Anda di halaman 1dari 18

Keperawatan Profesional Islami

Perawat yang handal serta bereligius

Saturday, 9 March 2013


ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN TETRALOGI FALLOT(TF)

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN


vTETRALOGI FALLOT(TF)

Diajukan Guna Memenuhi


Tugas Mata Kuliah Anak

Dosen Pengampu:
Hj. Iftikhatun Afifah S.Kep

AKADEMI KEPERAWATAN AL HIKMAH 02


BENDA SIRAMPOG
2012
KATA PENGANTAR

Terima kasih yang setulus-tulusnya kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan izin-Nya,maka kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu nya.
Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak sedikit masalah yang di
hadapi,namunberkat kerja keras serta bantuan dari berbegai pihak,semua masalah bisa teratasi
dengan baik .Oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih semua pihak yang
membantu penyelesaian makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah luas cakrawala.
Benda, Maret 2013

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tetralogi fallot (TOF) merupakan penyakit jantung sianotik yang paling banyak ditemukan
dimana tetralogi fallot menempati urutan keempat penyakit jantung bawaan pada anak setelah
defek septum ventrikel,defek septum atrium dan duktus arteriosus persisten,atau lebih kurang 10-
15 % dari seluruh penyakit jantung bawaan, diantara penyakit jantung bawaan sianotik Tetralogi
fallot merupakan 2/3 nya. Tetralogi fallot merupakan penyakit jantung bawaan yang paling
sering ditemukan yang ditandai dengan sianosis sentral akibat adanya pirau kanan ke kiri.
Dari banyaknya kasus kelainan jantung serta kegawatan yang ditimbulkan akibat kelainan
jantung bawaan ini, maka sebagai seorang perawat dituntut untuk mampu mengenali tanda
kegawatan dan mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat (Staf IKA, 2007).

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang didapatkan antara lain:
1. Apa definisi dari penyakit tetralogi fallot?
2. Apa saja etiologi dari penyakit tetralogi fallot?
3. Bagaimana patofisiologi penyakit tetralogi fallot?
4. Apa gejala dan tanda penyakit tetralogi fallot?
5. Apa saja komplikasi dari penyakit tetralogi fallot?
6. Apa saja pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk penyakit tetralogi fallot?
7. Bagaimana pengobatan penyakit tetralogi fallot?

C. Tujuan
Adapun tujuan yang didapatkan antara lain:
1. Agar dapat menjelaskan definisi dari penyakit tetralogi fallot
2. Agar dapat menjelaskan etiologi dari penyakit tetralogi fallot
3. Agar dapat menjelaskan patofisiologi penyakit tetralogi fallot
4. Agar dapat menjelaskan gejala dan tanda penyakit tetralogi fallot
5. Agar dapat menjelaskan komplikasi dari penyakit tetralogi fallot
6. Agar dapat menjelaskan pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk penyakit tetralogi fallot
7. Agar dapat menjelaskan pengobatan penyakit tetralogi fallot

BAB II
KONSEP DASAR

A. PENGERTIAN
Tetralogi fallot (TF) adalah kelainan jantung dengan gangguan sianosis yang ditandai dengan
kombinasi 4 hal yang abnormal meliputi Defek septum ventrikel, Stenosis pulmonal, Overriding
aorta, dan Hipertrofi ventrikel kanan.
1. Defek septum ventrikel : adanya lubang di sekat pemisah bilik kiri (ventrikel kiri) dengan
bilik kanan (ventrikel kanan)
2. Stenosis pulmonal : penyempitan klep pembuluh darah yang keluar dari bilik kanan menuju
paru, bagian otot dibawah klep juga menebal dan menimbulkan penyempitan
3. Overriding Aorta : pembuluh darah utama yang keluar dari bilik kiri mengangkang sekat
bilik, sehingga seolah-olah sebagian aorta keluar dari bilik kanan
4. Hipertrofi ventrikel kanan :,penebalan otot bilik kanan akibat kerja keras (karena jalan
keluarnya terhambat) dan tekanan dalam rongga ini meningkat.
Komponen yang paling penting dalam menentukan derajat beratnya penyakit adalah stenosis
pulmonal dari sangat ringan sampai berat. Stenosis pulmonal bersifat progresif , makin lama
makin berat.

B. ETIOLOGI
Pada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaan tidak diketahui secara pasti.
Diduga karena adanya faktor endogen dan eksogen. Faktor – factor tersebut antara lain :
Faktor Endogen
1. Berbagai jenis penyakit genetik : Kelainan kromosom
2. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan
3. Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes melitus, hipertensi, penyakit
jantung atau kelainan bawaan

Faktor eksogen : Riwayat kehamilan ibu


1. Sebelumnya ikut program KB oral atau suntik, minum obat-obatan tanpa resep dokter,
(thalidmide, dextroamphetamine, aminopterin, amethopterin, jamu)
2. Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella
3. Pajanan terhadap sinar –X
Para ahli berpendapat bahwa penyebab endogen dan eksogen tersebut jarang terpisah
menyebabkan penyakit jantung bawaan. Apapun sebabnya, pajanan terhadap faktor penyebab
harus ada sebelum akhir bulan kedua kehamilan, oleh karena pada minggu ke delapan kehamilan
pembentukan jantung janin sudah selesai

C. PATOFISIOLOGI
Tetralogi fallot merupakan kelainan “Empat Sekawan“ yang terdiri dari defek septum ventrikel,
overriding aorta, stenosis infundibuler dan hipertrofi ventrikel kanan. Secara anatomis
sesungguhnya tetralogi fallot merupakan suatu defek ventrikel subaraortik yang disertai deviasi
ke anteriol septum infundibuler (bagian basal dekat dari aorta). Devisiasi ini menyebabkan akar
aorta bergeser ke depan (dekstroposisi aorta), sehinnga terjadi overriding aorta terhadap septum
interventrikuler, stenosis pada bagian infundibuler ventrikel kanan dan hipoplasia arteri
pulmonal. Pada tetralogi fallot, overriding aorta biasanya tidak melebihi 50 %. Apabila
overriding aorta melebihi 50 %, hendaknya dipikirkan kemungkinan adanya suatu outlet ganda
ventrikel kanan.
Devisiasi septum infindibuler ke arah anteriol ini sesungguhnya merupakan bagian yang paling
esensial pada tetralogi fallot.Itulah sebabnya suatu defek septum ventrikel dan overriding aorta
yang disertai stenosis pulmonal valvuler misalnya, tidak bisa disebut sebagai tetralogi fallot
apabila tidak terdapat devisiasi septum infundibuler ke anteriol. Kadang-kadang tetralogi fallot
disertai pada adanya septum antrium sekunder dan kelompok kelainan ini disebut sebagai
tetralogi fallot
Betapapun tekanan dalam ventrilel kanan meninggi karena obstruksi infundibuler, tapi dengan
adanya defek septum ventrikel pada tetralogi fallot, daerah didorong ke kiri masuk ke aorta,
sehingga tekanan dalam ventrikel kanan, ventrikel kiri dan aorta relative menjadi sama. Itulah
sebabnya mungkin mengapa pada tetralogi fallot jarang terjadi gagal jantung kongestif, berbeda
dengan stenosis pulmonal yang berat tanpa disertai defek septum ventrikel, gagal jantung
kongestif bisa saja melebihi tekanan sistemik
Sianosis merupakan gejala tetralogi fallot yang utama.Berat ringanya sianosis ini tergantung dari
severitas stenosis infindibuler yang terjadi pada tetralogi fallot dan arah pirau
interventrikuler.Sianosis dapat timbul semenjak lahir dan ini menandakan adanya suatu stenosis
pulmonal yang berat atau bahkan atresia pulmonal atau bisa pula sianosois timbul beberapa
bulan kemudian pada stenosis pulmonal yang ringan. Sianosis biasanya berkembang perlahan-
lahan dengan bertambahnya usia dan ini menandakan adanya peningkatan hipertrofi infindibuler
pulmonal yang memperberat obstruksi pada bagian itu
Stenosis infindibuler merupakan beban tekanan berlebih yang kronis bagi ventrkel kanan,
sehingga lama-lama ventrikel kanan mengalami hipertrofi. Disamping itu, dengan meningkatnya
usia dan meningkatnya tekanan dalam ventrikel kanan, kolateralisasi aorta pulmonal sering
tumbuh luas pada tetralogi fallot, melalui cabang-cabang mediastinal, brokhial, esophageal,
subklavika dan anomaly arteri lainya. Kolateralisasi ini disebut MAPCA ( major aorta
pulmonary collateral arteries )

D. TANDA DAN GEJALA


a. Sianosis
Obstruksi aliran darah keluar ventrikel kanan  hipertropi infundibulum meningkat  obstruksi
meningkat disertai pertumbuhan yang semakin meningkat  sianosis.
b. Dispnea
Terjadi bila penderita melakukan aktifitas fisik.
c. Serangan-serangan dispnea paroksimal (serangan-serangan anoksia biru)
Semakin bertambah usia, sianosis bertambah berat  umum pada pagi hari.

d. Keterlambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan


Gangguan pada pertambahan tinggi badan terutama pada anak, keadaan gizi kurang dari
kebutuhan normal, pertumbuhan otot-otot dari jaringan subkutan terlihat kendur dan lunak, masa
pubertas terlambat.
e. Denyut pembuluh darah normal
Jantung baisanya dalam ukuran normal, apeks jantung jela sterlihat, suatu getaran sistolis dapat
dirasakan di sepanjang tepi kiri tulang dada, pada celah parasternal 3 dan 4.
f. Bising sistolik
Terdengar keras dan kasar, dapat menyebar luas, tetapi intensitas terbesar pada tepi kiri tulang
dada

E. KOMPLIKASI
Komplikasi dari gangguan ini antara lain :
1. Penyakit vaskuler pulmonel
2. Deformitas arteri pulmoner kanan
3. Perdarahan hebat terutama pada anak dengan polistemia
4. Emboli atau thrombosis serebri, resiko lebih tinggi pada polisistemia, anemia, atau sepsis
5. Gagal jantung kongestif jika piraunya terlalau besar
6. Oklusi dini pada pirau
7. Hemotoraks
8. Sianosis persisten
9. Efusi pleura
10. Trombosis Pulmonal
11. Anemia relative

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
Ditemukan adanya peningkatan hemoglobin dan hematokrit (Ht) akibat saturasi oksigen yang
rendah. Pada umumnya hemoglobin dipertahankan 16-18 gr/dl dan hematokrit antara 50-65 %.
Nilai BGA menunjukkan peningkatan tekanan partial karbondioksida (PCO2), penurunan
tekanan parsial oksigen (PO2) dan penurunan PH. Pasien dengan Hg dan Ht normal atau rendah
mungkin menderita defisiensi besi.
2. Radiologis
Sinar X pada thoraks menunjukkan penurunan aliran darah pulmonal, tidak ada pembesaran
jantung, gambaran khas jantung tampak apeks jantung terangkat sehingga seperti sepatu.
3. Elektrokardiogram
Pada EKG sumbu QRS hampir selalu berdeviasi ke kanan. Tampak pula hipertrofi ventrikel
kanan. Pada anak besar dijumpai P pulmonal
4. Ekokardiografi
Memperlihatkan dilatasi aorta, overriding aorta dengan dilatasi ventrikel kanan, penurunan
ukuran arteri pulmonalis & penurunan aliran darah ke paru-paru
5. Kateterisasi
Diperlukan sebelum tindakan pembedahan untuk mengetahui defek septum ventrikel multiple,
mendeteksi kelainan arteri koronari dan mendeteksi stenosis pulmonal perifer. Mendeteksi
adanya penurunan saturasi oksigen, peningkatan tekanan ventrikel kanan, dengan tekanan
pulmonalis normal atau rendah

G. PENATALAKSANAAN
Pada penderita yang mengalami serangan sianosis maka terapi ditujukan untuk memutus
patofisiologi serangan tersebut, antara lain dengan cara :
1. Posisi lutut ke dada agar aliran darah ke paru bertambah
2. Morphine sulfat 0,1-0,2 mg/kg SC, IM atau IV untuk menekan pusat pernafasan dan
mengatasi takipneu.
3. Bikarbonas natrikus 1 Meq/kg BB IV untuk mengatasi asidosis
4. Oksigen dapat diberikan, walaupun pemberian disini tidak begitu tepat karena permasalahan
bukan karena kekurangan oksigen, tetapi karena aliran darah ke paru menurun. Dengan usaha
diatas diharapkan anak tidak lagi takipnea, sianosis berkurang dan anak menjadi tenang. Bila hal
ini tidak terjadi dapat dilanjutkan dengan pemberian
5. Propanolo l 0,01-0,25 mg/kg IV perlahan-lahan untuk menurunkan denyut jantung sehingga
seranga dapat diatasi. Dosis total dilarutkan dengan 10 ml cairan dalam spuit, dosis awal/ bolus
diberikan separohnya, bila serangan belum teratasi sisanya diberikan perlahan dalam 5-10 menit
berikutnya
6. Ketamin 1-3 mg/kg (rata-rata 2,2 mg/kg) IV perlahan. Obat ini bekerja meningkatkan
resistensi vaskuler sistemik dan juga sedative
7. Penambahan volume cairan tubuh dengan infus cairan dapat efektif dalam penganan
serangan sianotik. Penambahan volume darah juga dapat meningkatkan curah jantung, sehingga
aliran darah ke paru bertambah dan aliran darah sistemik membawa oksigen ke seluruh tubuh
juga meningkat.
Lakukan selanjutnya
1. Propanolol oral 2-4 mg/kg/hari dapat digunakan untuk serangan sianotik
2. Bila ada defisiensi zat besi segera diatasi
3. Hindari dehidrasi
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Anamnesa
a. Riwayat kehamilan :
Ditanyakan apakah ada faktor endogen dan eksogen.
Faktor Endogen
1) Berbagai jenis penyakit genetik : Kelainan kromosom
2) Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan
3) Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes melitus, hipertensi, penyakit
jantung atau kelainan bawaan
Faktor eksogen : Riwayat kehamilan ibu
1) Sebelumnya ikut program KB oral atau suntik, minum obat-obatan tanpa resep dokter,
(thalidmide, dextroamphetamine. aminopterin, amethopterin, jamu)
2) Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella
3) Pajanan terhadap sinar –X
b. Riwayat tumbuh
Biasanya anak cendrung mengalami keterlambatan pertumbuhan karena fatiq selama makan dan
peningkatan kebutuhan kalori sebagai akibat dari kondisi penyakit Anak akan sering Squatting
(jongkok) setelah anak dapat berjalan, setelah berjalan beberapa lama anak akan berjongkok
dalam beberapa waktu sebelum ia berjalan kembali.
c. Riwayat psikososial/ perkembangan
1) Kemungkinan mengalami masalah perkembangan
2) Mekanisme koping anak/ keluarga
3) Pengalaman hospitalisasi sebelumnya

d. Pemeriksaan fisik
1) Akivitas dan istirahat
Gejala : Malaise, keterbatasan aktivitas/ istirahat karena kondisinya.
Tanda : Ataksia, lemas, masalah berjalan, kelemahan umum,
keterbatasan dalam rentang gerak.
2) Sirkulasi
Gejala : Takikardi, disritmia
Tanda : adanya Clubbing finger setelah 6 bulan, sianosis
pada membran muksa, gigi sianotik
3) Eliminasi
Tanda : Adanya inkontinensia dan atau retensi.
4) Makanan/ cairan
Tanda : Kehilangan nafsu makan,kesulitan menelan, sulit menetek
Gejala : Anoreksia, muntah, turgor kulit jelek, membran mukosa
kering
5) Hiegiene
Tanda : ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri.
6) Neurosensori
Tanda : Kejang, kaku kuduk
Gejala : Tingkat kesadaran letargi hingga koma bahkan kematian
7) Nyeri/ keamanan
Tanda : Sakit kepala berdenyut hebat pada frontal, leher kaku
Gejala : Tampak terus terjaga, gelisah, menangis/ mengaduh/
mengeluh
8) Pernafasan
Tanda : Auskultasi terdengar bising sistolik yang keras didaerah
pulmonal yang semakin melemah dengan bertambahnya
derajat obstruksi
Gejala : Dyspnea, napas cepat dan dalam

9) `Nyeri/ keamanan
Tanda : Sianosis, pusing, kejang
Gejala : Suhu meningkat, menggigil, kelemahan secara umum,
2. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium :Peningkatan hemoglobin dan hematokrit (Ht) akibat saturasi
oksigen yang rendah
b. Radiologis :Sinar X pada thoraks menunjukkan penurunan aliran darah pulmonal, tidak
ada pembesaran jantung, gambaran khas jantung tampak apeks jantung terangkat sehingga
seperti sepatu
c. Elektrokardiogram ( EKG) : Pada EKG sumbu QRS hampir selalu berdeviasi ke kanan.
Tampak pula hipertrofi ventrikel kanan. Pada anak besar dijumpai P pulmonal
d. Ekokardiografi : Memperlihatkan dilatasi aorta, overriding aorta dengan dilatasi ventrikel
kanan, penurunan ukuran arteri pulmonalis & penurunan aliran darah ke paru-paru
e. Katerisasi jantung : ditemukan adanya defek septum ventrikel multiple, mendeteksi
kelainan arteri koronari dan mendeteksi stenosis pulmonal perifer
f. Gas darah : adanya penurunan saturasi oksigen dan penurunan PaO2

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Resiko penurunan cardiac output b/d adanya kelainan structural jantung.
Tujuan: penurunan cardiac output tidak terjadi.
Kriteria hasil: tanda vital dalam batas yang dapat diterima, bebas gejala gagal jantung,
melaporkan penurunan episode dispnea, ikut serta dalam aktifitas yang mengurangi beban kerja
jantung, urine output adekuat: 0,5 – 2 ml/kgBB.

Rencana intervensi dan rasional:


Intervensi Rasional
• Kaji frekuensi nadi, RR, TD secara teratur setiap 4 jam.
• Catat bunyi jantung.

• Kaji perubahan warna kulit terhadap sianosis dan pucat.

• Pantau intake dan output setiap 24 jam.

• Batasi aktifitas secara adekuat.

• Berikan kondisi psikologis lingkungan yang tenang. • Memonitor adanya perubahan


sirkulasi jantung sedini mungkin.

• Mengetahui adanya perubahan irama jantung.


• Pucat menunjukkan adanya penurunan perfusi perifer terhadap tidak adekuatnya curah
jantung. Sianosis terjadi sebagai akibat adanya obstruksi aliran darah pada ventrikel.
• Ginjal berespon untuk menurunkna curah jantung dengan menahan produksi cairan dan
natrium.
• Istirahat memadai diperlukan untuk memperbaiki efisiensi kontraksi jantung dan menurunkan
komsumsi O2 dan kerja berlebihan.
• Stres emosi menghasilkan vasokontriksi yangmeningkatkan TD dan meningkatkan kerja
jantung.

b. Intolerans aktivitas b/d ketidakseimbangan pemenuhan O2 terhadap kebutuhan tubuh.


Tujuan: Pasien akan menunjukkan keseimbangan energi yang adekuat.
Kriteria hasil: Pasien dapat mengikuti aktifitas sesuai kemampuan, istirahat tidur tercukupi.
Rencana intervensi dan rasional:
Intervensi Rasional
• Ikuti pola istirahat pasien, hindari pemberian intervensi pada saat istirahat.

• Lakukan perawatan dengan cepat, hindari pengeluaran energi berlebih dari pasien.
• Bantu pasien memilih kegiatan yang tidak melelahkan.

• Hindari perubahan suhu lingkungan yang mendadak.


• Kurangi kecemasan pasien dengan memberi penjelasan yang dibutuhkan pasien dan keluarga.
• Respon perubahan keadaan psikologis pasien (menangis, murung dll) dengan baik. • •
Menghindari gangguan pada istirahat tidur pasien sehingga kebutuhan energi dapat dibatasi
untuk aktifitas lain yang lebih penting.
• Meningkatkan kebutuhan istirahat pasien dan menghemat energi paisen.

• Menghindarkan psien dari kegiatna yang melelahkan dan meningkatkan beban kerja jantung.
• Perubahan suhu lingkungna yang mendadak merangsang kebutuhan akan oksigen yang
meningkat.
• Kecemasan meningkatkan respon psikologis yang merangsang peningkatan kortisol dan
meningkatkan suplai O2.

• Stres dan kecemasan berpengaruh terhadap kebutuhan O2 jaringan.

c. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d oksigenasi tidak adekuat, kebutuhan nutrisis
jaringan tubuh, isolasi social.
Tujuan: Pertumbuhan dan perembangan dapat mengikuti kurca tumbuh kembang sesuai dengan
usia.
Kriteria hasil: Pasien dapat mengikuti tahap pertumbuhan dan perkembangan yang sesuia dengan
usia, pasien terbebas dari isolasi
social.
Rencana intervensi dan rasional:
Intervensi Rasional
• Sediakan kebutuhan nutrisi adekuat.

• Monitor BB/TB, buat catatan khusus sebagai monitor.

• Kolaborasi intake Fe dalam nutrisi. • Menunjang kebutuhan nutrisi pada masa


pertumbuhan dan perkembangan serta meningkatkan daya tahan tubuh.
• Sebagai monitor terhadap keadaan pertumbuhan dan keadaan gizi pasien selama dirawat.
• Mencegah terjadinya anemia sedini mungkin sebagi akibat penurunan kardiak output.

d. Resiko infeksi b/d keadaan umum tidak adekuat.


Tujuan: Infeksi tidak terjadi.
Kriteria hasil: Bebas dari tanda – tanda infeksi.
Rencana intervensi dan rasional:
Intervensi Rasional
• Kaji tanda vital dan tanda – tanda infeksi umum lainnya.
• Hindari kontak dengan sumber infeksi.

• Sediakan waktu istirahat yang adekuat.


• Sediakan kebutuhan nutrisi yang adekuat sesuai kebutuhan.
• Memonitor gejala dan tanda infeksi sedini mungkin.

• Menghindarkan pasien dari kemungkinan terkena infeksi dari sumber yang dapat dihindari.
• Istirahat adekuat membantu meningkatkan keadaan umum pasien.
• Nutrisi adekuat menunjang daya tahan tubuh pasien yang optimal

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kombinasi kelainan kongenital yang dikenal sebagai tetralogi fallot antara lain defek septum
ventrikuler, pembesaran aorta, stenosis katup pulmoner, dan hipertrofi ventrikel kanan. Penyebab
tetralogi fallot terdiri dari 2 faktor, yaitu endogen dan eksogen. Anak dengan tetralogi fallot
umumnya akan mengalami keluhan sesak saat beraktivitas, berat badan bayi yang tidak
bertambah, clubbing fingers, dan sianosis. Pemeriksaan yang dilakukan antara lain pemeriksaan
darah, foto thorax, elektrokardiografi, ekokardiografi.

B. Saran
1. Hindari penggunaan alkohol atau obat yang membahayakan pada masa kehamilan
2. Makanan ibu haruslah mencukupi nilai gizi serta nutrisi yang dibutuhkan
3. Lakukan tindakan operasi untuk mempertahankan hidup anak
4. Pemberian oksigen sangat diperlukan saat anak sesak napas
DAFTAR PUSTAKA

Delp, Mohlan H. 1996. Major Diagnosis Fisik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Guyton, Arthur C. 2006. BukuAjar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Mansjoer, Arief, dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapicus FKUI.
Sadler, T.W. 2000. Embriologi Kedokteran Langman. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI. 2007. Ilmu Kesehatan Anak jilid 2. Jakarta:
Infomedika.
Underwood, J. C. E. 2000. Patologi Umum dan Sistematik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.

Posted by Sofa Mubarok at 12:59 p.m.


Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Reactions:
Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)

http://picasion.com/i/1Vmdn/
Cara Mudah Membajirkan Komentar di Blog

Animasi Blog

Laman
 Beranda

Total Pageviews

499,820

[Cara Membuat Blog]

Digital clock
Blog Archive
 ► 2014 (1)

 ▼ 2013 (179)
o ► August (9)
o ► May (2)
o ▼ March (165)
 Askep dimensia pada gerontik
 Petunjuk Pengambilan sampel dan analisa hasil pem...
 LP Perilaku Kekerasan
 Kata kata sukses
 Kata kata mutiara
 Cancaer Kulit
 Asuhan Keperawatan PEMFIGUS VULGARIS
 Asuhan Keperawatan ERITRODERMA
 Askep Hifema
 ABLASIO RETINA
 MASA NIFAS YANG SEHAT
 ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA KLIEN
YANG M...
 Askep migrain
 LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA
KLIEN ...
 ASKEP HERNIA NUKLEUS PULPOSUS
 Askep Nyeri LOW BACK PAIN
 ASKEP EPILEPSI
 PENGARUH MUSIK KLASIK PADA JANIN DALAM KANDUNGAN
 Manajemen laktasi
 Makalah Ilmu Kesehatan Anak Kemasukan Benda Asing ...
 ASKEP ANAK MARASMUS
 CONTOH LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS
 ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GLUKOMA
 ASUHAN KEPERAWATAN HEMODIALISA DENGAN NANDA,
NOC, ...
 ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA SISTEM
PENDE...
 ASKEP ERITRODERMA
 Teori-teori Leadership
 Waspada Gejala STROKE
 Askep Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan : Patent...
 ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DEMAM BERDARAH
 ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP) MASTOIDITIS
 serviksitis
 Askep klien dengan penyakit kronik
 LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN
EL...
 Keamanan
 RUBEOLA
 ASPEK HUKUM DAN REGULASI DALAM KEPERAWATAN
 KEBUTUHAN DASAR MANUSIA (INDIVIDU DAN KELUARGA)
 Defibrillator
 makalah kelompok sosial dalam masyarakat
 Makalah Kewarganegaraan Politik dan Strategi Nasio...
 MAKALAH MIKROBIOLOGI Sterilisasi
 MAKALAH KREATIVITAS DAN INTELEGENSI
 NGT
 Penularan TB pada anak
 Penyakit Radang Usus Buntu (Appendicitis)
 Keselamatan pasien Radiologi
 Masyarakat Modern
 Kebutuhan Spiritual Pasien
 KEBUTUHAN DASAR MANUSIA (INDIVIDU DAN KELUARGA)
 Imunoglobulin
 ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN GANGGUAN
SIST...
 ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. W DENGAN GANGGUAN
SIST...
 FILARIASIS (KAKI GAJAH)
 Hak Lansia
 ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN TUBERCULOSIS
MILLER...
 ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN GANGGUAN
SIST...
 THYPOID
 Konsep Dasar Miopia
 ASKEP LEUKIMIA TERBARU
 ASKEP KOLESISTITIS
 ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.S DENGAN GANGGUAN
OKSIG...
 ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. K DENGAN GANGGUAN
PERN...
 ANTIGEN
 Antibodi dan Hyper IgE Syndrome
 IMUNOLOGI
 Asuhan Keperawatan Gangguan Jiwa Pada Anak Dan Rem...
 Tumor telinga
 PUASA SEHAT ALA ROSULULLAH SAW
 Gambar Perawat hati
 Gambar Perawat hati
 Gambar Perawat Lucu
 Gambar Cinta
 ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA Ny. K DENGAN
HI...
 ASKEP HIPERAKTIF
 GAGAL GINJAL KRONIK
 KONSEP DASAR DISPEPSIA
 LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELLITUS
 ASKEP DIARE
 ASUHAN KEPERAWATAN PADA PRE OPERASI
 ASKEP Pneumonia
 ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn M DENGAN DIABETES
MELLI...
 ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL TM II PADA NY. N DEN...
 Makalah Ketidak Nyamanan
 Makalah EKSTRASI VAKUM
 ASKEP PERITONITIS
 Makalah OBSTRUCTION INTESTINAL
 ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS
 OBAT ANALGETIK ANTIPIRETIK
 ASUHAN KEPERAWATAN SYPHILIS DALAM KEHAMILAN
 Asuhan Keperawatan Sifilis
 Makalah MOBILISASI
 KELAINAN RETROGESSI
 RESPON TUBUH TERHADAP CEDERA PERADANGAN DAN
PERBAI...
 RESPON TUBUH TERHADAP CEDERA PERADANGAN DAN
PERBAI...
 KERANGKA ACUAN RAPAT KERJA
 Makalah PROSES RADANG AKUT DAN KRONIK
 PERAWATAN PRE OPERATIF
 MEDICAL SURGICAL PERAWATAN PRE OPERATI
 PERDARAHAN POST PARTUM (HPP)
 Penyakit Infeksi
 Contoh Pengkajian Medsur DM
 Contah Pengkajian dengan pasien
 PEDOMAN WAWANCARA MANEJEMEN PELAYANAN
KEPERAWATAN
 Patologi Jantung
 PROPOSAL PENELITIAN PENGARUH KEHILANGAN PASANGAN
...
 Contoh Askep Kasus dirumah sakit
 LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN
GANG...
 MEDICAL SURGICAL PERAWATAN PRE OPERATIF
 KONSEP HIPERTENSI
 Konsep Fraktur
 Makalah Konsep Cidera Kepala
 Konsep BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
 Makalah Keracunan Ectasy
 KELOMPOK BERORIENTASI KEPADA TUGAS
 ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DGN KELAINAN KATUB
 Makalah INFEKSI LUKA TRAUMA
 Asuhan Keperawatan Meningitis Ensefalitis
 ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN TETRALOGI
FALLOT(TF...
 Askep ARTRITIS REUMATOID
 Asuhan Keperawatan Gout
 MAKALAH KEPERAWATAN PROFESSIONAL “ Organisasi Prof...
 MAKALAH ORGANISASI PERSATUAN PERAWAT NASIONAL
INDO...
 POLITIK DAN PEMBUATAN KEBIJAKAN DALAM KESEHATAN
DA...
 ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN SISTEM
PERKEMIH...
 MAKALAH DAMPAK MEROKOK BAGI KESEHATAN DAN
LINGKUNG...
 MAKALAH TEORI OREM
 MAKALAH KEHILANGAN DAN BERDUKA
 MAKALAH MASYARAKAT MADANI
 Makalah Hak
 MAKALAH CIVIC EDUCATION TENTANG “MASYARAKAT
MADANI...
 Makalah Oksigen
 Makalah Obat Autokoid
 Pergaulan Bebas Di Kalangan Remaja
 Gambar Perawat Lucu
 Perawat setia
 Makalah Saraf Kranial
 Makalah Nutrisi
 Asuhan Keperawatan Tuberculosis
 LAPORAN PROMOSI KESEHATAN
 LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA
KLIEN ...
 Asuhan Keerawatan GAGAL GINJAL KRONIK
 MAKALAH Etika keperawatan (Hak-hak individu yang ...
 Makalah DHF
 ASUHAN KEPERAWATAN PENDARAHAN ANTEPARTUM
 ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN”SP” DENGAN HALUSINASI
 Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Hipo...
 ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN TRAUMAKEPALA
 ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH OKSIGENASI
PADA ...
 Asuhan Keperawatan Anak Preschool dengan ISPA
 ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN HOSPITALISASI
 Asuhan Keperawatan Asma
 ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DIARE
 ASUHAN KEPERAWATAN KEJANG DEMAm
 Asuhan Keperawatan Katarak
 ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. Y DENGAN GANGGUAN
HARG...
 ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. M DENGAN CRF DI RUANG
...
 ASUHAN KEPERAWATAN CA CAVUMNASI
 Askep Anak dengan bronkhitis
 Makalah Body Aligment
 Askep Anak dengan Hidroxephalus
 ASuhan Keperawatan Anak dengan TB Miller
 MAKALAH POLITIK DAN PEMBUATAN KEBIJAKAN DALAM
KES...
 Asuhan Keperawatan Tuli
 Makalah Terapi Aktivitas kelompok
o ► February (3)

 ► 2012 (18)

Google+ Badge
Google+ Followers
About Me

Sofa Mubarok
aku adalah aku yang suka berpetualang dan mencoba sesuatu hal yang belum tahu,,,,
hidup ku berpindah tempat untuk mencari sebuah pengalamn dan teman,,, karena hidupku
bisa hidup jika ada teman,,,,,
View my complete profile

Share It

Watermark template. Template images by TommyIX. Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai