Anda di halaman 1dari 30

HUBUNGAN STRUKTUR,

KELARUTAN DAN
AKTIVITAS BIOLOGIS

Anggi Restyana S.Farm., Apt.


Pendahuluan
 Kelarutan terkait dengan kelarutan senyawa
dalam media yang berbeda (ekstrem), yaitu
pelarut polar dan non polar.

 Gugus hidrofilik (lipofobik), gugus yang dapat


meningkatkan kelarutan molekul dalam air.

 Gugus lipofilik (hidrofobik), gugus yang dapat


meningkatkan kelarutan molekul dalam lemak
Gugus Hidrofilik dan Hidrofobik
Hubungan Sifat Hidrofilik dan
Lipofililik suatu senyawa

Sifat Kelarutan dlm Lemak Sifat Kelarutan Air

Senyawa Lipofilik Senyawa Hidrofilik


Perjalanan Obat
aqueous lipid aqueous
solution bilayer solution

Media Membran Cairan


Pembawa sel tubuh
Koefisien Partisi
 Overton(1901)
Kelarutan senyawa organik dalam lemak berhubungan
dengan mudah atau tidaknya penembusan membran
sel.
 Senyawa non polar → Log P besar → mudah
menembus membran secara difusi pasif
 Parameter Kelarutan suatu senyawa ditunjukkan
dengan Log P (Koefisien Partisi)
Konsentrasi dalam pelarut non polar
P=
Konsentrasi dalam pelarut polar
Hubungan antara Log P dan
Aktivitas
0.5
0
-2 -1 -0.5 0 1 2
-1
log(1/C)

-1.5
-2
-2.5
-3
-3.5
-4
-4.5
log Pi
Aktivitas Biologis Senyawa Seri
Homolog
 Senyawa seri homolog : senyawa yang
mempunyai gugus fungsional sama tetapi
panjang rantai karbonnya tidak sama.

 Contoh senyawa seri homolog:


- anti bakteri : n-alkohol, alkilresorsinol,
alkilfenol, akilkresol
- anestesi setempat : Ester asam para-
aminobenzoat
- hormon estrogen: Alkil 4, 4’-stilbenediol
1. Rantai C  = lipofilisitas  = aktivitas 

Grafik Hubungan Kelarutan dan aktivitas antibakteri n-


n- alkohol primer
terhadap kuman Bacillus typhosus (A) dan Staphylococcus aureus(B).
C = garis kejenuhan (Ferguson)
2. Aktivitas akan menurun drastis jika
rantai C melebihi panjang maksimum

Jika panjang atom C terus ditingkatkan


maka:
Kelarutan senyawa dalam air 
Kelarutan dalam cairan luar sel 
Proses transport senyawa ke reseptor 
Aktivitasnya akan turun secara drastis
Antibakteri
1. Seri Homolog n-Alkohol
Interaksi Alkohol dengan membran
bakteri
Hub Kuantitatif Struktur-Aktivitas
Antibakteri Alkohol
1. Rantai C semakin panjang = aktivitas semakin 
Pada beberapa bakteri ada panjang maksimum
Bacillus Typhosus pada jumlah atom C= 8 (oktanol)
Staphylococcus aureus pada jumlah atom C = 5
(amilalkohol)
2. Adanya Percabangan akan menurunkan aktivitas
3. Adanya ikatan rangkap menurunkan aktivitas
4. Alkohol dengan BM besar (setilalkohol) tidak
mempunyai aktivitas anti bakteri
Antibakteri
2. Seri Homolog 4-n-Alkilresorsinol
aktivitas antibakteri
terhadap
Bacillus Typhosus
mencapai maksimum
pada jumlah C=6
Staphylococcus aureus
mencapai maksimum
pada jumlah C=9
Anestesi Lokal
Overton dan Meyer (1899)
Koefisien partisi dihubungkan dengan aktivitas biologi hipnotik dan
anestetik, obat – obat penekan SSP

Teori Lemak:
A. Senyawa kimia yang tidak reaktif dan mudah larut dalam
lemak (eter, hidrokarbon) dapat menimbulkan efek narkosis
pada jaringan hidup sesuai kemampuannya terdistribusi dalam
sel saraf.
B. Efek terlihat jelas terutama pada sel yang mengandung lemak
(sel saraf)
C. Efisiensi anestesi atau hipnotik tergantung pada koefisien
partisi lemak/air
Kesimpulan Teori Lemak:
1. Ada hubungan antara aktivitas anestesi dengan
koefisien partisi lemak/air.
2. Hanya menyatakan afinitas suatu senyawa
terhadap tempat aksi saja
3. Tidak menjelaskan bagaimana mekanisme
biologinya.
4. Tidak dapat menjelaskan mengapa senyawa yang
mempunyai koefisien partisi lemak/air besar tidak
selalu mempunyai efek anestesi

Teori lemak selanjutnya dilengkapi dengan teori


anestesi sistemik berdasarkan sifat fisik (ukuran
molekul) (Wulf- Featherstone) dan Pembentukan
mikrokristal hidrat (Pauling)
Senyawa kimia (eter, kloroform, Nitrogen Oksida) →
Struktur Berbeda, aktivitas sama (efek narkosis) →
hal ini karena sifat fisika sama

Pada senyawa seri homolog, aktivitas akan meningkat


sesuai dg kenaikan jumlah atom C
PERTEMUAN IV
Prinsip Fuhner
- Anggota seri homolog yang lebih tinggi, untuk
mencapai aktivitas sama memerlukan kadar lebih
rendah (sesuai deret ukur)
1/31, 1/32, 1/33, 1/3n, ........
Tjd pada → obat penekan SSP turunan
alkohol,keton, amin, dll
- perubahan sifat fisika (kelarutan,tekanan uap,
tegangan permukaan, distribusi obat pada pelarut tak
campur) kadang sesuai jg dengan deret ukur
Hubungan sifat n-alkohol dengan Jumlah atom C
Prinsip Ferguson
 Kadar toksis anestesi sangat ditentukan oleh
keseimbangan distribusi pada fasa –fasa
yang heterogen yaitu fasa eksternal dan
biofasa (Reseptor)

 Pada keadaan setimbang kecenderungan


obat untuk meninggalkan reseptor dan fasa
eksternal adalah sama.

 Aktivitas obat untuk meninggalkan fasa


disebut aktivitas termodinamik
 Persamaan aktivitas termodinamika (a) obat
yang berupa gas atau uap:
uap:
a= Pt/Ps
Pt = Tekanan parsial senyawa dalam larutan untuk
dapat menimbulkan efek biologi
Ps = Tekanan uap jenuh senyawa
 Persamaan aktivitas termodinamika (a) obat
yang berupa larutan
larutan::
a = St/So
St = Kadar molar senyawa untuk dapat menimbulkan
efek biologi
So = Kelarutan senyawa
Kesimpulannya……
 Bila Pt/Ps atau St/So besar (1-0,01), artinya
senyawa didistribusikan keseluruh organisme
tanpa diikat tetap dalam sel dan
keseimbangan terjadi pada fasa eksternal
dengan biofasa

 Bila Pt/Ps atau St/So kecil (<0,01), senyawa


akan terikat pada reseptor tertentu dalam sel
dan keseimbangan antara obat dan reseptor
terjadi pada sel atau di dalamnya
 Contoh hubungan penghambatan enzim
suksinat dehidrogenase oleh beberapa
senyawa dengan aktivitas termodinamika.

Senyawa Kadar molar yang menyebabkan Aktivitas


penghambatan 50% masukan termodinamik
oksigen
• Etiluretan 0.65 0.117

• Feniluretan 0.003 0.20

• Propionitril 0.48 0.24

• Valeronitril 0.08 0.36

• Vanilin 0.011 0.0002


Dari tabel terlihat senyawa 1 sampai 4:
- Aktivitas termodinamika >0.01
- Aktivitas biologi dihasilkan oleh sifat
fisika kimia tertentu
- Struktur senyawa bersifat tidak
spesifik
Penggolongan Obat
(model kerja Farmakologi)
1. Senyawa tidak spesifik
 Tidak berinteraksi dg reseptor spesifik
 Aktivitas biologis tidak dipengaruhi struktur kimia tp
sifat kimia fisika (ex : sifat termodinamik)
 Efek ditimbulkan karena akumulasi obat pada
daerah yang penting dari sel sehingga
menyebabkan ketidakteraturan proses
metabolisme
 Contoh :
 Anestesi sistemik berupa gas  etil klorida, kloroform,
eter, nitrogen oksida
 Insektisida berupa uap  timol, kresol, n-alkohol
Hubungan aktivitas termodinamik
dan aktivitas biologis
Nama Senyawa Puap Pparsial A Kadar
anestesi
(Ps) (Pt) (Pt/Ps) (%)
• Nitrogen oksida 59.300 760 0.01 100

• Etilen 49.500 610 0.01 80

• Asetilen 51.700 495 0.01 65

• Etil klorida 1.780 38 0.02 5

• Etil eter 830 38 0.05 5

• Vinil eter 760 30 0.01 4

• Etil bromida 725 14 0.02 1.9


2. Senyawa spesifik
 Bekerja pada reseptor spesifik
 Aktivitas biologis tidak tergantung pada
aktivitas termodinamik (a< 0.01) tapi pada
struktur kimia
 Aktivitas ditentukan kereaktifan kimia, bentuk,
ukuran, stereokimia, gugus fx, resonansi,
interaksi dg rec.,dll
Perbedaan Spes-NonSpes
Obat dengan struktur berbeda memiliki
efek sama
Dengan perubahan struktur tidak
menyebabkan perubahan efek (co:
diuretik)
Obat spesifik namun aktivitasnya
ditentukan oleh sifat kimia fisikanya
(co: penisilin)

Anda mungkin juga menyukai