Anda di halaman 1dari 7

Nam : Nur Fadilah

Nim : 16220072

Tugas Analisis Kasus Tindak Pidana Ekonomi Sesuai Dengan Materi Presentasi

TEMPO.CO, Jakarta - Praktisi hukum pada RIS & Associates Law Firm, Fattah Riphat
meminta Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (Ditjen HKI), Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia (Kemkumham) menolak permohonan merek dan logo Kaki Tiga, yang
diajukan Wen Ken Drug Co Pte Ltd.
Fattah menyebutkan, meskipun sudah ada pencoretan merek Cap Kaki Tiga dan Lukisan, masih
terdapat pendaftaran baru atas merek tersebut dengan status pengumuman pada laman Ditjen
HKI.

“Kami sudah melayangkan surat keberatan kepada Ditjen HKI, pada tanggal 9 April 2018. Kami
keberatan atas pengumuman pendaftaran merek-merek dengan logo Kaki Tiga,” kata Fattah
melalui keterangan tertulis yang disampaikan kepada pers di Jakarta, Rabu 2 Mei.

Ia menyebutkan, pada e-Status Kekayaan Intelektual, yang diunggah di laman Ditjen HKI,
menyebutkan bahwa perusahaan berkedudukan di Singapura itu telah mendaftarkan merek-
merek dengan logo Kaki Tiga (merek figuratif) atas nama Wen Ken Drug Co.Pte.Ltd dengan
nomor D002015039273.

Selain itu, turut didaftarkan merek Cap Kaki Tiga+Logo atas nama Wen Ken Drug Co Pte Ltd
(D002015039268) dan merek Cap Kaki Tiga + Logo atas nama Wen Ken Drug Co Pte Ltd.

“Kami keberatan karena logo menyerupai atau merupakan tiruan dari


lambang/simbol/emblem/mata uang Isle of Men. Seharusnya permohonan itu ditolak sesuai
ketentuan Pasal 6 ayat (3) huruf b UU Merek Tahun 2001,” tegas Fattah.

Ia meyakini bahwa Ditjen HKI bakal menolak permohonan itu, karena diduga merek tersebut
merupakan tiruan atau menyerupai nama atau singkatan nama, bendera, lambang atau simbol
atau emblem negara atau lembaga nasional maupun internasional.

“Kecuali atas persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang,” katanya.


Fattah menduga ada itikad tidak baik di balik pendaftaran merek Cap Kaki Tiga. Sebab, Ditjen
HKI, sejak 2 September 2016 telah membatalkan pendaftaran merek Cap Kaki Tiga dan Lukisan.

Pencoretan dilakukan atas perintah Putusan Nomor: 85PK/Pdt.Sus-HKI/2015. Jo. Nomor: 582
K/Pdt.Sus-HaKI/2013. Jo. Nomor: 66/Merek/2012/PN.Niaga.Jkt.Pst.

Berdasarkan putusan, merek Cap Kaki Tiga dicoret dari daftar umum merek, pendaftaran merek
Cap Kaki Tiga dan Lukisan serta sertifikat merek yang bersangkutan dinyatakan tidak berlaku
lagi.
Hal itu diperkuat Putusan Nomor: 85PK/Pdt.Sus-HKI/2015. Jo. Nomor: 582 K/Pdt.Sus-
HaKI/2013. Jo. Nomor 66 / Merek / 2012 /PN. Niaga.Jkt.Pst yang menyatakan Wen Ken Drug
Co Pte Ltd melakukan itikad tidak baik dalam mendaftarkan seluruh merek dagang Cap Kaki
Tiga.

Pengadilan Niaga Jakarta Pusat juga menyatakan bahwa seluruh merek dagang Cap Kaki Tiga
atas nama Wen Ken Drug Co Pte Ltd menyerupai atau merupakan tiruan dari
lambang/simbol/emblem/mata uang Isle of Men.

Selain itu, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat juga membatalkan atau setidak-tidaknya menyatakan
batal seluruh sertifikat merek Cap Kaki Tiga atas nama Wen Ken Drug Co Pte Ltd dan
mencoretnya dari daftar umum merek Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual dengan
segala akibat hukumnya.

“ Langkah hukum sementara yang kami lakukan adalah mengajukan keberatan kepada Ditjen
HKI terhadap pengumuman pendaftaran merek-merek Cap Kaki Tiga. Kami masih menunggu
tanggapan,” kata Fattah soal kasus hukum Cap Kaki Tiga.
Analisis Kasus

Merek adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan
warna, atau Sebagaimana negara-negara yang berdasarkan pada hukum, Indonesia sebagai salah
satunya juga memiliki Undang-Undang Perlindungan HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual)
yang mencakup Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek. Dalam Bab | Ketentuan
Umum Pasal 1 disebutkan bahwa kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya
pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. Hukum tentang Merek ini
sekiranya cukup untuk melindungi merek suatu produk atau jasa dari pihak-pihak yang beritikad
tidak baik.

Pada tahun 1978, PT. Sinde Budi Sentosa menerima lisensi untuk penggunaan merek
dagang Cap Kaki Tiga dari Wen Ken Drug Co (Pte) Ltd di Singapura. Perjanjian lisensi itu
bersumber dari kesepakatan para pihak. Sejak 1978 hingga kini telah terjadi perikatan diam-diam
antara kedua perusahaan. Namun, faktanya Wen Ken memberi lisensi atas merek Cap Kaki Tiga
pada PT Sinde Budi untuk memproduksi dan memasarkan produk Cap Kaki Tiga di Indonesia
(http:// www.hukumonline.com/berita/baca/hol22746/ perjanjian-lisensi-icap-kaki-tigai-tetap-
sah).

Cap Kaki Tiga yang merupakan merek dagang untuk minuman kesehatan berupa larutan
penyegar pertama kali diperkenalkan pada 1980- an. Larutan penyegar produksi PT. Sinde Budi
Sentosa muncul sebagai pioner obat panas dalam di pasar Indonesia. Selama puluhan tahun,
larutan penyegar yang terkenal dengan simbol badak ini mampu tumbuh dan berkembang hingga
menjadi produk andalan PT. Sinde Budi Sentosa.

Perjanjian kerjasama yang sudah berjalan sejak tahun 1978 mengalami perubahan yang
dinilai PT. Sinde Budi Sentosa persayaratannya sangat memberatkan dari segi hukum , maka
manajemen PT. Sinde Budi Sentosa mengambil keputusan untuk mengganti merek logo dari Cap
Kaki Tiga menjadi Cap Badak. (http://info- fokus.blogspot.com/2011/12/perbedaan-larutan-
penyegar-cap-badak.html)

Sesuai dengan prinsip yang dianut dalam Undang-Undang Merek Indonesia, yakni first to
file principle, bukan first come, first out, pemegang merek baru akan diakui atas
kepemilikan mereknya kalau merek itu dilakukan pendaftaran. Berdasarkan kepada prinsip ini,
maka seseorang yang ingin memiliki hak atas merek dia harus melakukan pendaftaran atas
merek yang bersangkutan. Namun, dalam pasal 5 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001
dikatakan bahwa merek tidak dapat didaftarkan apabila merek tersebut tidak memiliki daya
pembeda.

Jika ditilik lebih lanjut, kemasan Larutan Cap Badak memiliki banyak kemiripan dengan
kemasan Larutan Cap Kaki tiga yang merupakan merek dagang dari Wen Ken Drug Co (Pte)
Ltd. Dalam hal ini, PT. Sinde Budi Sentosa semestinya tidak dapat mendaftarkan hak merek dari
produk yang dimilikinya karena memiliki kemiripan atau kesamaan dengan kemasan Larutan
Cap Kaki Tiga.

Adapun persamaan yang terdapat dalam kedua produk tersebut antara lain :
- Bentuk botol
- Tutup Botol warna biru
- Warna kemasan:
- Tulisan arab
- Cara penempatan khasiat produk,
- Cara menempatkan tulisan komposisi,
- Cara menempatkan gambar varian rasa, Cara menempatkan logo dan tulisan “larutan
penyegar” di tengah

Dalam hal ini, unsur merek yang diusung PT. Sinde Budi Sentosa secara tidak langsung
memiliki unsur yang sama dengan produk Larutan Cap Kaki Tiga. Namun, permohonan merek
dagang kepada Direkotorat Jenderal HAKI oleh PT. Sinde Budi Sentosa berhasil lolos pada
tahun 2004 dengan merek Larutan Penyegar Cap Badak untuk kelas 32 (minuman penyegar) dan
05 (minuman kesehatan) yang masing-masing terdaftar dengan nomor IDM000241894 dan
IDM000152059. PT. Sinde Budi Sentosa mendapat merek dagang dari Direktorat Jenderal HAKI
karena pada tahun 2004 Wen Ken Drug Co (Pte) Ltd. belum mendaftarkan merek dagang
Larutan Penyegar Cap Kaki Tiga ke Direktorat Jenderal HAKI, sehingga Larutan Penyegar Cap
Kaki Tiga belum tercatat secara hukum dalam Direktorat Jenderal HAKI Indonesia. Wen Ken
Drug Co (Pte) Ltd. baru mendaftarkan merek Larutan Penyegar Cap Kaki Tiga kepada Direktorat
Jenderal HAKI pada tahun 2008.

Wen Ken Drug Co (Pte) Ltd. di Singapura memutuskan perjanjian dengan PT. Sinde
Bude Sentosa secara sepihak dan memindahkan lisensi penggunaan merek dagang Cap Kaki
Tiga ke PT. Kinocare Era Kosmetindo pada tahun 2008. Pemindahaan lisensi ini diantaranya
karena PT. Sinde Budi Sentosa keberatan Sinde untuk membayar royalti 5-10 persen per tahun,
keengganan mereka untuk mencantumkan lisensi, dan pemeriksaan produksi.

Di tahun yang sama, PT. Sinde Budi Sentosa melakukan gugatan terhadap Wen Ken
Drug Co (Pte) Ltd. Gugatan dilayangkan lantaran Wen Ken Drug Co (Pte) Ltd. telah
menghentikan perjanjian lisensi secara sepihak terhitung 7 Februari 2008 dan berniat
mengalihkan lisensi merek Cap Kaki Tiga ke pihak lain. PT Sinde Budi menilai pengakhiran itu
tidak sah.

Sengketa merek antara PT. Sinde Budi Sentosa dengan Wen Ken Drug Co (Pte) Ltd
berakhir di Pengadilan Niaga Jakarta. Majelis memenangkan mereka penggugat, PT Sinde Budi
Sentosa. Majelis berpendapat, minuman penyegar Cap Kaki Tiga memiliki persamaan pada
pokoknya dengan merek milik penggugat, PT Sinde Budi Sentosa. Majelis hakim menyatakan
bahwa pendaftaran merek Cap Kaki Tiga dengan No.IDM000241894 oleh Wen Ken Drug
dilakukan dengan itikad tidak baik. Karena dapat menyesatkan konsumen yang mengira produk
tergugat berasal dari penggugat.

Merek yang sama pada pokoknya dengan merek terdaftar milik pihak lain ialah merek
yang digunakan dengan merek yang terdaftar sebagai milik orang lain tersebut ada kemiripan
karena adanya unsure-unsur yang menonjol antara merek yang digunakan dengan merek yang
terdaftar sebagai milik orang lain. Keadaan tersebut dapat menimbulkan kesan adanya
persamaan, baik mengenai bentuk, cara penempatan, cara penulisan, atau kombinasi antara
unsur-unsur ataupun persamaan bunyi ucapan yang terdapat dalam kedua kelompok tersebut
(Pasal 6 Ayat (1) huruf a Undang-Undang Merek). Timbulnya kesan mengenai merek seolah-
olah merek yang sah untuk suatu jenis barang yang sama dapat menimbulkan kerugian secara
ekonomi bagi si pemegang merek yang terdaftar untuk barang yang dilekati merek tersebut
(Adami Chazawi, 2007 : 151).

Anda mungkin juga menyukai