidak merugi). Untuk bidang pendidiakn atribut
ini sukar untuk dipertimbangkan karena hasil pendidikan tidak dapat
diketahui dengan nyata dalam waktu relative singkat.
3. Efisiensi, inovasi akan cepat diterima jika ternyata pelaksanaan dapat
menghemat waktu dan juga terhindar dari berbagai masalah atau
hambatan.
4. Resiko dari ketidakpastian, inovasi akan cepat diterima jika mengandung
resiko yang sekecil-kecilnya bagi penerima inovasi.
5. Mudah dikomunikasikan, inovasi akan mudah cepat diterima bila isinya
dapat dengan mudah dikomunikasikan dan mudah diterima klien.
6. Kompatibilitas, cepat lambatnya penerimaan inovasi tergantung dari
kesesuaiannya dengan nilai-nilai (values) warga masyarakat.
7. Kompleksitas, inovasi yang dapat dengan mudah digunakan oleh
penerima akan cepat tersebar dengan luas.
8. Status Ilmiah, suatu inovasi yang dapat dengan mudah dimengerti dan
mudah digunakan oleh penerima akan cepat tersebar, sedangkan inovasi
yang sukar dimengerti dan sukar untuk digunakan oleh penerima akan
lambat proses penyebarannya.
9. Kadar keaslian, warga masyarakat dapat cepat menerima inovasi apabila
dirasakan itu hal yang baru bagi mereka.
7

10. Dapat dilihat kemamfaatannya, suatu inovasi yang hasilnya mudah


diamati akan makin cepat diterima oleh masyarakat dan sebaliknya
inovasi yang sukar diamati akan lama diterima oleh masyarakat.
11. Dapat dilihat batas sebelumnya, suatu inovasi akan semakin cepat
diterima oleh masyrakat apabila dapat dilihat batas sebelumnya atau
batas masa berlakunya.
12. Keterlibatan sasaran perubahan, inovasi dapat dengan mudah diterima
apabila warga masyarakat diikutsertakan dalam setiap proses yang
dijalani.
13. Hubungan interpersonal, jika hubungan interpersonal baik dan dapat
mempengaruhi temannya untuk menerima inovasi, maka orang yang
menetang akan menjadi lunak, orang yang simpati akanmenjadi tertarik
dan orang yang tertarik akan menerima inovasi.
14. Kepentinagn umum atau pribadi, inovasi yang bermanfaat untuk
kepentinagn umum akan lebih cepat tersebar daripada inovasi yang hanya
menguntungkan sekelompok orang saja.
15. Penyuluh inovasi (gatekeeper), untuk melancarkan dalam usaha
mengenalkan inovasi kepada organisasi sampai organisasi dapat
menerima inovasi, diperlukan sejumlah orang yang diangkat menjadi
penyuluh inovasi. Misalnya untuk pelaksanaan program KB, maka
diperlukan orang-orang yang bertugas untuk mendatangi masyarakat dan
menjelaskan semua hal penting mengenai program KB. Tersedianya
penyuluh inoivasi akan mempengaruhi kecepatan penerimaan inovasi.
Demikian berbagai atribut yang dapat mempengaruhi cepat lambatnya
penerimaan suatu inovasi. Dengan memahami atribut tersebut para pendidik
dapat menganalisis inovasi pendidikan yang sedang dipersebarluaskan,
sehingga dapat memanfaatkan hasil analisisnya untuk membantu
mempercepat proses penerimaan inovasi.
8

Karakteristik guru

Guru adalah adalah seorang pengajar suatu ilmu, yang juga

bertanggungjawab mencerdaskan kehidupan anak didik. Dalam bahasa Indonesia,

guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

peserta didik.

Secara sederhana pekerjaan apa pun akan dinilai professional apabila

output yang dihasilakan dapat memenuhi keinginan semua pihak. Begitu pula
profesi guru, guru adalah sebuah profesi yang sangat penting karena ia akan

menyampaikan ilmu pengetahuan yang tidak akan pernah rusak sampai kapan

pun.

Profesi guru memiliki tugas melayani masyarakat dalam bidang

pendidikan. Tuntutan profesi ini memberikan layanan yang optimal dalam bidang

pendidikan kepada masyarakat. Secara khusus guru dituntut memberikan layanan

professional kepada seluruh peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Sehingga Guru yang dikatakan profesional adalah orang yang memiliki

kemampuan dan keahlian dalam bidang keguruan sehingga mampu melaksanakan

tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan yang maksimal.

Jadi karakteristik guru profesional adalah ciri-ciri orang yang memiliki

pendidikan formal dan menguasai berbagai teknik dalam kegiatan belajar

mengajar serta menguasai landasan-landasan kependidik

Sedangkan pengertian syarat yaitu segala sesuatu yang perlu atau harus

ada (sedia, dimiliki, dsb). Secara sederhana dapatlah diartikan bahwa syarat-syarat

profesi keguruan adalah janji atau ketentuan yang harus dimiliki sekaligus

dilaksanakan oleh orang yang memiliki keahlian tertentu (termasuk guru).


9

B. Karakteristik Guru yang Profesional

Masalah guru senantiasa mendapat perhatian, baik oleh pemerintah

maupun oleh pada masyarakat ada umumnya dan oleh ahli pendidikan khususnya.

Pemerintah memandang bahwa guru merupakan media yang sangat penting,

artinya dalam kerangka pembinaan dan pengembangan bangsa. oleh karena itu,

dibutuhkan guru yang mempunyai karakteristi yang professional, supaya nantinya

tugas guru dapat tercapai secara mamksimal sesuai dengan fungsi dan tujuan

pendidikan.

Profesi adalah pekerjaan namun tidak semua pekerjaan adalah profesi.


Profesi mempunyai karakteristik sendiri yang membedakannya dengan pekerjaan

lainnya. Berikut adalah karakteristik profesional guru yang dikemukakan oleh

Oemar Hamalik (2006):

1. Fisik

1) Sehat jasmani dan rohani

2) Tidak mempunyai cacat tubuh yang bisa menimbulkan ejekan atau cemoohan

atau rasa kasihan dari anak didik.


2. Mental atau keperibadian

1) Berkepribadian atau berjiwa pancasila.

2) Mampu menghayati GBHN.

3) Mencintai bangsa dan sesama manusia dan rasa kasih sayang kepada anak didik.

4) Berbudi pekerti yang luhur.

5) Berjiwa kreatif, dapat memanfaatkan rasa pendidikan yang ada secara maksimal.

6) Mampu menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tanggung rasa.

7) Mampu mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab yang besar akan

tugasnya.

8) Mampu mengembangkan kecerdasan yang tinggi.


10

9) Bersifat terbuka, peka, dan inovatif.

10) Menunjukkan rasa cinta kepada profesinya.

11) Ketaatannya akan disiplin.

3. Keilmiahan atau pengetahuan

1) Memahami ilmu yang dapat melandasi pembentukan pribadi.

2) Memahami ilmu pendidikan dan keguruan dan mampu menerapkannya dalam

tugasnya sebagai pendidik.

3) Memahami, menguasai, serta mencintai ilmu pengetahuan yang akan diajarkan.


4) Memiliki pengetahuan yang cukup tentang bidang-bidang yang lain.

5) Senang membaca buku-buku ilmiah.

6) Mampu memecahkan persoalan secara sistematis, terutama yang berhubungan

dengan bidang studi.

7) Memahami prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajar.

4. Keterampilan

1) Mampu berperan sebagai organisator proses belajar mengajar.


2) Mampu menyusun bahan belajar atas dasar pendekatan struktural, interdisipliner,

fungsional, behavior, dan teknologi.

3) Mampu menyusun garis besar program pengajaran ( GBPP ).

4) Mampu memecahkan dan melaksanakan teknik-teknik mengajar yang baik dalam

mencapai tujuan pendidikan.

5) Mampu merencanakan dan melaksanakan evaluasi pendidikan.

6) Memahami dan mampu melaksanakan kegiatan dan pendidikan luar

Sekolah.

Khusus untuk jabatan guru sebenarnya sudah ada juga yang mencoba

menyusun kriterianya. Misalnya Nasional Education Assosiation (NEA) yang


11

menyarankan kriteria yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah sebagai

berikut:

1) Jabatan yang melibatkan kegiatan Intelektual

2) Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus

3) Jabatan yang memerlukan persiapan professional

4) Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan

5) Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen

6) Jabatan yang menentukan baku standar sendiri

7) Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi


8) Jabatan yang mempunyai organisasi professional yang kuat dan terjalin erat.[4]

Begitu pentingnyajabatan seorang guru sehingga untuk menjadi guru yang

professional harus memenuhi kriteria-kriteria yang telah dikemukakan di atas

yang akan menjadi tolak ukur dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Berikut adalah penjelasan dari kriteria yang telah dijelaskan di atas.

1. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual

Jelas sekali bahwa jabatan guru memenuhi kriteria ini, karena mengajar
melibatkan upaya-upaya yang sifatnya sangat di dominasi kegiatan intelektual.

Lebih lanjut dapat diamati, bahwa kegiatan-kegiatan yang dilakukan anggota

profesi ini adalah dasar bagi persiapan dari semua kegiatan professional lainnya.

2. Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus

Semua jabatan mempunyai monopoli pengetahuan yang memisahkan anggota

mereka dari orang awam, dan memungkinkan mereka mengadakan pengawasan

tentang jabatannya. Anggota-anggota suatu profesi menguasai bidang ilmu yang

membangun keahlian mereka dan melindungi masyarakat dari penyalahgunaan,

amatiran yang tidak terdidik, dan kelompok tertentu yang ingin mencari

keuntungan.
12

3. Jabatan yang memerlukan persiapan professional yang lama

Anggota kelompok guru dan yang berwenang di departemen pendidikan

berpendapat bahwa persiapan professional yang cukup lama amat perlu untuk

mendidik guru yang berwenang. Konsep ini menjelaskan keharusan memenuhi

kurikulumperguruan tinggi, yang terdiri dari pendidikan umum, professional, dan

khusus sekurang-kurangnya empat tahun bagi guru pemula, atau pendidikan

persiapan professional paling kurang selama setahun setelah mendapat gelar

akademik S1 diperguruan tinggi non-LPTK.

4. Jabatan yang memerlukan “latihan dalam jabatan” yang

berkesinambungan
Jabatan guru cenderung menunjukkan bukti yang kuat sebagai jabatan

professional, sebab hamper tiap tahun guru melakukan berbagai kegiatan latihan

professional, baik yang mendapatkan penghargaan kredit maupun tanpa kredit.

5. Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen

Di luar negeri barangkali syarat jabatan guru sebagai karier permanen

merupakan titik yang paling lemah dalam menuntut bahwa mengajar adalah
jabatan professional. Tetapi hal itu tidaklah terjadi di Indonesia dengan alasan

karena lapangan kerja dan sistempindah jabatan yang agak sulit.

6. Jabatan yang menentukan baku (standar) sendiri

Karena jabatan guru menyangkut hajat orang banyak, maka baku untuk

jabatan guru ini sering tidak diciptakan oleh anggota profesi sendiri, terutama di

Negara kita. Guru membolehkan orang tua, kepala sekolah, pejabat kantor

wilayah atau anggota masyarakat mengatakan apa yang harus dilakukan mereka.

7. Jabatan yang lebih mementingkan layanan tersebut di atas keuntungan

pribadi
13

Jabatan guru telah terkenal secara universal sebagai suatu jabatan yang

anggotanya termotivasi oleh keinginan untuk membantu orang lain,bukan

disebabkan oleh keuntungan ekonomi atau keuangan. Kebanyakan guru memilih

jabatan ini berdasarkan apa yang dianggap baik oleh mereka yakni mendapatkan

kepuasan rohaniah atau lahiriah

8. Jabatan yang mempunyai organisasi profesionalyang kuat dan terjalin

erat
Semua profesi yang dikenal mempunyai organisasi professional yang kuat

untuk dapat mewadahi tujuan bersama dan melindungi anggotanya. Di Indonesia


telah ada PGRI yang merupakan wadah seluruh guru dari semua satuan

pendidikan.

Guru adalah orang yang bertanggungjawab mencerdaskan kehidupan anak

didik, untuk itulah guru dengan penuh dedikasi dan loyalitas berusaha

membimbing dan membina anak didik agar dimasa mendatang menjadi orang

yang berguna bagi nusa dan bangsa. Dan sebagai guru Pendidikan Agama Islam

tentu ada pula kriteria yang harus dipenuhi sehingga tanggungjawab sebagai
pendidik dapat berjalan sesuai tujuan yang akan dicapai. Dalam hal ini seorang

guru Pendidik menurut Athiyah al-Abrasi, harus memiliki Kriteria Sebagai

berikut:

1. Zuhud, yaitu tidak mementingkan materi

2. Bersih, yaitu berusaha membersihkan diri dari berbuat dosa dan kesalahan

3. Ikhlas, dengan cara menyesuaikan antara perkataan dan perbuatan

4. Suka pemaaf

5. Berperan sebagai bapak bagi siswa

6. Menguasai materi pelajaran. 2

2
https://sunwartv.blogspot.com/2017/04/karakteristik-dan-syarat-profesi.html rev udin syaifudin
14

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
karakteristik inovasi yang dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya
penerimaan inovasi adalah keuntungan relatif, kompatibel (compatibility),
kompleksitas (complexity), trialabilitas (trialability) dan dapat diamati
(observability).
15

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/9990396/Unsur_dan_Karakteristik_Inovasi_Pendidikan rev udin syaefudin


diakses pada 30 June 2019

https://sunwartv.blogspot.com/2017/04/karakteristik-dan-syarat-profesi.html rev udin syaifudin


diakses pada 30 june 2019

Anda mungkin juga menyukai