JALAN SDPS 16
SURABAYA
PEDOMAN
PELAYANAN RAWAT JALAN
PEDOMAN RAWAT JALAN
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang
pelayanannya disediakan oleh dokter, keperawatan, dan tenaga ahli kesehatan lainnya.
Sesuai dengan tipe dan kemampuan rumah sakit, MAWAR yang mempunyai tugas dan
fungsi sebagai berikut: melaksanakan pelayanan medis, pelayanan penunjang medis,
pelayanan penyuluhan kesehatan, pelayanan rawat jalan atau rawat darurat, pelayanan
rawat inap, serta melaksanakan pelayanan administratif.
Instalasi Rawat Jalan adalah suatu bagian pelayanan di rumah sakit yang
memberikan pelayanan pencegahan, pengobatan serta pemulihan terhadap penderita
dengan waktu kurang dari 24 jam, dimana dalam pelayanannya terkait dengan kegiatan
penunjang lain seperti rehabilitasi medis, laboratorium, radiologi dan farmasi.
3. Batasan Operasional
Untuk lebih mengarahkan pemahaman dibuat batasan istilah penting yang terkait
dengan kerangka pelayanan Instalasi Rawat Jalan.
a. Rumah Sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang
pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan
lainnya.
b. Rumah sakit Tipe C adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran spesialis terbatas.
c. Instalasi Rawat Jalan adalah bagian pelayanan di rumah sakit yang
memberikan pelayanan pencegahan, pengobatan serta pemulihan terhadap
penderita dengan waktu kurang dari 24 jam dimana dalam pelayanannya terkait
dengan kegiatan penunjang lain seperti rehabilitasi medis, laboratorium,
radiologi dan farmasi.
d. Poliklinik adalah unit yang melayani pelayanan rawat jalan yang meliputi
tindakan pencegahan, pengobatan dan pemulihan terhadap pasien umum atau
yang membutuhkan tindakan spesialistik dasar (Anak, penyakit Dalam,,
kebidanan dan kandungan, Bedah onkologi, Bedah Umum, Mata, Jiwa, saraf)
dan pelayanan gigi dasar, Fisioterapi.
4. Landasan Hukum
Penyelenggaraan Instalasi Rawat Jalan sesuai dengan:
1. Undang – Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang – Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
4. Surat Keputusan Rumah Sakit Tk II Udayana . Nomor ..Kep/215/VI/2015.
Tanggal 4 Juni 2015 tentang pemberlakuan Struktur Organisasi dan Tugas
Rumah SakitTk II Udayana.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
2. Distribusi Ketenagaan
3. Pengaturan Dinas
Instalasi Rawat Jalan memiliki 11 ruangan yang dipakai untuk kegiatan pelayanan
poliklinik spesialistik dengan jam kerja mulai 08.00 WITA sampai dengan 13.30 WITA.
BAB III
STANDAR FASILITAS
1. Denah Ruangan
Gambar Denah Poliklinik
2. Standar Fasilitas
a. Alat Medis
Berikut adalah tabel Alat Medis di Instalasi Rawat Jalan antara lain :
1. Penerimaan Pasien
Pasien JKN datang di Instalasi Rawat Jalan, untuk mendapatkan S,E.P dengan :
a. Pasien/Keluarga mendaftarkan Identitas pasien di bagian tempat penerimaan
pasien/loket BPJS/Loket 1 ) dengan menunjukkan Kartu JKN, Surat Rujukan dari
Puskesmas/FKTP atau Surat Kontrol dari dokter poliklinik tujuan.
b. Selanjutnya pasien mendaftar ke Loket 2 untuk BPJS Dinas, Loket 3 untuk BPJS
Umum untuk menyerahkan SEP.
c. Pasien mengisi formulir pendaftaran kemudian Petugas pendaftaran melakukan
pendataan dan menyalurkan ke Poliklinik tujuan.
3. Data pasien atau Rekam Medis dibawa petugas Rekam Medis ke poliklinik
tujuan.
5. Poliklinik Spesialis
a. Poliklinik Anak
1) Pelayanan Imunisasi.
Layanan imunisasi di poliklinik anak meliputi program imunisasi wajib
(BCG, Polio, Hepatitis B, Hib, Campak) dan imunisasi tambahan (Pentabio
Boster). Pelaksanaan imunisasi dilakukan setiap hari kerja jam 08.00 sampai
dengan 13.30 Wita bagi bayi yang baru lahir ( masih dalam perawatan
diruangan) maupun pasien yang tidak dirawat di ruangan diikuti dengan
penyuluhan pada hari Selasa dan Jumat oleh dokter anak/dokter umum tentang
Imunisasi, Perawatan Bayi, Pemberian makanan bayi dan ASI Eksklusif.
4) Tumbuh kembang.
Pemeriksaan tumbuh kembang anak dilakukan oleh dokter spesialis anak
meliputi pemeriksaan tinggi badan dan berat badan (status gizi), deteksi
perkembangan dengan menggunakan KPSP serta alat peraga atau permainan.
Setiap kasus gangguan tumbuh kembang anak akan ditindaklanjuti, bekerja
sama dengan dirujuk ke bagian tumbuh kembang.
5) Pelayanan Tindik.
Layanan tindik di poliklinik Anak bagi bayi perempuan baru lahir
dilaksanakan setiap hari kerja dan bagi bayi perempuan lainnya pelaksanaan
tindik pada hari pukul jam 08.00 sampai dengan 13.30 Wita.
8. Poliklinik TB –DOT
Pelayanan pemeriksaan dan pengobatan poliklinik TB-DOT dilaksanakan oleh dokter
Spesialis Penyakit Dalam setiap hari kerja ( senin sampai jumat ) mulai pukul 08.00 sampai
dengan 13.30 Wita kecuali hari libur. Kegiatan layanan berupa Anamnesa keluhan,
penimbangan berat badan jika diperlukan, pemeriksaan Fisik, pemeriksaan penunjang (
Laboratorium DL,BTA, DLS), Radiologi (Thorax Foto), jika sudah ada kecurigaan, pemberian
terapi dan KIE mengenai masalah kesehatan yang akan atau sedang mereka alami.
9. Poliklinik VCT
Pelayanan pemeriksaan di poliklinik VCT dilakukan oleh dokter Spesialis penyakit
dalam setiap hari kerja ( Senin sampai dengan Jumat ) mulai pukul 08.00 sampai dengan
13.30 Wita. Kecuali hari libur. Kegiatan layanan berupa Anamnesa keluhan , penimbangan
berat badan, bila diperlukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang laboratorium (Rapid
Test Anti HIV) ) jika diperlukan. Bila terdignosa HIV dan AIDS pasien dirujuk ke rumah sakit
yang melayani Perawatan, Dukungan dan Pengobatan (PDP) untuk orang dengan HIV dan
AIDS.
a. Pengertian.
Suatu kegiatan untuk merencanakan pengadaan peralatan baru, sesuai
kebutuhan saat itu atau sebagai pengganti alat yang rusak atau harus diganti karena
keausannya.
b. Tujuan.
Tujuan dari perencanaan pengadaan dan peremajaan peralatan adalah agar
peralatan dapat digunakan setiap saat tanpa adanya hambatan dalam menunjang
proses pelayanan di masing-masing poliklinik.
1. Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu sistem di mana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman. Hal ini termasuk asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.
Sedangkan insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau situasi yang dapat
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm (penyakit, cidera, cacat, kematian, dan
lain-lain) yang tidak seharusnya terjadi.
2. Tujuan
Sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Selain itu sistem keselamatan pasien ini mempunyai tujuan agar tercipta budaya
keselamatan pasien di rumah sakit, meningkatkannya akuntabilitas rumah sakit terhadap
pasien dan masyarakat, menurunnya kejadian tidak diharapkan di rumah sakit, dan
terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian
tidak diharapkan
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 pasal 164 ayat (1) menyatakan bahwa upaya
kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari
gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Rumah Sakit
adalah tempat kerja yang termasuk dalam kategori seperti disebut di atas, berarti wajib
menerapkan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
Program keselamatan dan kesehatan kerja di tim pendidikan pasien dan keluarga
bertujuan melindungi karyawan dari kemungkinan terjadinya kecelakaan di dalam dan di luar
rumah sakit. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) disebutkan bahwa
“Setiap warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan”. Dalam hal ini yang dimaksud pekerjaan adalah pekerjaan yang bersifat
manusiawi, yang memungkinkan pekerja berada dalam kondisi sehat dan selamat, bebas
dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja, sehingga dapat hidup layak sesuai dengan
martabat manusia. Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan bagian integral
dari perlindungan terhadap pekerja dalam hal ini Instalasi Rawat Jalan dan perlindungan
terhadap Rumah Sakit. Pegawai adalah bagian integral dari rumah sakit.
2. Pasien Rawat Jalan Tuberkulosis Yang Ditangani Dengan Strategi DOTS (Directly
Observed Treatment Shortcourse)
a. Ruang lingkup : Pasien Rawat Jalan Tuberkulosis Yang Ditangani Dengan
Strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse)
b. Dimensi mutu : Akses, efisiensi
c. Tujuan : Terselenggaranya pelayanan rawat jalan bagi pasien tuberkulosis
dengan strategi DOTS
d. Definisi operasional : Pelayanan rawat jalan tuberkulosis dengan strategi DOTS
adalah pelayanan tuberkulosis dengan 5 strategi penanggulangan tuberkulosis
nasional. Penegakan diagnosis dan follow up pengobatan pasien tuberkulosis
harus melalui 43 pemeriksaan mikroskopis tuberkulosis, pengobatan harus
menggunakan paduan obat anti tuberkulosis yang sesuai dengan standar
penanggulangan tuberkulosis nasional, dan semua pasien yang tuberkulosis
yang diobati dievaluasi secara kohort sesuai dengan penanggulangan
tuberkulosis nasional
e. Kriteria inklusi : Pasien tuberkulosis yang diterapi dengan strategi DOTS
f. Kriteria eksklusi : Pasien tuberkulosis yang tidak diterapi dengan strategi DOTS
g. Numerator : Jumlah semua pasien rawat jalan tuberkulosis yang ditangani
dengan strategi DOT
h. Denominator : Jumlah seluruh pasien rawat jalan tuberkulosis yang ditangani di
rumah sakit dalam bulan tersebut. Standar : 100%
Demikian telah disusun suatu Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Jalan, yang dapat
dipakai sebagai acuan di dalam pelayanan rawat jalan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan secara keseluruhan di RS Tk. II Udayana. Pedoman ini akan mengalami
perbaikan dalam upaya peningkatan kualitas dari waktu ke waktu sehingga diperlukan suatu
evaluasi secara teratur dan berkelanjutandalam hal pemantauannya. Dengan adanya suatu
pedoman pelayanan kegiatan pelayanan secara khusus di Instalasi Rawat Jalan dapat
mengutamakan Kepuasan dan keselamatan pada setiap pasien.
Denpasar,.....................
Kepala Rumah Sakit TK.II Udayana