Anda di halaman 1dari 16

PRARANCANGAN PABRIK POLISTIRENA DENGAN PROSES

POLIMERISASI LARUTAN KAPASITAS 75.000 TON/TAHUN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik

Oleh :

NURHAYATI
D 500 120 069

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
i
ii
iii
PRARANCANGAN PABRIK POLISTIRENA DENGAN PROSES POLIMERISASI
LARUTAN DAN KAPASITAS 75.000 TON/TAHUN

Abstrak

Polistirena banyak digunakan sebagai bahan baku dalam industri kabel, botol, pipa,
furniture, serta produk lain yang terbuat dari plastik. Pabrik polistirena ini diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan dalam negeri dan mengurangi jumlah impor dari negara lain. Pabrik ini
direncanakan beroperasi selama 330 hari/tahun dengan kapasitas produksi 75.000 ton/tahun.
Bahan baku utama yang dibutuhkan adalah stirena monomer 106.714,2860 ton/tahun, etil
benzena 6.289,3200 ton/tahun dan benzoil peroksida 93,5855 ton/tahun. Lokasi pabrik
polistirena ini direncanakan akan didirikan di Cilegon, Banten pada tahun 2019. Kebutuhan
air di pabrik ini didapatkan dari sungai Cidanau sedangkan untuk kebutuhan energi listrik
didapatkan dari PLN dan generator.
Proses pembuatan polistirena ini dilakukan dengan metode polimerisasi larutan. Proses
pembuatannya yaitu dengan cara mereaksikan stirena monomer dengan initiator benzoil
peroksida dalam Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) yang dilengkapi dengan jaket
pendingin dan berlangsung pada kondisi tekanan 1 atm dan suhu 900C. Selanjutnya,
digunakan flash drum bentuk vertikal untuk memisahkan fase uap dan cairan dari hasil
keluaran reaktor. Produk polistirena yang keluar sebagai hasil bawah flash drum dimasukkan
ke dalam extruder untuk membentuk lelehan polistirena menjadi polistirena berbentuk pellet
berukuran 1/8 in; sedangkan, produk atas flash drum akan digunakan kembali sebagai umpan
recycle.
Hasil analisis ekonomi terhadap prarancangan pabrik polistirena diperoleh bahwa total
investasi (Total Capital Investment) sebesar Rp478.529.711.199 dan total biaya produksi
(Production Cost) Rp1.776.680.105.595. Dari analisis kelayakan diperoleh hasil ROI
(Return on Investment) sebelum pajak 38,88% dan sesudah pajak 29,16%. POT (Pay Out
Time) sebelum pajak 2,05 tahun dan sesudah pajak 2,55 tahun, BEP (Break Even Point)
44,30%, SDP (Shut Down Point) 25,68% dan DCF (Discounted Cash Flow) sebesar 30,51%.
Berdasarkan pertimbangan hasil analisis tersebut maka pabrik polistirena dengan kapasitas
75.000 ton/tahun ini layak untuk dikaji lebih lanjut.

Kata Kunci: polistirena, stirena monomer, polimerisasi larutan, RATB

Abstract

Polystyrene is widely used as raw materials in the cable industry, bottles, pipes,
furniture and other products made of plastic. Polystyrene factory is expected to meet
domestic demand and reduce the amount of imports from other countries. The factory is
planned to operate for 330 days/year with a production capacity of 75.000 tons/year. The
main raw materials required are styrene monomer 106,714.2860 tons/year ethyl benzene
6289.3200 tons/year and benzoyl peroxide 93.5855 tons/year. Location polystyrene plant is
planned to be established in Cilegon, Banten in 2019. The need for water in the plant is
derived from the river Cidanau while the electrical energy needs obtained from the PLN and
generator.
The process of making polystyrene is done by solution polymerization method. The
manufacturing process is by reacting styrene monomer with the initiator benzoyl peroxide in
a stirred tank reactor flow (RATB) equipped with a cooling jacket and takes place at 1 atm
pressure conditions and a temperature of 90°C. Next, use a flash drum to separate vertical

1
form vapor and liquid phase of the reactor output. Polystyrene product that comes out as a
result of lower flash drum incorporated into the extruder to form a molten polystyrene into a
pellet-shaped polystyrene measuring 1/8 in; whereas, the product on flash drum will be
reused as recycle feed.
The results of economic analysis of the plant design polystyrene showed that the total
investment (Total Capital Investment) of Rp478.529.711.199 and total costs of production
(Production Cost) Rp1.776.680.105.595. From feasibility analysis results obtained ROI
(Return on Investment) before tax after tax 38.88% and 29.16%. POT (Pay Out Time) before
tax after tax of 2.05 years and 2.55 years, BEP (Break Even Point) 44.30%, SDP (Shut Down
Point) 25.68% and DCF (Discounted Cash Flow) of 30.51%. Based on consideration of the
results of the analysis, it polystyrene plant with a capacity of 75.000 tons/year of this
deserves to be studied further.

Keywords: polystyrene, styrene monomer, solution polymerization, RATB

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik
Pertumbuhan industri kimia di Indonesia mengalami peningkatan seiring dengan
meningkatnya kebutuhan masyarakat. Salah satu bahan yang banyak digunakan dalam
industri adalah polimer. Polimer merupakan bahan yang popular saat ini, tingkat penggunaan
polimer sudah sangat tinggi, sebagian besar peralatan dan perlengkapan disekitar kita
mengandung polimer seperti plastik dan serat buatan. Salah satu jenis polimer adalah
polistirena.
Polistirena (IUPAC Poly (1-phenylethene-1,2-diyl)), adalah sebuah polimer dengan
stirena monomer, sebuah hidrokarbon cair yang dibuat secara komersial dari minyak bumi.
Produk polistirena yang pertama kali diproduksi untuk dikomersialkan adalah homopolimer
stirena yang juga dikenal sebagai polistirena kristal. Polistirena kristal ini juga dikenal
sebagai General Purpose Polystyrene (GPPS), yang lebih tahan panas daripada produk
polimer termoplastik lainnya. Produk polistirena lain yang tak kalah pentingnya adalah
polistirena dengan modifikasi karet atau High Impact Polystyrene (HIPS). Produk HIPS ini
bersifat tidak tembus cahaya, lebih keras dan lebih mudah dalam pembuatannya
dibandingkan dengan produk polimer termoplastik lainnya.
Kegunaan polistirena cukup luas, antara lain untuk isolator atau bahan pelapis pada
kawat atau kabel, resin, peralatan rumah tangga dari plastik, botol, mainan anak-anak, casing
CD dan DVD, furniture, dan sebagainya. Namun, saat ini di Indonesia sendiri belum
memiliki pabrik polistirena yang kapasitasnya cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri, sehingga masih mengimpor dari negara lain seperti China, Amerika Serikat,
Jerman, Taiwan, dan lain-lain. Berdasarkan fakta tersebut, maka pendirian pabrik polistirena
di Indonesia sangat prospektif.
1.2 Kapasitas Pabrik
Untuk menentukan kapasitas pabrik polistirena yang akan didirikan maka perlu
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Data impor polistirena di Indonesia

2
Tabel 1. Data Impor Polistirena di Indonesia

No Tahun Jumlah (Ton)

1 2010 25.625,000

2 2011 28.143,000

3 2012 43.405,000

4 2013 39.552,000

5 2014 42.894,000

6 2015 49.784,000

b. Kapasitas pabrik yang sudah beroperasi


Di Indonesia polistirena diproduksi oleh PT Royal Chemical Indonesia dengan
kapasitas produksi yaitu 30.000 ton/tahun.
Untuk data produksi polistirena di dunia dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai
berikut:
Tabel 2. Data produksi polistirena di dunia

No Perusahaan Lokasi Kapasitas (ton/tahun)

1 Baser Petrokimya Yumurtalky, Turkey 50.000,000

American USA, OH, Hanging


2 180.000,000
Styrenics Rock

3 INEOS NOVA Marl, Germany 190.000,000

Total
4 Carling, France 200.000,000
Petrochemicals

5 Chi Mei Tainan 240.000,000

Tessenderlo,
6 Dow Chemical 265.000,000
Belgium
Styrolution INEOS
7 USA, Ohio Belpre 409.000,000
Styrenics

8 BASF Antwerp, Belgium 540.000,000

3
Berdasarkan data impor dan kapasitas pabrik yang ada, maka dipilih kapasitas
sebesar 75.000 ton/tahun untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan dapat
menjangkau pasar ekspor di masa mendatang. Pabrik ini direncanakan didirikan
pada tahun 2019.

1.3 Penentuan Lokasi Pabrik


Lokasi pabrik polistirena dengan kapasitas 75.000 ton/tahun di rencanakan akan
didirikan di Cilegon, Banten, berdasarkan pertimbangan sebagai berikut antara lain
ketersediaan bahan baku, dekat dengan daerah pemasaran, penyediaan utilitas, tenaga kerja
yang memadahi dan sarana transportasi yang strategis untuk mendukung berdirinya pabrik
secara baik.
1.4 Tinjauan Pustaka
Proses pembuatan polistirena ada beberapa proses, diantaranya proses polimerisasi
larutan, bulk, suspensi, dan emulsi. Untuk kelebihan dan kekurangan pada setiap proses dapat
dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Perbandingan proses pembuatan polistirena

Jenis Proses Produksi Kelebihan Kekurangan


Polimerisasi Larutan  Mudah dalam  Dibutuhkan proses
penghilangan panas lebih lanjut untuk
polimerisasi memisahkan polimer
 Viskositasnya rendah dan pelarutnya
 Pengontrolan suhu  Massa molekul rendah
lebih mudah
 Kemurnian produk
tinggi
Polimerisasi Bulk  Kandungan residu  Sangat eksotermis
monomer rendah  Viskositas tinggi
 Kemurnian produk  Sulit dalam
tinggi menghilangkan panas
 Penanganan material polimerisasi
mudah  Waktu pengerjaan
lama
Polimerisasi Suspensi  Tidak ada kesulitan  Memerlukan ketelitian
dengan panas tinggi
polimerisasi  Prosesnya rumit
 Polimer berbentuk  Memerlukan unit
butiran sehingga pengering dan
mudah disimpan pencucian dalam
proses produksi

Polimerisasi Emulsi  Prosesnya cepat tidak  Prosesnya rumit


ada kesulitan dengan  Dimungkinkan
panas polimerisasi terjadinya kontaminasi
 Dapat diterapkan polimer dengan air dan
secara kontinyu agen pengemulsi

4
Dengan membandingkan kelebihan dan kekurangan proses pembuatan high impact
polistirena di atas, maka proses yang dipilih adalah proses polimerisasi larutan.
1.5 Kegunaan Produk
Polistirena banyak digunakan sebagai:
1. Bungkus makanan,
2. Bahan isolator,
3. Furniture,
4. Bahan pengepakan atau pembungkus,
5. Bahan peralatan rumah tangga, dan lain-lain.

2. DESKRIPSI PROSES
2.1 Dasar Reaksi
Reaksi polimerisasi polistirena terdiri dari 3 tahapan reaksi sebagai berikut:
1. Tahap inisiasi
Tahap inisiasi merupakan tahap pembentukan radikal bebas. Senyawa peroksida
dapat menghasilkan radikal bebas melalui dekomposisi termal.
2. Tahap propagasi
Pada tahap ini, terjadi reaksi petumbuhan rantai polimer akibat penambahan unit
monomer.
3. Tahap terminasi
Merupakan tahap penghentian pembentukan rantai polimer. Spesi pusat aktif akan
habis bereaksi sehingga perpanjangan rantai akan terhenti.
2.2 Tinjaun Thermodinamika
Secara termodinamika reaksi pembentukan polistirena dapat dilihat dari harga entalpi
sebagai berikut:
C8H8 (C8H8)n ΔHp = -69 kJ/mol
Untuk menentukan harga tetapan kesetimbangan (K) diperlukan data energi bebas Gibbs
(ΔG). Berikut persamaan untuk menghitung energi bebas Gibbs:
(∆G) = ∆Hp – T∙ ∆Sp (1)
Keterangan:
ΔG = energi bebas Gibbs (kJ/mol)
ΔHp = panas reaksi polimerisasi (kJ/mol)
T = suhu (°C)
ΔS p = entropi (kJ/mol.°C)
Diketahui:
ΔHp = -69,9 kJ/mol (Roberts,1947)

5
ΔS p = -0,105 kJ/mol.°C (Billmeyer, 1994)
Dari persamaan (2.1), dengan suhu reaksi polimerisasi stirena 90oC, dapat dihitung ∆G:
(∆G) = (-69,9 kJ/mol) – {900C ∙ (-0,105 kJ/mol0C)}
= -60,4500 kJ/mol
= -60.450,0000 J/mol
Menghitung nilai K
ΔG = -RT ln K
ΔG
ln K =-

- .
ln K =- .

ln K = 20,0205
K = 4,9520E+08
Karena harga konstanta kesetimbangan sangat besar maka dapat disimpulkan bahwa
reaksi berjalan irreversible/searah, ke arah produk/ke kanan. Selain itu, berdasarkan harga
panas reaksi polimerisasi yang bernilai negatif maka reaksi pembentukan polistirena bersifat
eksotermis (melepaskan panas), dan reaksi ini dapat berlangsung spontan karena nilai ΔG <0.
2.4 Tinjauan Kinetika
Berikut mekanisme reaksi pembentukan polistirena dengan inisiator benzoil peroksida:
1. Tahap Inisiasi
kd
I 2R* (2)
R* + M RM1* (3)
2. Tahap Propagasi
kp
RM1* + M RM2* (4)
kp
RM2* + M RM3* (5)
kp
RMX* + M M* (6)
3. Tahap Terminasi
kt
M*X + My* Mx+y (7)
Persamaan laju reaksi polimerisasi seperti berikut:
[ ]
-rp = ( ) [I] 1/2[M] (8)
Dimana:
-rp = laju kecepatan polimerisasi, mol/L.dt
M = konsentrasi stirena monomer, mol/L
I = konsentrasi inisiator, mol/L
kp = konstanta kecepatan laju propagasi, L(mol dt)-1
kd = konstanta kecepatan laju inisiasi, L(mol dt)-1

6
kt = konstanta kecepatan laju terminasi, L(mol dt)-1
f = effisiensi inisiator

2.5 Langkah Proses


Pembuatan polistirena secara garis besar dapat dibagi menjadi lima tahap:
1. Tahap Penyiapan Bahan Baku
Stirena monomer sebagai bahan baku utama disimpan dalam tangki atmosferis
pada suhu 30oC dan tekanan 1 atm, dialirkan menggunakan pompa sentrifugal ke
dalam mixer (M-120) untuk dicampur dengan arus recycle, serta etil benzena sebagai
pelarut yang dialirkan dari tangki penyimpanan etil benzena pada suhu 30oC dan
tekanan 1 atm menggunakan pompa sentrifugal. Campuran stirena monomer, arus
recycle, dan pelarut etil benzena ini selanjutnya dialirkan ke dalam reaktor untuk
tahap selanjutnya yaitu tahap reaksi, tetapi sebelum dimasukkan ke dalam reaktor
bahan perlu dipanaskan terlebih dahulu untuk mengurangi kebutuhan panas di dalam
reaktor dengan menggunakan pemanas heat exchanger.
2. Tahap Reaksi
Campuran stirena monomer, etil benzena, dan inisiator benzoil peroksida
dimasukkan ke dalam reaktor alir tangki berpengaduk (RATB) (R-130) untuk
direaksikan. Kondisi operasi dalam reaktor dipertahankan pada suhu 90o dan tekanan
1 atm utuk mencapai konversi 70%. Reaksi yang terjadi di dalam reaktor adalah
reaksi eksotermis (melepaskan panas), sehingga diperlukan pendingin dengan
menggunakan jaket pendingin.
3. Tahap Pemisahan
Produk yang keluar dari reaktor dengan menggunakan pompa sentrifugal
dialirkan ke flash drum (D-140) dengan kondisi operasi pada suhu 171,74oC dan
tekanan 1,2 atm untuk memisahkan sisa pereaktan yang tidak bereaksi dan pelarut
dengan produk. Uap yang terbentuk menuju ke bagian atas flash drum sebagai hasil
atas, yang akan dikondensasikan di kondenser dan nantinya hasil kondensasi
digunakan kembali sebagai umpan recycle. Sedangkan fase cairnya sebagai hasil
bawah dialirkan menuju extruder.
4. Tahap Pembentukan
Produk polistirena yang keluar sebagai hasil bawah flash drum dimasukkan ke
dalam extruder (S-150) untuk membentuk lelehan polistirena menjadi polistirena
berbentuk pellet berukuran 1/8 in. Extruder dilengkapi dengan cooling bath yang
berfungsi untuk mendinginkan polistirena, setelah melewati cooling bath kemudian
dialirkan udara yang dihembuskan oleh blower untuk mengeringkan polistirena.
Polistirena yang sudah kering kemudian masuk ke cutting machine untuk memotong
polistirena menjadi polistirena berbentuk pellet, kemudian polistirena yang sudah
berbentuk pellet diangkut menuju silo.
5. Tahap Penyimpanan
Polistirena yang sudah berbentuk pellet diangkut menuju silo dan selanjutnya
disimpan di gudang penyimpanan untuk kemudian didistribusikan.

7
3. SPESIFIKASI PERALATAN PROSES
3.1 Mixer
Kode : M-120
Fungsi : Tempat mencampurkan stirena monomer dengan etil
benzena
Jenis : Silinder tegak dengan head dan bottom berbentuk
torispherical
Bahan konstruksi : Stainless Steel SA - 135 Grade A
Jumlah : 1 buah
Kondisi Operasi : T = 68,70ºC , P = 1 atm
Dimensi tangki :
Volume : 3,3143 m3
Diameter : 1,6162 m
Tinggi total : 2,2920 m
Tebal : 0,0048 m
Dimensi head :
Tebal head : 0,0064 m
Tinggi head : 0,3379 m
Dimensi pengaduk :
Tipe pengaduk: Flat Blade Turbine dengan 6 blade dan 4 baffle
Diameter : 0,5387 m
Kecepatan : 119 rpm
Power :3 Hp
Jumlah :1 buah
3.2 Reaktor
Kode : R-130
Fungsi : Mereaksikan stirena monomer, etil benzena dengan benzoil
peroksida
Tipe : Reaktor Alir Tangki Berpengaduk
Jumlah : 1 buah
Bahan konstruksi : Stainless steel SA-285 Grade C
Kondisi operasi : T= 90ºC, P= 1 atm, Isothermal
Dimensi tangki :
Diameter : 4,3234 m
Tebal : 0,0079 m
Volume : 63,4462 m3
Waktu tinggal : 2,25 jam
Tinggi reaktor : 5,9370 m
Dimensi head :
Tebal head : 0,0111 m
Tinggi head : 0,8068 m
Dimensi pengaduk :
Tipe pengaduk: 6 blade plate turbine impeller with 4 baffle

8
Jumlah :1 buah
Diameter : 1,4411 m
Kecepatan : 48 rpm
Power : 30 Hp
Dimensi jaket pendingin :
Diameter : 4,3437 m
Tebal : 0,0095 m
Lebar : 0,0102 m
Suhu masuk : 30ºC
Suhu keluar : 45ºC
3.3 Flash Drum
Kode : D-140
Fungsi : Memisahkan uap stirena monomer dan etilen benzena dari
produk
Bentuk : Tangki silinder vertikal dengan torispherical dished head
Jumlah : 1 buah
Bahan konstruksi : Stainless steel SA-302 Grade A
Kondisi operasi : T = 171,74ºC, P = 1,2 atm
Dimensi kolom :
Diameter : 1,2465 m
Tebal : 0,0064 m
Tinggi kolom : 3,0102 m
Dimensi head :
Tebal : 0,0064 m
Tinggi head : 0,2586 m
3.4 Extruder
Kode : S-150
Fungsi : Membentuk polistirena menjadi pellet dengan panjang 1/8
in dan diameter 1/8 in
Jenis : Twin screw extruder yang dilengkapi dengan cooling bath
dan cutting machine
Jumlah : 1 buah
Bahan konstruksi : Stainless steel (Austenitic) AISI Type 36
Kondisi operasi : T = 40ºC, P = 1 atm
Dimensi extruder :
L/D :6
Diameter : 0,9017 m
Tebal dinding : 0,0048 m
Panjang : 5,4105 m
Dimensi agigator :
Jenis : Screw agigator
Kecepatan : 20 rpm
Diameter : 0,2705 m

9
Power :2 Hp
Dimensi die (lubang keluaran) :
Diameter die : 0,0032 m
Jumlah lubang : 250 lubang

4. ANALISIS EKONOMI
Dari perhitungan evaluasi ekonomi, diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Keuntungan sebelum pajak sebesar Rp128.040.856.293 dan sesudah pajak sebesar
Rp96.030.642.220
2. Percent Return on Investment (ROI) sebelum pajak sebesar 38,88% dan sesudah pajak
29,16%. ROI untuk pabrik beresiko rendah sebelum pajak minimal 11% (Aries and
Newton, 1955).
3. Pay Out Time (POT) sebelum pajak 2,05 tahun dan sesudah pajak 2,55 tahun. POT
pabrik sebelum pajak maksimal 5 tahun (Aries and Newton: 1955).
4. Break Event Point (BEP) sebesar 44,30% dan Shut Down Point sebesar 25,68%. BEP
yang wajar untuk suatu pabrik kimia berkisar 40-60%.
5. Discounted Cash Flow atau DCF sebesar 30,51% sedangkan suku bunga pinjaman di
bank sekitar 10% per tahun.
Jadi, pabrik polistirena dari stirena monomer dengan kapasitas 75.000 ton/tahun layak
untuk dikaji lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA
Aditiawan, 2006, Kesiapan Industri Produk Plastik Indonesia dalam Menghadapi
Globalisasi,https://businessenvironment.wordpress.com/2006/10/15/17/. Diakses pada
22 Oktober 2015. 08:00 WIB
Anonim, 2010, European chemical profile polystyrene news,
http//:www.icis.com/resources/news/2010/02/229336494/european-chemical-profile-
polystyrene/ . Diakses pada 22 Oktober 2015. 09:00 WIB
Alibaba Group, 2015, Product Price, https://m.alibaba.com/. Diakses pada 18 September
2015. 09:00 WIB
PT Chandra Asri, 2015, Annual Report, http://www.chandra-asri.com. Diakses pada 18
September 2015. 08:00
Aries, R.S., Newton, R.D., 1955, Chemical Engineering Cost Estimation, McGraw Hill Book
Company, New York

10
Badger ,W.L. and Banchero, J.T.,1955, Introduction to Chemical Engineering, International
Student Edition, McGraw Hill Kogakusha Company, Tokyo
Badan Pusat Statistik, 2012, Statistic Indonesia, www.bps.go.id, Indonesia. Diakses pada 19
Oktober 2015
Baasel, W.D.,1976, Preliminary Chemical Engineering Plant Design, American Elsevier
Publishing Co., Inc., New York
Billmeyer, F. W., 1994, Text Book of polymer Science, 3rd Edition, A Wiley-Interscience
Publication, John Wiley and Sons, Inc., New York.
Brown, G.G, 1978, Unit Operation 3ed, McGraw Hill International Book Company, Tokyo
Brownell, L.E., Young, E.H., 1959, Process Equipment Design Vessel Design, Michigan
Coulson, J.M. And Richardson, J.F., 1985, Introduction to Chemical Engineering
Design,volume 6, Pergamon Press, Oxford.
D. E. Roberts, W. W. Walton, R. S. Jessup, J, 1947, Polymer Science, John Wiley and Sons,
Inc., New York.

Djoko, P., 2003, Komunikasi Bisnis, edisi 2, Erlangga, Jakarta


Ebewele,. R.O, 2000, Polymer Science and Technology, Faculty of Engineering University of
Benin City, Nigeria.
Flory, P.J., 1969, Principles of Polymer Chemistry, 7ed., Cornell University Press, London.
Geankoplis, C.J., 1983, Transport Processes and Unit Operations, 2nd ed., Allyn and Bacon
Inc., Boston
Kern, D.Q., 1950, Process Heat Transfer, McGraw Hill International Book
Company,Singapura
Kirk, R.E., Othmer, V.R., 1982, Encyclopedia of Chemical Technology, John Wiley & Sons
Inc., New York
Perry, R.H., Green, D., 2008, Perry’s Chemical Engineers’ Handbook, 7th ed., McGraw Hill
Companies Inc., USA.
Peters, M.S., Timmerhaus, K.D., West, R.E., 2003, Plant Design and Economics for
Chemical Engineers, 5th ed., Mc-Graw Hill, New York.
Powell, S.T., 1965, Water Conditioning for Industry, 1st ed., McGraw-Hill Book
Company, Inc., New York.
Rase,Howard .F., 1981, Chemical Reactor Design for Process Plant, 3th edition, McGraw-
Hill International Book Company, Tokyo
Severn, W.H and Friend, 1964, Steam, Air and Gas Power, 4th Edition, John Willey and
Sons, inc, New York.

11
Smith, J.M. and Van Ness, H.H., 1975, Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamics, 3th edition, McGraw Hill International Book Co., Tokyo
Treybal, R.E., 1984, Mass Transfer Operation, 3rd ed., McGraw Hill International Book
Company, Japan
Ullmann, F., 2005, Encyclopedia of Industrial Chemistry, John Wiley & Sons, New York.
Ulrich, G.D., 1984, A Guide to Chemical Engineering Process Design and Economics, John
Wiley & Sons, New York
Vilbrandt , F.C and Dryden,C.E., 1959, Chemical Engineering Plant Design 4th edition,
McGraw Hill Kogakusha Company Limited, Tokyo
Walas, S.M., 1988, Chemical Process Equipment, 3rd ed., Butterworths series in chemical
engineering, USA
Widjaja,G., dan Yani, A., 2003, Perseroan Terbatas, Raja Grafindo Persada, Jakarta
Yaws, C.L., 1999, Chemical Properties Handbook, McGraw Hill Companies Inc., USA
Zamani., 1998, Manajemen, IPWI, Jakarta

12

Anda mungkin juga menyukai