Dosen Pengampu:
Hj. Iftikhatun Afifah S.Kep
Terima kasih yang setulus-tulusnya kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan izin-Nya,maka kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu nya.
Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak sedikit masalah yang di
hadapi,namunberkat kerja keras serta bantuan dari berbegai pihak,semua masalah bisa teratasi
dengan baik .Oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih semua pihak yang
membantu penyelesaian makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah luas cakrawala.
Benda, Maret 2013
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tetralogi fallot (TOF) merupakan penyakit jantung sianotik yang paling banyak ditemukan
dimana tetralogi fallot menempati urutan keempat penyakit jantung bawaan pada anak setelah
defek septum ventrikel,defek septum atrium dan duktus arteriosus persisten,atau lebih kurang 10-
15 % dari seluruh penyakit jantung bawaan, diantara penyakit jantung bawaan sianotik Tetralogi
fallot merupakan 2/3 nya. Tetralogi fallot merupakan penyakit jantung bawaan yang paling
sering ditemukan yang ditandai dengan sianosis sentral akibat adanya pirau kanan ke kiri.
Dari banyaknya kasus kelainan jantung serta kegawatan yang ditimbulkan akibat kelainan
jantung bawaan ini, maka sebagai seorang perawat dituntut untuk mampu mengenali tanda
kegawatan dan mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat (Staf IKA, 2007).
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang didapatkan antara lain:
1. Apa definisi dari penyakit tetralogi fallot?
2. Apa saja etiologi dari penyakit tetralogi fallot?
3. Bagaimana patofisiologi penyakit tetralogi fallot?
4. Apa gejala dan tanda penyakit tetralogi fallot?
5. Apa saja komplikasi dari penyakit tetralogi fallot?
6. Apa saja pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk penyakit tetralogi fallot?
7. Bagaimana pengobatan penyakit tetralogi fallot?
C. Tujuan
Adapun tujuan yang didapatkan antara lain:
1. Agar dapat menjelaskan definisi dari penyakit tetralogi fallot
2. Agar dapat menjelaskan etiologi dari penyakit tetralogi fallot
3. Agar dapat menjelaskan patofisiologi penyakit tetralogi fallot
4. Agar dapat menjelaskan gejala dan tanda penyakit tetralogi fallot
5. Agar dapat menjelaskan komplikasi dari penyakit tetralogi fallot
6. Agar dapat menjelaskan pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk penyakit tetralogi fallot
7. Agar dapat menjelaskan pengobatan penyakit tetralogi fallot
BAB II
KONSEP DASAR
A. PENGERTIAN
Tetralogi fallot (TF) adalah kelainan jantung dengan gangguan sianosis yang ditandai dengan
kombinasi 4 hal yang abnormal meliputi Defek septum ventrikel, Stenosis pulmonal, Overriding
aorta, dan Hipertrofi ventrikel kanan.
1. Defek septum ventrikel : adanya lubang di sekat pemisah bilik kiri (ventrikel kiri) dengan
bilik kanan (ventrikel kanan)
2. Stenosis pulmonal : penyempitan klep pembuluh darah yang keluar dari bilik kanan menuju
paru, bagian otot dibawah klep juga menebal dan menimbulkan penyempitan
3. Overriding Aorta : pembuluh darah utama yang keluar dari bilik kiri mengangkang sekat
bilik, sehingga seolah-olah sebagian aorta keluar dari bilik kanan
4. Hipertrofi ventrikel kanan :,penebalan otot bilik kanan akibat kerja keras (karena jalan
keluarnya terhambat) dan tekanan dalam rongga ini meningkat.
Komponen yang paling penting dalam menentukan derajat beratnya penyakit adalah stenosis
pulmonal dari sangat ringan sampai berat. Stenosis pulmonal bersifat progresif , makin lama
makin berat.
B. ETIOLOGI
Pada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaan tidak diketahui secara pasti.
Diduga karena adanya faktor endogen dan eksogen. Faktor – factor tersebut antara lain :
Faktor Endogen
1. Berbagai jenis penyakit genetik : Kelainan kromosom
2. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan
3. Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes melitus, hipertensi, penyakit
jantung atau kelainan bawaan
C. PATOFISIOLOGI
Tetralogi fallot merupakan kelainan “Empat Sekawan“ yang terdiri dari defek septum ventrikel,
overriding aorta, stenosis infundibuler dan hipertrofi ventrikel kanan. Secara anatomis
sesungguhnya tetralogi fallot merupakan suatu defek ventrikel subaraortik yang disertai deviasi
ke anteriol septum infundibuler (bagian basal dekat dari aorta). Devisiasi ini menyebabkan akar
aorta bergeser ke depan (dekstroposisi aorta), sehinnga terjadi overriding aorta terhadap septum
interventrikuler, stenosis pada bagian infundibuler ventrikel kanan dan hipoplasia arteri
pulmonal. Pada tetralogi fallot, overriding aorta biasanya tidak melebihi 50 %. Apabila
overriding aorta melebihi 50 %, hendaknya dipikirkan kemungkinan adanya suatu outlet ganda
ventrikel kanan.
Devisiasi septum infindibuler ke arah anteriol ini sesungguhnya merupakan bagian yang paling
esensial pada tetralogi fallot.Itulah sebabnya suatu defek septum ventrikel dan overriding aorta
yang disertai stenosis pulmonal valvuler misalnya, tidak bisa disebut sebagai tetralogi fallot
apabila tidak terdapat devisiasi septum infundibuler ke anteriol. Kadang-kadang tetralogi fallot
disertai pada adanya septum antrium sekunder dan kelompok kelainan ini disebut sebagai
tetralogi fallot
Betapapun tekanan dalam ventrilel kanan meninggi karena obstruksi infundibuler, tapi dengan
adanya defek septum ventrikel pada tetralogi fallot, daerah didorong ke kiri masuk ke aorta,
sehingga tekanan dalam ventrikel kanan, ventrikel kiri dan aorta relative menjadi sama. Itulah
sebabnya mungkin mengapa pada tetralogi fallot jarang terjadi gagal jantung kongestif, berbeda
dengan stenosis pulmonal yang berat tanpa disertai defek septum ventrikel, gagal jantung
kongestif bisa saja melebihi tekanan sistemik
Sianosis merupakan gejala tetralogi fallot yang utama.Berat ringanya sianosis ini tergantung dari
severitas stenosis infindibuler yang terjadi pada tetralogi fallot dan arah pirau
interventrikuler.Sianosis dapat timbul semenjak lahir dan ini menandakan adanya suatu stenosis
pulmonal yang berat atau bahkan atresia pulmonal atau bisa pula sianosois timbul beberapa
bulan kemudian pada stenosis pulmonal yang ringan. Sianosis biasanya berkembang perlahan-
lahan dengan bertambahnya usia dan ini menandakan adanya peningkatan hipertrofi infindibuler
pulmonal yang memperberat obstruksi pada bagian itu
Stenosis infindibuler merupakan beban tekanan berlebih yang kronis bagi ventrkel kanan,
sehingga lama-lama ventrikel kanan mengalami hipertrofi. Disamping itu, dengan meningkatnya
usia dan meningkatnya tekanan dalam ventrikel kanan, kolateralisasi aorta pulmonal sering
tumbuh luas pada tetralogi fallot, melalui cabang-cabang mediastinal, brokhial, esophageal,
subklavika dan anomaly arteri lainya. Kolateralisasi ini disebut MAPCA ( major aorta
pulmonary collateral arteries )
E. KOMPLIKASI
Komplikasi dari gangguan ini antara lain :
1. Penyakit vaskuler pulmonel
2. Deformitas arteri pulmoner kanan
3. Perdarahan hebat terutama pada anak dengan polistemia
4. Emboli atau thrombosis serebri, resiko lebih tinggi pada polisistemia, anemia, atau sepsis
5. Gagal jantung kongestif jika piraunya terlalau besar
6. Oklusi dini pada pirau
7. Hemotoraks
8. Sianosis persisten
9. Efusi pleura
10. Trombosis Pulmonal
11. Anemia relative
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
Ditemukan adanya peningkatan hemoglobin dan hematokrit (Ht) akibat saturasi oksigen yang
rendah. Pada umumnya hemoglobin dipertahankan 16-18 gr/dl dan hematokrit antara 50-65 %.
Nilai BGA menunjukkan peningkatan tekanan partial karbondioksida (PCO2), penurunan
tekanan parsial oksigen (PO2) dan penurunan PH. Pasien dengan Hg dan Ht normal atau rendah
mungkin menderita defisiensi besi.
2. Radiologis
Sinar X pada thoraks menunjukkan penurunan aliran darah pulmonal, tidak ada pembesaran
jantung, gambaran khas jantung tampak apeks jantung terangkat sehingga seperti sepatu.
3. Elektrokardiogram
Pada EKG sumbu QRS hampir selalu berdeviasi ke kanan. Tampak pula hipertrofi ventrikel
kanan. Pada anak besar dijumpai P pulmonal
4. Ekokardiografi
Memperlihatkan dilatasi aorta, overriding aorta dengan dilatasi ventrikel kanan, penurunan
ukuran arteri pulmonalis & penurunan aliran darah ke paru-paru
5. Kateterisasi
Diperlukan sebelum tindakan pembedahan untuk mengetahui defek septum ventrikel multiple,
mendeteksi kelainan arteri koronari dan mendeteksi stenosis pulmonal perifer. Mendeteksi
adanya penurunan saturasi oksigen, peningkatan tekanan ventrikel kanan, dengan tekanan
pulmonalis normal atau rendah
G. PENATALAKSANAAN
Pada penderita yang mengalami serangan sianosis maka terapi ditujukan untuk memutus
patofisiologi serangan tersebut, antara lain dengan cara :
1. Posisi lutut ke dada agar aliran darah ke paru bertambah
2. Morphine sulfat 0,1-0,2 mg/kg SC, IM atau IV untuk menekan pusat pernafasan dan
mengatasi takipneu.
3. Bikarbonas natrikus 1 Meq/kg BB IV untuk mengatasi asidosis
4. Oksigen dapat diberikan, walaupun pemberian disini tidak begitu tepat karena permasalahan
bukan karena kekurangan oksigen, tetapi karena aliran darah ke paru menurun. Dengan usaha
diatas diharapkan anak tidak lagi takipnea, sianosis berkurang dan anak menjadi tenang. Bila hal
ini tidak terjadi dapat dilanjutkan dengan pemberian
5. Propanolo l 0,01-0,25 mg/kg IV perlahan-lahan untuk menurunkan denyut jantung sehingga
seranga dapat diatasi. Dosis total dilarutkan dengan 10 ml cairan dalam spuit, dosis awal/ bolus
diberikan separohnya, bila serangan belum teratasi sisanya diberikan perlahan dalam 5-10 menit
berikutnya
6. Ketamin 1-3 mg/kg (rata-rata 2,2 mg/kg) IV perlahan. Obat ini bekerja meningkatkan
resistensi vaskuler sistemik dan juga sedative
7. Penambahan volume cairan tubuh dengan infus cairan dapat efektif dalam penganan
serangan sianotik. Penambahan volume darah juga dapat meningkatkan curah jantung, sehingga
aliran darah ke paru bertambah dan aliran darah sistemik membawa oksigen ke seluruh tubuh
juga meningkat.
Lakukan selanjutnya
1. Propanolol oral 2-4 mg/kg/hari dapat digunakan untuk serangan sianotik
2. Bila ada defisiensi zat besi segera diatasi
3. Hindari dehidrasi
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Anamnesa
a. Riwayat kehamilan :
Ditanyakan apakah ada faktor endogen dan eksogen.
Faktor Endogen
1) Berbagai jenis penyakit genetik : Kelainan kromosom
2) Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan
3) Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes melitus, hipertensi, penyakit
jantung atau kelainan bawaan
Faktor eksogen : Riwayat kehamilan ibu
1) Sebelumnya ikut program KB oral atau suntik, minum obat-obatan tanpa resep dokter,
(thalidmide, dextroamphetamine. aminopterin, amethopterin, jamu)
2) Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella
3) Pajanan terhadap sinar –X
b. Riwayat tumbuh
Biasanya anak cendrung mengalami keterlambatan pertumbuhan karena fatiq selama makan dan
peningkatan kebutuhan kalori sebagai akibat dari kondisi penyakit Anak akan sering Squatting
(jongkok) setelah anak dapat berjalan, setelah berjalan beberapa lama anak akan berjongkok
dalam beberapa waktu sebelum ia berjalan kembali.
c. Riwayat psikososial/ perkembangan
1) Kemungkinan mengalami masalah perkembangan
2) Mekanisme koping anak/ keluarga
3) Pengalaman hospitalisasi sebelumnya
d. Pemeriksaan fisik
1) Akivitas dan istirahat
Gejala : Malaise, keterbatasan aktivitas/ istirahat karena kondisinya.
Tanda : Ataksia, lemas, masalah berjalan, kelemahan umum,
keterbatasan dalam rentang gerak.
2) Sirkulasi
Gejala : Takikardi, disritmia
Tanda : adanya Clubbing finger setelah 6 bulan, sianosis
pada membran muksa, gigi sianotik
3) Eliminasi
Tanda : Adanya inkontinensia dan atau retensi.
4) Makanan/ cairan
Tanda : Kehilangan nafsu makan,kesulitan menelan, sulit menetek
Gejala : Anoreksia, muntah, turgor kulit jelek, membran mukosa
kering
5) Hiegiene
Tanda : ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri.
6) Neurosensori
Tanda : Kejang, kaku kuduk
Gejala : Tingkat kesadaran letargi hingga koma bahkan kematian
7) Nyeri/ keamanan
Tanda : Sakit kepala berdenyut hebat pada frontal, leher kaku
Gejala : Tampak terus terjaga, gelisah, menangis/ mengaduh/
mengeluh
8) Pernafasan
Tanda : Auskultasi terdengar bising sistolik yang keras didaerah
pulmonal yang semakin melemah dengan bertambahnya
derajat obstruksi
Gejala : Dyspnea, napas cepat dan dalam
9) `Nyeri/ keamanan
Tanda : Sianosis, pusing, kejang
Gejala : Suhu meningkat, menggigil, kelemahan secara umum,
2. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium :Peningkatan hemoglobin dan hematokrit (Ht) akibat saturasi
oksigen yang rendah
b. Radiologis :Sinar X pada thoraks menunjukkan penurunan aliran darah pulmonal, tidak
ada pembesaran jantung, gambaran khas jantung tampak apeks jantung terangkat sehingga
seperti sepatu
c. Elektrokardiogram ( EKG) : Pada EKG sumbu QRS hampir selalu berdeviasi ke kanan.
Tampak pula hipertrofi ventrikel kanan. Pada anak besar dijumpai P pulmonal
d. Ekokardiografi : Memperlihatkan dilatasi aorta, overriding aorta dengan dilatasi ventrikel
kanan, penurunan ukuran arteri pulmonalis & penurunan aliran darah ke paru-paru
e. Katerisasi jantung : ditemukan adanya defek septum ventrikel multiple, mendeteksi
kelainan arteri koronari dan mendeteksi stenosis pulmonal perifer
f. Gas darah : adanya penurunan saturasi oksigen dan penurunan PaO2
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Resiko penurunan cardiac output b/d adanya kelainan structural jantung.
Tujuan: penurunan cardiac output tidak terjadi.
Kriteria hasil: tanda vital dalam batas yang dapat diterima, bebas gejala gagal jantung,
melaporkan penurunan episode dispnea, ikut serta dalam aktifitas yang mengurangi beban kerja
jantung, urine output adekuat: 0,5 – 2 ml/kgBB.
• Lakukan perawatan dengan cepat, hindari pengeluaran energi berlebih dari pasien.
• Bantu pasien memilih kegiatan yang tidak melelahkan.
• Menghindarkan psien dari kegiatna yang melelahkan dan meningkatkan beban kerja jantung.
• Perubahan suhu lingkungna yang mendadak merangsang kebutuhan akan oksigen yang
meningkat.
• Kecemasan meningkatkan respon psikologis yang merangsang peningkatan kortisol dan
meningkatkan suplai O2.
c. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d oksigenasi tidak adekuat, kebutuhan nutrisis
jaringan tubuh, isolasi social.
Tujuan: Pertumbuhan dan perembangan dapat mengikuti kurca tumbuh kembang sesuai dengan
usia.
Kriteria hasil: Pasien dapat mengikuti tahap pertumbuhan dan perkembangan yang sesuia dengan
usia, pasien terbebas dari isolasi
social.
Rencana intervensi dan rasional:
Intervensi Rasional
• Sediakan kebutuhan nutrisi adekuat.
• Menghindarkan pasien dari kemungkinan terkena infeksi dari sumber yang dapat dihindari.
• Istirahat adekuat membantu meningkatkan keadaan umum pasien.
• Nutrisi adekuat menunjang daya tahan tubuh pasien yang optimal
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kombinasi kelainan kongenital yang dikenal sebagai tetralogi fallot antara lain defek septum
ventrikuler, pembesaran aorta, stenosis katup pulmoner, dan hipertrofi ventrikel kanan. Penyebab
tetralogi fallot terdiri dari 2 faktor, yaitu endogen dan eksogen. Anak dengan tetralogi fallot
umumnya akan mengalami keluhan sesak saat beraktivitas, berat badan bayi yang tidak
bertambah, clubbing fingers, dan sianosis. Pemeriksaan yang dilakukan antara lain pemeriksaan
darah, foto thorax, elektrokardiografi, ekokardiografi.
B. Saran
1. Hindari penggunaan alkohol atau obat yang membahayakan pada masa kehamilan
2. Makanan ibu haruslah mencukupi nilai gizi serta nutrisi yang dibutuhkan
3. Lakukan tindakan operasi untuk mempertahankan hidup anak
4. Pemberian oksigen sangat diperlukan saat anak sesak napas
DAFTAR PUSTAKA
Delp, Mohlan H. 1996. Major Diagnosis Fisik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Guyton, Arthur C. 2006. BukuAjar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Mansjoer, Arief, dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapicus FKUI.
Sadler, T.W. 2000. Embriologi Kedokteran Langman. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI. 2007. Ilmu Kesehatan Anak jilid 2. Jakarta:
Infomedika.
Underwood, J. C. E. 2000. Patologi Umum dan Sistematik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
http://picasion.com/i/1Vmdn/
Cara Mudah Membajirkan Komentar di Blog
Animasi Blog
Laman
Beranda
Total Pageviews
499,820
Digital clock
Blog Archive
► 2014 (1)
▼ 2013 (179)
o ► August (9)
o ► May (2)
o ▼ March (165)
Askep dimensia pada gerontik
Petunjuk Pengambilan sampel dan analisa hasil pem...
LP Perilaku Kekerasan
Kata kata sukses
Kata kata mutiara
Cancaer Kulit
Asuhan Keperawatan PEMFIGUS VULGARIS
Asuhan Keperawatan ERITRODERMA
Askep Hifema
ABLASIO RETINA
MASA NIFAS YANG SEHAT
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA KLIEN
YANG M...
Askep migrain
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA
KLIEN ...
ASKEP HERNIA NUKLEUS PULPOSUS
Askep Nyeri LOW BACK PAIN
ASKEP EPILEPSI
PENGARUH MUSIK KLASIK PADA JANIN DALAM KANDUNGAN
Manajemen laktasi
Makalah Ilmu Kesehatan Anak Kemasukan Benda Asing ...
ASKEP ANAK MARASMUS
CONTOH LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GLUKOMA
ASUHAN KEPERAWATAN HEMODIALISA DENGAN NANDA,
NOC, ...
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA SISTEM
PENDE...
ASKEP ERITRODERMA
Teori-teori Leadership
Waspada Gejala STROKE
Askep Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan : Patent...
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DEMAM BERDARAH
ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP) MASTOIDITIS
serviksitis
Askep klien dengan penyakit kronik
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN
EL...
Keamanan
RUBEOLA
ASPEK HUKUM DAN REGULASI DALAM KEPERAWATAN
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA (INDIVIDU DAN KELUARGA)
Defibrillator
makalah kelompok sosial dalam masyarakat
Makalah Kewarganegaraan Politik dan Strategi Nasio...
MAKALAH MIKROBIOLOGI Sterilisasi
MAKALAH KREATIVITAS DAN INTELEGENSI
NGT
Penularan TB pada anak
Penyakit Radang Usus Buntu (Appendicitis)
Keselamatan pasien Radiologi
Masyarakat Modern
Kebutuhan Spiritual Pasien
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA (INDIVIDU DAN KELUARGA)
Imunoglobulin
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN GANGGUAN
SIST...
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. W DENGAN GANGGUAN
SIST...
FILARIASIS (KAKI GAJAH)
Hak Lansia
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN TUBERCULOSIS
MILLER...
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN GANGGUAN
SIST...
THYPOID
Konsep Dasar Miopia
ASKEP LEUKIMIA TERBARU
ASKEP KOLESISTITIS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.S DENGAN GANGGUAN
OKSIG...
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. K DENGAN GANGGUAN
PERN...
ANTIGEN
Antibodi dan Hyper IgE Syndrome
IMUNOLOGI
Asuhan Keperawatan Gangguan Jiwa Pada Anak Dan Rem...
Tumor telinga
PUASA SEHAT ALA ROSULULLAH SAW
Gambar Perawat hati
Gambar Perawat hati
Gambar Perawat Lucu
Gambar Cinta
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA Ny. K DENGAN
HI...
ASKEP HIPERAKTIF
GAGAL GINJAL KRONIK
KONSEP DASAR DISPEPSIA
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELLITUS
ASKEP DIARE
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PRE OPERASI
ASKEP Pneumonia
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn M DENGAN DIABETES
MELLI...
ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL TM II PADA NY. N DEN...
Makalah Ketidak Nyamanan
Makalah EKSTRASI VAKUM
ASKEP PERITONITIS
Makalah OBSTRUCTION INTESTINAL
ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS
OBAT ANALGETIK ANTIPIRETIK
ASUHAN KEPERAWATAN SYPHILIS DALAM KEHAMILAN
Asuhan Keperawatan Sifilis
Makalah MOBILISASI
KELAINAN RETROGESSI
RESPON TUBUH TERHADAP CEDERA PERADANGAN DAN
PERBAI...
RESPON TUBUH TERHADAP CEDERA PERADANGAN DAN
PERBAI...
KERANGKA ACUAN RAPAT KERJA
Makalah PROSES RADANG AKUT DAN KRONIK
PERAWATAN PRE OPERATIF
MEDICAL SURGICAL PERAWATAN PRE OPERATI
PERDARAHAN POST PARTUM (HPP)
Penyakit Infeksi
Contoh Pengkajian Medsur DM
Contah Pengkajian dengan pasien
PEDOMAN WAWANCARA MANEJEMEN PELAYANAN
KEPERAWATAN
Patologi Jantung
PROPOSAL PENELITIAN PENGARUH KEHILANGAN PASANGAN
...
Contoh Askep Kasus dirumah sakit
LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN
GANG...
MEDICAL SURGICAL PERAWATAN PRE OPERATIF
KONSEP HIPERTENSI
Konsep Fraktur
Makalah Konsep Cidera Kepala
Konsep BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
Makalah Keracunan Ectasy
KELOMPOK BERORIENTASI KEPADA TUGAS
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DGN KELAINAN KATUB
Makalah INFEKSI LUKA TRAUMA
Asuhan Keperawatan Meningitis Ensefalitis
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN TETRALOGI
FALLOT(TF...
Askep ARTRITIS REUMATOID
Asuhan Keperawatan Gout
MAKALAH KEPERAWATAN PROFESSIONAL “ Organisasi Prof...
MAKALAH ORGANISASI PERSATUAN PERAWAT NASIONAL
INDO...
POLITIK DAN PEMBUATAN KEBIJAKAN DALAM KESEHATAN
DA...
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN SISTEM
PERKEMIH...
MAKALAH DAMPAK MEROKOK BAGI KESEHATAN DAN
LINGKUNG...
MAKALAH TEORI OREM
MAKALAH KEHILANGAN DAN BERDUKA
MAKALAH MASYARAKAT MADANI
Makalah Hak
MAKALAH CIVIC EDUCATION TENTANG “MASYARAKAT
MADANI...
Makalah Oksigen
Makalah Obat Autokoid
Pergaulan Bebas Di Kalangan Remaja
Gambar Perawat Lucu
Perawat setia
Makalah Saraf Kranial
Makalah Nutrisi
Asuhan Keperawatan Tuberculosis
LAPORAN PROMOSI KESEHATAN
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA
KLIEN ...
Asuhan Keerawatan GAGAL GINJAL KRONIK
MAKALAH Etika keperawatan (Hak-hak individu yang ...
Makalah DHF
ASUHAN KEPERAWATAN PENDARAHAN ANTEPARTUM
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN”SP” DENGAN HALUSINASI
Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Hipo...
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN TRAUMAKEPALA
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH OKSIGENASI
PADA ...
Asuhan Keperawatan Anak Preschool dengan ISPA
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN HOSPITALISASI
Asuhan Keperawatan Asma
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DIARE
ASUHAN KEPERAWATAN KEJANG DEMAm
Asuhan Keperawatan Katarak
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. Y DENGAN GANGGUAN
HARG...
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. M DENGAN CRF DI RUANG
...
ASUHAN KEPERAWATAN CA CAVUMNASI
Askep Anak dengan bronkhitis
Makalah Body Aligment
Askep Anak dengan Hidroxephalus
ASuhan Keperawatan Anak dengan TB Miller
MAKALAH POLITIK DAN PEMBUATAN KEBIJAKAN DALAM
KES...
Asuhan Keperawatan Tuli
Makalah Terapi Aktivitas kelompok
o ► February (3)
► 2012 (18)
Google+ Badge
Google+ Followers
About Me
Sofa Mubarok
aku adalah aku yang suka berpetualang dan mencoba sesuatu hal yang belum tahu,,,,
hidup ku berpindah tempat untuk mencari sebuah pengalamn dan teman,,, karena hidupku
bisa hidup jika ada teman,,,,,
View my complete profile
Share It