TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa dapat :
1. Menjalankan peralatan unit destilasi dengan aman dan benar.
2. Mengetahui tahap-tahap proses distilasi skala pilot plant.
3. Mengetahui perbedaan antara distilasi sederhana dan distilasi pilot plant.
4. Memahami sektor-sektor pada distilasi pilot plant.
a. Distilasi kontinyu
b. Distilasi batch
2. Berdasarkan basis tekanan operasinya terbagi menjadi tiga, yaitu :
a. Distilasi atmosferis
b. Distilasi vakum
c. Distilasi tekanan
3. Berdasarkan komponen penyusunnya terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Destilasi system biner
a. Single-stage Distillation
Refluks/destruksi ini bisa dimasukkan dalam macam –macam destilasi walau pada
prinsipnya agak berkelainan. Refluks dilakukan untuk mempercepat reaksi dengan
jalan pemanasan tetapi tidak akan mengurangi jumlah zat yang ada. Dimana pada
umumnya reaksi- reaksi senyawa organik adalah “lambat” maka campuran reaksi perlu
dipanaskan tetapi biasanya pemanasan akan menyebabkan penguapan baik pereaksi
maupun hasil reaksi. Karena itu agar campuran tersebut reaksinya dapat cepat, dengan
jalan pemanasan tetap jumlahnya tetap reaksinya dilakukan secara refluks.
Fungsi refluks, adalah memperbesar L/V di enriching section, sehingga
mengurangi jumlah equibrium stage yang diperlukan untuk product quality yang
ditentukan, atau, dengan jumlah stage yang sama, akan menghasilkan product quality
yang lebih baik dengan menggandakan kontak kembali antara cairan dan uap agar
panas yang digunakan efisien. Refluks/destruksi ini bisa dimasukkan dalam
macammacam destilasi walau pada prinsipnya agak berkelainan. Refluks dilakukan
untuk mempercepat reaksi dengan jalan pemanasan tetapi tidak akan mengurangi
jumlah zat yang ada. Dimana pada umumnya reaksi- reaksi senyawa organik adalah
lambat maka campuran reaksi perlu dipanaskan tetapi biasanya pemanasan akan
menyebabkan penguapan baik pereaksi maupun hasil reaksi. Karena itu agar campuran
tersebut reaksinya dapat cepat, dengan jalan pemanasan tetap jumlahnya tetap
reaksinya dilakukan secara refluks.
a) Sektor 1
Terdiri dari pengalir umpan dan tempat penmpungan umpan T1, pompa yang mengatur
sirkulasi umpan P2.
• T1 (Feed Tank) : Untuk menampung cairan umpan (air keran) sebelum
disirkulasikan atau dialirkan ke sumptank.
• P2 (Feed Pump) : Untuk memompa / mengalirkan cairan umpan (air keran) ke dalam
kolom distilasi sehingga akhirnya cairan tersebut masuk ke dalam sumptank. Feed
pump juga berfungsi ketika mensirkulasikan cairan dari T1-T1.
• A1 (Vapor Trap) : Untuk mengambil kondensat yang terbawa oleh steam yang keluar
dari pre-heater.
• FI-14 (Flow Distilat) : Untuk mengukur laju alir distilat yang dihasilkan.
• FI-17 (Flow Feed) : Untuk mengukur laju alir umpan.
• Va-1.1-Va-1.12 (Valve) : Berfungsi untuk mengatur laju alir cairan untuk suatu
tujuan tertentu, diantaranya: Untuk sirkulasi T1-T1 : Mengalirkan cairan dari T1
kembali ke T1 dengan bantuan pompa P2 dan membuka valve Va-1.3, Va-1.6, Va-1.7
dan Va-1.9 kemudian tutup valve Va-1.2, Va-1.4, Va-1.5, Va-1.8 dan Va-1.10
Symbol Discription Type Material Remarks
• T3 (Sump Tank) : Untuk menampung cairan umpan yang akan dan sudah dipanaskan
pada FFE. Pada bagian atas cairan dalam sumptank terdapat uap yang akan masuk ke
kolom distilasi.
• FI 28 (Flow Feed Recycle) : Untuk mengukur laju alir cairan yang direcycle ke dalam
FFE.
Prosedur kerja sistem pengumpanan cairan pada FFE yaitu dengan membuka Valve Va-
2.1, Va-2.2 dan Va-2.5 lalu menutup valve Va-2.1 dan Va-2.3 kemudian nyalakan pompa
P3. sehingga cairan akan mengalir ke bagian atas FFE. Kemudian cairan yang panas akan
turun dan masuk ke sumptank. Cairan panas ini akan berkontak dengan cairan dingin
dalam sumptank sehingga semua cairan dalam sumptank akan mengalami kenaikan suhu
tertentu.
SECTION 2
TI
Jalur Zat yang Dipanaskan 22
W2
PR
18
LIA1
9 T3 TR
26
TR
21
Va-2.1
Va-2.2
FI
28
W3 P3
Va-2.4 Va-2.5
Va-2.3
c) Sektor 3
Pada tahap ini Steam dialirkan ke dalam FFE dan kondensat hasil proses dikeluarkan.
• W2 (Falling Film Evaporator) : Untuk memanaskan cairan umpan dengan
menggunakan steam yang tidak kontak secara langsung dengan cairan yang akan
dipanaskan.
• TR 23 (Evaporator Steam Supply) : Untuk mengukur suhu steam yang masuk FFE
• TI 25 (Evaporator Steam Outlet) : Untuk mengukur suhu kondensat yang keluar
dari FFE.
• V3 dan V4 (Evaporator Steam Supply) : Untuk mengontrol laju alir umpan yang
masuk ke FFE.
Prosedur kerja untuk mengalirkan steam yaitu diawali dengan membuka aliran udara tekan
pada panel control. Kemudian membuka valve pada bukaan tertentu.
SECTION 3
Jalur Pemanas
V3 V4
STEAM
TR FI
23 24
KONDENSAT
TI
FI
25
27
A2 Vapor Trapp h GG 25 -
UNA 23 /v
V3 Evaporator Steam 77159-A10 GG 25 Pneumatic
Supply Control Valve
SECTION 4
PR Kolom Kontak
6
TR
8
K1 TR
9
PR
TR
18
10
T3
Symbol Discription Type Material Remarks
TR-8 Column Top Vapor WID../D DURAN -
Temperature Glases
e) Sektor 5
• V1 (Condenser Cooling Water) : Untuk mengatur laju alir air pendingin yang masuk
ke kondensor
• F14 (Condensor Cooling Water) : Untuk mengukur laju alir air pendingin yang
masuk ke kondensor
• F5 (Condensor Cooling Water flow observer) : Untuk mengatur laju alir air
pendingin secara otomatis karena dihubungkan dengan laju steam yang masuk ke
FFE.
• TRC 3 (Condensor Water Outlet) : Untuk mengukur suhu air pendingin yang keluar
dari kondensor.
Symbol Discription Type Material Remarks
f) Sektor 6
2. Tahap Operasi
Pada tahap ini dilakukan proses distilasi setelah unit distilasi dipersiapkan dengan
melakukan start-up terlebih dahulu. Pada tahap ini umpan mengalami suatu rangkaian
perlakuan untuk dimurnikan. Pada percobaan ini laju umpan ±140 l/jam. Kemudian
umpan akan masuk kedalam tangki penampungan T3.
Dengan pompa P3 air di tangki penampungan T3 disirkulasikan masuk kedalam
reboiler yang akan menaikan suhunya menjadi 100o C dengan bantuan steam. Oleh karena
air pada tangki penampungan sudah berada diatas titik didihnya, maka air akan menguap
dari T3 melalui kolom pemisahan P2 yang terdiri dari 12 tray. Uap ini akan berkontak
dengan air yang baru akan masuk dari T1 menuju kolom penampungan T3, sehingga ada
air yang akan ikut menguap dan ada sebagian yang turun kebawah menuju tangki
penampungan. Uap yang naik keatas akan melalui pendingin sehingga suhunya akan
turun dan terkondensasi. Kemudian pada pendingin terdapat aliran counter-current air
pandingin yang masuk pada suhu 25o C (TR 1) agar terjadi perpindahan panas secara
efektif. Uap yang mengalami pendinginan akan mengembun dan tertampung pada T2,
sedangkan air pendingin tadi akan mengalami kenaikan suhu (TR3) karena adanya
perpindahan panas. Sampel atau produk dapat diperoleh melalui bagian bawah T2 (karena
tidak digunakan reflux).
1. Sektor 1
Grafik Waktu Vs TR 7
100
98
Temperatur (oC)
96
94
92
90
88
86
0 5 10 15 20
Waktu (menit)
2. Sektor 2
Grafik Waktu Vs TR 26
100
98
Temperatur (oC)
96
94
92
90
88
86
0 5 10 15 20
Waktu (Menit)
Grafik Waktu Vs TR 21
100
98
96
Temperatur (oC) 94
92
90
88
86
84
0 5 10 15 20
Waktu (Menit)
3. Sektor 3
Grafik Waktu Vs TR 13
106
104
102
Temperatur (oC)
100
98
96
94
92
90
88
86
0 5 10 15 20
Waktu (Menit)
Grafik Waktu Vs TR 23
125
120
Temperatur (oC)
115
110
105
100
0 5 10 15 20
Waktu (Menit)
4. Sektor 4
Grafik Waktu Vs TR 8
80
75
Temperatur (oC)
70
65
60
55
0 5 10 15 20
Waktu (Menit)
Grafik Waktu Vs TR 9
80
79
Temperatur (oC)
78
77
76
75
74
73
0 5 10 15 20
Waktu (Menit)
Grafik Waktu Vs TR 10
80
78
76
Temperatur (oC)
74
72
70
68
66
64
62
0 5 10 15 20
Waktu (Menit)
5. Sektor 5
Grafik Waktu Vs TR 7
100
98
Temperatur (oC) 96
94
92
90
88
86
0 5 10 15 20
Waktu (menit)
100
Temperatur (oC)
80
60
40
20
0
0 5 10 15 20
Waktu
TR 1 TR 13
6. Sektor 6
Grafik Waktu VS Suhu (oC)
120
100
Temperatur (oC)
80
60
40
20
0
0 5 10 15 20
Waktu
TR 1 TR 13
95
90
85
80
0 5 10 15 20
waktu
TR 26 TR 21
60
50
Konsentrasi
40
30
20
10
0
0 5 10 15 20
waktu
V. PEMBAHASAN
Praktikum yang dilakukan kali ini adalah pemisahan campuran antara etanol dengan air
menggunakan alat distilasi skala pilot plant. Sehingga didapatkan produk berupa distilat
yang mengandung kadar etanol tinggi dan sedikit mengandung air. Distilasi sendiri
merupakan suatu proses pemisahan campuran berdasarkan perbedaan kecepatan atau
kemudahan menguap (volatilitas) bahan atau didefinisikan juga teknik pemisahan bahan
kimia yang berdasarkan perbedaan titik didih.
Dalam proses distilasi campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini
kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk fase cair. Zat yang memiliki titik didih lebih
rendah akan menguap terlebih dahulu, sedangkan zat yang memiliki titik didih yang lebih
tinggi akan mengembun dan akan menguap apabila telah mencapai titik didihnya. Metode ini
merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa.
Alat distilasi skala pilot plant yang digunakan dalam percobaan ini memiliki sistem
operasi kontinyu, di mana pada operasinya, pemasukkan umpan dan pengeluaran produk
dilakukan secara kontinyu. Hal tersebut berbeda dengan mekanisme operasi pada destilasi
sederhana dan distilasi batch. Pada distilasi sederhana dan batch, umpan dimasukkan hanya
pada awal operasi sedangkan produknya dikeluarkan secara kontinyu. Namun keduanya
memiliki perbedaan bahwa pada distilasi sederhana tidak ada pengaturan sistem refluks,
sedangkan unit distilasi batch dan distilasi pilot plant memiliki sistem refluks dan pengaturan
laju alir umpan, produk atupun refluks. Selain itu perbedaan destilasi sederhana, batch dan
skala pilot adalah terletak pada ukuran dan kapasitas yang berbeda. Unit destilasi pilot plant
memiliki ukuran dan kapasitas yang jauh lebih besar dibandingkan dengan destilasi batch
maupun distilasi sederhana. Pada unit destilasi pilot plant, komponen peralatan yang tersedia
lebih kompeks dibandingkan dengan destilasi batch dan sederhana. Umpan pada destilasi
batch dan distilasi sederhana langsung mengalami pemanasan dan pemisahan pada saat
ditangki umpan, sedangkan pada destilasi pilot plant umpan dipompakan terlebih dahulu ke
ke dalam evaporator untuk dipanaskan dan terjadi penguapan serta pemisahan di kolom.
Komponen pada distilasi pilot plant yang kompleks dan berukuran besar inilah yang
menyebabkan unit destilasi pilot plant memiliki sistem pengendali berupa control panel dan
umumnya terbagi menjadi beberapa unit operasi yaitu sebanyak 5 sektor, sedangkan pada
destilasi batch maupun distilasi sederhana tidak ada control panel dan hanya satu unit
rangkaian alat.
Tahapan aliran beserta bagian-bagian alat dari rangkaian unit distilasi pilot plant
digambarkan pada sebuah flow diagram. Flow diagram merupakan sebuah diagram dengan
simbol-simbol grafis yang menyatakan proses dan menampilkan langkah-langkah yang
disimbolkan beserta urutannya dengan menghubungkan masing masing langkah tersebut
menggunakan tanda panah. Flow diagram ini berguna untuk memberi informasi yang lebih
mudah kepada operator mengenai aliran proses seperti arah aliran umpan, steam dan air
pendingin serta sistem perpipaan. Dalam flow diagram ini dimuat gambar sistem dari
peralatan yang ada serta perangkat instrumentasinya berupa valve, sensor suhu dan tekanan.
Perbedaan flow diagram dengan gambar teknik (engineering drawing) adalah pada gambar
teknik, penggambaran peralatan yang beroperasi digambarkan secara mendetil seperti ukuran
dan tekstur alat digambarkan dengan jelas, sedangkan pada flow diagram rangkaian alat
digambarkan secara sederhana namun mudah dimengerti dan dikenal operator.
Unit ini terbagi menjadi enam sektor :
1. Sektor 1: Jalur pengumpanan
2. Sektor 2 : Sump tank (Jalur zat yang dipanaskan)
3. Sektor 3 : Jalur pemanas falling film evaporator
4. Sektor 4 : Kolom kontak
5. Sektor 5 : Sistem pendingin atau kondensor
6. Sektor 6 : Panel kontrol
Langkah pertama yang dilakukan adalah operasi pengumpanan campuran etanol-air ke
dalam tangki umpan pada sektor 1 dan pengumpanan ke tangki evaporasi di sektor 2.
Perlakuan terhadap umpan juga perlu diperhatikan yaitu dengan melakukan sirkulasi. Umpan
(air) disirkulasikan melalui jalur pipa yang terdapat pada bagian bawah labu dan dialirkan
kembali dengan bantuan pompa (P2) masuk kembali pada tangki umpan atau labu melalui
bagian atasnya. Sirkulasi dilakukan agar proses pengadukan pada tangki umpan berlangsung
efisien dengan memanfaatkan jalur-jalur pipa yang terdapat pada unit ini sebelum dialirkan
ke bagian berikutnya sehingga berfungsi sebagai by-pass dan tidak diperlukan metoda
pengadukan yang lainnya (misalnya dengan menggunakan stirer, pengaduk atau dengan
panas). Dengan pengadukan (dengan sistem sirkulasi) diharapkan campuran yang akan
dipisahkan akan homogen, sehingga memenuhi sebagai larutan umpan yang homogen.
Sedangkan by-pass berfungsi untuk menghindari shock-load umpan, sehingga besar laju alir
umpan akan terjaga dan resiko kerusakan alat dapat dihindari.
Kemudian tahap kedua yaitu proses pemanasan dilakukan dengan bantuan pemanas
steam di bagian sektor 3. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah yaitu etanol akan
menguap terlebih dahulu dan terpisah dari campuran etanol-air. Di bagian sektor 4, uap
tersebut akan mengalami kontak dengan isian kolom (packing) dan mengalami pengembunan
kembali di sepanjang kolom karena masih mengandung air sehingga yang benar-benar
terpisah atau menguap hingga ujung kolom adalah etanol murni. Uap etanol tersebut bergerak
menuju kondenser yaitu sektor 5 (sistem pendingin), lalu terjadi proses pendinginan uap
hingga mengembun/cair. Hal ini terjadi karena adanya pengaliran air pendingin di sepanjang
pipa/tube yang berada dalam sebuah cangkang/shell, dimana uap etanol yang mengembun
berada dalam shell tersebut. Proses ini berjalan terus menerus hingga akhirnya dapat
memisahkan seluruh senyawa-senyawa yang ada dalam campuran homogen etanol-air
tersebut.
Tahap operasi berakhir setelah didapat cukup data kondisi operasi unit distilasi selama
2 jam. Tahap shutdown dimulai dengan menutup katup steam untuk menghentikan
pemanasan dan membiarkan air pendingin tetap menyala untuk beberapa saat. Kemudian
pompa umpan dimatikan dilanjutkan dengan menutup katup umpan ke sektor 2 dan
penutupan katup air pendingin. Panel control lalu dimatikan dan katup udara tekan ditutup.
Berdasarkan data pengamatan mengenai kurva suhu terhadap waktu, umumnya suhu
operasi setiap unit akan meningkat saat tahap persiapan dan pemanasan awal terutama zat
saat di bagian sektor 3 dan 4 kemudian menurun seiring dialirkannya air pendingin dan
setelah dilakukannya tahap shutdown.
VI. KESIMPULAN
1. Distilasi merupakan proses pemisahan campuran berdasarkan perbedaan
kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan atau didefinisikan juga
teknik pemisahan bahan kimia yang berdasarkan perbedaan titik didih.
2. Tahap pengoperasian pada proses destilasi :
a) Start Up
b) Operasi
c) Shut Down
3. Sektor-sektor dalam unit distilasi adalah :
a) Sektor umpan
b) Sektor zat yang dipanaskan
c) Sektor zat yang memanaskan
d) Sektor pemisahan
e) Sektor pendinginan
f) Sektor panel kontrol
Daftar Pustaka
Anonim. Modul Praktikum Operasi Teknik Kimia 2 (Bab Penyulingan). Teknik Kimia
Politeknik Negeri Sriwijaya.
Mentari. (2010). Distilasi (online). http://rusyanirini.blogspot.com/2012/05/destilasi-zat-
cairdestilasi-sederhana.html (Diakses tanggal 08 Des. 2012)